Anda di halaman 1dari 11

JPSD Vol. 3 No.

1, Maret 2017
ISSN 2540-9093

MEMBUDAYAKAN LITERASI DENGAN PROGRAM 6M


DI SEKOLAH DASAR
Aulia Akbar
Program Studi PGSD STKIP sebelas April Sumedang
akbaraulia224@gmail.com

Abstrak. Literasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Namun, meurut
survei yang dilakukan PISA ditemukan bahwa kebiasaan literasi belum membudaya dikalangan
siswa Sekolah Dasar. Perlu adanya tindakan yang harus dilakukan untuk mengubah perilaku
tersebut. Program 6M (mengamati (observe), mencipta (create), mengkomunikasikan
(communicate), mengapresiasikan (appreciate), membukukan (post), memamerkan (demonstrate))
merupakan suatu program yang bertujuan menciptakan budaya literasi di kelas. Dalam kegiatan
program 6M siswa dibiasakan untuk peka terhadap lingkungan dengan membuat suatu karya.
Karya yang telah dibuat siswa kemudian dikumpulkan dalam folder atau dipajang disekitar area
kelas. Prinsif yang dibangun dari program ini bertujuan untuk membangkitkan serta mewadahi
segala potensi siswa dengan cara belajar secara langsung. Kegiatan ini mengintegrasikan materi
pembajaran dalam aktifitasnya. Sehingga guru dapat memanfaatkan program 6M ini sebagai
bagian dari pembelajaran di kelas.

Kata Kunci: literasi, program 6m, sekolah dasar

Abstract. Literacy is a skill that has to be owned by every student. However, according to survey
that was done by PISA found that literacy is not to be student’s habit among students of
elementary school. The need for action was taken to change that behavior. Program of 6M
(observe (mengamati), create (mencipta), communicate (mengkomunikasikan), appreciate
(mengapresiasi), post (membukukan), and demonstrate (memamerkan)) is a program that aims to
create a culture of literacy in the classroom. In the program of 6M, students arefamiliarized to be
sensitive to the environment by creating a work. The work that has been made by students then
collected in a folder or displayed around the classroom area. Principles that built from this
program aims to generate and accommodate all students' potential by learning directly. This
activity integrates the material learning in the student’s activity. So that teachers can take
advantage of 6M program as part of the learning in the classroom.

Keywords: literacy, 6m programs, primary school

42
A. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara maupun masyarakat peduli akan


yang kaya akan sumberdaya alam, kualitas pendidikan, serta dukungan
namun potensi ini belum bisa yang baik untuk kemajuan pendidikan
menghantarkan Indonesia kedalam bagi generasi selanjutnya.
jajaran negara-negara maju. Banyak Kemajuan dari suatu negara
pekerjaan rumah yang harus dapat dilihat dari masyarakat dalam
diselesaikan. Salah satu faktor yang kehidupannya. Bagaimana mereka
melandasi kemajuan suatu negara berperilaku dan berpikir merupakan
adalah sumber daya manusia yang cerminan seberapa besar pendidikan
berkualitas. Masyarakat yang terdidik melekat dalam kehidupan sehari-hari.
merupakan syarat utama menjadi Pendidikan merupakan sebuah wadah
negara yang maju. Hal ini sudah pembentuk kualitas suatu bangsa.
terbukti pada negara tetangga Memperbaiki kualitas pendidikan
dikawasan asia tenggara, yaitu merupakan langkah nyata dalam upaya
Singapura. Singapura merupakan memperbaiki penerus bangsa. Namun,
sebuah negara yang minim akan memperbaiki kualitas sumber daya
sumberdaya alam. Dengan luas wilayah manusia tidak semudah membalikan
relatif sedikit jika dibandingkan dengan telapak tangan. Perlu adanya usaha
negara-negara tetangga tidak keras, cerdas, sadar dan terencana dari
menjadikan Singapura menjadi negara barbagai pihak terkait. Kerjasama
tertinggal. Seiring barjalannya waktu, dimulai dari ranah makro seperti
Singapura bahkan mendapatkan pemerintah, dan tingkat mikro yaitu
predikat negara maju dalam sektor sekolah sangat diperlukan. Oleh
perekonomian dan kualitas sumberdaya karenanya, dibutuhkan keterlibatan
manusia. Perkembangan yang begitu berbagai elemen untuk berpartisipasi
pesat terjadi dikarenakan sistem dan saling medukung, setiap kegiatan
pemerintahan negara tersebut berpihak yang dapat menimbulkan efek positif
pada kemajuan bangsa dan negara, bagi perkembangan kualitas
khususnya pendidikan. Baik negara keberlangsungan penerus peradaban.

