Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
atau dimulainya tanda inpartu. Ketuban pecah dini dapat terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu yang disebut sebagai ketuban pecah dini preterm dan dapat pula terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 37 minggu atau disebut ketuban pecah dini kehamilan aterm. Pada ketuban
pecah dini preterm maupun aterm dapat dikelompokkan menjadi ketuban pecah dini awal yaitu
kurang dari dua belas jam setelah pecah ketuban dan ketuban pecah dini berkepanjangan yang
terjadi dua belas jam atau lebih setelah pecah ketuban.

Etiologi dan Faktor Risiko


Penyebab terjadinya ketuban pecah dini masih belum dapat ditentukan secara pasti.
Namun, diperkirakan terdapat beberapa faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya
ketuban pecah dini. Faktor predisposisi tersebut menyebabkan lemahnya selaput ketuban, di
mana terjadi abnormalitas berupa berkurangnya ketebalan kolagen atau terdapatnya enzim
kolagenase dan protease yang menyebabkan depolimerisasi kolagen sehingga elastisitas dari
kolagen berkurang. Beberapa faktor predisposisi tersebut, yaitu:
a. Infeksi traktus genital
Ketika terjadi infeksi, membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli dengan
memproduksi mediator inflamatori seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon
yang merangsang “matrix degrading enzym”. Hal ini akan menyebabkan lemahnya
selaput ketuban.
b. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
Pada perempuan dengan riwayat ketuban pecah dini sebelumnya memiliki risiko 2-4 kali
mengalami ketuban pecah dini kembali pada kehamilan selanjutnya. Hal ini dikaitkan
dengan komposisi membran yang menjadi mudah rapuh dan kandungan kolagen yang
semakin menurun pada kehamilan berikutnya.
c. Merokok
Wanita yang terpapar asap rokok cenderung lebih sering mengalami gangguan pada
kehamilannya seperti abortus, berat badan lahir rendah, pre eklamsi, abruptio plasenta,
dan ketuban pecah dini. Rokok mengandung tar yang merupakan radikal bebas yang
dapat merusak komponen molekul utama dari sel tubuh dan dapat mengganggu integritas
sel, berkurangnya elastisitas membran, termasuk selaput ketuban sehingga mudah
mengalami ruptur. Radikal bebas dalam rokok juga dapat merusak serum tembaha dan
asam askorbat dalam plasma darah. Serum tembaga dan asam askorbat berperan pentung
untuk sintesis kolagen dan pemeliharaan sehingga berkurangnya kedua zat tersebut
mrnyebabkan selaput ketuban rentan mengalami robek.
d. Kehamilan kembar dan polihidramnion
Pada kehamilan kembar dan polihidramnion terjadi peningkatan tekanan (distensi)
intrauterin sehingga ketegangan uterus juga meningkat dan menstimulasi selaput ketuban
untuk mudah pecah sehingga wanita hamil dengan polihidramnion memiliki risiko lebih
tinggi untuk mengalami ketuban pecah dini.
e. Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum juga berpengaruh terhadap produksi
struktur kolagen yang menurun pada kulit ketuban.
f. Beberapa faktor lain seperti perdarahan antepartum (solusio plasenta), inkompeten
serviks, trauma kelahiran dan kelainan kongenital pada struktur serviks yang rentan dapat
merusak fungsi otot pada serviks. Serviks akan melonggar sehingga membuat bagian
depan kulit cairan ketuban dapat dengan mudah mendesak ke dalam dan menyebabkan
tekanan yang tidak merata pada kapsul cairan ketuban.

Sumber
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.
Muntoha, Suhartono, dan Endah, N. W. (2013). Hubungan antara riwayat paparan asap rokok
dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil di RSUD dr. H. Soewondo Kendal.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12(1), 88-93.

Anda mungkin juga menyukai