Anda di halaman 1dari 22

KELENJAR LUDAH skuamosa paling umum terdapat pada daerah ini.

Kelenjar ludah terbagi menjadi kelenjar ludah mayor Meskipun tidak diketahui hubungannya, tingkat yang
(parotis, submandibula, dan sublingual) dan kelenjar keganasan onkositoma yang lebih tinggi pada
ludah minor. Kelenjar ludah mayor terdiri dari penduduk asli Alaska menunjukkan bahwa faktor
struktur yang berpasangan, dan kelenjar ludah minor lingkungan yang tidak teridentifikasi dan/atau faktor-
berlokasi di sepanjang saluran aerodigestif bagian faktor herediter juga dapat berkontribusi terhadap
atas mulai dari rongga hidung dan bibir sampai ke karsinogenesis kelenjar ludah.
esofagus dan trakea. Secara embriologis, struktur
kelenjar ludah terdiri dari struktur tubuloacinar yang Risiko untuk keganasan dan penyebaran
timbul dari invaginasi somatoderm (ektodermal) dan histopatologi tumor berbeda antara kelenjar ludah
foregut (endodermal). Jaringan kelenjar ludah mayor dan minor. Insidensi keganasan pada kelenjar
tersusun dari elemen sekretori yang menghasilkan air parotis, submandibula, dan kelenjar ludah minor
liur saat terstimulasi dengan pengunyahan atau masing-masing adalah 25%, 50%, dan 80% (Gbr.
rangsangan sistem saraf sensorik / otonom (yaitu, 13.1). Secara keseluruhan, 65% kanker kelenjar ludah
penciuman, rasa, dan pikiran). timbul pada kelenjar parotis, 8% timbul pada kelenjar
submandibula, dan 27% timbul pada tumor kelenjar
Komposisi air liur tergantung pada lokasi kelenjar ludah minor, tumor kelenjar ludah minor, diikuti oleh
yang memproduksinya. Konsentrasi kelenjar serous tempat lain di rongga mulut dan sinus paranasal (Gbr.
yang lebih besar ditemukan dalam kelenjar parotis 13.3). Klasifikasi histologi tumor kelenjar ludah
dan kelenjar mukosa palatum durum. Air liur yang ditunjukkan pada Tabel 13.1.
diproduksi oleh kelenjar ini memperlancar
pencernaan, memberikan lubrikasi dan perlindungan Tumor jinak yang paling umum berasal dari kelenjar
selaput lendir dan gigi, serta memungkinkan ludah adalah adenoma pleomorfik (tumor
pembersihan dari benda asing. Sebagai tambahan, campuran). Kelenjar parotis merupakan tempat asal
air liur mengandung enzim (misalnya, amilase, lipase, tumor yang paling umum, diikuti oleh kelenjar
dan enzim lannya) yang memulai proses pencernaan, submandibula dan kemudian oleh kelenjar ludah
terutama bahan yang mengandung karbohidrat. Air minor. Tumor ini paling sering muncul pada dekade
liur juga berperan penting dalam mencegah kelima hingga ke-enam kehidupan dan memiliki
terjadinya karies gigi dan infeksi melalui sedikit kecenderungan terjadi pada wanita Secara
pembersihkan langsung dari benda asing dan umum, adenoma pleomorfik bersifat asimtomatik
aktivitas antibakteri melalui beberapa mediator (mis., dan tumbuh lambat; pertumbuhan yang cepat
imunoglobulin A dan leukotrien). kemungkinan tumor transformasi menjadi ganas.
Warthin's tumor adalah neoplasma kelenjar ludah
Neoplasma kelenjar ludah jarang terjadi dan terdapat jinak yang palin umum berikutnya,yang paling sering
sekitar 3% sampai 6% dari semua tumor daerah terjadi pada bagian ekor kelenjar parotis. Dicurigai
kepala dan leher. Kanker kelenjar ludah terjadi berhubungan dengan penggunaan tembakau, karena
dengan insidensi sekitar 2,5 hingga 3,0 kasus per perokok memiliki risiko lima kali lipat hingga sepuluh
100.000 per tahun di Amerika Serikat. Faktor-faktor kali lipat untuk terkena tumor ini. Tumor ini memiliki
predisposisi terhadap proses neoplastik kelenjar kecenderungan terjadi pada pria kulit putih yang
ludah utama termasuk riwayat pajanan radiasi dosis lebih tua dan dapat terjadi bilateral pada 10% kasus.
rendah. Selain itu, paparan kronis terhadap debu
kayu (terutama kayu lunak) dan bahan kimia yang Onkositoma biasanya terjadi pada orang tua dan
digunakan dalam industri penyamakan kulit juga relatif langka. Tumor ini ditandai dengan tingginya
dapat meningkatkan risiko kanker kelenjar ludah mitokondria, yang menjelaskan aviditas
minor pada saluran sinonasal (terutama fluorodeoxyglucose pada pemindaian tomografi emisi
adenokarsinoma). Terdapat laporan peningkatan positron, mirip dengan Warthin’s tumor. Lesi pada
insidensi adenokarsinoma kelenjar ludah minor limfoepitel relatif jarang tetapi bisa terjadi
rongga hidung dan daerah etmoid di Eropa, berbeda peningkatan frekuensi pada pasien dengan infeksi
dengan di Amerika Serikat, dimana karsinoma sel virus HIV, yang seringkali terjadi bilateral. Adenoma