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
43
B. Pembahasan

1. Peran Sekolah dalam dan orang tua). Keterlibatan sekolah


Penerapan Budaya Literasi sangatlah penting dalam pelaksanan
Sekolah sebagai lembaga suatu program dalam mengembangkan
pendidikan formal bertujuan budaya berkualitas di sekolah. Budaya
mengembangkan potensi berupa literasi sekolah sangatkah diperlukan,
keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia selain untuk meningkatkan mutu
serta keterampilan-keterampilan pembelajaran, literasi sekolah juga
lainnya yang berguna untuk dirinya, bertujuan untuk memfasilistasi dan
masyrarakat, bangsa, dan negara. mengembangkan kemampuan siswa,
Pernyataan ini jelas tertuang dalam membiasakan membaca serta
undang-undang Sistem Pendidikan mengelola informasi yang mereka
Nasional No. 20 tahun 2003. peroleh, sehingga pembelajaran
Dalam hal ini, sekolah menjadi lebih bermakna, bermutu dan
merupakan alat pemerintah dalam menyenangkan seperti yang tertera
menciptakan kehidupan yang lebih baik dalam Tujuan Literasi Sekolah (2016),
untuk warganya. Sekolah sebagai yaitu meningkatkan kapasitas warga
miniatur kehidupan masyarakat dan lingkungan sekolah agar literat,
sangatlah penting untuk menjadikan sekolah sebagai taman
mengaplikasikan nilai serta belajar yang menyenangkan dan ramah
pemahaman yang baik, sehingga pada anak, agar warga sekolah mampu
akhirnya ketika siswa telah lulus dan mengelola pengetahuan, serta menjaga
terjun pada lingkungan masyarakat, keberlanjutan pembelajaran dengan
siswa dapat mentransformasikan nilai, menghadirkan beragam buku bacaan
budaya, pengetahuan, dan keterampilan dan mewadahi berbagai strategi
tersebut dalam kehidupan membaca.
bermasyarakat. Guru merupakan ujung tombak
Hal ini tidak akan terwujud tanpa dalam pendidikan, sebagus apapun
adanya upaya dari warga sekolah kurukulum serta potensi siswa,
(kepala sekolah, guru, peserta didik, mustahil akan mencetak generasi yang

