Anda di halaman 1dari 19

URGENSI TOEFL & IELTS BAGI PERSONIL TNI ANGKATAN LAUT UNTUK

MENDAPATKAN PENDIDIKAN PASCA SARJANA DI LUAR NEGERI

Oleh Mayor Laut (P) Mohamad Taufik

Pendahuluan.

Dalam periode beberapa tahun terakhir ini pemimpin TNI Angkatan Laut
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh personil TNI AL yang ingin
melanjutkan jenjang pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan profesionalisme
dan memperluas wawasan untuk mencapai kemampuan sumber daya manusia yang
mumpuni. TNI AL mendorong semua personilnya untuk mendapatkan pendidikan
tinggi baik setingkat Sarjana (Strata-1), Master (Strata-2) maupun Doktor (Strata-3)
dalam berbagai disiplin keilmuan di berbagai perguruan tinggi yang berada di dalam
maupun luar negeri sejak tahun 2013. Khusus untuk pendidikan tinggi di dalam
negeri pemimpin TNI AL mulai mencanangkan program beasiswa TNI AL bagi 100
orang perwira setiap tahunnya berupa beasiswa yang diberikan untuk 50 kandidat
untuk S-1, 30 untuk S-2, dan 20 untuk S-3 bagi Perwira TNI AL berpangkat Letnan
Satu sampai dengan Kolonel.

Bidang kerjasama pendidikan yang sudah dilaksanakan saat ini adalah


kerjasama pendidikan Pascasarjana antara TNI AL dengan Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan (LPDP) yang tertuang dalam Blue Print Program Pendidikan
Pascasarjana Perwira TNI AL sesuai direktif Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono berupa pendidikan Pascasarjana di berbagai perguruan tinggi terbaik
dunia. TNI AL sudah menyiapkan personel-personel terbaiknya untuk mengikuti
seleksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh LPDP.

Selain program LPDP yang sudah berjalan TNI AL juga sudah akan
mengirimkan para calon Doktor dan calon Master ke berbagai negara, melalui
program beasiswa Indonesia Presidential Scholarship (IPS). Kebijakan ini sejalan
dengan paradigma baru TNI AL yaitu menjadikan TNI Angkatan Laut yang handal
dan disegani serta berwawasan dunia (world class navy) khususnya pada bidang
pendidikan tinggi bagi para Perwira TNI AL sebagai personil militer yang
mengedepankan kemajuan dan pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bagian dari profesionalismenya sebagai prajurit TNI AL.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia dan
merupakan bahasa ibu untuk lebih dari 400 juta orang diseluruh dunia. Setiap hari
jutaan orang menggunakannya di tempat kerja maupun di kehidupan sosial. Ketika
kepala pemerintahan bertemu, Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling sering
digunakan. Dan ketika orang-orang dari bangsa yang berbeda saling bertemu,
Bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa penghubung yang digunakan oleh
mereka. Jadi sudah sewajarnya apabila pemahaman akan Bahasa Inggris melekat
pada setiap personil TNI AL dan bukan menjadi halangan ataupun kendala baik
dalam penugasan maupun perjalanan karier.

Seiring dengan perkembangan kebijakan pendidikan bagi personil TNI AL


tersebut, dalam hal persyaratan untuk mengikuti pendidikan tinggi di luar negeri
terutama di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar
secara umum setidaknya terdapat tiga jenis sertifikasi yang diterima dan diakui di
dunia, yaitu TOEFL, TOEIC, dan IELTS. Dalam tulisan ini, penulis ingin berbagi
sedikit informasi tentang tes sertifikasi Bahasa Inggris yang harus dilalui sebelum
kita dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan pendidikan tinggi di luar negeri.

Saat mendaftar untuk kuliah di luar negeri, kita akan diminta untuk
menunjukkan nilai tes kemampuan Bahasa Inggris baik TOEFL (Test Of English as
a Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System).
Hal ini adalah untuk memastikan bahwa kemampuan kita dalam membaca,
berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris cukup untuk mengikuti pelajaran di
universitas nantinya. Namun, karena kedua tes ini menguji hal yang sama, banyak
kandidat yang bingung tes manakah yang harus mereka ambil. Namun jelas bagi
Personil TNI AL yang ingin mengambil kuliah di luar negeri akan tergantung pada
negara mana yang akan dituju dan sertifikasi yang mana yang harus dibawa maka
tes itulah yang akan dipakai dan hasilnya digunakan.

Sekilas tentang TOEFL

TOEFL atau Test of English as a Foreign


Language adalah sebuah program tes bahasa
Inggris untuk mengukur kemampuan seseorang
dalam bahasa Inggris yang diorganisir oleh sebuah
lembaga di Amerika Serikat yang bernama
Educational Testing Service (ETS) dalam tiga aspek yaitu Listening, Reading, dan
Writing.1 Seiring perkembangan zaman, bahkan negara-negara yang bahasa ibunya
bukan bahasa Inggris, seperti Jepang, Korea, India, Malaysia, Indonesia, dll
mensyaratkan TOEFL Score tertentu bagi calon mahasiswanya, baik yang datang
dari dalam negeri, apalagi jika berasal dari luar negeri. Di Indonesia, TOEFL bahkan
digunakan juga untuk :

 Persyaratan bagi penerimaan karyawan baru di instansi pemerintah,


perusahaan pemerintah dan swasta.