monomorfik adalah istilah yang digunakan di masa neurotropisme tingkat tinggi, yang cenderung
lalu untuk menggambarkan kelompok tumor yang menyebar melalui perineural. Walaupun hasil
kurang heterogen daripada adenoma pleomorfik keseluruhan karsinoma adenoid kistik adalah buruk,
yang meliputi adenoma sel basal, adenoma penyakit ini biasanya berlangsung lama, dengan
kanalikuli, dan mioepitelioma. Dari jumlah tersebut, kelangsungan hidup dalam beberapa dekade, bahkan
adenoma sel basal merupakan yang paling umum dan dengan adanya metastasis jauh. Meskipun metastase
biasanya terjadi pada kelenjar parotis pada orang tua. regional ke kelenjar getah bening jarang terjadi,
Meskipun adenoma kanalikuli juga terjadi pada orang tetapi metastase ke paru sering terjadi.
tua, biasanya berasal dari kelenjar ludah minor dari
bibir atas dan mukosa bukal. Adenokarsinoma polimorf terjadi terutama pada
Distribusi berbagai jenis tumor ganas kelenjar ludah kelenjar ludah minor dan biasanya memiliki
ditunjukkan pada Gambar 13.4. Karsinoma perjalanan yang lambat. Tumor ini paling sering
mukoepidermoid ditemukan paling sering pada muncul di rongga mulut, dengan palatum durum
kelenjar parotid, sedangkan karsinoma adenoid kistik menjadi tempat asal tumor yang utama. Kategori
paling sering terlihat pada kelenjar submandibula dan Adenocarcinoma not otherwise specified (NOS),
kelenjar ludah minor. Diferensiasi histologis sangat termasuk kelompok neoplasma heterogen yang tidak
penting dalam memprediksi perilaku biologis memiliki gambaran histologis yang mencirikan jenis
neoplasma kelenjar ludah. Tumor ganas dengan lain dari tumor kelenjar ludah. Di antara tumor ganas
derajat rendah memiliki perjalanan yang lamban dan lainnya adalah karsinoma sel asinik, karsinoma
memiliki prognosis yang sangat baik. Di sisi lain, sekretori yang analog dengan karsinoma pada
tumor dengan tingkat keganasan tinggi berperilaku payudara , karsinoma duktus kelenjar ludah,
agresif, dengan peningkatan risiko regional dan karsinoma mioepitel, dan karsinoma eks adenoma
metastase jauh, dan berhubungan dengan prognosis pleomorfik. Sekitar 10% dari neoplasma ganas yang
yang buruk. berasal dari kelenjar ludah adalah karsinoma sel
asinik, dan paling sering timbul dari kelenjar parotis.
Karsinoma mukoepidermoid adalah tumor ganas Tumor ini cenderung tumbuh lamban tetapi memiliki
kelenjar ludah yang paling umum. Berdasarkan ciri tingkat keganasan yang tinggi.
histologisnya, tumor ini dibagi lagi menjadi
keganasan tingkat rendah, tingkat menengah, dan Karsinoma sel skuamosa primer kelenjar parotis
tingkat tinggi. Meskipun tumor dengan keganasan sangatlah langka dan perlu dibedakan dari karsinoma
tingkat rendah dan menengah tumbuh dengan sel skuamosa yang telah bermetastasis ke kelenjar
lambat, tetapi bisa menjadi agresif secara lokal; getah bening intraparotis dari kanker kulit yang telah
namun jarang bermetastasis. Sebaliknya, karsinoma diobati maupun yang belum diobati.
mukoepidermoid dengan keganasan tingkat tinggi
memiliki tanda klinis yang agresif dengan invasi lokal Evaluasi
dan peningkatan risiko metastase nodal regional Tumor yang berasal dari kelenjar ludah biasanya
metastasis. hadir sebagai benjlan yang tidak bergejala. Sebagian
besar tumor parotis muncul di lobus superfisial dan
Karsinoma mukoepidermoid bisa timbul tidak hanya timbul sebagai massa nodular yang kenyal, umumnya
pada kelenjar ludah minor tetapi juga pada kelenjar terletak anterior dari lobul telinga di daerah ekor
ludah di dalam mandibula (yaitu, “karsinoma kelenjar kelenjar parotis (Gbr. 13.5 hingga 13.7). Sebagian
ludah sentral”) dan pada jaringan kelenjar ludah besar tumor campuran tidak bergejala. Kelumpuhan
ektopik di ruang parapharyngeaparafaring. wajah tidak terjadi pada tumor campuran terlepas
Karsinoma adenoid kistik adalah tumor ganas yang dari ukuran tumor. Pembeesaran kelenjar getah
paling umum terjadi pada kelnjar ludah bening leher ipsilateral atau adanya disfungsi saraf
submandibula dan kelenjar ludah minor. Meskipun wajah atau invasi ke kulit di atasnya hampir selalu
sistem grading telah diusulkan untuk tumor ini, merupakan suatu tumor ganas (Gbr. 13.8 hingga
grading tumor tampaknya tidak mempengaruhi 13.11). Tumor di lobus dalam kelenjar parotis
perilaku karsinoma adenoid kistik. Tumor ini memiliki
biasanya timbul dengan pembesaran yang merata
dan memenuhi daerah retromandibular.

