Anda di halaman 1dari 2

Analisis Pengaruh Teori Perubahan Kelembagaan (Online) Terhadap Kinerja UMKM di Surabaya

LATAR BELAKANG

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan
usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. UMKM memiliki peran yang sangat penting
dalam perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran UMKM yang berkontribusi terhadap Produk
domestic Bruto (PDB) yang semakin meningkat dan pada tahun 2019 mencapai 60,34 persen
(Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ).

Selain berdampak pada PDB, sektor UMKM juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang
tentu meningkatkan pendapatan masyarakat. Dampak UMKM untuk kontribusi ke total tenaga kerja
sebesar 97 persen.Dengan dampak yang besar maka UMKM dianggap mempunyai peranan yang strategis
dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Dengan besarnya peran UMKM, maka
diharapkan UMKM menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian
nasional.(Setiawati & Widyartati, 2017).

Dalam kegiatan ekonomi , UMKM akan menghadapi persaingan antara satu UMKM dengan
UMKM lainnya baik dari satu daerah atau dari daerah lainnya. Persaingan usaha yang semakin hari
semakin tajam mengharuskan manajemen perusahaan memiliki nilai jual yang tinggi dan di haruskan
perusahaan tidak pernah merasa lelah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya organisasinya (Ismanto, 2016).

Salah satu yang mungkin bisa dilakukan dalam menghadapi persaingan adalah dengan melakukan
perubahan kelembagaan. Perubahan kelembagaan di dalam masyarakat menandakan terjadinya perubahan
di dalam prinsip regulasi dan organisasi, perilaku, dan pola-pola interaksi. Menurut North, terdapat dua
faktor utama sebagai cara untuk memahami dinamika perubahan kelembagaan, yaitu:

1.  Perubahan kelembagaan sebagai hubungan simbiotik (symbiotic relationship) antara kelembagaan
dan organisasi yang mengelilingi di sekitar struktur intensif yang disediakan oleh kelembagaan.

2.  Perubahan kelembagaan sebagai proses umpan balik (feedback process) di mana individu merasa
dan bereaksi terhadap perubahan berbagai kesempatan.

Perubahan kelembagaan bisa terlihat dari penerapan interaksi antar pelaku ekonomi semisal dari interaksi
yang bersifat konvesional berubah ke online. Perubahan ini bukan hanya ingin melakukan inovasi tapi
juga karena tuntutan dari berubahnya interaksi antara pembeli dan penjual. Mengingat pada zaman
sekarang dengan peningkatan teknologi semakin canggih yang tak mampu dihindari oleh setiap orang
akan membuat masyarakat mau tidak mau menerima perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
termasuk dalam kegiatan ekonomi.

Namun dalam pelaksanaannya perubahan kelembagaan ini masih belum bisa terealisasi dengan
optimal. Berdasarkan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2020 menunjukkan
bahwa sekitar 8 juta atau bisa dikatakan hanya berkisar 13 % UMKM yang sudah memanfaatkan platform
online (go digital) untuk memasarkan produknya dan sisanya masih banyak UMKM yang bergerak
secara tradisional (konvensional). Berdasarkan hal ini maka memunculkan masalah berupa UMKM yang
nantinya tidak bisa mengikuti persaingan yang terjadi dipasaran karena masih banyak yang belum melek
teknologi atau belum menerapkan platform online dalam pemasarannya yang tentu akan menurunkan
kinerja UMKM itu sendiri.

Sedangkan pemilihan kota Surabaya di dasarkan pada temuan Priceza, menunjukkan bahwa kota
Surabaya yang menjadi salah satu dari lima kota yang menjadi sumber utama dari kunjungan (traffic) ke
berbagai toko online dan hal ini berlangsung sampai tiga tahun berturut-turut. Dengan ini menandakan
bahwa kota Surabaya menjadi kota yang berpotensi untuk mengembangkan UMKM yang sudah
menggunakan platform online dalam penjualan produk mengingat jumlah konsumen yang besar. Selain
itu, berdasarkan data dari sensus ekonomi 2016 dan SUTAS 2018 menunjukkan bahwa dalam kota
Surabaya menempati kota no 5 di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah UMKM terbanyak sebesar
385.054.

Dengan penulisan ini bertujuan untuk mengangkat bagaimana pengaruh perubahan kelembagaan dari
konvensional ke online terhadap kinerja UMKM di Surabaya yang diharapkan menjadi rujukan atau
referensi bagi masyarakat dan bagi para pelaku UMKM dalam pelaksanaan kegiatan ekonominya agar
lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai