Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROSES RESPIRASI, HORMON PERTUMBUHAN DAN METABOLISME


PADA TANAMAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup
Dosen Pengampu: Rina Rahayu, M.Pd.

Disusun oleh:

Niken Apriliani (1810303012)


Wahyu Hidayanti (1810303030)
Efrina Ajeng Laylia (1810303052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
Makhluk Hidup dan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi kepada
penulis dan pembaca yang diharapkan dapat memberikan manfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
memohon kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen
pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup yang kami harapkan
sebagai bahan koreksi untuk kami agar lebih baik.
Wassalamusalaikum wr.wb.

Magelang, 24 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................4
a. Latar Belakang............................................................................................4
b. Rumusan Masalah.......................................................................................4
c. Tujuan ........................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................5
a. Respirasi pada Tumbuhan......................................................................5-12
b. Hormon-Hormon Pertumbuhan Tumbuhan.........................................12-18
c. Metabolisme Tumbuhan......................................................................18-20
BAB III. PENUTUP............................................................................................21
a. Kesimpulan...............................................................................................21
b. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respirasi sel merupakan proses yang terjadi dalam sel untuk
menghasilkan energi bagi tumbuhan. Respirasi terdiri dari suatu rangkaian rekasi
kimia, dimana didalamnya karbohidrat dan molekul organik lainnya dioksidasi
untuk mendapatkan energi yang terdimpan dari hasil fotosintesis untuk
pertumbuhan serta pemeliharaan sel.
Pada organisme, substrat menghasilkan molekul energi melalui
metabolisme atau biasa disebut respirasi.
Pertumbuhan pada suatu tumbuhan berkaitan erat dengan pertumbuhan
atau aktivitas pada bagian lainnya. Proses perkembangan serta pertumbuhan
bagian tubuh tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh zat kimia yang disebut
hormon. Hormon tumbuhan atau yang sering disebut dengan fitohormon
merupakan sekumpulan zat-zat yang membantu proses pertumbuhan tanaman.
Hormon pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu hormone endogen dan
hormone eksogen.
Metabolisme yang ada pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua
yakni metabolisme primer dan metabolisme sekunder.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana proses respirasi pada tumbuhan?
b. Apa saja yang termasuk hormon - hormon yang berperan dalam
pertumbuhan tanaman?
c. Bagaimana mekanisme tumbuhan memproduksi senyawa metabolisme?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
a. Mengetahui proses respirasi pada tumbuhan
b. Mengetahui hormon - hormon yang berperan dalam pertumbuhan tanaman
c. Mengetahui mekanisme tumbuhan memproduksi senyawa metabolisme

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. RESPIRASI PADA TUMBUHAN


a. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses pembebasan suatu energi dimana energi
tersebut tersimpan di dalam zat sumber energi melalui proses kimia dan
menggunakan oksigen. Respirasi dapat diartikan pula dengan reaksi oksidasi
senyawa organik dimana berfungsi untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan itu sendiri. Proses
respirasi menghasilkan energi kimia dalam bentuk ATP atau NADH dan
FADH, serta karbondioksida untuk keseimbangan karbon di alam. Respirasi
pada tumbuhan ini berlangsung siang dan malam. Hal tersebut dikarenakan
cahaya bukan suatu syarat dalam respirasi sehingga respirasi berlangsung
sepanjang waktu selama tumbuhan tersebut hidup.
b. Macam-macam Respirasi
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, respirasi dibedakan menjadi:
1) Respirasi Aerob, adalah respirasi yang membutuhkan oksigen,
penguraian yang terjadi lengkap hingga menghasilkan suatu energi,
karbondioksida, serta uap air. Respirasi aerob terjadi pada semua
makhluk hidup, berlangsung seumur hidup, menghasilkan energi yang
besar, dan tidak merugikan tumbuhan.
2) Respirasi Anaerob, adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen,
namun bahan organik yang terurai tidak lengkap, jarang terjadi dan
hanya dalam keadaan tertentu saja. Respirasi anaerob bersifat sementara,
menghasilkan energi yang kecil, apabila terjadi secara terus menerus
maka akan menghasilkan senyawa yang beracun bagi tumbuhan, hasil
akhir dari respirasi ini yaitu alkohol atau asam laktat serta
karbondioksida.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respirasi
Ada dua faktor yang mempengaruhi respirasi yaitu:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan,
antara lain:

