Pendahuluan.
Dalam periode beberapa tahun terakhir ini pemimpin TNI Angkatan Laut
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh personil TNI AL yang ingin
melanjutkan jenjang pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan profesionalisme
dan memperluas wawasan untuk mencapai kemampuan sumber daya manusia yang
mumpuni. TNI AL mendorong semua personilnya untuk mendapatkan pendidikan
tinggi baik setingkat Sarjana (Strata-1), Master (Strata-2) maupun Doktor (Strata-3)
dalam berbagai disiplin keilmuan di berbagai perguruan tinggi yang berada di dalam
maupun luar negeri sejak tahun 2013. Khusus untuk pendidikan tinggi di dalam
negeri pemimpin TNI AL mulai mencanangkan program beasiswa TNI AL bagi 100
orang perwira setiap tahunnya berupa beasiswa yang diberikan untuk 50 kandidat
untuk S-1, 30 untuk S-2, dan 20 untuk S-3 bagi Perwira TNI AL berpangkat Letnan
Satu sampai dengan Kolonel.
Selain program LPDP yang sudah berjalan TNI AL juga sudah akan
mengirimkan para calon Doktor dan calon Master ke berbagai negara, melalui
program beasiswa Indonesia Presidential Scholarship (IPS). Kebijakan ini sejalan
dengan paradigma baru TNI AL yaitu menjadikan TNI Angkatan Laut yang handal
dan disegani serta berwawasan dunia (world class navy) khususnya pada bidang
pendidikan tinggi bagi para Perwira TNI AL sebagai personil militer yang
mengedepankan kemajuan dan pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bagian dari profesionalismenya sebagai prajurit TNI AL.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia dan
merupakan bahasa ibu untuk lebih dari 400 juta orang diseluruh dunia. Setiap hari
jutaan orang menggunakannya di tempat kerja maupun di kehidupan sosial. Ketika
kepala pemerintahan bertemu, Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling sering
digunakan. Dan ketika orang-orang dari bangsa yang berbeda saling bertemu,
Bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa penghubung yang digunakan oleh
mereka. Jadi sudah sewajarnya apabila pemahaman akan Bahasa Inggris melekat
pada setiap personil TNI AL dan bukan menjadi halangan ataupun kendala baik
dalam penugasan maupun perjalanan karier.
Saat mendaftar untuk kuliah di luar negeri, kita akan diminta untuk
menunjukkan nilai tes kemampuan Bahasa Inggris baik TOEFL (Test Of English as
a Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System).
Hal ini adalah untuk memastikan bahwa kemampuan kita dalam membaca,
berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris cukup untuk mengikuti pelajaran di
universitas nantinya. Namun, karena kedua tes ini menguji hal yang sama, banyak
kandidat yang bingung tes manakah yang harus mereka ambil. Namun jelas bagi
Personil TNI AL yang ingin mengambil kuliah di luar negeri akan tergantung pada
negara mana yang akan dituju dan sertifikasi yang mana yang harus dibawa maka
tes itulah yang akan dipakai dan hasilnya digunakan.
1
http://studentnationaleducation.blogspot.com/2012/11/penjelasan-tentang-toefl-materi-
toefl.html diakses pada 29 Agustus 2014 pukul 15.53
TOEFL Paper Based Test (PBT) yang terdiri atas 3 section : Listening,
Structure, Reading dengan Maximum Score : 677.
TOEFL Computer Based Test (CBT) yang terdiri dari 4 section : Listening,
Structure, Reading, Writing dengan Maximum Score : 300.
TOEFL Internet Based Test (IBT) yang terdiri dari 4 section : Listening,
Reading, Writing, Speaking dengan Maximum score : 120.
TOEFL – PBT (Paper Based Test) adalah test TOEFL yang masih
menggunakan cara manual yaitu menggunakan kertas dan pensil. Materi yang
diujikan adalah Listening, Structure, dan Reading dengan score range 310 – 677.
Lama waktu test adalah 2 - 2,5 jam. Test tersebut marak digunakan saat komputer
dan internet belum seperti sekarang, walaupun demikian masih ada test service
yang menyediakan test PBT tersebut dan hasilnya masih diakui. Pada saat sesi
listening akan diputarkan audio lewat tape recorder atau semacamnya. Belum ada
sesi speaking sehingga kemampuan berinteraksi secara langsung dengan penguji
belum terlaksana.
TOEFL - CBT adalah bentuk kedua, menggantikan TOEFL – PBT. Sistem test
TOEFL - CBT tidak lagi menggunakan paper, tapi langsung dengan komputer.
