Dosen pengampu :
Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1
Angka kematian ibu berkaitan dengan aborsi ternyata cukup besar. Di
tahun 1966 kasusnya baru menyentuh angka 30/100.000 kelahiran hidup.
Selama 18 tahun (1984) bilangan ini naik menjadi 128. Sementara kematian
oleh penyebab lain terus menurun dari 65 menjadi 21 kasus pada tahun yang
sama. Kematian yang terkait dengan proses aborsi mencapai 20 % dari
taksiran 500 – 600 ribu kematian ibu setiap tahun. Sebagian besar musibah ini
berlangsung dinegara yang sedang berkembang (40 % dinegara Asia).
Eklampsia, pendarahan serta penyakit infeksi dianggap sebagai penyebab
kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait erat, baik langsung
maupun tidak langsung dengan status gizi ibu.
Rendahnya mutu pelayanan dan pemanfaatan fasilitas terbaca pada data
berikut: (1) kelahiran yang dibantu oleh ahli kesehatan terlatih hanya 30 %,
(2) proporsi kurang kalori protein dan kekurangan vitamin A pada wanita
hamil masih tinggi, (3) ketersediaan tablet besi pada KIA yang jumlahnya pun
kurang dari 90 tablet, hanya untuk memasok 50 % wanita hamil dan (4)
jadwal kerja puskesmas tidak sesuai dengan pola kesibukan wanita pedesaan.
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi
juga mengancam keselamatan janin. Wanita yang bersikeras hamil di kalan
status gizinya buruk, risikonya untuk melahirkan bayi berberat badan rendah 2
– 3 kali lebih besar dibandingkan mereka yang berstatus gizi baik, di samping
kemungkinan bayi mati sebesar 1,5 kali (National Center for Health
Statistic/NCHS 1986).
2
f. Apakah kebutuhan gizi ibu hamil?
g. Apakah menu seimbang yang perlu dikonsumi oleh ibu hamil?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini antara
lain untuk mengetahui:
a. definisi ibu hamil
b. patofisiologi kehamilan
c. faktor yang memperngaruhi kehamilan
d. komplikasi kehamilan
e. mitos kehamilan
f. kebutuhan gizi ibu hamil
g. menu seimbang ibu hamil
1.4 Manfaat
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat menambah pengetahuan tenaga kesehatan gizi ibu hamil.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumen dan bahan dalam penelitian selanjutnya
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang gizi ibu
hamil serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
5. Sifat – sifat ibu berubah – ubah, misalnya ibu lebih suka yang asam –
asam, rusak, mudah tersinggung dan sebagainya adalah normal.
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Dimasa ini ibu harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu
yang sehat akan melahirkan bayi sehat. Salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu.
Seorang wanita baru dapat dikatakan hamil jika pemeriksa telah melihat
tanda pasti hamil, yaitu: mendengar suara detak jantung, dapat melihat (USG)
dan meraba bentuk janin. Namun demikian pemeriksaan fisik harus pula
memasukkan tanda anggapan dan kemungkinan hamil. Penentuan kadar HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) di dalam urine merupakan petunjuk adanya
kehamilan. Uji terhadap urine cukup peka untuk menentukan kadar HCG
yang ditemukan 4 minggu sesudah HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) atau
sekitar 2 minggu setelah pembuahan.
5
menghentikan menstruasi, sehingga keluar sedikit darah yang haid. Hal ini
dapat terjadi satu atau dua kali. Ada pula yang terus berlangsung selama
kehamilan, meskipun jarang terjadi.
6
dikeluarkan urea, asam urine, glukosa, asam amino, asam folik dalam
kehamilan.
c. Chloasma Gravidarum
Berupa bintik-bintik hitam atau bercak hiperpigmentasi kecoklatan
pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi. Chloasma di alami 50%
- 70% wanita hamil, dimulai minggu ke-16 dan meningkat secara
bertahap sampai bayi lahir. Hal ini disebabkan karena pengaruh
hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone) yang dikeluarkan
juga didorong oleh sinar matahari yang mengenai kulit.
d. Obstipasi
Disebabkan karena reaksi otot halus diusus besar dengan adanya
jumlah progesteron yang meningkat reabsorbsi air di usus besar
meningkat. Progesteron dan penekanan terhadap perut oleh gerak
kinerja yang menurun dalam saluran pencernaan. Selain itu obstipasi
juga disebabkan oleh hipoperistaltik (perlambatan usus). Pilihan
makanan yang tidak lazim, kurang cairan, disertai abdomen akibat
kehamilan dan pergeseran usus akibat kompresi.
7
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut
memengaruhi kondisi janin.
Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia
ini telah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada
perempuan dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun)
Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan perkemihan dan
perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan
menyebabkan terjadinya Inta Uterine Growth Retardation
(IUGR) yang berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu.
Jika ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua
(hamil pertama dengan usia lebih dari 40 tahun), keadaan ini
harus benar-benar diwaspadai.
8
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi
kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi dan
dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah
Hipertensi
Penyakit Jantung
Diabetes Mellitus
Anemia
Penyakit Menular Seksual
9
2.3.1.2 Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan
oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk
menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting
yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan
informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang memperhatikan
kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era
sekarang ini lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas
makanan yang dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi
kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai
modal awal untuk menyusui.
10
namun banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka
panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga
membahayakan.
b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri
dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang
dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam
tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus
waspada akan risiko keguguran, kelahiran premature, BBLR
bahkan kematian janin.
c. Hamil di Luar Nikah / Kehamilan Tidak diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan
sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan
untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan
kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya
keguguran, premature dan kematian janin. Pada kehamilan di luar
nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap
dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat
bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues.
11
Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat
perlu dilakukan.
b. Stressor Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat
bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,
pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon
negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan
masih banyak kasus yang lain.
12
muncul gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-
waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
2.3.3.3 Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat
social ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik
dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena
13
nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani
secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya
sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil
yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah
14
4. Masalah Endokrin
Masalah ini secara umum dapat menyebabkan diabetes mellitus dan
tifoid. Resistensi insulin oleh hormone human placenta lactogen,
prolactin, kortisol dan glukogen.
5. Infeksi Perinatal
Meliputi infeksi yang umum terjadi yakni : infeksi saluran kencing,
herpes simpleks, infeksi HIV, infeksi HPV, sifilis, cytomegalovirus
dan tuberkullosis.
15
9. Inkompatibilitas ABO
Antibody anti A atau anti B dan sel darah merah janin mengandung
antigen A atau B
16
2. Infeksi
Infeksi biasanya terjadi apabila seorang ibu mengalami demam yang
bersuhu sekurangnya 38 derajat celcius pada dua kesempatan atau
lebih dalam masa 10 hari setelah melahirkan, tidak termasuk 24 jam
pertama. Pada kehmailan juga biasanya akan terjadi infeksi nifas, yaitu
setelah persalinan pervaginam tempat implantasi plasenta dan desidua
serta myometrium, sedangkan infeksi setelah operasi Caesar bisanya
terjadi karena bakteri yang mengkolonisasi serviks dan vagina akses
cairan amnion menivasi jaringan mati ditempat histerektomi selulitis
parametrium.
3. Inkontinensia Urin, feses dan flatus
Trauma pada otot pelvis dan sfingter anal, cedera pada saraf sacral dan
pudendal inkonteninsia urin maupun fekal.
4. Gangguan Psikologi Pasca Partum
Terdiri dari 3 kategori antara lain: pascapartum blues atau kesedihan
pasca partum, depresi pasca partum non psikosis dan psikokis pasca
partum. Gangguan psikologi ini akan menyebabkan penurunan
estradiol yang drastic, penurunan serotonin dan kejadian depresi serta
terganggunya hiperaktivitas hipotalamus kelenjar adrenal blues
pascapartum.
17
Mitos: minum susu kacang atau makanan dari kacang kedelai akan
membuat bayi berkulit putih.
Fakta: Warna kulit seseorang dipengaruhi oleh faktor genetika ayah dan
ibunya, bukan dari susu kedelai
c. Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada
bayi baru lahir
Mitos: Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada
paru bayi dan resiko kuning saat bayi lahir.
Fakta: Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik.
d. Minum air es akan menyebabkan bayi besar
Mitos: Sering minum es saat hamil menyebabkan bayi besar dan akan
sulit lahir.
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang
mempunyai penyakit kencing manis. Jadi mungkin es ini diminum oleh
ibu hamil yang memang denganriwayat penyakit kencing manis. Jadi
bukan minum es lalu menyebabkan bayi besar karena air es akan
dikeluarkan oleh tubuh sebagai keringat atau air seni.
e. Makanan pedas akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit
kemerahan atau berkulit lebih gelap
Mitos: Makan makanan pedas saat hamil akan menyebabkan bayi lahir
dengan bercak kulit kemerahan atau bayi akan berkulit lebih gelap/hitam.
Fakta: Sekali lagi warna kulit seseorang tidak ditentukan oleh makanan
pedas, tapi factor genetic dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa makan
makanan pedas saat hamil, membuat rasa tak enak di perut apalagi bila
anda sedang mual, jadi bukan karena menyebabkan bercak kemerahan
pada kulit.
f. Minum air kelapa dapat mempercepat persalinan
Mitos: Minum air kelapa dapat memperlanjar persalinan.
Fakta: Belum ada penelitan yang membuktikan mitos ini karena
lancarnya persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun air kelapa
muda memang berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih.
18
g. Minum air rebusan kacang hijau akan melebatkan rambut bayi
Mitos: Minum air rebusan kacang hijau akan melebatkan rabut bayi.
Fakta: Lebat tidaknya rambut bayi tidak ditentukan oleh minuman
ataupun makanan tertentu yang dikonsumsi Ibu selama hamil, melainkan
karena faktor keturunan.
h. Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap
menandakan bayinya laki-laki
Mitos: Leher ibu hamil yang menghitam atau putting yang berwarna
gelap menandakan bayinya laki-laki.
Fakta: Perubahan warna pada leher atau puting tidak ada hubungannya
dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil
diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang
mengatur pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang menghitam biasa
terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-
laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit dan puting susu, ibu
hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan garis hitam dari
pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan setelah
melahirkan.
19
a. Energi
Kebutuhan energy ibu hamil dipengaruhi dua hal, yaitu peningkatan angka
metabolism basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh kembang janin dan
jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik.
20
Tabel 1.1 Angka Kecukupam Gizi Tidak Hamil dan Hamil (usia 19-29
tahun)
21
b. Protein
Kebutuha n protein ibu hamil bertambah senyak 17 gram untuk tiap
triwulan, sehingga menjadi 67 g per hari. Penambahan ini meruoaka 34%
kebutuhan protein ibu tidak hamil. Penambahan protein ini dilakukan dengan
tambahan makanan sumber protein, seperti susu, daging dan ayam tidak
berlemak, ikan, telur, kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti tahu dan
tempe.
c. Zat Gizi Yang Berkaitan dengan Metabolisme Energi dan Protein
Zat-zat gixi yang berkaitan dengan metabolism energy dan protein adalah
vitamin-vitamin B, yaitu tiamin(B1), riboflavin(B),niasindan pirindoksin(B0).
Kebutuhan akan vitamin-vitamin ini sedikit meningkat dengan meningkatnya
kebutuhan energy dan protein. Peningkatan kebutuhan masing-masing adalah
0.3 mg untuk tiamin dan riboflavin (masing-masing 30% dan w27.3%) 4,0
mg untuk niasin(28.6), dan 0.4 mg untuk vitamuin B6(kurang lebih 30,8%)
dengan demikian kecukupan sehari ibu hamil akan tiamin menjadi 1.3mg,
riboflavin 1.4 mg, niasin 18,0 mg dan piridoksin 1.7 mg.
d. Zat Besi
Anemia gizi karena kekurangan zat besi masih lazim terjadi di negara
sedang berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Sementara itu, kebutuhan
wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta das el darah
merah) sebesar 200-300 %. Perkiraan besaran zat gizi yang perlu ditimbun
selama hamil ialah 1040mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh
ketika melahirkan da 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300mg besi ditransfer
untuk menambah 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450mg untuk
menambah jumlah sel darah merah, dan200mg lenyap ketika melahirkan.
Jumlah sebanyak ini tidak tercukupi hanya melalui diet. Karena itu,
suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita yang
bergizi baik.
Penambahan asupan besi, baik lewat makanan dan atau pemberian
suplementasi, terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi.
Tanpa suplementasi (Comitte On Maternal Nutrition menganjurkan
22
suplementansi besi selama trimester II dan III), cadangan besi dalam tubuh
wanita akan habis pada akhir kehamilan(Taylor dkk,1982). Agar ,menjaga
stok ini tidak terkuras dan mencegah kekuramgan, setiap wanita hamil
dianjurkan menelan besi sebanyak 30mg tiap hari. Takaran ini tidak akan
terpenuhi hanya melalui makanan, oleh sebab itu suplemen sebesar 30-60mg,
dimulai pada minggu ke -12 kehamilan yang diteruskan sampai 13 buan
pscapartum, perlu diberikan setiap hari.
Ferrous sulfate 300 mg25 yang mengandung 60 mg elemen besi
(keterserapan 10%) diberikan sebanyak 3 kali sehari. Jika preparat ini tidak
dapat ditoleransi, segera diganti dengan preparat ferrous fumarete atau
gluconate. Pengolahan harus diteruskan selama 3 bulan setelah nilai
hemoglobin kembali normal yang bertujuan untuk memperbarui simpanan
besi. Respon terhadap pengobatan terpantau melalui perbaikan nilai
hemoglobin yang meningkat paling sedikit 0.3 g/dl/minggu. Pengobatan
secara prental hanya diindikasikan jika preparat oral tidak dapat ditoleransi.
e. Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin kebutuhanya selama hamil
berlipat dua. Sekitar 24-60% wanita, baik di negara berkembang maupun di
negara maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat
dalam makanan sehari-hari mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
wanita hamil. Kekurangan asam folat secara marjinal mengakibatka
peningkatan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Dua kondisi pertama
menyebabkan kaki kejang. Kekejangan ini biasanya timbul pada malam hari
sehingga lama kelamaan menganggu tidur penderita, yang dikenal sebagai
restless leg syndrome. Jika kekuragan asam folat bertambah parah, akan
terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi.
Kekurangan asam folat berkaitan dengan berat lahir rendah, abisiasio
plasenta, dan neurak tube defect. Pemberian suplementasi terbukti mampu
menghapus kelainan ini. Penelitian di Universitas California (Gladys B)
menurunkan risiko terjadinya spia bifida dan anencephaly, meskipun
kemudian dibantah oleh Czeizel dari National Institute Of Hygiene, Budapest.
23
Berdasarkan peneliatian Budapest 5000 wanita, RDA USA sebesar 0,4-0,8
mg tidak efektif dalam menurunkan cacat lahir. Jenis makanan yang bayak
mengandung asam folat antara lain ragi (1000mg/100g). Brokoli, sayur
berdaun hijau; bayam, asparagus, dan kacang-kacangan., misalnya kacang
kering, kacang kedelai(100g). sumber lain ialah ikan, dagung, jeruk, dan
telur. Jeruk ukuran sedang mengandung 50mg, telur mg, dan setengah cangkir
tanah mengandung 70mg asam folat.
f. Kobalamin (Vitamin B)
Anemia permisosa yang disertai dengan rasa letih yang parah merupakan
akibat dari defisiensi B12. Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan
RBC Anemia Permisosa biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan B12
dalam makanan, melainkan oleh ketiadaan faktor instrinsik yaitu sekresi
gaster, yang diperlukan untuk penyerapan B12. Gejala anemia ini meliputi
rasa letih dan emah yang hebat, diare, depresi, mengantuk dan mudah
tersinggung dan pucat. Diantara golongan vitamin B kompleks, vitamin B12
memang unik karena sangat jarang didapat dari tanaman tetapi banyak di
dapat dari daging atau produk olahan dari binatang. Bersama asam folat,
vitamin ini mennyintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel.
Vitamin B12 pentng sekali bagi pertumbuhan perkembangan normal RBC,
dan keberfungsian sel-sel sumsum tulang, sistem pernafasan, dan saluran
cerna. Tubuh dapat menyimpan B12 di hati dalam jumlah yang adekuat untuk
persediaan selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa defisiensi berat jarqang
terjadi. Pangan sumber vitamin B12 ialah hati, telur, ikan, kerang, daging
unggas, susu, dan keju. Asupan yang dianjurkan sekitar 3mg sehari. Sebutir
telur mengandung 1 mg secangkir susu menyimpan 1 mg;85 gram dagng babi
mengandung 2mg asam folat. Selain reaksi alergi, pengaruh toksik akibat
pemberian vitamin ini dalam dosis mega belum pernah dilaporkan.
Penyuntikan vitamin B12 sebanyak 10000 kali dosis anjuran tidak
menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan. Di samping faktor instrinsik
24
faktor lain yang mengngganggu penyerapan B12 ialah alcohol,n pil Kb, dan
senyawa tertentu dalam rokok.
g. Vitamin D
Kekurangan vutamun D selama gail berkaitan dengan gangguan
metabolism kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia
dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan
osteomalmasia pada ibu insidensi dapat ditekan dengan pemberian 10mg
(400IU) perhari. Kekurangan vitamin D kerang menjangkiti wanita hamil
yang bermukim di daerag yang hanya sedikit bersentuhan dengan sinar
matahari sehingga sintesis vitamin D di kulit tidak terjadi. Sumber vitamin D
yang penting di Amerika ialah susu yang telah diperkaya dengan vitamin D.
Perhatian khudud perlu diberikan pada mereka yang tidak minum susu,
missal jelompok vegetarian. Mereka perlu diber suplementasi kalsium
sebnyak 5-10 mg per hari.
h. Yodium
Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena
peran hormone tiroid dalam perkembangaa dan pematangan otak menempati
posisi strategis. Kerusakan syaraf akibat hipotiroidisme yang berlangsung
pada akhir kehamilan tidak seoara jika hal ini terjadi di awal masa kehamilan.