 Syarat penerimaan mahasiswa baru untuk jenjang S2 dan S3.

 Syarat pengajuan beasiswa, baik dari pemerintah maupun swasta.

Pada awalnya, TOEFL diperlukan bagi para pelajar di negara-negara yang


bahasa utamanya bukan bahasa Inggris, tetapi ingin melanjutkan studi ke negara-
negara yang bahasa resminya adalah bahasa Inggris, seperti Amerika Serikat,
Kanada, dan negara-negara Eropa Barat. Ini diperlukan untuk memastikan bahwa
siswa-siswa dari negara berbahasa non-bahasa Inggris tersebut dapat mengikuti
perkuliahan di negara berbahasa Inggris dengan baik. Antara lain untuk :

 Memastikan bahwa mahasiswa tersebut memahami uraian yang


diberikan dosen dalam bahasa Inggris (listening skill).

 Mahasiswa memahami buku-buku textbook yang diwajibkan (reading


skill).

 Mahasiswa mampu membuat tulisan ilmiah dengan tatabahasa yang


benar (writing & grammar skill).

Untuk dapat diterima di negara-negara pengguna Bahasa Inggris, para


kandidat haruslah memiliki TOEFL score minimal 500 (Eropa), bahkan untuk di
Amerika Serikat, TOEFL score yang disyaratkan adalah 550. TOEFL sendiri sudah
beberapa kali mengalami penyempurnaan oleh lembaga penyelenggaranya yaitu
ETS. Bentuk-bentuk TOEFL Test yang pernah diperkenalkan ke publik dan diakui
secara internasional yaitu :

1
http://studentnationaleducation.blogspot.com/2012/11/penjelasan-tentang-toefl-materi-
toefl.html diakses pada 29 Agustus 2014 pukul 15.53
 TOEFL Paper Based Test (PBT) yang terdiri atas 3 section : Listening,
Structure, Reading dengan Maximum Score : 677.

 TOEFL Computer Based Test (CBT) yang terdiri dari 4 section : Listening,
Structure, Reading, Writing dengan Maximum Score : 300.

 TOEFL Internet Based Test (IBT) yang terdiri dari 4 section : Listening,
Reading, Writing, Speaking dengan Maximum score : 120.

TOEFL – PBT (Paper Based Test) adalah test TOEFL yang masih
menggunakan cara manual yaitu menggunakan kertas dan pensil. Materi yang
diujikan adalah Listening, Structure, dan Reading dengan score range 310 – 677.
Lama waktu test adalah 2 - 2,5 jam. Test tersebut marak digunakan saat komputer
dan internet belum seperti sekarang, walaupun demikian masih ada test service
yang menyediakan test PBT tersebut dan hasilnya masih diakui. Pada saat sesi
listening akan diputarkan audio lewat tape recorder atau semacamnya. Belum ada
sesi speaking sehingga kemampuan berinteraksi secara langsung dengan penguji
belum terlaksana.

TOEFL - CBT adalah bentuk kedua, menggantikan TOEFL – PBT. Sistem test
TOEFL - CBT tidak lagi menggunakan paper, tapi langsung dengan komputer.
Semua soal menggunakan software dan setiap soal langsung dijawab/dikerjakan di
komputer. CBT pertama kali dikeluarkan pada tahun 1998. Namun di beberapa
negara di Asia, khususnya Indonesia masih diperkenankan untuk menggunakan
TOEFL – PBT sebagai standar International TOEFL Test. Sehingga pamor CBT di
Indonesia sangat minim. Bahkan hingga sekarang masih banyak masyarakat
Indonesia yang tidak mengetahui apa itu TOEFL - CBT. Materi yang diujikan adalah
Listening, Structure, Reading dan Writing dengan score range 0 – 300. Lama waktu
test adalah 2 – 2,5 jam.

Untuk keperluan pra-seleksi ataupun keperluan intern suatu lembaga, maka


ETS sebagai lembaga pengembang dan penyelenggara tes TOEFL juga
menyelenggarakan TOEFL ITP (Institutional Testing Programme). Jumlah soal dan
tingkat kesulitan TOEFL ITP tidak berbeda dengan Paper Based Test TOEFL
maupun Computer Based Test TOEFL, karena memang soal-soal yang digunakan
pada TOEFL ITP adalah soal tes TOEFL yang telah pernah digunakan sebelumnya.
Perbedaan yang perlu diketahui oleh mereka yang merencanakan mengikuti tes
TOEFL adalah bahwa skor yang diperoleh dari TOEFL ITP dalam pengunaannya
terbatas.

Perguruan tinggi di Amerika, misalnya, hanya akan menerima skor yang


diperoleh dari TOEFL – PBT atau TOEFL - CBT. Selain TOEFL ITP, juga ada
TOEFL Prediction yang biasanya digunakan untuk memperkirakan skor TOEFL
seseorang “sebelum” yang bersangkutan mengikuti tes TOEFL lainnya (Paper
Based Test TOEFL, Computer Based Test TOEFL, TOEFL ITP). Jenis tes TOEFL
Prediction ini pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga atau pusat bahasa atau
tempat-tempat kursus yang menyelenggarakan pelatihan TOEFL.