Gambar 13.7 Tumor parotis besar pada kelenjar


Gambar 13.5 Tumor campuran jinak berukuran besar parotis kiri.
pada kelenjar parotis kanan.
Perhatikan kulit yang meregang di atas tumor.

Gambar 13.8 Keterlibatan kelenjar getah bening


periparotid atau serviks oleh metastasis hampir
Gambar 13.6 Tampilan anterior pasien dengan tumor merupakan diagnosis tumor parotis ganas.
campuran jinak dari kelenjar parotis kiri.
Gambar 13.9 Invasi kulit atasnya Gambar 13.12 Tumor parotis lobus dalam yang
sangat sugestif tumor ganas. muncul sebagai massa parapharyngeal.

Gambaran radiografik sangat penting untuk


menggambarkan lokasi dan perluasan tumor ke lobus
dalam. Tumor pada kelenjar parotis lobus dalam,
meluas ke ruang parafaring dan dapat menyebabkan
perpindahan ke medial palatum mole, amandel,
dan/atau dinding faring lateral (Gbr. 13.12). Tumor
ini mungkin dapat terkait atau tidak terkait dengan
massa parotis yang jelas.

Umumnya tumor dapat timbul pada jaringan parotis


aksesori di sepanjang saluran Stensen dan hadir
Gambar 13.10 Tampilan lateral pasien sebagai massa dalam jaringan lunak bagian tengah
dengan karsinoma kelenjar parotis. pipi (Gbr. 13.13). Tumor metastatik kelenjar parotis
dari lesi ganas primer kulit kepala dan dahi seperti
karsinoma sel skuamosa dan melanoma juga
merupakan entitas diagnostik diferensial penting.
Pembesaran difus kelenjar parotis dapat dilihat pada
pasien dengan limfoma, sindrom Sjogren, dan
infiltrasi eosinofilik yang luas, seperti yang terlihat
pada pasien dengan Penyakit Kim-Kimura (Gbr.
13.14).