Semua soal menggunakan software dan setiap soal langsung dijawab/dikerjakan di
komputer. CBT pertama kali dikeluarkan pada tahun 1998. Namun di beberapa
negara di Asia, khususnya Indonesia masih diperkenankan untuk menggunakan
TOEFL – PBT sebagai standar International TOEFL Test. Sehingga pamor CBT di
Indonesia sangat minim. Bahkan hingga sekarang masih banyak masyarakat
Indonesia yang tidak mengetahui apa itu TOEFL - CBT. Materi yang diujikan adalah
Listening, Structure, Reading dan Writing dengan score range 0 – 300. Lama waktu
test adalah 2 – 2,5 jam.
Sedangkan TOEFL – IBT (Internet Based Test) merupakan TOEFL test terkini
yang dilakukan dengan koneksi internet. Jadi kita cukup berada di depan komputer
yang disertai dengan koneksi internet untuk menjawab soal-soal TOEFL yang
diberikan. Karena faktor kepraktisannya, TOEFL IBT ini sangat diminati oleh peserta
TOEFL test. TOEFL – IBT atau yang juga dikenal dengan Next Generation (NG)
TOEFL adalah bentuk TOEFL Test terbaru yang dikeluarkan ETS dan mulai
diperkenalkan sejak tahun 2005, tetapi di Indonesia, baru mulai diberlakukan sejak
tahun 2006 sebagai standar International TOEFL Test yang diakui di dunia. ETS
banyak melakukan perubahan pada format dan system TOEFL Test terbaru ini. iBT-
TOEFL juga menggunakan media computer, hanya saja sistem tes pada TOEFL –
IBT menggunakan internet. Dengan demikian peserta test langsung on-line dengan
ETS dan menjawab soal-soal test juga secara on-line.
Secara konten yang diujikan, TOEFL – IBT sama dengan TOEFL – PBT yakni
meliputi listening, speaking, reading, dan writing. Hanya bedanya, saat listening kita
tidak mendengarkan lewat tape recorder, melainkan audio langsung dari komputer
dengan menggunakan headset. Sementara untuk sesi speakingnya, kita tidak
berhadapan face to face dengan pengujinya, melainkan interview langsung dengan
menggunakan microphone. Suara kita akan direkam dan dinilai oleh para penguji.
Lebih dari 8000 institusi pendidikan (sebut aja universitas serta college) di
seluruh dunia menerima score dari test TOEFL. Tapi dikarenakan TOEFL ini lebih ke
dialect Amerika, maka dari itu untuk masuk ke universitas atau college di Amerika
sebaiknya menggunakan TOEFL. Karena kita akan terbiasa dengan dialect Amerika
saat sudah real berada di Amerika sehingga tidak akan menghadapi kesulitan saat
melaksanakan perkuliahan dan interaksi baik dengan dosen maupun dengan
sesama mahasiswa.
Saat ini para perwira TNI AL sudah banyak yang melaksanakan tes TOEFL
baik PBT, CBT ataupun IBT. Sebagai contoh, saat seleksi bagi perwira TNI AL yang
akan melaksanakan penugasan misalnya untuk tes sebagai Atase Pertahanan
diberikan tes TOEFL PBT atau CBT namun bagi perwira yang akan melaksanakan
pendidikan lanjutan baik setingkat S-2 ataupun S-3 di luar negeri saat ini sudah
diwajibkan melaksanakan tes TOEFL IBT. Sehingga persiapan yang baik untuk
menghadapi kemungkinan tes yang terberat perlu dilakukan oleh para perwira
karena adakalanya akibat persiapan yang kurang akan mengakibatkan kegagalan
pada saat tes. Sangat disayangkan karena kesempatan tersebut jarang datang lebih
dari satu kali bagi para perwira TNI AL dan momentum yang baik ini perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Seorang calon karyawan biasa minimal harus memiliki skor TOEIC sebesar
400. Sementara seorang calon manajer minimal harus memiliki skor TOEIC sebesar
800. Seseorang yang memiliki skor TOEIC 405-600, misalnya, dalam mendengarkan
mampu mengerti penjelasan yang berkaitan dengan tugas rutin sehari-hari, mengerti
pengumuman-pengumuman selama dalam perjalanan dan mengusai percakapan
sosial yang terbatas. Dalam hal berbicara mampu menerangkan tanggung jawab
kerja dan latar belakang akademis serta melakukan diskusi tentang proyek di masa
lalu dan masa yang akan datang. Sedangkan dalam hal membaca masih
membutuhkan kamus untuk memahami dokumen-dokumen teknik. Dan terakhir
dalam hal menulis orang yang memiliki level intermediate itu mampu menulis memo
pendek, surat komplain dan mengisi formulir aplikasi sederhana.