Sedangkan TOEFL – IBT (Internet Based Test) merupakan TOEFL test terkini
yang dilakukan dengan koneksi internet. Jadi kita cukup berada di depan komputer
yang disertai dengan koneksi internet untuk menjawab soal-soal TOEFL yang
diberikan. Karena faktor kepraktisannya, TOEFL IBT ini sangat diminati oleh peserta
TOEFL test. TOEFL – IBT atau yang juga dikenal dengan Next Generation (NG)
TOEFL adalah bentuk TOEFL Test terbaru yang dikeluarkan ETS dan mulai
diperkenalkan sejak tahun 2005, tetapi di Indonesia, baru mulai diberlakukan sejak
tahun 2006 sebagai standar International TOEFL Test yang diakui di dunia. ETS
banyak melakukan perubahan pada format dan system TOEFL Test terbaru ini. iBT-
TOEFL juga menggunakan media computer, hanya saja sistem tes pada TOEFL –
IBT menggunakan internet. Dengan demikian peserta test langsung on-line dengan
ETS dan menjawab soal-soal test juga secara on-line.

Secara konten yang diujikan, TOEFL – IBT sama dengan TOEFL – PBT yakni
meliputi listening, speaking, reading, dan writing. Hanya bedanya, saat listening kita
tidak mendengarkan lewat tape recorder, melainkan audio langsung dari komputer
dengan menggunakan headset. Sementara untuk sesi speakingnya, kita tidak
berhadapan face to face dengan pengujinya, melainkan interview langsung dengan
menggunakan microphone. Suara kita akan direkam dan dinilai oleh para penguji.

Lebih dari 8000 institusi pendidikan (sebut aja universitas serta college) di
seluruh dunia menerima score dari test TOEFL. Tapi dikarenakan TOEFL ini lebih ke
dialect Amerika, maka dari itu untuk masuk ke universitas atau college di Amerika
sebaiknya menggunakan TOEFL. Karena kita akan terbiasa dengan dialect Amerika
saat sudah real berada di Amerika sehingga tidak akan menghadapi kesulitan saat
melaksanakan perkuliahan dan interaksi baik dengan dosen maupun dengan
sesama mahasiswa.

Meskipun secara resmi sejak TOEFL IBT diperkenalkan di seluruh dunia,


maka jenis sebelumnya tidak berlaku lagi, tetapi pada kenyataannya sampai saat ini,
TOEFL PBT dan CBT masih digunakan secara luas di berbagai lembaga pendidikan

tinggi maupun untuk rekrutmen karyawan di Indonesia, atau di negara-negara yang


bukan berbahasa Inggris. Selain institusi pendidikan, beberapa bidang lain juga
meminta TOEFL sebagai persayaratan English Proficiency-nya. Bidang – bidang
tersebut meliputi department imigrasi, perusahaan medis, perhotelan, serta
pemerintahan termasuk para personil TNI AL yang ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

Saat ini para perwira TNI AL sudah banyak yang melaksanakan tes TOEFL
baik PBT, CBT ataupun IBT. Sebagai contoh, saat seleksi bagi perwira TNI AL yang
akan melaksanakan penugasan misalnya untuk tes sebagai Atase Pertahanan
diberikan tes TOEFL PBT atau CBT namun bagi perwira yang akan melaksanakan
pendidikan lanjutan baik setingkat S-2 ataupun S-3 di luar negeri saat ini sudah
diwajibkan melaksanakan tes TOEFL IBT. Sehingga persiapan yang baik untuk
menghadapi kemungkinan tes yang terberat perlu dilakukan oleh para perwira
karena adakalanya akibat persiapan yang kurang akan mengakibatkan kegagalan
pada saat tes. Sangat disayangkan karena kesempatan tersebut jarang datang lebih
dari satu kali bagi para perwira TNI AL dan momentum yang baik ini perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Sekilas tentang TOEIC

Sedangkan TOEIC adalah kepanjangan dari Test of English for International


Communication yang lebih spesifik untuk orientasi para pencari pekerjaan di luar
negeri.2 Tes ini tidak memerlukan pengetahuan atau kosa kata khusus karena tes ini
hanya mengukur kemampuan berbahasa Inggris yang digunakan dalam aktivitas
sehari-hari. Tes TOEIC dapat mengukur kemampuan berbahasa Inggris untuk
individu yang bekerja di lingkungan internasional dalam kesehariannya. Nilai-nilainya
menunjukkan seberapa baik seseorang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris
dengan individu lainnya dalam berbisnis,perdagangan dan industri.

Tes ini tidak memerlukan pengetahuan


khusus atau istilah yang tidak umum seperti
yang terdapat dalam tes TOEFL. Oleh karena
itu, materi tes TOEIC lebih mudah
dibandingkan tes TOEFL karena hanya
merupakan tes pilihan ganda selama 2 (dua)
jam yang dibagi dalam sesi mendengarkan
dan sesi membaca. Oleh karena itu tes TOEIC
dipandang cocok bagi karyawan atau staf
yang menggunakan bahasa Inggris di
lingkungannya seperti bisnis, hotel, rumah
sakit, restoran, pertemuan internasional, konferensi dan even olahraga. Demikian
pula staf manajemen, sales dan karyawan teknik dalam bisnis internasional,
2
http://www.itc-indonesia.com/index.php/en/faq/toeic diakses pada 29 Agustus 2014
pukul 16.00
perdagangan dan industri yang membutuhkan Bahasa Inggris dalam pekerjaan
mereka. Skor TOEIC dimulai dari angka 400 hingga 990. Ada enam level yakni level
0/0+ Novice (skor 10-250), level 1 Elementary (skor 255-400), level 1+ Intermediate
(skor 405-600), level 2 Basic Working Proficiency (skor 605-780), level 2+ Advance
Working Profiency ( skor 785-900) dan level 3/3+ General Professional Proficiency
(skor 905-990).