Pembengkakan tanpa rasa sakit pada segitiga


submandibula umunya menunjukkan gejala untuk
tumor kelenjar submandibula (Gbr. 13.15). Timbulnya
rasa sakit menandakan adanya obstruktif dan/atau
Gambar 13.11 paralisis saraf wajah dengan
kejadian inflamasi dan mungkin membuktikan adanya
diagnosis tumor ganas parotis kelenjar.
sialadenitis kelenjar ludah submandibula. Palpasi
bimanual massa melalui dasar rongga mulut
menegaskan lokasi tumor di kelenjar submandibula
dan membedakannya dari kelenjar getah bening
leher berdekatan yang membesar.
Gambar 13.13 Tumor parotis aksesori.

Gambar 13.16 Karsinoma kistik adenoid dari


Palatum durum.

Gambar 13.14 Pembesaran difus seluruh kelenjar


parotis dengan massa yang lunak sampai keras
(penyakit Kim-Kimura).

Gambar 13.17 Tumor campuran ganas palatum


durum.

Gambar 13.15 Tumor campuran dari kelenjar ludah


submandibular
Gambar 13.19 Pemindaian tomografi terkomputasi
yang menunjukkan tumor Warthin bilateral, yang
Gambar 13.18 Adenokarsinoma bibir atas. multilokulasi di sisi kanan (panah) dan unilokulasi di
sisi kiri.
Tumor yang berasal dari kelenjar ludah minor
biasanya muncul sebagai massa submukosa yang
mungkin mengalami ulserasi (Gambar 13.16 dan
13.17). Mayoritas tumor yang berasal dari kelenjar
ludah minoradalah ganas. Tumor kelenjar ludah
minor pada bibir seringkali mirip dengan mukosil atau
kista mukosa (Gbr. 13.18). Kehadiran massa
submukosa yang kenyal dari yang lunak ke keras
menaikkan indeks kecurigaan kemungkinan
keganasan tumor kelenjar ludah minor.

Evaluasi Radiografi
Studi pencitraan diagnostik diperlukan jika
pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang
akurat tentang lokasi dan luasnya dari tumor.
Pencitraan sangat penting untuk mengevaluasi lesi Gambar 13.20 Pemindaian pencitraan resonansi
yang dalam atau lesi yang terfiksasi yang menginvasi magnetik, T1 menunjukkan tumor campuran jinak di
ke struktur anatomi sekitarnya, hal ini merupakan lobus superfisial kelenjar parotis kiri (panah).
hal yang harus menjadi perhatian. Radiografi polos,
sialografi, scan nuklir, dan ultrasonografi menambah CT dan MRI sama-sama memuaskan dalam
sedikit informasi diagnostik yang diinginkan membedakan lesi kistik dari lesi yang padat dan
diagnostik dan jarang dilakukan. Di sisi lain, memungkinkan evaluasi hubungan massa pada
Computerized Tomography (CT) dan Magnetic kelenjar ludah utama atau pada struktur yang
Resonance Imaging (MRI) memungkinkan visualisasi berdekatan, termasuk jaringan lunak dan tulang
yang lebih baik massa kelenjar ludah. (Gambar 13.19 sampai 13.21). Pada lesi kelenjar
ludah minor, CT memberikan informasi berharga
dalam membantu merencanakan pengobatan;
khususnya, menunjukkan hubungan tumor dengan
struktur sekitarnya dan menunjukkan perluasan
tumor, sehingga memungkinkan penilaian
resektabilitas dari lesi yang telah lanjut. CT scan
sangat berharga dalam mengevaluasi tumor parotis
lobus dalam dan membantu dalam membedakannya terbesar terjadi pada lobus superfisiall kelenjar
dari tumor yang timbul di ruang parafaring (Gbr. parotis.
13.22 sampai 13.25). MRI sama pentingnya dalam
menilai tumor parotis lobus dalam dan
membedakannya dengan tumor yang berasal dari
kelenjar ludah ektopik atau minor (Gbr. 13.26). CT
scan sangat berguna dalam menilai erosi tulang,
sedangkan MRI memiliki penilaian dalam
menunjukkan perluasan tumor di sepanjang saraf
kranial.