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
44
berkualitas bila guru tidak memiliki 2. Pentingnya Budaya Literasi
profesionalisme yang tinggi. untuk Siswa
Pembelajaran yang efektif harus Perkembangan teknologi
diciptakan guru agar sisiwa merasa informasi menuntut kesadaran siswa
nyaman di kelas, sehingga tujuan akan pentingnya literasi. Keterampilan
pembelajaran akan sesuai dengan yang literasi yang baik akan membuka jalan
diharapkan. Oleh karenanya, guru kepada keterampilan berbahasa
harus terus mengembangkan dirinya lainnya, seperti menyumak, berbicara
sehingga kegiatan belajar mengajar di dan menulis. Selain itu, literasi yang
kelas menjadi lebih berkualitas. baik akan mengasah kemampuan
Mencari informasi serta referensi dari seperti berpikir kritis, kreatif inovatif
berbagai sumber merupakan salah satu serta menumbuhkan budi pekerti siswa.
upaya yang dapat dilakukan guru, guna Salah satu bentuk perhatian pemerintah
membentuk profesionalisme dalam unttuk mengatasi persoalan literasi ini
menjalankan tugas mulia. dengan meluncurkan program Gerakan
Selain itu, pembelajaran akan Literasi Sekolah (GLS).
efektif bila terjadi interaksi dua arah, Gerakan Literasi Sekolah
antara guru dan siswa. Untuk merupakan program baru yang diusung
menciptakan situasi aktif tersebut siswa pemerintah. Program literasi lahir
sebagai pelajar haruslah memiliki dilandasi kondisi pendidikan yang
pengetahuan mengenai apa yang akan belum membudaya di sekolah. Panduan
dipelajarinya. Pengetahuan ini tidak Gerakan Literasi Sekolah Dasar (2016),
datang dengan sendirinya, siswa harus bahwa data penelitian dalam Progress
aktif mencari dari berbagai sumber. International Reading Literacy Study
Salah satu alternatif siswa agar (PIRLS) tahun 2011 menunjukkan
mendapatkan pengetahuan, yaitu bahwa kemampuan siswa Indonesia
dengan membaca. Jadi, literasi dalam memahami bacaan berada di
meupakan suatu keterampilan yang bawah rata-rata internasional. Menurut
penting dimiliki siswa. data tersebut, literasi belum menjadi
budaya dikalangan pelajar Indonesia
terutama tingkat sekolah dasar. Kondisi

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
45
ini harus segara diperbaiki dengan lingkungan dalam situasi
memperkenalkan literasi sejak dini. menyenangkan dapat menciptakan
Literasi tidak bisa dipisahkan dari kesenangan tersendiri dalam belajar.
dunia pendidikan. Pada awal Dengan adanya kegiatan tersebut
munculnya literasi dikenal sebagai akan menciptakan kelas yang
kemampuan membaca, namun seiring harmonis, produktif, dan
berjalannya waktu literasi mengalami menyenangkan. Interaksi ini tidak akan
peluasan makna. Dalam terjadi bila siswa pasif dalam
perkembangannya, literasi dikaitkan memperoleh informasi yang ada
dengan kemampuan-kemampuan yang disekitarnya. Kesadaran untuk mencari
lain. Hal ini tertera dalam Gerakan dengan cara membaca secara mandiri
Literasi Sekolah (2016) Literasi Dasar haruslah dibina, agar siswa aktif
(Basic Literacy), yaitu kemampuan berpikir disaat proses pembelajaran.
untuk mendengarkan, berbicara, Siswa dituntut proaktif mencari
membaca, menulis, dan menghitung informasi serta pengetahuan agar
(counting) berkaitan dengan memperoleh pengetahuan yang luas.
kemampuan analisis untuk Namun, hambatan-hambatan
memperhitungkan (calculating), pasti akan ada dalam menggapai tujuan
mempersepsikan informasi yang diinginkan. Bila kita lihat kondisi
(perceiving), mengomunikasikan, serta real masyarakat terdapat beberapa
menggambarkan informasi (drawing) hambatan terjadi di lapangan,
berdasarkan pemahaman dan diantaranya:
pengambilan kesimpulan pribadi. a) Kebiasaan Literasi di Sekolah
Belum Menjadi Prioritas.
3. Hambatan-hambatan Literasi Baik di sekolah maupun di rumah
Kelas yang nyaman merupakan belum menyadari arti pentingnya
dambaan setiap siswa. Kelas yang membaca. Kegiatan membaca hanya
dapat memotivasi serta menyalurkan menjadi kegiatan penyelesaian
minat dan bakat siswa. Interaksi akademik dan tugas semata.
harmonis antara siswa dan guru, siswa Membaca masih didasari sikap
dengan siswa, siswa dengan paksaan pemenuhan kewajiban,