Seorang calon karyawan biasa minimal harus memiliki skor TOEIC sebesar
400. Sementara seorang calon manajer minimal harus memiliki skor TOEIC sebesar
800. Seseorang yang memiliki skor TOEIC 405-600, misalnya, dalam mendengarkan
mampu mengerti penjelasan yang berkaitan dengan tugas rutin sehari-hari, mengerti
pengumuman-pengumuman selama dalam perjalanan dan mengusai percakapan
sosial yang terbatas. Dalam hal berbicara mampu menerangkan tanggung jawab
kerja dan latar belakang akademis serta melakukan diskusi tentang proyek di masa
lalu dan masa yang akan datang. Sedangkan dalam hal membaca masih
membutuhkan kamus untuk memahami dokumen-dokumen teknik. Dan terakhir
dalam hal menulis orang yang memiliki level intermediate itu mampu menulis memo
pendek, surat komplain dan mengisi formulir aplikasi sederhana.

Sesi Listening (45 menit)

Peserta tes mendengarkan berbagai pertanyaan dan percakapan singkat dalam


bahasa Inggris lalu menjawab berdasarkan apa yang telah mereka dengarkan.

Photographs 10 soal

Question - Response 30 soal

Short Conversations 30 soal

Short Talks 30 soal

Sesi Reading (75 menit)

Peserta tes membaca berbagai bacaan dan menjawab pertanyaan mengenai


bacaan.

Incomplete Sentence 40 soal


Text Completion 12 soal

Reading Comprehension
- Single Passage 28 soal
- Double Passage 20 soal

Banyak perusahaan atau lembaga yang meminta diselenggarakannya TOEIC


untuk merekrut, mempromosikan, atau menempatkan karyawannya. TOEIC juga
sangat bermanfaat bagi lulusan universitas atau pencari kerja yang ingin melengkapi
CV mereka, juga bagi siapa saja yang ingin menguji kemampuan berkomunikasi
dalam bahasa Inggris. TOEIC dan TOEFL dirancang untuk tujuan yang berbeda.
TOEFL ditujukan untuk pelajar atau mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya di
Amerika Serikat dan Canada. Sedangkan TOEIC ditujukan bagi mereka yang
bahasa ibunya bukan bahasa Inggris dan ingin menunjukkan kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Inggris di dunia kerja dan ambil bagian dalam
globalisasi.

Namun, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi. Salah satunya adalah
standar penilaian TOEFL yang digunakan masing-masing tempat tidak sama.
Sehingga, tidak bisa dijadikan patokan utama untuk menyamakan TOEFL antara si
A dengan si B. Sebab, bisa jadi kemampuan mereka sama, hanya saja tingkat
penilaian wilayah tes satu dengan lainnya berbeda. Oleh karena itu, sekarang
berkembang wacana tentang TOEIC yang menggunakan keselarasan standar
internasional. Jika di luar negeri, TOIEC sudah sangat populer. Buktinya, dari data
yang ada, ternyata tes ini telah digunakan sekitar 10.000 perusahaan di dunia.
Mungkin, bisa jadi karena selain berstandar internasional, juga TOEIC yang telah
ada sejak 1979. Sehingga, levelnya pun lebih tinggi dibanding TOEFL tes.

Tes TOEIC dan TOEFL dikembangkan untuk melayani maksud-maksud yang


berbeda. Oleh karena itu, desain, isi, konteks dan cakupan kemahiran yang setiap
diukur oleh setiap tes juga berbeda. Tes TOEFL diciptakan oleh Educational Testing
Service bagi para mahasiswa asing yang ingin masuk colleges dan universitas di
Amerika Utara. Para mahasiwa yang berencana mengambil gelar strata 1 atau strata
2 di Amerika Utara akan berusaha mengambil tes TOEFL. Organisasi yang
mempersyaratkan kemahiran berbahasa Inggris bagi karyawannya dan perorangan
yang ingin menunjukkan kemampuan mereka memakai bahasa inggris di tempat
kerja akan lebih memilih menggunakan test TOEIC.

Sistem Kompetensi Bahasa Inggris TNI.

Secara umum di TNI dan khususnya di TNI AL hanya mengenal dua sistem
pelatihan dan penilaian kemampuan Bahasa Inggris bagi personilnya yaitu American
Language Course Placement Test (ALCPT) dan Australian Defense Force English
Language Profiling System (ADFELPS). Kedua sistem penilaian tersebut digunakan
secara bertahap dengan cara diberikan ALCPT terlebih dahulu kemudian diberikan
ADFELPS sebagai tes lanjutan dengan tujuan untuk menyaring para kandidat
personil militer yang ingin mengikuti pelatihan, pendidikan ataupun penugasan di
luar negeri terutama di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar resminya.