Patologi
Histologi kelenjar ludah mayor dan minor terdiri dari
sel asinus sekretori dan duktus terkait, seerta sel
myoepithelial. Sel asinus dapat berupa serosa, mukos
atau campuran serosa dan musinosa. Sitoplasma sel
serosa mengandung butiran zymogen, dan sekresi
yang utama adalah amilase. Sitoplasma sel-sel
musinosa bening dan mengandung musin. Sekresi
dari sel asinus yang kosong ke dalam sistem saluran
yang lebih kecil mengarah ke percabangan sistem
saluran yang lebih besar dan akhirnya ke dalam
saluran ekskretori utama (Gbr. 13.27).
Sel-sel mioepitelial mengelilingi sel-sel asinar dan
Gambar 13.27 Struktur histologis kelenjar ludah
duktal. Pada kebanyakan pasien yang menunjukkan
normal.
dengan gambaran klinis tumor parotis diskrit,
diagnosis jaringan jarang diperlukan sebelum
Secara umum, adenoma pleomorfik umumnya
eksplorasi bedah. Namun, jika kecurigaan klinis akan
berwarna putih dan tegas, dengan permukaan luar
adanya tumor ganas tinggi, maka diagnosis sitologis
yang halus dan terpotong. Tumor mungkin samar-
tumor ganas dapat ditegakkan oleh biopsi aspirasi
samar berbentuk lobul dan nodular, dengan adanya
jarum halus. Aspirasi dengan jarum 21-gauge
podosit, yang lebih
biasanya memuaskan dalam mengamankan jaringan
terlihat secara mikroskopis. Secara mikroskopis,
untuk diagnosis atau sebagai alat skrining pasien
adenoma pleomorfik menunjukkan campuran unsur
untuk menentukan perawatan. Tingkat keakuratan
epitel dan mesenkim, dengan jenis sel duktal dan
dalam menentukan sebagai lesi jinak atau ganas
mioepitelial bercampur dengan miksoid, mukoid atau
berkisar antara 81% hingga 98%; Namun, diagnosis
stroma kondroid (Gambar.13.28 dan 13.29). Sebagian
khusus hanya dapat ditentukan antara 60% hingga
besar adenoma pleomorih adalah berkapsul,
75%. Pengambilan sampel yang tidak memadai
terutama pada kelenjar ludah mayor, dengan
tampaknya menjadi penyebab paling sering
ketebalan kapsul. Yang bervariasi Batas periferal
terjadinya negatif palsu.
tidak teratur dan proses perluasan lokal berupa
gambaran seperti “jari” ke dalam kapsul mungkin
Adenoma Pleomorphic (Tumor Campuran)
terlihat. Adenoma pleomorfik ditandai dengan
Adenoma pleomorfik merupakan neoplasma jinak
tingkat keragaman morfologi yang luar biasa antara
yang ditandai dengan campuran unsur epitel,
tumor pada satu individu atau di dalam tumor
mioepitelial, dan stroma dengan arsitektur
tunggal. Oleh karena itu diagnosis yang pasti idak
pleomorfisme. Neoplasma ini mewakili dua pertiga
mungkin representatif pada sediaan beku atau
semua tumor kelenjar ludah mayor dan kurang dari
bahan aspirasi jarum halus yang sedikit. Kambuhnya
setengah kelenjar ludah minor, dengan frekuensi
adenoma pleomorfik umumnya berupa pertumbuhan
kembali secara lokal dan belum tentu merupakan
keganasan, tindakan operasi lebih lanjut secara teknis
menjadi tuntutan yang mengacu pada keamanan Karsinoma Mukoepidermoid
saraf wajah. Rekurensi adenoma pleomorfikadalah Karsinoma mukoepidermoid adalah keganasan yang
multifokal, dan beberapa dapat menyebar secara luas paling umum terjadi pada kelenjar ludah baik pada
sehinga kontrol melalui pembedahan menjadi hal orang dewasa maupun anak-anak. Lebih dari
yang tidak mungkin. setengah tumor ini terjadi pada kelenjar parotis;
