Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

STRATEGI PEMBELAJARAN TGT ( TEAM – GAME - TURNAMENT)

Nama Penyusun :

WIWIN RAHMADHANI A251 18 095

AULIA A251 18 043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKU

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT). Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa makala ini masih memiliki kekurangan oleh kerena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi
pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar belakang
1.2.     Rumusan masalah
1. 3   Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
2.2.    Pengertian model pembelajaran(TGT)
2.3.     Langkah-langkah Model Pembelajaran(TGT)
2.4.    Prinsip penerapan strategiTGT)
2.5.    Pengertian Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran (TGT)
2.6.   Contoh penerapan strategi (TGT)
BAB III PENUTUP
3.1.     Kesimpulan
3.2.     Saran
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada zaman sekarang perkembangan dunia pendidikan menjadi sangat


diperhatikan, terutama untuk menghadapi persaingan global yang semakin tinggi.
Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia
adalah dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah tentang desentralisasi kurikulum
yang pada praktiknya dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dimana kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh guru (teacher centered),
akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subyek didik, sehingga menuntut
diterapkannya penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered). Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan KTSP adalah metode
yang berdasarkan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu teori
tentang proses pembelajaran yang menjelaskan tentang bagaimana siswa belajar
dengan mengkonstruksi pengetahuan menjadi pengetahuan yang bermakna. Menurut
Ausubel, pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Jadi
siswa perlu membina konsep dan pengetahuan yang diberikan guru menjadi konsep
dan pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman awal yang dimiliki oleh
masing-masing siswa. Teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan kooperatif. Pendekatan kooperatif adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu metode dalam


pembelajaran model kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan serta penguatan (reinforcement). Teams Games
Tournaments (TGT) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menggabungkan
kegiatan kelompok dengan kompetensi kelompok. Ada lima komponen utama dalam
penggunaan metode ini, yaitu presentasi kelas, kelompok, permainan, turnamen,
penghargaan kelompok. Team Assisted Individualization (TAI) adalah suatu metode
pembelajaran dimana dalam suatu kelompok terdapat seorang siswa yang lebih
mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa
lain yang kurang mampu. Ada delapan komponen utama pada penggunaan metode
ini, yaitu kelompok, tes pengelompokan, materi kurikulum, kelompok belajar,
penilaian dan pengakuan tim, mengajar kelompok, lembar kerja, mengajar seluruh
kelas

1.2.Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian model pembelajaran Kooperatif?

b. Bagaimana pengertian model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)?

c. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Teams Games-

Tournament(TGT)?

d. Bagaimana penerapan model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)

dalam proses pembelajaran?

e. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games-

Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?

1.3.Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Kooperatif?

b. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Teams Games-

Turnament(TGT)?

c. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Teams Games-

Tournament(TGT)?

d. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Teams Games-Turnament(TGT)

dalam proses pembelajaran?

e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games-

Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?


BAB II

KAJIAN PENDAHULUAN

2.1.Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah satu


pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam
orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran
kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan
komunikasi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, dan peserta didik dengan guru.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.


Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
dengan lebih efektif. Dalam proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada
peserta didik. Peserta didik dapat saling membelajarkan sesame peserta didik lainnya.
Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan
pembelajaran telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi
pembelajaran kooperatif, yaitu:

(1) adanya peserta didik dalam kelompok,

(2) adanya aturan main dalam kelompok,

(3) adanya upaya belajar dalam kelompok,

(4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.

Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana peserta didik dapat bekerja sama


dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif
merupakan bagian dari peserta didik untuk mencapai tujuan kelompok, peserta didik
harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka peserta didik lain dalam
kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap
kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memiliki
beberapa metode atau pendekatan, diantaranya: STAD (Student Team Achievement
Division), Jigshaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation), Model Make a
Tach (Membuat Pasangan), TPS (Think Pair And Share), TGT (Teams Games and
Tournament), NHT (Numbered Heads Together).

2.2.Pengertian Model PembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)

Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith
Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan
mengembangkan kerja sama antar personal. Dalam pembelajaran TGT peserta didik
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi
tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat
juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok.

Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki kesamaan dengan


metode STAD dalam pembentukan kelompok dan penyampaian materi
kecualisatuhal, TGT menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis
dan sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai
wakil tim mereka dengan tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara mereka.
Teman satu tim atau kelompok akan saling membantu dalam mempersiapkan diri
untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-
masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta didik sedang bermain dalam game atau
permainan, teman yang lain tidak boleh membantu, dan guru perlu memastikan telah
terjadi tanggung jawab individual.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini peserta didik sebelumnya telah
belajar secara individual, untuk selanjutny abelajar kembali dalam kelompok masing-
masing. Dan kemudian mengadakan turnamen atau lomba dengan anggota kelompok
lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya. TGT adalah salah satu pembelajaran
kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan peserta
didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru
memberikan LKPD kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang
tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Kemudahan penerapan TGT ini disebabkan dalam pelaksanaanya tidak adanya
fasilitas pendukung yang harus tersedia seperti peralatan atau ruangan khusus. Selain
mudah diterapkan dalam penerapannya TGT juga melibatkan aktivitas seluruh peserta
didik untuk memperoleh konsep yang diinginkan.

2.3.Langkah-langkah Model PembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)

Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu:

• Penyajian Kelas (Class Presentations)

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas


atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations). Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang
LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.

Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar memperhatikan
dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game atau permainan
karena skor game atau permainan akan menentukan skor kelompok.

• Belajar dalam Kelompok (Teams)

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria


kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin,
etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas,
kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja.
Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan masalah-
masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.

• Permainan (Games)

Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan


materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari
penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game atau permainan terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan
pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau
kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab
benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.

• Pertandingan atau Lomba (Tournament)

Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan
terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap
unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja peserta didik (LKPD). Turnamen atau lomba pertama guru membagi
peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.

• Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan


kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat
atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau
kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great
Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40
kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah
mereka buat.

2.4. Prinsip Penerapan strategi TGT

Penerapan model pembelajaran TGT diharapkan pembelajaran yang terjadi


dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa, dalam hal ini
siswa akan lebih termotivasi untuk lebih aktif dalam mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya secara maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Kadir Tiya, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT telah memberikan dampak yang positif terahadap hasil belajar siswa.
Sedangkan hasil penelitian dari Wahyu Astuti, penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar.
2.5.Kelebihan dan Kekurangan Model PembelajaranTeams Games
Tournaments (TGT)

→ Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:

Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan
akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang
berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang
penting dalam kelompoknya. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan
rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. Dalam
model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan
pada peserta didik atau kelompok terbaik. Dalam pembelajaran peserta didik ini
membuat peserta didik menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada
kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.

→ Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai


berikut:

Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama. Dalam
model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang
cocok untuk model ini. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum
diterapkan. Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru
harus tahu urutan akademis peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah.

2.6. Contoh penerapan stategi TGT dalam pembelajaran materi kimia


hidrokarbon

Materi Hidrokarbon merupakan materi yang abstrak dan membutuhkan


pemahaman konsep. Pada umumnya kesulitan siswa dalam materi ini terutama
dalam tata nama senyawa hidrokarbon yang bercabang, menulis rumus struktur
hidrokarbon, dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam senyawa hidrokarbon. Dalam
pembelajaran diperlukan suatu sarana untuk memudahkan guru dalam penyampaian
materi kepada siswa melalui penggunaan media pembelajaran. Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan adalah Flash ChemQuiz. Penggunaan media
Flash ChemQuiz pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikarenakan siswa
akan lebih mudah dalam memahami konsep materi hidrokarbon. Dalam Flash
ChemQuiz berisi tentang kuis yang berisi soal-soal sehingga diharapkan siswa dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru yang disampaikan
dalam bentuk permainan. Penerapan model pembelajaran TGT yang dilengkapi
dengan Flash ChemQuiz diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam
memahami materi dan menyelesaikan soal-soal hidrokarbon. Adanya ketertarikan
tersebut siswa akan lebih antusias sehingga minat dan prestasi belajar menjadi
meningkat.