5
a. Jumlah plasma dalam sel
Jaringan meristem muda mempunyai sel-sel yang masih penuh
dengan plasma visibilitas tinggi, kecepatan respirasinya lebih besar
dibandingkan dengan jaringan yang lebih tua dengan plasma yang
sedikit.
b. Jumlah substrat respirasi dalam sel
Kandungan substrat yang sedikit pada tumbuhan maka laju
respirasinya akan rendah. Begitu sebaliknya, kandungan substrat
yang banyak pada tumbuhan maka laju respirasinya tinggi pula.
Substrat utama respirasi tersebut yaitu karbohidrat.
c. Umur dan tipe tumbuhan
Tumbuhan muda respirasinya lebih tinggi dibandingkan dengan
tumbuhan yang telah dewasa atau tua, karena tumbuhan muda
jaringannya masih muda dan berkembang dengan baik. Pada saat
pekecambahan, laju respirasi tinggi dan akan tetap tinggi saat fase
pertumbuhan vegetatif awal kemudian menurun seiring
bertambahnya umur tumbuhan.
2) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari luar lingkungan, antara
lain:
a. Suhu
Kenaikan suhu dapat menyebabkan kenaikan laju respirasi. Kenaikan
suhu yang melebihi batas kerja enzim dapat menurunkan laju
respirasi. Hal tersebut dikarenakan enzim respirasi tidak dapat
bekerja dengan baik saat suhu terlampau tinggi.
b. Kadar oksigen
Pengaruh kadar oksigen berbeda-beda pada setiap jenis tumbuhan.
Namun, semakin tinggi kadar oksigen di atmosfer, maka kecepatan
respirasi tumbuhan juga akan semakin tinggi.
c. Kadar karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang semakin tinggi akan menyebabkan
proses respirasi terhambat. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi
karbondioksida yang tinggi dapat menyebabkan stomata tertutup

6
sehingga pertukaran gas atau oksigen menjadi terhambat dan tidak
dapat diserap tumbuhan.
d. Kadar air dalam jaringan
Kadar air yang tinggi dalam jaringan maka respirasi yang terjadi akan
semakin cepat.
e. Cahaya
Laju respirasi pada jaringan tumbuhan dapat meningkat dengan
adanya cahaya karena cahaya berpengaruh dengan substrat respirasi
yang dihasilkan dari fotosintesis.
f. Luka dan stimulus mekanik
Laju respirasi pada tumbuhan dapat naik dengan adanya luka atau
kerusakan jaringan (stimulus mekanik) untuk sementara waktu.
g. Garam-garam mineral
Laju respirasi dapat meningkat apabila akar menyerap garam-garam
mineral dari dalam tanah.
d. Mekanisme Respirasi
1) Mekanisme Respirasi Aerob
 Glikolisis
Merupakan rangkaian reaksi kimia dimana dapat mengubah
gula heksosa (glukosa) menjadi asam piruvat. Berlangsung di dalam
sitoplasma sel dan tidak membutuhkan oksigen. Fase glikolisis:
a. Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga
karbon)
Glukosa difosforilasi oleh ATP serta enzim heksokinase
membentuk glukosa6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya yaitu
perubahan gula aldosa menjadi gula ketosa yang dikatalis oleh
enzim fosfoglukoisomerase dan membentuk fruktosa-1,6-difosfat
dan ADP yang kemudian dipecah menjadi gliseraldehida-3-fosfat
dan dihidroasetonfosfat (dengan bantuan enzim aldolase),
selanjutnya dikatalis oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi
gliseraldehida-3-fosfat. Fase ini membutuhkan energi 2 ATP.
b. Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam

7
piruvat)
Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-
difosfogliserat yang melibatkan fosfat anorganik dan reduksi
NAD menjadi NADH2 dibantu enzim fosfogliseraldehida
dehidrogenase, kemudian diubah lagi menjadi 3-fosfogliserat dan
ATP dibentuk, selanjutnya diubah menajdi asam 2-fosfogliserat
oleh enzim fosfogliseromutase. Enzim enoalse membantu
pelepasan air dari 2-fosfogliserat dan membentuk asam
fosfoenolpiruvat kemudian diubah menjadi asam piruvat dan
ATP dibentuk. Fase ini menghasilkan energi 2 NADH2 dan
4ATP.

Gambar 1. Proses Glikolisis

 Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat


Merupakan proses mengubah asam piruvat yang merupakan
hasil tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA yang
direaksikan dengan asam oksaloasetat yang kemudian akan masuk ke
siklus krebs. Berlangsung dalam membran luar mitokondria. Proses
dekarboksilasi oksidatif piruvat yaitu :
Asam piruvat + CoA + NAD+ → Asetil-CoA + CO2 + NADH + H+

8
Gambar 2. Proses Dekarboksilasi Oksidatif
 Siklus Krebs
Merupakan pembongkaran asam piruvat dengan cara aerob
menjadi kaebondioksida, air dan energi kimia. Berlangsung dalam
matriks mitokondria. Fase siklus krebs:
a. Fase pembentukan asam sitrat
Kondensasi asetil-CoA dengan asam oksaloasetat
membentuk asam sitrat dan pembebasan koensim A dibantuk
enzim kondensasi sitrat.
b. Fase regenerasi asam oksaloasetat
Hidrasi asam asetat membentuk asam sis-akonitat
kemudian diubah menjadi asam isositrat, selanjutnya diubah lagi
menjadi asam oksalosuksinat dan membentuk NADH 2 atau
NADPH2.
Dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-
ketoglutarat diubah menjadi asam suksinil-SCoA oleh enzim α-
ketoglutarat dehisrogenase, NAD dan CoASH, kemudian diubah
lagi menjadi asam suksinat dan CoASH. Oksidasi asam suksinat
membentuk asam fumarat dibantu oleh suksinat dehidrogenase
dan FAD. Siklus krebs menghasilkan energi 5 NADH2, 2 FADH2,
2 ATP dan 4 CO2.

9
Gambar 3. Siklus Krebs

 Transpor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif


Transpor elektron diperlukan untuk menghasilkan ATP.
Berlangsung dalam membran mitokondria bagian dalam.
Pengangkutan elektron berlangusng dari senyawa perantara menuju
senyawa yang berpotensi besar menerima elektron. Oksigen
berpotensi besar menerima elektron. Setiap mitokondria memiliki
ribuat sistem pengangkutan elektron. Proses transpor elektron:

10
Gambar 4. Transpor Elektron

 Jalur pentosa fosfat


Merupakan perbedaan lintasan rangkaian reaksi bagi tumbuhan selain
glikolisis dan siklus krebs bagi tumbuhan supaya mendapatkan energi
dari oksidasi gula menkadi karbondioksida dan air. Proses jalur pentosa
fosfat:

Gambar 5. Jalur Pentosa Fosfat


Fungsi lintasan pentosa fosfat:
- Produksi NADPH untuk menghasilkan ATP
- Membentuk senyawa eritosa-4-fosfat yang merupakan bahan
baku pembentukan senyawa fenolik seperti sianin dan lignin.
- Menghasilkan ribulosa-5-fosfat bahan baku ribosa dan
deoksiribosa pada nukleotida RNA serta DNA.
2) Mekanisme Respirasi Anaerob
 Fermentasi
Merupakan proses produksi energi sel yang tidak memerlukan
oksigen. Contoh hasil fermentasi yaitu asam laktat, etanol, dan
hidrogen. Fermentasi alkohol merupakan fermentasi yang umum
terjadi pada tumbuhan. Glukosa diubah menjadi dua molekul etanol

11
dan dua molekul karbondioksida, kemudian diubah menjadi asam
piruvat yang selanjutnya diubah menjadi etanol dan karbondioksida.