ketika tumor ini muncul pada kelenjar ludah minor,
Karsinoma ex adenoma pleomorfik merupakan paling sering terdapat pada langit-langit mulut.
neoplasma ganas yang muncul berhubungan dengan Secara histologis, tumor ini terdiri dari berbagai
adenoma pleomorfik. Biasanya tumor ini merupakan bagian epidermoid (squamoid), mukus, dan sel
tumpr high grade dan menunjukkan histologi yang intermediet , yang tersusun dalam struktur kistik atau
sama dengan kelenjar atau dalam pola pertumbuhan yang solid.
de novo rekan-rekan. Komponen tumor ganas yang Pewarnaan mucicarmine memperjelas musin
paling sering adalah karsinoma duktus kelenjar ludah, intrasitoplasma. Pewarnaan imunohistokimia CK5/6
diikuti oleh karsinom mioepitelial. dan p63 akan mewarnai sel epidermoid dan sel
intermediet. Marker S100 dan mioepitelial (Calponin
Namun, subtipe histologis karsinoma kelenjar ludah dan otot halus aktin) biasanya negatif pada
yang timbul dapat berhubungan dengan adenoma karsinoma mukoepidermoid. Beberapa parameter
pleomorfik. Karsinoma ex adenoma pleomorfik histologi seperti invasi perineural dan invasi vaskular
diklasifikasikan berdasarkan tingkat invasi tumor telah dilaporkan berhubungan dengan klinis pasien.
melalui kapsul adenoma pleomorfik yang sudah ada Namun, prognosis sangat tergantung pada tingkat
sebelumnya ke dalam jaringan sekitarnya sebagai keganasan tumor. Sebagian besar ahli patologi,
intrakapsular, invasif minimal, dan invasif. menggunakan tiga tingkatan (berdasarkan fitur
Perluasan invasi tumor telah ditemukan sitologi tumor, gambaran proliferatif, dan arsitektur):
berhubungani dengan hasil klinis. Tingkat kelas rendah, intermediet, dan tinggi (Gbr. 13.32 dan
kekambuhan lokal dan metastase regional pasien Gambar 13.33). Pada tingkat molekuler, translokasi
dengan tumor invasif intrakapsular adalah minimal, kromosom (11,19), yang mengakibatkan fusi gen
sementara risiko rekurensi lokal, metastasis, dan hasil MECT1/MAML2, telah teridentifikasi sebayak 40%
yang jelek lebih sering pada pasien dengan tumor hingga 80% karsinoma mukoepidermoid. Translokasi
invasif. Pada tingkat molekuler, pengaturan ulang telah dicurigai berkaitan dengan sifat klinis yang
PLAG1 (gen adenoma pleomorfik 1) pada 8q12 dan lambat.
HMGA2 pada 12q14-15 merupakan perubahan
genetik yang paling sering terjadi pada adenoma Karsinoma Kistik Adenoid
pleomorfik dan karsinoma ex adenoma pleomorfik. Karsinoma kistik adenoid tumbuh dengan lambat,
merupakan keganasan kelenjar ludah yang
Tumor Warthin (Cystadenoma Papila tersembunyi, terjadi pada kelenjar ludah minor
Limfomatosum) maupun mayor, terkenal karena kecenderungannya
Tumor Warthin adalah neoplasia kelenjar ludah jinak untuk invasi ke perineural, juga invasi lokal dan
yang biasanya muncul pada kelenjar parotis dan kekambuhan setelah dilakukan reseksi bedah. Tumor
terdiri dari epitel kelenjar eosinofilik, dilapisi oleh sel- ini bisa muncul pada kelenjar ludah mayor dan juga
sel basaloid, dengan ruang papiler kistik, tertanam rongga mulut, nasofaring, rongga hidung, sinus
dalam jaringan limfoid padat (Gbr. 13.30). paranasal, kelenjar lakrimal serta saluran pernapasan
bagian bawah. Karsinoma kistik adenoid tumbuh
Onkositoma sebagai massa padat, putih ke abu-abu, tepi yang