ALCPT menjadi persyaratan


dasar (minimum requirement) bagi
hampir seluruh program pendidikan
Bahasa Inggris yang dilaksanakan
oleh Pusdiklat Bahasa Badiklat
Kemhan baik dalam Kursus Intensif
Bahasa Inggris (KIBI), Dasar
Instruktur Bahasa Inggris (DIBI),
KIBI for Peacekeepers. Sedangkan
ADFELPS diberikan untuk KIBI
tingkat Advanced, Kursus Intensif Bahasa Inggris Study In Australia Preparation
(KIBI SIAP) ataupun Kursus Intensif Alih Bahasa karena memiliki tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dengan adanya penilaian pada aspek writing dan speaking.

Sekilas tentang ALCPT

ALCPT dikembangkan oleh pemerintah Amerika Serikat dalam hal ini


Defense Language Institute, English Language Center (DLIELC) untuk personil
militer dan pemerintah dalam rangka program pelatihan Bahasa Inggris di seluruh
dunia.3 Hal ini dirancang untuk mengukur tingkat kemampuan Bahasa Inggris
melalui listening dan reading. ALCPTs digunakan untuk tujuan sebagai berikut:

 Menempatkan siswa dalam program kursus bahasa Inggris Amerika (ALC).


 mengevaluasi kemajuan siswa pada program ALC.
 Menseleksi kandidat untuk kesiapan untuk mengambil tes English
Comprehension Level (ECL).

ALCPT menguji kemampuan dari aspek grammar, vocabulary, listening dan


reading yang terdiri dari 100 soal pilihan ganda. Tes terbagi menjadi 2 bagian
masing-masing berdasarkan metode yang digunakan. Dalam bagian I, terdiri dari 66
soal listening, peserta tes mendengarkan rekaman audio Bahasa Inggris berupa
pertanyaan, laporan dan dialog kemudian memilih jawaban yang benar dari booklet
ujian. Dalam Bagian II, 34 soal dalam bentuk tulisan, Peserta tes membaca
pertanyaan bahasa Inggris, pernyataan dan paragraf, dan kemudian memilih
jawaban yang benar dari booklet yang sama. Jawaban ditulis pada lembar jawaban
terpisah. Panjang bagian I adalah audio recording (25-30 menit). Bagian II
berlangsung selama 30 menit. Seluruh tes ini membutuhkan sekitar 75 menit,
termasuk waktu untuk membaca petunjuk dan mendistribusikan serta
mengumpulkan bahan ujian.

Hampir seluruh personil aktif TNI sudah pernah melaksanakan tes ALCPT ini,
karena sejak proses rekrutmen sudah diberikan. Memang ALCPT ini sudah sangat
familiar bahkan sudah ada yang hafal dengan bentuk persoalan dan jawaban yang
diberikan walaupun dengan berbagai modifikasi dari penyelenggara tes dalam hal ini
Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan sebagai lembaga bahasa resmi yang dimiliki
oleh Kementerian Pertahanan.

Namun seiring perkembangan situasi dan perubahan kebijakan baik di


lingkup TNI khususnya TNI AL, ternyata pamahaman akan ALCPT ini dirasa masih
kurang menunjukkan kemampuan Bahasa Inggris sebenarnya karena tidak
memasukkan beberapa aspek penting pada saat pengujiannya yaitu Writing dan
Speaking yang dilain pihak sangat diperlukan bukan hanya untuk mendapatkan hasil
tes tertinggi namun juga sangat diperlukan agar personil yang bersangkutan tidak

3
ALCPT Handbook, Defense Language Institute, English Language Center, April 2013.
mengalami kesulitan pada saat mulai melaksanakan pendidikan dan berinteraksi
secara langsung dengan menggunakan Bahasa Inggris di negara tujuan.

Sekilas tentang ADFELPS

Namun dengan tulisan ini tidak berarti bahwa dengan penggunaan TOEFL
dan IELTS akan menggantikan tes kemampuan berbahasa Inggris yang sebelumnya
digunakan oleh TNI sebagai standart dalam kemampuan Bahasa Inggris, namun
IELTS dan TOEFL diperlukan oleh personil baik TNI maupun TNI AL untuk
mendapatkan pendidikan akademis yang lebih tinggi di luar negeri khususnya
negara dengan bahasa pengantar menggunakan Bahasa Inggris.