Dalam pelaksanaan TGT, Guru melakukan penyajian kelas ( class


presentation), belajar dalam kelompok, permainan, pertandingan, dan penghargaan
kelompok dilengkapi dengan Flash ChemQuiz pada materi hidrokarbon. Proses
pembelajaran dengan model TGT melibatkan seluruh siswa dan guru hanya
memberikan pengantar dan penguatan saja. Siswa dituntut untuk belajar dalam teams
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru serta saling membantu untuk
memberikan penjelasan kepada teman yang belum memahami materi dalam rangka
mempersiapkan anggotanya berkompetisi secara individu mewakili kelompoknya.

Peran guru disini hanya membimbing dan memfasilitasi siswa dalam belajar.
Media Flash ChemQuiz yang digunakan berisi tentang soal-soal yang harus
diselesaikan siswa pada saat belajar dalam kelompok dan pertandingan. Siswa
menuliskan jawabannya pada Flash ChemQuiz dan secara otomatis akan mengetahui
apakah jawaban yang ditulis benar atau salah. Proses

Pada tahap pertama yaitu penyajian kelas (class presentation), guru memberikan
pokok materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut, selanjutnya siswa
bergabung dalam kelompoknya (teams) untuk belajar materi secara menyeluruh.
Siswa saling membantu ketika ada temannya yang belum memahami materi dan
saling berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

Tahap permainan (games) adalah siswa menyelesaikan soal-soal yang terdapat


pada Flash ChemQuiz sesuai dengan peraturan dan waktu yang telah ditentukan.
Aturan permainannya adalah untuk menjawab soal diskusi guru mengocok undian
kelompok yang akan menjawab kemudian perwakilan dari kelompok maju ke depan
untuk mengetikkan jawabannya dalam Flash ChemQuiz dan untuk kelompok yang
menjawab salah akan dilemparkan ke kelompok lain. Siswa hanya menuliskan
jawaban pada Flash ChemQuiz dan secara otomatis akan diketahui apakah jawaban
tersebut benar atau salah. Selanjutnya adalah tahap pertandingan (tournament).

Tournament merupakan tahap dimana games terjadi, setiap kelompok


mengirimkan satu orang pemain secara bergantian untuk mewakili kelompoknya
dalam menyelesaikan soal yang ada pada Flash ChemQuiz dan bertanding dengan
kelompok lain. Skor yang diperoleh setiap individu akan menentukan skor kelompok
yang menang. Setelah tournament selesai, guru menghitung skor yang diperoleh
masing-masing kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi akan
diberikan penghargaan kelompok (team recognize).
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah pembelajaran


dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil serta
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau pendekatan,


diantaranya:STAD (Student Team Achievement Division), Jigshaw, Investigasi
Kelompok (Group Investigation), Model Make a Tach (Membuat Pasangan), TPS
(Think Pair And Share), TGT (Teams Games and Tournament), NHT (Numbered
Heads Together).

TGT merupakan model pembelajaran dengan memainkan permainan dengan


anggota-amggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan
materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.

Model pembelajaran TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap
penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permaianan
(games), pertandingan dan turnamen (tournament), dan penghargaan kelompok (team
recognition).

Dalam pelaksanaannya model pembelajaran TGT berjalan dengan baik dan


memberikan hasil yang positif terhadap hasil pembelajara. Model pembelajaran TGT
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat menumbuhkan
kerjasama antaranggota kelompok, lebih bersemangat dan senang mengikuti
pembelajaran. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu yang lama
dan guru dituntut memilih materi yang cocok.

3.2.Saran

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru sebaiknya


mempersiapkan materi, LKS, dan kartu soal sehari sebelum dimulainya proses
pembelajaran. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas dalam
pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran sehingga keaktifan siswa dapat
lebih ditingkatkan. Pengontrolan waktu harus diperhatikan sehingga kegiatan
pembelajaran lebih efektif dan lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman.2011.Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalGuru.Jakarta:
RajawaliPers

Sinambela, Masdiana.2009.Model Belajar Teams Games Tournament (TGT)


untukMengefektifkanPerkuliahanToksikologi.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4
1094144.pdf. (14 September 2012).

Purwat, Heni. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT


Berbantuan Animasi Grafis pada Materi Pecahan Kelas IV. e-
jurnal.ikippgrismg.ac.id/indeks.php/aksioma/issue/archive (14 September 2012)

Anda mungkin juga menyukai