Gambar 6. Proses Fermentasi Etanol


 Respirasi Intra Molekuler
Tidak memerlukan oksigen dan hanya ada pengubahan zat
organik satu menjadi zat organik yang lainnya. Contoh perubahan
gula menjadi alkohol. Sejumlah spesies bakteri dapat melakukan
respirasi intramolekuler.
B. HORMON-HORMON PERTUMBUHAN TUMBUHAN
a. Pengertian Hormon
Hormon tumbuhan berasal dari kata Yunani yaitu hormaein yang
berarti menggiatkan. Hormon tumbuhan atau yang sering disebut dengan
fitohormon merupakan sekumpulan zat-zat yang membantu proses
pertumbuhan tanaman (Utami, 2018). Hormon terdiri dari molekul organic
yang dihasilkan oleh suatu bagian tumbuhan dalam konsentrasi yang kecil
kemudian didistribusikan ke bagian yang lain yang nantinya akan
mempengaruhi sel atau organ sebagai bentuk dari respon fisiologis. Respon
yang diberikan oleh hormone tidak hanya memacu namun terkadang proses
diferensiasi atau pertumbuhan akan terhambat dengan adanya hormone
(Campbell et al., 2008).
Hormon pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu hormone endogen dan
hormone eksogen. Hormon endogen merupakan hormone yang dihasilkan
dari individu sendiri sedangkan hormon eksogen merupakan hormon yang
diberikan dari luar individu (Asra et al., 2020). Hormone tumbuhan memiliki
ciri sebagai berikut:

12
a) Berupa senyawa organic yang merupakan hasil biosintesis dari tumbuhan
itu sendiri
b) Dapat ditranslokasikan ke bagian yang lain dari tumbuhan
c) Antara tempat pembuatan dan tempat bekerjanya berbeda.
d) Hormone aktif dalam konsentrasi rendah
Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam kajian hormon tumbuhan.
a) Hormone Tumbuhan (Fitohormon)
Merupakan senyawa organic (non-nutrisi) yang disintesis pada
bagian tertentu tumbuhan yang kemudian ditranslokasikan ke bagian
yang lain pada tumbuhan. Bagian dari tumbuhan yang ditranslokasikan
akan memberikan respon baik secara fisiologis, morfologis ataupun
biokimia.
b) Zat Pengatur Tumbuh
Merupakan senyawa organic yang dapat mendorong ataupun
menghambat pertumbuhan & perkembangan tanaman secara kualitatif.
Senyawa ini aktif dalam konsentrasi yang rendah.
c) Inhibitor
Merupakan senyawa organic yang mampu menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman namun tidak mampu
mendorong pertumbuhan tanaman dalam konsentrasi berapapun.
b. Jenis - jenis Hormon
Para ahli botani menemukan 5 jenis hormon pada tumbuhan yaitu
hormone auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen yang merupakan activator
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sedangkan yang merupakan
inhibitor yaitu asam absisat (Kukerja et al., 2004). Berdasarkan penelitian,
hormone pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
a) Hormone Utama (Mayor)
Merupakan kelompok terbesar hormone yang sangat berpengaruh
dalam merangsang pertumbuhan tanaman. Yang termasuk hormone ini
diantaranya, auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan asam absisat.
b) Hormon Minor
Hormone yang berperan dalam proses pertumbuhan, komunikasi,

