Dan tak lupa peserta lomba yang saya sayangi serta saya banggakan
Saya akan mengawali pidato saya dengan membacakan sebuah hadits sahih yang termuat
dalam Musnad Ahmad yang diriwayatkan dari Jabir bin Samurah ra; bahwa Rasulullah saw
bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik
akhlaknya.
Sejalan dengan hadits tersebut, 100 tahun yang lalu KH. Ahmad Dahlan juga menyatakan
bahwa beliau akan terus berjuang untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok.
Beliau sadar betul bahwa salah satu kemunduran umat Islam adalah disebabkan oleh
kemerosotan akhlak umatnya sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi
memiliki keberanian seperti harimau.
Fenomema moral yang sudah bengkok sebagaimana yang disebutkan oleh KH. Ahmad
Dahlan, sampai sekarang masih terjadi dan semakin parah. Kami seringkali menonton berita
di tv atau membaca berita di koran, betapa banyak pemuda,remaja dan bahkan pelajar yang
terjerembab dalam kehidupan hedonis, hura-hura, pergaulan bebas, narkoba, tawuran dan
berbagai tindak kekerasan lainnya.
Guru kami pernah bilang, senakal-nakalnya pelajar jaman dahulu, tapi tidak ada yang berani
pada gurunya. Tapi sekarang, banyak diberitakan media, ada pelajar yang tidak lagi hormat
dan sungkan pada gurunya. Bahkan ada yang tega mengeroyok gurunya hingga babak belur
hanya karena tidak suka perbuatannya ditegur.
Salah satu penyebab dekadensi atau kemerosotan moral ini adalah tiadanya keteladan.
Mungkin ada yang berkata, Bukankah Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baik teladan?.
Betul sekali.
Hanya saja, berapa waktu yang diberikan kepada kami untuk mengenal beliau ?
Kami mengenal beliau, kisah-kisah para Nabi lainnya, sahabat dan keluarga Nabi, ataupun
tokoh – tokoh Islam lainnya hanya dalam pelajaran agama Islam. Itupun tidak setiap hari
kami dapatkan.
Padahal serbuan informasi dan gempuran nilai-nilai amoral tidak hanya menyerbu rumah
kami melalui televisi, tapi sudah merasuk ke dalam tas dan kantong saku kami dalam bentuk
netbook dan smartphone.
Generasi kami sekarang lebih familiar dengan facebook dan twitter daripada kitab suci al
Qur’an.
Generasi kami lebih akrab dengan blackberry messenger, whats app, dan we-chat dibanding
dengan pesan-pesan hikmah dari para asatidz.
Janganlah heran kalau kemudian banyak remaja dan pelajar lebih mengidolakan artis luar
negeri ketimbang Nabinya sendiri. Banyak remaja kita yang akhirnya jatuh pingsan karena
rela berjejal demi sebuah konser penyanyi idola mereka.
Akhirnya, kecintaan pada dunia yang diajarkan oleh nilai-nilai kapitalis global telah membuat
pemuda dan pelajar terkikis rasa malu dan makin jauh dari Islam.
Pergerakan Muhammadiyah harus berperan lebih besar untuk menyelamatkan bangsa dan
umat Islam Indonesia.
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah harus merangkul kembali anak muda Islam dengan
media-media alternatif. Sudah saatnya Muhammadiyah mengontrol sinetron, berita dan
entertainment media yang menyuguhkan kekerasan dan ketidak santunan dalam berbicara.
Bila perlu Muhammadiyah membuat sebuah televisi alternatif yang lebih manusiawi dan
Islami.
Pada tataran praktis, dukungan penuh pada pemberantasan korupsi di Indonesia harus
menjadi mainstream gerakan Muhammadiyah. Pengurus dan Aktivis Muhammadiyah harus
dikenal secara luas sebagai orang-orang yang Jujur dan Bersih.
Pada tataran ideologis, pendidikan karakter harus dikembangkan di setiap level pendidikan
dan pengkaderan pergerakan Muhammadiyah. Semua murid dan
Kami sangat rindu bangsa ini kembali dikenal sebagai bangsa yang besar.
Tapi hal tersebut hanya bisa tercapai bila umat Islam Indonesia terbina akhlaknya dengan
baik.
Semoga Pergerakan Muhammadiyah tetap terdepan memajukan akhlak umat Islam Indonesia.
And don't forget the contestants that I care about and I'm proud of
I will begin my speech by reciting an authentic hadith contained in Musnad Ahmad narrated
from Jabir bin Samurah ra; that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said:
"Indeed, the best of believers are the best of their moral character.
In line with this hadith, 100 years ago KH. Ahmad Dahlan also stated that he would continue
to fight to uphold his morals and morals.
He was well aware that one of the downsides of the Muslims was due to the deterioration of
the morals of his people so that they were as frightened as goats and no longer had the
courage of a tiger.
The moral phenomena are already bent as stated by KH. Ahmad Dahlan, it is still happening
and getting worse. We often watch the news on TV or read the news in the newspaper, many
young people, teenagers and even students involved in hedonistic life, sexuality, free
association, drugs, brawl and many other acts of violence.
Our teacher once said that she was mischievous in the past, but no one dared her teacher. But
now, much to the media, there are students who no longer respect and criticize their teacher.
There are even people who can scoop up their teacher to the beat just because they don't like
being reprimanded.
Some might say, Isn't the Prophet Muhammad the best example? That's right.
Just how much time did it take for us to get to know him?
We know him, the stories of other Prophets, the Prophet's friends and family, or other
Muslim figures in Islamic religion. That's not every day we get.
While raids on information and the fight against amoral values have not just raided our
homes through television, they have been packed into our bags and pockets in the form of
netbooks and smartphones.
Father, Mother
Our generation is now more familiar with facebook and twitter than the scriptures of the
Qur'an.
Our generation is more familiar with blackberry messenger, whats app, and we-chat than the
wisdom messages from asatidz.
No wonder then that many teenagers and students are more interested in foreign artists than
their own. Many of our teenagers end up fainting because of their idol singing concerts.
In the end, the love of the world taught by the values of global capitalists has made youths
and students shy away from Islam.
The glorified audience of Allah Almighty.
The Muhammadiyah movement must play a bigger role in saving the Indonesian people and
Muslims.
At the ideological level, character education must be developed at every level of education
and the movement of Muhammadiyah movements. All students and
But this can only be achieved if the Indonesian Muslims are well-built.
May the Muhammadiyah Movement remain at the forefront of promoting the morals of
Indonesian Muslims.
Wassalamu'alaikum