Photographs 10 soal
Reading Comprehension
- Single Passage 28 soal
- Double Passage 20 soal
Namun, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi. Salah satunya adalah
standar penilaian TOEFL yang digunakan masing-masing tempat tidak sama.
Sehingga, tidak bisa dijadikan patokan utama untuk menyamakan TOEFL antara si
A dengan si B. Sebab, bisa jadi kemampuan mereka sama, hanya saja tingkat
penilaian wilayah tes satu dengan lainnya berbeda. Oleh karena itu, sekarang
berkembang wacana tentang TOEIC yang menggunakan keselarasan standar
internasional. Jika di luar negeri, TOIEC sudah sangat populer. Buktinya, dari data
yang ada, ternyata tes ini telah digunakan sekitar 10.000 perusahaan di dunia.
Mungkin, bisa jadi karena selain berstandar internasional, juga TOEIC yang telah
ada sejak 1979. Sehingga, levelnya pun lebih tinggi dibanding TOEFL tes.
Secara umum di TNI dan khususnya di TNI AL hanya mengenal dua sistem
pelatihan dan penilaian kemampuan Bahasa Inggris bagi personilnya yaitu American
Language Course Placement Test (ALCPT) dan Australian Defense Force English
Language Profiling System (ADFELPS). Kedua sistem penilaian tersebut digunakan
secara bertahap dengan cara diberikan ALCPT terlebih dahulu kemudian diberikan
ADFELPS sebagai tes lanjutan dengan tujuan untuk menyaring para kandidat
personil militer yang ingin mengikuti pelatihan, pendidikan ataupun penugasan di
luar negeri terutama di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar resminya.
Hampir seluruh personil aktif TNI sudah pernah melaksanakan tes ALCPT ini,
karena sejak proses rekrutmen sudah diberikan. Memang ALCPT ini sudah sangat
familiar bahkan sudah ada yang hafal dengan bentuk persoalan dan jawaban yang
diberikan walaupun dengan berbagai modifikasi dari penyelenggara tes dalam hal ini
Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan sebagai lembaga bahasa resmi yang dimiliki
oleh Kementerian Pertahanan.
3
ALCPT Handbook, Defense Language Institute, English Language Center, April 2013.
mengalami kesulitan pada saat mulai melaksanakan pendidikan dan berinteraksi
secara langsung dengan menggunakan Bahasa Inggris di negara tujuan.
Namun dengan tulisan ini tidak berarti bahwa dengan penggunaan TOEFL
dan IELTS akan menggantikan tes kemampuan berbahasa Inggris yang sebelumnya
digunakan oleh TNI sebagai standart dalam kemampuan Bahasa Inggris, namun
IELTS dan TOEFL diperlukan oleh personil baik TNI maupun TNI AL untuk
mendapatkan pendidikan akademis yang lebih tinggi di luar negeri khususnya
negara dengan bahasa pengantar menggunakan Bahasa Inggris.
IELTS sendiri terdiri dari empat bagian yaitu Listening, Reading, Writing dan
Speaking. Total alokasi waktu tes adalah 2 jam 45 menit. Tes untuk Listening,
Reading dan Writing dilakukan secara simultan namun tes Speaking bisa dilakukan
pada hari yang sama atau tujuh hari sebelum atau sesudah melaksanakan tes yang
lain. Untuk personil TNI AL yang ingin mengajukan studi di luar negeri seperti di
negara Inggris, negara-negara Eropa, Australia dan negara berbahasa Inggris lain,
sangatlah penting untuk mengenal dan mempersiapkan diri sebelumnya untuk
mendapatkan skor tertinggi IELTS.5
Tes listening berlangsung selama 40 menit yang terbagi dalam 4 sesi. Setiap
sesi terdiri dari 10 pertanyaan. Jenis pertanyaannya adalah pilihan ganda, jawaban
4
http://www.ielts.org/about_us.aspx diakses pada 16 Agustus 2014 pukul 04.30.