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
46
bukan sebagai sarana hiburan dan d) Merupakan Kegiatan yang
kebutuhan. Aktivitas ini berbeda Memerlukan Konsentrasi
dengan negara maju, dimana Pada praktiknya membaca adalah
membaca merupakan kebutuhan aktivitas yang tidak bisa dilakukan
primer yang harus dipenuhi. dengan kegiatan lain, diperlukan
b) Kurangnya Buku Bacaan/ Sumber perhatian dan fokus agar dapat
Bacaan menangkap dan memahami isi
Salah satu kelemahan dalam bacaan.
menerapkan minat dan budaya baca Guru sebagai pemegang
adalah kurang tersedianya bahan kepemimpinan sekaligus kebijakan di
bacaan. Siswa tidak menemukan kelas, haruslah kreatif mencari solusi
bahan bacaan yang cocok, sehingga untuk mengatasi permasalahan yang
tidak ada perasaan tertarik untuk terjadi. Inovasi merupakan hal yang
membaca. Belum beragamnya karya dibutuhkan untuk menyelesaikan
tulis mengakibatkan menurunnya segala kendala yang terjadi. Program
minat membaca siswa. Bila kita sadar dan terencana haruslah
lihat perpustakaan dan toko buku diterapkan, agar budaya literasi di
didominasi bacaan remaja dan karya sekolah berjalan dengan efektif dan
ilmiah. Buku-buku yang sama sekali menyenangkan.
jauh dari kehidupan siswa, sehingga Pengenalan literasi sangatlah
semakin menjauhkan siswa dari dibutuhkan pada tingkat sekolah dasar.
buku. Hal ini untuk membekali siswa pada
c) Lingkungan Tidak Mendukung jenjang pendidikan selanjutnya. Perlu
Tidak ada contoh yang baik serta adanya upaya usaha guru dalam
tidak ada dorongan dari lingkungan menerapkan budaya literasi. Namun,
sekitar membuat siswa tidak merasa kesulitan yang akan dihadapi juga
perlu untuk membaca. Lingkungan merupakan hal yang harus
yang apriori terhadap kebiasaan dipertimbangkan dalam penerapan
membaca menjadi faktor siswa sebuah program.
enggan untuk membaca. Dibutuhkan program yang tidak
terlalu rumit dalam pelaksannannya.

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
47
Selain itu, program harus bisa mendengar, mendapatkan hasil belajar
mengakomodir potensi siswa, bisa 30% jika hanya melihat, mendapatkan
diterapkan diberbagai situasi sekolah hasil belajar 50% dari melihat dan
dan terintegrasi dengan mata pelajaran. mendengar, mendapatkan hasil belajar
70% dari melakukan, dan mendapatkan
4. Program 6M 90% dari yang dikatakan dan
Program 6M (mengamati, dilakukan.
mencipta, menginformasikan, Kegiatan yang mengikutsertakan
mengapresiasi, membukukan, siswa siswa terlibat secara langsung.
memamerkan) merupakan alternatif Penerapan program 6M juga
yang dapat diterapkan guru dalam menitikberatkan pengembangan
membudayakan literasi di sekolah beberapa aspek, diantaranya: sikap
dasar. spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
Program 6M ini merupakan keterampilan. Selain pengembangan
program yang pada dasarnya sikap, pengetahuan dan keterampilan.
mengaktifkan siswa dalam Program 6M dalam
pengembangan keterampilan yang pelaksanaannya memiliki prinsip-
dimilikinya. Siswa secara sadar prinsip sebagai berikut, yaitu
melakukan aktifitas mengamati membebaskan siswa untuk mencari
lingkungan sekitar, membuat sebuah tahu melalui kegiatan observasi, siswa
karya untuk dipresentasikan di depan belajar dari berbagai lingkungan baik
kelas, tidak hanya itu siswa diharapkan sekolah maupun diluar sekolah, siswa
mampu untuk mengapresiasi karya belajar dari sumber belajar yang
yang dibuat temannya. beragam, pembelajaran berbasis
Bila dicermati dengan seksama tanggungjawab dan kemandirian,
program 6M ini sesuai dengan apa materi program terintegrasi dengan
yang dinyatakan Magnesen dalam materi pembelajaran, pembelajaran
DePorter dkk (2005), yaitu siswa berbasis keterampilan aplikatif, melatih
mendapatkan hasil belajar 10% hard skill dan soft skill siswa,,
jika hanya membaca, mendapatkan pemanfaatan pengalaman siswa,
hasil belajar 20% jika hanya menghargai perbedaan pemikiran