13
fisiologi dan ketahanan tubuh tumbuhan. Contoh dari hormone minor
yaitu: asam jamonat, brassinosteroid, peptida dan karrikin.
Setiap jenis hormone tumbuhan memberikan pengaruh yang berbeda -
beda namun respon yang diberikan sangatlah kompleks. Respon yang
diberikan bergantung pada spesies tanaman, fase perkembangan tanaman,
interaksi dengan fitohormon lainnya serta pengaruh factor lingkungan.
Berikut merupakan beberapa jenis hormone dan fungsinya:
1. Hormon Auksin
Istilah auksin berasal dari Bahasa Yunani yaitu auxien yang
berarti meningkatkan. Penemu hormon auksin adalah Fritz Went yaitu
seorang peneliti yang berasal dari Belanda. Auksin di sintesis di dekat
meristem pucuk baik batang maupun daun, yang kemudian di transport
secara polar yaitu pergerakannya kearah bawah. Hal tersebut yang
menyebabkan terdapat perbedaan konsentrasi auksin di tiap-tiap bagian
tumbuhan. Kadar auksin yang berbeda-beda inilah yang menyebabkan
perbedaan respon di setiap bagian tumbuhan.
Auksin pada suatu jaringan tumbuhan mempunyai lebih dari satu
bentuk senyawa kimia, namun senyawa yang aktif dan dipercaya
mempunyai peran dalam mengatur dalam pertumbuhan tanaman yaitu
senyawa Indole-3-Acetic Acid (IAA) (Sedayu et al., 2013). IAA
merupakan suatu senyawa yang merupakan hasil dari biosintesis asam
amino triptopan dengan dibantu oleh enzim IAA-oksidase yang memiliki
fungsi sebagai pengendali dalam berbagai proses fisiologis tumbuhan.

Gambar ujung tanaman merupakan tempat sintesis auksin


Berikut merupakan fungsi dan aktifitas hormon auksin pada
tumbuhan yaitu:
a. Di daerah titik tumbuh berfungsi untuk merangsang pemanjangan

14
sel
b. Menghambat pembentukan tunas lateral
c. Membentuk akar adventif
d. Merangsang terbentuknya floem dan xilem
e. Merangsang pembentukan akar tanaman
f. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
g. Merangsang pengguguran daun (absisi)
2. Hormon Giberelin
Giberelin ditemukan oleh warga jepang pada tahun 1926 yang
bernama Kurosawa. Pada mulanya ia melakukan penelitian tentang
penyakit “bekane” yang menyerang pada padi. Gejala yang ditimbulkan
dari penyakit tersebut yaitu batang dan daun tanaman memanjang tidak
normal. Penyakit tersebut disebabka oleh Giberella fujikuroi. Lalu ia
mengisolasi Giberella fujikuroi dan menginfeksikan ke tanaman yang
lain yang sehat dan hasilnya menunjukkan gejala yang sama.

Gambar giberelin mningkatkan pembelahan sel


Hormone giberelin adalah suatu senyawa organic yang memiliki
peran dalam proses perkecambahan karena hormon ini dapat
mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih tanaman sehingga
metabolisme dari sel meningkat (Bey et al., 2005). Hormone giberelin
dapat mempengaruhi perkecambahan karena ia mampu merangsang
pembentukan dari enzim amilase. Kita tahu sendiri bahwa enzim amilase
berperan dalam memecah senyawa amilum di dalam endosperm
(cadangan makanan). Hormone giberelin disitesis pada meristem tunas
apical & akar, embrio dan daun muda. Fungsi hormone giberelin adalah

15
sebagai berikut:
a. Meingkatkan tinggi tanaman
b. Merangsang terbentuknya bunga dan buah
c. Merangsang perkecambahan biji
d. Merangsang partenokarpi (buah tanpa biji)
e. Mengundurkan pematangan dan pemasakan
f. Memecah dormansi biji
g. Meingkatkan kadar auksin
3. Hormon Sitokinin
Sitokinin ditemukan oleh Gottlieb Haberalnd pada tahun 1914.
Awalnya beliau menemukan senyawa yang memiliki kemampuan untuk
meningkatkan pembelahan sel. Senyawa tersebut selain mendorong
pembelahan sel juga menghasilkan cambium gabus. Senyawa inilah yang
kemudian dikenal dengan nama sitokinin. Bentuk dasar dari hormone
sitokinin yaitu 6-amino purin atau yang biasa dikenal dengan adenine.
Pada tumbuhan hormone sitokinin dapat berasal dari dua sumber
yakni yang berasal dari tanaman itu sendiri (endogenous cytokinin) yang
memiliki peran penting dalam pertubuhan tanaman khususnya dalam
mendukung pembelahan sel (contohnya: zeatin dan kinetin) dan yang
sengaja diberikan pada tanaman yang dapat meningkatkan ketahanan
tanaman pada lingkungan yang buruk (exogenous cytokinin) (contohnya:
6 Bnzimaminopuril/BAP, Thidiauzuron).
Secara alami sitokinin ditemukan dalam kadar yang sangat
sedikit namun dapat memberikan respon yang luas (Hidayati, 2014).
Sitokinin banyak ditemukan di daerah meristematic misalnya di daun
muda, meristem apical dan buah yang masih berkembang. Hormone
sitokinin Fungsi hormone sitokinin pada tumbuhan:
a. Bersama dengan giberelin dan auksin merangsang pembelahan dan
pemanjangan sel
b. Efek anti penuaan
c. Memacu pembesaran sel pada kotiledon
d. Memacu perkembangan kloropas dan sintesis klorofil

16
e. Merangsang dormansi biji dan meningkatkan pertumbuhan embrio
4. Hormone Etilen
Etilen merupakan suatu senyawa yang diperoleh dari reaksi
pembakaran tidak sempurna dari senyawa yang mempunyai banyak
ikatan karbon seperti minyak bumi, batu bara maupun gas alam.
Tanaman yang terkontaminasi oleh gas ini akan timbul gejala yaitu
daun berguguran dan mengeriting, tajuk bunga kehilangan warna dan
batang membengkak.

Gambar tahapan pematangan pada buah pisang


Dalam keadaan normal etilen berbentuk gas. Struktur kimianya
hanya terdiri dari 4 atom hydrogen dan dua atom karbon.

Gambar struktur kimia etilen


Etilen dihasilkan tanaman pada proses pemasakan dan senyawa
ini dapat menguap. Seperti hormone tumbuhan yang lainnya, etilen
terbagi menjadi dua kelompok yaitu etilen edogenous dan etilen
eksogenous. Etilen eksogenous adalah etilen yang dihasilkan oleh
tubuh tumbuhan sedangkan etilen eksogenous yang berasal dari luar
tumbuhan (contoh: Ethepon, eteral dan kalsium karbida). Berikut
adalah beberapa sumber etilen:
a) Hasil pembakaran yang tidak sempurna (gas bui, minyak bumi,
batu bara)

17
b) Asam hasil pembakaran kendaraan bermotor
c) Tumbuhan dengan bahan dasar asam amino jenis methionine
Berikur fungsi dan aktivitas hormone etilen:
a) Merangsang proses pematangan buah
b) Merangsang absisi (pengguguran daun)
c) Mendukung epinasti (pembengkokan tangkai daun kea rah bawah)
d) Mendukung terbentuknya akar adventif
5. Hormon Asam Absisat
Berbeda dengan hormone yang lain, asam absisat bersifat
antagonis yaitu menghambat pertumbuhan tanaman. Asam absisat akan
bekerja sama dengan ZPT yang juga bersifat antagonis. Asam absisat
termasuk molekul seskuiterpenoid yaitu molekul yang memiliki jumlah
atom C sebanyak 15. Banyak yang mengatakan bahwa hormone asam
absisat disebut hormone stres, karena hormone ini akan diproduksi ketika
tumbuhan stress atau dalam cekaman. Pada tanaman hormon asam
absisat dihasilkan pada batang, akar, daun dan buah hijau. Fungsi dari
hormon ini adalah:
a. Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel pada daerah
titik tumbuh tumbuhan
b. Memacu gugurnya daun tumbuhan pada musim kemarau
c. Membantu proses menutupnya stomata di daun agar dapat
mengurangi penguapan
d. Menyebabkan dormansi biji
e. Mempengaruhi perkembangan embrio dan biji

C. MEKANISME TUMBUHAN MEMPRODUKSI SENYAWA


METABOLISME PRIMER DAN SEKUNDER
Metabolisme yang ada pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua
yakni metabolisme primer dan metabolisme sekunder. Pada metabolisme primer
menghasilkan metabolit primer, dan pada metabolisme sekunder menghasilkan
metabolit sekunder. Pada tumbuhan metabolisme primernya seperti respirasi dan
fotosintesis, dimana pada proses tersebut merupakan proses yang esensial bagi

18
kehidupan tumbuhan. Suatu organisme akan terganggu pertumbuhan,
perkembangan, serta reproduksinya apabila tidak adanya metabolime primer
didalam makhluk hidup dan nantinya akan mati.
Sedangkan pada metabolisme sekunder merupakan suatu proses yang
tidak esensial bagi kehidupan dari organisme. Tidak adanya metabolisme
sekunder tidak akan menyebabkan tumbuhan mati secara langsung, akan tetapi
dapat menyebabkanberkurangnya ketahanan hidup tumbuhan secara tidak
langsung (contohnya dari serangan hewan herbivora dan juga hama), ketahanan
terhadap penyakit estetika, ataupun tidak akan memberikan efek sama sekali
bagi tumbuhan tersebut.
Pada fase pertumbuhan, tumbuhan utamanya memproduksi metabolit
primer, sedangkan metabolit sekunder belum atau hanya sedikit di metabolisme.
Sedangkan metabolisme sekunder terjadi pada saat sel dalam tahap diferensiasi
menjadi sel yang lebih terspesialisasi (fasestasioner). Hasil metabolisme dalam
organisme hidup dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu metabolit
primer dan sekunder. Yang termasuk golong dalam metabolit primer adalah
senyawa-senyawa yang diproduksi dan terlibat pada jalur metabolisme primer
(misalnya glikolisis, siklus asam sitrat/siklus Krebs, dan fotosintesis). Contoh
metabolit primer adalah protein, karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida,
danasetil CoA.
Karbohidrat biasa disebut hidrat arang. Terdiri dari dua reaksi
pembentukan dan pemecahan karbohidrat. Tersusun atas monomer molekul-
molekul gula sederhana. Reaksi pemecahan terjadi di membran sel yang
melibatkan proses respirasi dan fermentasi. Reaksi pembentukan terjadi di dalam
kloroplas yang melibatkan penggunaan karbondioksida untuk menghasilkan
monomer gula sederhana (contohnya sukrosa). Protein merupakan salah satu
metabolit primer yang menyusun tubuh organisme. Menurut dogma biologi
molekuler, DNA akan ditranskripsi menjadi RNA, RNA ditranslasi menjadi
triplet kodon yang membentuk asam amino, polimer asam amino merupakan
protein. Lipid merupakan salah satu metabolit primer hasil dari jalur oksidasi
pentose fosfat. Reaksi pembentukan lipid terjadi di dalam sitosol tanaman. Lipid
tersusun atas asam lemak dan gliserol pada umumnya. Asam nukleat merupakan