5
http://www.ieltshelpnow.com diakses pada tanggal 1 September 2014, pukul 14.30.
singkat, menlengkapi kalimat, dan melengkapi catatan/diagram/flow chart. Untuk tes
reading berlangsung selama 1 jam yang terbagi dalam 3 sesi (3 teks bacaan)
dengan total 40 pertanyaan. Terdapat bermacam-macam pertanyaan yaitu pilihan
ganda, jawaban singkat, melengkapi kalimat, melengkapi
catatan/diagram/rangkuman/flow chart, mengidentifikasi maksud penulis (yes/no/not
given), mengidentifikasi informasi dalam teks (yes/no/not given atau true/false/not
given), mengklasifikasikan dan lain sebagainya. Topik tes reading merupakan topik
akademik umum. Jenis teks bacaan adalah argumen logis dan bisa terdapat
diagram, grafik, atau ilustrasi.
Bagian writing berlangsung selama 1 jam yang terbagi dalam 2 sesi. Pada
sesi 1, kita diminta untuk mendeskripsikan grafik garis, bar chart, pie chart, gambar
proses, atau kombinasinya. Deskripsi minimal dituliskan dalam 150 kata. Pada sesi
2, kita diminta untuk menulis esai dengan topik akademik umum minimal 250 kata.
Sesi 2. Sesi ini berlangsung monolog hanya dari sisi kita. Penguji akan
memberikan kartu berisi topik dan panduan pertanyaan yang akan diajukan kepada
kita. Kita harus berbicara mengenai topik ini selama 2 menit. Setelah menerima
kartu, kita mendapatkan waktu 1 menit untuk mempersiapkan diri dengan membuat
catatan. Setelah waktu persiapan selesai, kita akan berbicara mengenai topik yang
menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu (3-4 menit). Sedangkan pada Sesi 3.
Penguji akan mengajukan pertanyaan yang masih berkaitan dengan topik di Sesi 2.
Pertanyaan dalam sesi 3 ini akan menguji kemampuan kita dalam berpikir kritis (4-5
menit).
Para kandidat IELTS nantinya akan menerima nilai pada Score Band dari 1
(non user) sampai 9 (expert user). Nilai individu kemudian dirata-ratakan dan
dibulatkan untuk menghasilkan nilai Band keseluruhan. Sistem 9-band yang unik ini
mengukur nilai secara konsisten dimanapun dan kapanpun tes diambil. 6 IELTS
6
http://www.ielts.org/test_takers_information/test_takers_faqs/about_the_ielts_test.aspx
diakses pada tanggal 16 Agustus 2014, pukul 04.45.
Secara internasional diakui dan diterima sehingga memberikan sebuah mata uang
internasional yang dapat diandalkan. Hasil IELTS memiliki masa berlaku selama dua
tahun jadi selama hasil IELTS berlaku dan nilai yang didapatkan mencapai nilai
minimum requirement yang dipersyaratkan oleh pergurauan tinggi atau universitas
yang diinginkan, maka pemegang hasil nilai tes IELTS tersebut berhak untuk
mendaftar di lembaga pendidikan yang diinginkannya.
Dan ketentuan ini tidak ada pengecualian termasuk bagi personil militer yang
ingin mendapatkan pendidikan tinggi di negara berbahasa Inggris. Seperti
diungkapkan sebelumnya, apabila pendidikan militer tersebut secara otomatis
memberikan kesempatan untuk mendapatkan double degree maka personil tersebut
harus melakukan tes tambahan lain yang berlaku secara internasional seperti IELTS
ataupun TOEFL untuk melengkapi persyaratan yang diminta oleh perguruan tinggi
yang dituju. Dengan demikian para personil yang berkeinginan untuk mendapatkan
pendidikan di perguruan tinggi di luar negeri harus mempersiapkan diri secara
mandiri untuk melaksanakan tes IELTS ataupun TOEFL.
Penutup.
Daftar Pustaka
Website
http://www.ielts.org
http://www.itc-indonesia.com
http://www.ieltshelpnow.com
http://studentnationaleducation.blogspot.com
Daftar Riwayat Hidup Singkat
Mayor Taufik pernah beberapa kali melaksanakan tugas belajar di luar negeri
diantaranya: SAS Bridge Resource Management Course (SAS BRM), Creative
Thinking Course (CTC) dan Naval Junior Officer Course (NJOC) tahun 2002 di
Singapura, setelah menyelesaikan KIBI tingkat Advanced VII di Pusbasa Dephan
pada tahun 2004, mengikuti Defense Cooperation Program Minor Warfare Vessel
(DCP MWV) Intermediate Navigation Course tahun 2005 di Australia, Overseas
Joint Warfare Course (OJWC) tahun 2013 di Australia dan saat ini tercatat sebagai
siswa Australian Command and Staff Course (ACSC) dibawah Australian Defence
College (ADC) dan sekaligus program Post-graduate Diploma untuk Master of
Millitary and Defense Studies di Australian National University (ANU) periode tahun
2015.