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
48
siswa, dan suasana belajar a) Mengamati
menyenangkan dan menantang. Mengamati berarti proses
Prinsip-prinsip Program 6M juga pencarian dan pembentukan
memiliki ruh yang hampir sama dengan informasi mengenai keberadaan
prinsif kegiatan pembelajaran objek di lingkungan sekitar
pendekatan ilmiah (saintific) kurikulum berdasarkan pengamatan panca
2013 dalam sari (2015), yakni: 1) indra. Kegiatan ini dapat dilakukan
pembelajaran berpusat pada siswa; 2) di lingkungan sekolah maupun di
pembelajaran membentuk students’ self luar sekolah. Dengan mengamati
concept; 3) pembelajaran terhindar dari siswa dilatih untuk belajar secara
verbalisme; 4) pembelajaran nyata untuk sadar terhadap
memberikan kesempatan pada siswa peristiwa disekitarnya. Siswa
untuk mengasimilasi dan langsung mengalami suatu
mengakomodasi konsep, hukum, dan peristiwa atau keadaan dalam
prinsip; 5) pembelajaran mendorong pembelajaran, sehingga akan
terjadinya peningkatan kemampuan membangkitkan rasa ingin tahu,
berpikir siswa; 6) pembelajaran menantang dan senang saat belajar.
meningkatkan motivasi belajar siswa Proses ini membutuhkan kepekaan
dan motivasi mengajar guru; 7) siswa dalam pembentukan
memberikan kesempatan kepada siswa pengalaman pribadi yang pada
untuk melatih kemampuan dalam akhirnya akan dituangkan dalam
komunikasi; dan 8) adanya proses sebuah karya.
validasi terhadap konsep, hukum, dan b) Mencipta
prinsip yang dikonstruksi siswa dalam Setelah mendapatkan dan
struktur kognitifnya. mengolah informasi-informasi
Seperti halnya program-program hasil dari kegiatan observasi, maka
yang lain, program 6M juga memiliki siswa menuangkan
langkah-langkah dalam penerapannya. pengetahuannya dengan bentuk
Berikut merupakan langkah-langkah karya. Karya ini sesuai dengan
program 6 M, yaitu: informasi yang siswa dapatkan
berdasarkan observasi. Siswa

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
49
dengan bebas mengekspresikan e) Membukukan
karyanya baik secara tulisan, Siswa membukukan setiap hasil
gambar, atau karya lainnya. Karya karyanya disebuah folder atau
ini disesuaikan dengan mata buku karya siswa. Buku hasil
pelajaran yang diberikan guru. karya tersebut diletakan didalam
Contoh: siswa membuat puisi kelas yang diharapkan siswa lain
berdasarkan hasil observasi siswa dapat membuka dan mempelajari
terhadap lingkungan sekitar pada hasil karyanya. Namun, bila karya
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sisiwa tidak bisa dibukukan, guru
atau siswa dapat menggambar bisa memajangnya di dinding kelas
keadaan daerah tempat tinggalnya atau media lain. Membukukan
pada mata pelajaran kesenian. karya siswa secara rapih juga
c) Menginformasikan membantu guru dalam penilaian
Menginformasikan merupakan portopolio siswa yang akan
tahap yang penting. Tahap ini dilaporkan ke orang tua.
melatih siswa belajar melatih f) Mamerkan
kemampuan berbicara serta Kegiatan ini merupakan tahapan
melatih berani tampil dihadapan terakhir dari program 6M. Dalam
siswa lain. Siswa tahap ini, sekolah mengadakan
mempresentasikan karyanya di pameran yang bertujuan untuk
depan kelas. memperlihatkan hasil karya siswa
d) Mengapresiasi kepada orang tua. Orang tua dapat
Siswa mengapresiasi karya siswa berpartisipasi dalam mengapresisi
lain. Tahap ini memberikan karya anaknya. Diharapkan orang
kesempatan siswa untuk melatih tua mengetahui potensi anaknya.
bagaimana cara menanggapi Sehingga orang tua akan terus
sebuah hasil karya dengan santun. mendukung pengembangan potensi
Bimbingan guru sangat diperlukan anaknya. Kegiatan pameran ini
agar tercipta suasana yang dapat dilakukan ketika
harmonis dan kondusif. pengambilan rapot atau kenaikan
kelas.