19
metabolit primer yang menjadi dasar pembentuk materi genetik baik DNA/RNA
dan juga turunannya dapat membentuk protein. Asam nukleat berperan dalam
membentuk purin dan pirimidin.
Metabolit sekunder tanaman merupakan senyawa dengan berat molekul
rendah yang diproduksi tanaman sebagai respon terhadap ancaman lingkungan
dan patogen. Dari hasil studi menunjukkan bahwa produk metabolit sekunder
merupakan senyawa yang diturunkan dari metabolit primer, yaitu karbohidrat,
protein, lipid, dan asam nukleat. Secara sederhana, metabolit sekunder tanaman
terbagi atas tiga golongan besar, yaitu fenolik, senyawa bernitrogen, dan
terpenoid.
Metabolit sekunder tidak digunakan untuk proses pertumbuhan dan unit
untuk setiap organisme. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder berfungsi
sebagai mekanisme pertahanan diri, misalnya sebagai pelindung (protectant) dari
gangguan hama untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Selain sebagai
pelindung, dapat juga berfungsi sebagai penarik (attractan) atau penolak
(repellant) dari serangga atau herbivora. Contoh metabolit sekunder lainnya dari
tumbuhan adalah pigmen-pigmen, senyawa antibiotik, senyawa bioaktif, dan
senyawa aromatik. Produksi senyawa metabolit primer maupun sekunder saat ini
sangat penting, misalnya dalam bidang industri, kesehatan, atau pangan. Sebagai
contoh, saat ini senyawa metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai zat
warna, racun, aroma makanan, obat-obatan, dan sebagainya.

20
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Respirasi pada tumbuhan adalah proses pembebasan energi yang tersimpan
dalam zat sumber energi melalui proses kimia dibantu oksigen untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
2. Respirasi terdiri dari respirasi aerob (glikolisis, dekarboksilasi oksidatif
piruvat, siklus krebs, transpor elektron, jalur pentosa fosfat) dan respirasi
anaerob (fermentasi dan respirasi intramolekuler).
3. Hormon tumbuhan atau yang sering disebut dengan fitohormon merupakan
sekumpulan zat-zat yang membantu proses pertumbuhan tanaman .
4. Hormon terdiri dari molekul organic yang dihasilkan oleh suatu bagian
tumbuhan dalam konsentrasi yang kecil .
5. Metabolisme yang ada pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi dua yakni
metabolisme primer dan metabolisme sekunder.
b. Saran
Dengan materi yang telah dipaparkan diatas, sebaiknya kita
mempelajarinya dengan baik dan bersungguh-sungguh untuk memahami materi
proses respirasi, hormon pertumbuhan, dan metabolisme pada tanaman.

21
DAFTAR PUSTAKA
Asra, R., Samarlina, R. A., & Silalahi, M. 2020. Hormon Tumbuhan. Jakarta: UKI Press
Ata, Khairiah. 2011. Respirasi Pada Tumbuhan. Medan: Biologi Unimed.
http://ataseulanga.blogspot.com/2011/03/makalah-respirasi-pada-tumbuhan.html
Diakses pada 5 Maret 2011.
Bey, Y., Syafii, W., & Ngatirah, N. 2005. Pengaruh Pemberian Giberelin Pada Media
Vacint dan Went terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis
amabilis BL) Secara In Vitro. Jurnal Biogenesis. 1(2): 57-61
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari, Jakarta: Erlangga
Hidayati, Y. 2014. Kadar Hormon Sitokinin Pada Tanaman Kenaf (Hibiscus
cannabinus L.) Bercabang dan Tidak Bercabang. Jurnal Pena Sains, Vo 1, No.1,
Hal: 40-48
Kukreja, K., Suneja, S., Goyal, S. and Narula, N. 2004. Phytohormone production by
azotobacter- a review. Agric. Rev., 25 (1): 70 – 75, 2004
Risa Nofiani. 2008. Urgensi Dan Mekanisme Biosintesis Metabolit Sekunder Mikroba
Laut. Jurnal Natur Indonesia. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Salisbury, F.B. 1985. Plant Physiology. California: Utah State University, Wadsworth
Publishing Company, Belmot.
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM Press.
Sedayu, B. B., Basmal, J., & Utomo. B. S. B. 2013. Identifikasi Hormon Pemacu
Tumbuh Ekstrak Cairan (SAP) Eucheuma cottoni. JPB Kelautan dan Peikanan
Vol. 8 No.1: 1-8
Utami. 2018. Pengaruh Hormon Tumbuh Terhadap Fisiologi Tanaman. Kajian Pustaka.
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

22

Anda mungkin juga menyukai