Alasan utamanya adalah dikarenakan ALCPT dan ADFELPS tidak diterima


dan diakui untuk mendaftar di perguruan tinggi di luar negeri dan hanya berlaku
secara internal di lembaga pendidikan dan pelatihan militer. Khusus untuk ALCPT
yang sudah sangat lama digunakan oleh
TNI dari mulai proses rekrutmen dan
juga oleh TNI Angkatan Laut namun
secara akademis belum menunjukkan
seluruh kemampuan personil dalam
Bahasa Inggris. ALCPT hanya
melakukan pengujian untuk kemampuan
Listening dan sedikit grammar dengan
metoda penilaian tunggal yaitu satu skor
untuk setiap jawaban yang benar dalam pilihan ganda sejumlah 100 sampai 120
soal. Tidak ada tes berupa Speaking dan Writing di dalam tes ALCPT, sehingga
tidak semua kemampuan Bahasa Inggris tercakup dalam tes ini. Hasil ALCPT
memang bisa menunjukkan sebagian kemampuan berbahasa Inggris namun tidak
diterima secara internasional dan hanya valid bagi personil TNI Angkatan Laut yang
akan melakukan pelatihan atau pendidikan militer di luar negeri yang tidak terlalu
mengedepankan aspek akademis.
Sedangkan untuk ADFELPS pada dasarnya secara metoda pengujian dan
tingkat kesulitan berbeda dengan ALCPT bahkan hampir mendekati metoda
penilaian IELTS yang melakukan pengujian pada keempat aspek penilaian yaitu
Listening, Reading, Writing dan Speaking. Tes ADFELPS saat ini diberikan pada
saat seleksi kepada seluruh personil TNI yang
ingin melakukan penugasan baik berupa
pendidikan dan pelatihan militer di luar negeri
ataupun untuk penugasan sebagai Military
Observer, Liaison Officer, Atase Pertahanan
dan penugasan lainnya. Tes ini dilaksanakan
secara terpusat oleh Pusbasa Kemhan di
Pondok Labu. Namun sama halnya dengan
ALCPT, kekurangan ADFELPS adalah karena
tidak dapat dipakai sebagai sertifikasi untuk memenuhi minimum requirement
pendidikan akademis di luar negeri. Khusus untuk tes ADFELPS memiliki masa
berlaku selama dua belas bulan dan selama tiga bulan setelah tes personil yang
bersangkutan tidak diijinkan untuk melakukan tes yang sama.

Sekilas tentang IELTS.

Perbedaan antara TOEFL dan IELTS


yang paling mencolok adalah soal dialect,
jika IELTS itu lebih cenderung ke British,
maka TOEFL itu lebih cenderung ke
Amerika terutama pada sesi speaking atau
listening. Yang jelas pronounciation antara
penutur Amerika dengan Penutur Britain
serta vocabulary yang digunakan agak
sedikit berbeda.

Pada dasarnya IELTS adalah salah


satu jenis tes kemampuan Bahasa Inggris
yang terbukti dan merupakan pelopor sistem pengujian Bahasa Inggris sejak lebih
dari 25 tahun yang lalu dan menjadi standar serta diterima sebagai bukti
kemampuan Bahasa Inggris oleh lebih dari 9.000 organisasi di seluruh dunia. IELTS
diakui sebagai indikator yang aman, sah dan dapat diandalkan untuk menunjukkan
kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris untuk pendidikan, imigrasi dan
akreditasi profesional. IELTS memiliki dua versi yaitu academic dan general. Tes
akademik adalah bagi mereka yang ingin belajar di pendidikan tinggi di negara
berbahasa Inggris sedangkan tes general adalah bagi mereka yang ingin bekerja,
mencari pengalaman atau program pelatihan, sekolah menengah atau bermigrasi ke
negara berbahasa Inggris.4

Proses untuk melaksanakan tes IELTS sebetulnya sangat sederhana dan


bisa dilakukan secara online oleh personil yang ingin melaksanakannya. Ada dua
institusi yang diakui dan diterima untuk melakukan tes di Indonesia. Yang pertama
adalah IDP Indonesia dan yang kedua adalah IALF. Keduanya institusi ini secara
rutin membuka pendaftaran untuk tes IELTS dan menjadi rekomendasi oleh seluruh
negara yang membuka pendidikan tinggi seperti Australia, Amerika, Inggris, New
Zealand, negara-negara Eropa dan lain-lain. Pendaftaran bisa secara online ataupun
langsung datang dan melakukan registrasi secara manual disesuaikan dengan
jadwal tes IELTS yang ada. Khusus untuk personil TNI AL akan dikontrol oleh
Disdikal baik untuk proses pendaftaran sampai dengan penerimaan hasil dan
pengiriman kepada kedutaan negara-negara sponsor. Namun ada proses-proses
lain yang mungkin perlu dilakukan sendiri oleh para kandidat jadi tidak ada salahnya
untuk mempelajarinya.

IELTS sendiri terdiri dari empat bagian yaitu Listening, Reading, Writing dan
Speaking. Total alokasi waktu tes adalah 2 jam 45 menit. Tes untuk Listening,
Reading dan Writing dilakukan secara simultan namun tes Speaking bisa dilakukan
pada hari yang sama atau tujuh hari sebelum atau sesudah melaksanakan tes yang
lain. Untuk personil TNI AL yang ingin mengajukan studi di luar negeri seperti di
negara Inggris, negara-negara Eropa, Australia dan negara berbahasa Inggris lain,
sangatlah penting untuk mengenal dan mempersiapkan diri sebelumnya untuk
mendapatkan skor tertinggi IELTS.5

Tes listening berlangsung selama 40 menit yang terbagi dalam 4 sesi. Setiap
sesi terdiri dari 10 pertanyaan. Jenis pertanyaannya adalah pilihan ganda, jawaban

4
http://www.ielts.org/about_us.aspx diakses pada 16 Agustus 2014 pukul 04.30.
5
http://www.ieltshelpnow.com diakses pada tanggal 1 September 2014, pukul 14.30.
singkat, menlengkapi kalimat, dan melengkapi catatan/diagram/flow chart. Untuk tes
reading berlangsung selama 1 jam yang terbagi dalam 3 sesi (3 teks bacaan)
dengan total 40 pertanyaan. Terdapat bermacam-macam pertanyaan yaitu pilihan
ganda, jawaban singkat, melengkapi kalimat, melengkapi
catatan/diagram/rangkuman/flow chart, mengidentifikasi maksud penulis (yes/no/not
given), mengidentifikasi informasi dalam teks (yes/no/not given atau true/false/not
given), mengklasifikasikan dan lain sebagainya. Topik tes reading merupakan topik
akademik umum. Jenis teks bacaan adalah argumen logis dan bisa terdapat
diagram, grafik, atau ilustrasi.