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
50
Gambaran di atas merupakan dijadikan penguatan materi siswa
langkah-langkah program 6M yang ketika berada di sekolah meupun
dapat diterapkan di sekolah dasar. diluar. Program 6M ini dapat
Melalui program 6M guru menciptakan diterapkan hampir pada semua mata
lingkungan yang kaya akan literasi. pelajaran. Diharapkan dengan
Program ini tidak sulit untuk menerapkan program ini dapat
diterapkan, hanya bermodal kemauan menumbuhkembangan literasi di
guru untuk menerapkannya. Program sekolah umumnya dan kelas
ini dapat dilakukan di desa maupun di khususnya.
kota. Selain itu, program ini juga

C. Simpulan

Budaya literasi haruslah Penerapan program literasi 6M


ditumbuhkembangkan di sekolah dasar (mengamati, mencipta,
agar siswa dapat membiasakan diri mengkomunikasikan, mengapresiasi,
mencari informasi-informasi yang membukukan, dan memamerkan)
berkaitan dengan pembelajaran yang merupakan salah satu contoh program
tentunya akan berberguna untuk membudayakan literasi yang relatif
dirinya. Semakin besar siswa sadar mudah dan efektif untuk diterapkan di
akan pentingnya litarasi maka semakin sekolah. Program ini mengaktifkan
besar peluang siswa untuk dapat siswa dalam belajar dari lingkungan
bersaing di era moderen. Walau sekitar secara aktif sehingga
pemerintah telah menerapkan program pembelajaran menjadi bermakna.
Gerakan Literasi Sekolah namun guru Program ini juga akan mengembangkan
haruslah pandai dalam menyesuaikan karakter siswa, diantaranya berani,
serta merencanakan program literasi kritis, dan kreatif, kejujur selain itu
kelas, agar tercipta kondisi kelas yang program menumbuhkan kepekaan
kondusif dan menyenangkan. siswa terhadap lingkungan sekitar.

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
51
Daftar Pustaka

Clay, M. M. 2001. Change Over Time Direktorat Jendral Pendidikan Dasar


in Children’s Literacy dan Menengah. Kementrian
Development Portsmouth: Pendidikan dan Kebudayaan.
Heinemann. 2016. Panduan Gerakan Literasi
DePorter, Bobby. Dkk. 2005. Quantum Sekolah di Sekolah Dasar.
Teaching. Bandung: PT Mizan Sari, Jenitta Vaulina Puspita. 2015.
Pustaka. Penerapan Pendekatan Saintifik
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dalam Pembelajaran Ekonomi
dan Menengah. Kementrian Sma Kelas Xi Materi
Pendidikan dan Kebudayaan. Ketenagakerjaan. Proseding
2016. Disain Induk Gerakan Seminar Nasional UNY.
Literasi Sekolah. Undang-Undang No 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.

JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Aulia Akbar


ISSN 2540-9093
52

Anda mungkin juga menyukai