Karena itu, kores terhadap kekurangan yodium sebaikanya dilakukan sebelum
atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjran asuoan per hari untuk wanita
hamil dan menyusui sebesar 200 g ( Food ad Nutrition Board of the National
Academy of Sciences in the United State) dalam bentuk garam beryodium,
pemberian suplementasi oada hewan termasuk pemberian minyak beryodium
per oral atau injeksi. Di antara cara-cara ini ini, pemberian garam beryodium
memang lebih mudah namun masih ada masalah dalam pendistribusian dsn
atau pertahanan mutu yodium yang terkandung. Selepas dari pabrik, terutama
25
selama oenyimanan di gudang dan warung garam beryodium garam aja
terpajan panas sehingga cepat menjadi rusak.
i. Kalsium
Metabolisme akan kalsium selama hamil berubah mencolok, meskipun
mekanisme terjadinya belum sepenuhnya dipahami. Kadar kalsoium dalam
darah wanita hamil menurun drastic sampai 5% ketimbang wanita yang tidak
hamil. Secara kumulatif janin menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan
kecepata 7.110 da 350 mg masing-masing pada trimester I,II,III.
Asupan yang dianjurakan kira-kira 1200mg /hari bagi wanita hamil yang
berusia diatas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebuh
muda. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti whole
milk, skimmed milk, yogut, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng
seta beberaoa bahan makanan nabati seperti sayuran wara hijau dan lain-lain.
Tabel 1.2. Jumlah Bahan Makanan Rata-rata Sehari Ibu Tidak Hamil dan
Hamil
CONTOH MENU
26
Pagi Pukul 10:00 Siang Sore Malam
Nasi Bubur Nasi Pisang rebus Nasi
Telur ceplok kacang hijau Ayam bumbu Teh manis Semur
+ tomat opor daging
Jus jeruk Sambal Tahu bacem
Susu goreng kering Tumis bayam
tempe dan tauge
Sayur asem pepaya
Pisang
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim
seorang wanita.
2. Patofisiologi pada kehamilan terdiri dari perdarahan, mual dan muntah
serta sering kencing (Hidroreter dekstra dan pielitis dekstra, chloasma
gravidarum, polyuria dan obstipasi)
3. Faktor yang mempengaruhi kehamilan ada 3 yaitu faktor secara fisik,
faktor psikologis dan faktor lingkungan yang dilihat dari social,
budaya dan ekonomi.
4. Komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan dibagi menjadi 4 fase
yaitu komplikasi medis selama kehamilan, komplikasi media periode
27
pre natal, komplikasi kehamilan dan persalinan dan komplikasi periode
pasca partum.
5. Beberapa mitos yang berkembang dimasyarakat terkait dengan
kehamilan antara lain: Tidak boleh memotong atau menjahit baju,
Minuman dari kacang kedelai (susu kacang) akan membuat kulit bayi
berwarna putih, serta Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan
resiko kuning pada bayi baru lahir , dll.
6. Ibu hamil membutuhkan konsumsi energy dan zat-zat gizi yang
adekuat guna menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya
sendiri yang terdiri dari energi, protein, asam folat, zat besi,vitamin D,
kalsium dll.
3.2 Saran
Saran bagi pembaca makalah ini di harapkan dapat ikut berpartisipasi aktif
dalam mewujudkan anak anak berkualitas Indonesia yang diawali dengan
perbaikan gizi ibu hamilnya, serta dapat membagikan pengetahuan ini
dengan sabaik – baiknya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke VII. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001. 348 hal. ; 24 cm.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kasmini, H. Oktia Woro. 2012. Pola Asuh Gizi Ditinjau Dari Perspektif Sosial –
Budaya Dalam Pembangunan. Semarang: Penerbit Unnes Pres.
29
Worthington-Roberts, B.S. dan S.R Williams.2000.Nutrition throughout the life
Cycle,ed.4 hal.68. McGraw-Hil Internation Ed, Singapore
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sarah C.Bath. 2013. Iodine deficiency in Pregnant woment living in the South
East of the UK:the influence of diet and nutritional supplement on iodine
status. British Journal of Nutrition 1622-1631
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika, 2011, 1
jil, 136 hlm, 15,5 x 24 cm
Widya, Ati dkk. 2014. Jurnal Mutu Pangan:Minuman Khusus Ibu Hamil dan
Menyusui: Pemenuhan terhadap Standar Nasional Indonesia dan Persepsi
Konsumen. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Vol 1(1): 74-81. ISSN 2355-
5017
30