Bagian writing berlangsung selama 1 jam yang terbagi dalam 2 sesi. Pada
sesi 1, kita diminta untuk mendeskripsikan grafik garis, bar chart, pie chart, gambar
proses, atau kombinasinya. Deskripsi minimal dituliskan dalam 150 kata. Pada sesi
2, kita diminta untuk menulis esai dengan topik akademik umum minimal 250 kata.

Bagian speaking berlangsung selama 15 menit yang terbagi dalam 3 sesi,


yaitu Sesi 1. Pertanyaan yang ditanyakan oleh penguji adalah seputar perkenalan
umum tentang informasi pribadi kita. Jenis pertanyaan adalah pertanyaan yang
biasa ditanyakan saat bertemu seseorang pertama kali. Selanjutnya penguji akan
menanyakan 2 topik tentang general interest. (4-5 menit)

Sesi 2. Sesi ini berlangsung monolog hanya dari sisi kita. Penguji akan
memberikan kartu berisi topik dan panduan pertanyaan yang akan diajukan kepada
kita. Kita harus berbicara mengenai topik ini selama 2 menit. Setelah menerima
kartu, kita mendapatkan waktu 1 menit untuk mempersiapkan diri dengan membuat
catatan. Setelah waktu persiapan selesai, kita akan berbicara mengenai topik yang
menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu (3-4 menit). Sedangkan pada Sesi 3.
Penguji akan mengajukan pertanyaan yang masih berkaitan dengan topik di Sesi 2.
Pertanyaan dalam sesi 3 ini akan menguji kemampuan kita dalam berpikir kritis (4-5
menit).

Para kandidat IELTS nantinya akan menerima nilai pada Score Band dari 1
(non user) sampai 9 (expert user). Nilai individu kemudian dirata-ratakan dan
dibulatkan untuk menghasilkan nilai Band keseluruhan. Sistem 9-band yang unik ini
mengukur nilai secara konsisten dimanapun dan kapanpun tes diambil. 6 IELTS
6
http://www.ielts.org/test_takers_information/test_takers_faqs/about_the_ielts_test.aspx
diakses pada tanggal 16 Agustus 2014, pukul 04.45.
Secara internasional diakui dan diterima sehingga memberikan sebuah mata uang
internasional yang dapat diandalkan. Hasil IELTS memiliki masa berlaku selama dua
tahun jadi selama hasil IELTS berlaku dan nilai yang didapatkan mencapai nilai
minimum requirement yang dipersyaratkan oleh pergurauan tinggi atau universitas
yang diinginkan, maka pemegang hasil nilai tes IELTS tersebut berhak untuk
mendaftar di lembaga pendidikan yang diinginkannya.

IIustrasi di atas menunjukkan bahwa dengan hasil score 7,5 - 9, maka


pemegang hasil tes IELTS bisa mendaftar di hampir semua jurusan seperti
Kedokteran, Hukum, Bahasa, Jurnalistik, Matematika murni, Pertanian, Teknologi,
Komputer maupun melakukan pelatihan lain yang memang membutuhkan
kemampuan bahasa Inggris di atas rata-rata. Namun dapat dilihat bahwa minimal
nilai 6,5 yang masih mungkin bisa mendaftar untuk mengambil kuliah di jurusan-
jurusan eksakta sedangkan minimal nilai 6,0 untuk bisa melaksanakan kursus
ataupun pelatihan di negara berbahasa Inggris.

Dan ketentuan ini tidak ada pengecualian termasuk bagi personil militer yang
ingin mendapatkan pendidikan tinggi di negara berbahasa Inggris. Seperti
diungkapkan sebelumnya, apabila pendidikan militer tersebut secara otomatis
memberikan kesempatan untuk mendapatkan double degree maka personil tersebut
harus melakukan tes tambahan lain yang berlaku secara internasional seperti IELTS
ataupun TOEFL untuk melengkapi persyaratan yang diminta oleh perguruan tinggi
yang dituju. Dengan demikian para personil yang berkeinginan untuk mendapatkan
pendidikan di perguruan tinggi di luar negeri harus mempersiapkan diri secara
mandiri untuk melaksanakan tes IELTS ataupun TOEFL.

Namun ada juga beberapa lembaga pendidikan yang mensyaratkan bahwa


nilai tersebut bukan nilai overall atau total nilai tetapi nilai tiap aspek yang diujikan
tidak boleh kurang dari angka-angka tersebut. Sebagai contoh adalah persyaratan
untuk dapat mengikuti program Post-graduate Diploma di ANU bagi peserta
Australian Command and Staff Course (ACSC) setingkat Seskoal dan Center for
Defence & Strategic Studies (CDSS) setingkat Lemhanas yang diselenggarakan
oleh Australian Defence College (ADC). Persyaratan minimum yang diminta oleh
ADC menggunakan tes IELTS dan agar dapat secara otomatis terdaftar di ANU,
para kandidat ACSC atau CDSS harus mendapat minimum nilai IELTS 6,0 di semua
aspek penilaian dan tidak kurang dari 6,5 untuk total nilai secara keseluruhan. Jadi
sebagai referensi untuk perwira TNI Angkatan Laut yang berkeinginan untuk
melaksanakan pendidikan setingkat Seskoal ataupun Lemhanas di Australia ada
kesempatan untuk bisa mendapatkan Post-graduate diploma di ANU dengan
menunjukkan sertifikat hasil tes IELTS yang masih valid dengan nilai tersebut di
atas.

Penutup.

Pada dasarnya pola pembinaan personel TNI AL bersifat komprehensif


integral dengan mengedepankan pengembangan sumber daya manusia melalui
berbagai pendidikan dan pelatihan baik di dalam ataupun di luar negeri. Dengan
tujuan yang sangat luhur yaitu untuk mewujudkan TNI AL yang handal dan disegani
serta berkelas dunia dengan diawaki oleh personel-personel yang kompeten di
bidangnya, sekaligus memiliki pengetahuan akademik yang diperoleh dari berbagai
perguruan tinggi terkemuka baik di dalam maupun di luar negeri. Sudah seharusnya
dasar kemampuan Bahasa Inggris yang baik menjadi requirement saat rekrutmen
personil sejak dini sehingga para personil pengawak TNI AL dengan basic
kemampuan akademik yang tinggi dapat setiap saat meningkatkan kemampuan
mereka melalui berbagai beasiswa pendidikan yang datang baik dari dalam maupun
luar negeri.
Akan sangat bermanfaat apabila TNI AL mulai memperkenalkan TOEFL dan
IELTS serta menyediakan alokasi untuk melaksanakan Workshop secara intensif
sebelum mengirimkan personilnya untuk melaksanakan tes dalam rangka
melaksanakan bea siswa pendidikan terutama di luar negeri. Saat ini hampir seluruh
personil TNI AL sudah sangat terbiasa dengan jenis tes ALCPT dan ADFELPS maka
perlu waktu untuk membiasakan diri dan menyesuaikan dengan metode pengujian
dan penilaian yang digunakan oleh penyelenggara tes TOEFL dan IELTS. Memang
tidak akan ada kesulitan yang berarti bagi personil yang memiliki dasar kemampuan
Bahasa Inggris yang baik, namun akan menjadi permasalahan yang cukup besar
bagi personil lain dengan kemampuan berbeda karena akan membutuhkan
penyesuaian yang lebih lama dan sangat disayangkan apabila gagal saat
melaksanakan tes karena akhirnya tidak bisa memenuhi minimum requirement yang
dipersyaratkan akibat kurangnya persiapan.

Daftar Pustaka

Australian Defence College, Handbook 2012, ACSC.

Australian Defence College, Joining Instruction 2014, ACSC.

ALCPT Handbook, DLIELC, April 2013.

Katalog Program Pendidikan dan Pelatihan Badiklat Kemhan T.A. 2013

Website

http://www.ielts.org

http://www.itc-indonesia.com

http://www.ieltshelpnow.com

http://studentnationaleducation.blogspot.com
Daftar Riwayat Hidup Singkat

Mayor Laut (P) Mohamad Taufik, lahir di Bandung, 15


Maret 1977, lulus dari Akademi Angkatan Laut pada tahun
1998 atau AAL angkatan XLIV, mendapatkan pengalaman
penugasan pertama di kapal-kapal Komando Lintas Laut
Militer dari tahun 1999-2006, kemudian menjadi Cawak
Kapal Tipe Landing Platform Dock kelas KRI Makassar
buatan Korea Selatan dan masuk di jajaran Satuan Kapal
Amfibi Koarmatim pada tahun 2007, kemudian pada tahun
2009 menjadi Komandan KRI Birang-831 kapal patroli
kelas PC-40 di bawah jajaran Lantamal VI, Makassar. Penugasan berikutnya
sebagai Military Observer dalam Mission de l'Organisation des Nations Unies en
République démocratique du Congo (MONUSCO) pada tahun 2011-2012, selesai
misi PBB tersebut kemudian menjabat sebagai Pabandya Renstra di Srena
Koarmatim pada tahun 2012 dan sejak tahun 2013 menjabat sebagai Kepala Seksi
Pengkajian dan Penelitian Kebijakan di Pusat Pengkajian Maritim (Pusjianmar)
Seskoal.

Mayor Taufik pernah beberapa kali melaksanakan tugas belajar di luar negeri
diantaranya: SAS Bridge Resource Management Course (SAS BRM), Creative
Thinking Course (CTC) dan Naval Junior Officer Course (NJOC) tahun 2002 di
Singapura, setelah menyelesaikan KIBI tingkat Advanced VII di Pusbasa Dephan
pada tahun 2004, mengikuti Defense Cooperation Program Minor Warfare Vessel
(DCP MWV) Intermediate Navigation Course tahun 2005 di Australia, Overseas
Joint Warfare Course (OJWC) tahun 2013 di Australia dan saat ini tercatat sebagai
siswa Australian Command and Staff Course (ACSC) dibawah Australian Defence
College (ADC) dan sekaligus program Post-graduate Diploma untuk Master of
Millitary and Defense Studies di Australian National University (ANU) periode tahun
2015.

Anda mungkin juga menyukai