Onkositoma, juga dikenal sebagai adenoma oksipil tajam, massa infiltratif yang cenderung keras dan
atau adenoma onkositik, adalah neoplasma kelenjar kaku dan mungkin terikat pada kulit di atasnya.
ludah jinak yang terdiri dari onkosit yang merupakan Secara histologis, karsinoma kistik adenoid tersusun
sel epitel jinak dengan mitokondria, memberikan dari bagian duktal dan sel mioepitel, serta
gambaran granular sitoplasma (Gbr. 13.31). menunjukkan hialinisasi atau matriks miksoid
(Gambar 13.34). Tumor menunjukkan tiga pola Karsinoma sel asinus terdapat sekitar 10% dari semua
pertumbuhan utama: kribriform, tubular, dan solid karsinoma kelenjar ludah dan timbul hampir secara
(Gbr. 13.35). Invasi perineural sering terlihat pada eksklusif dalam parotid. Tumor ini ditandai dengan
karsinoma kistik adenoid (Gambar 13.36). diferensiasi sel asinar serous dengan butiran
Berbeda dengan karsinoma mukoepidermoid, sitoplasma tipe zimogen. Cenderung tumbuh dengan
grading karsinoma kistik adenoid tampaknya tidak lambat dan mempunyai tingkat keganasan rendah
signifikan dalam memprediksi sifat keganasannya. tetapi memiliki kapasitas untuk hadir sebagai tumor
Adanya pertumbuhan tumor padat tampaknya dengan tingkat keganasan yang tinggi.
berhubungan dengan sifat yang lebih agresif dan
kelangsungan hidup yang buruk. Jarang terlihat Karsinoma Sekretori
metastase ke kelenjar getah bening; sebaliknya, Mammary analog secretory carcinoma (MASC) baru-
terdapat kecenderungan penyebaran jauh tumor ke baru ini menggambarkan tumor kelenjar ludah yang
paru-paru dan organ padat seperti ginjal, dengan kemungkinan diklasifikasikan sebagai karsinoma
periode latensi selama 15 tahun. asinik sel di masa lalu. Tumor memiliki gambaran
Protooncogene MYB terdapat pada sebagian besar histologis mencolok dan mempunyai kesamaan
adenoid karsinoma kistik, dengan translokasi (6,9) molekuler dengan karsinoma sekretori payudara.
menghasilkan fusi gen MYB dan NFIB menjadi Terminologi resmi dari wujudnya sekarang ini
mekanisme yang paling umum. Tanslokasi 6,9 dapat sekarang adalah "karsinoma sekretori." Pada tingkat
dijelaskan pada sekitar 65% adenoid karsinoma kistik histologis, sel tumor ini memiliki eosinofil atau
pada kepala dan leher serta berbagai variasi anatomi, sitoplasma bergelembung yang jelas, dan dapat
termasuk payudara dan paru-paru. tumbuh sebagai tubula atau mikrokista, papilla, atau
makrokista. Sekresi hampir selalu hadir dalam
Adenokarsinoma Polimorfosa Derajat Rendah mikrokista dan / atau macrocykista. Karakteristik
Adenokarsinoma Polimorfosa derajat rendah (PLGA), MASC merupakan keseimbangan translokasi
sekarang disingkat menjadi adenokarsinoma polimorf kromosom (12, 15), menghasilkan pembentukan gen
(PAC), terjadi terutama pada kelenjar ludah minor, fusi ETV6–NTRK3.
dengan lokasi terbanyak pada palatum durum.
Penting untuk membedakan PAC dari karsinoma Karsinoma Duktus Saliva
adenoid kistik karena keduanya mempunyai ciri Karsinoma duktus saliva adalah karsinoma agresif
pertumbuhan yang lamban. Tumor ini menunjukkan dengan tingkat keganasan yang tinggi, menyerupai
satu jenis sel dengan keseragaman sitologi dan karsinoma sel duktal payudara tiingkat keganasan
berbagai pola pertumbuhan. Invasi perineural tinggi. Biasanya tumor terdiri dari sel-sel duktal yang
mungkin bisa dilihat. Variasi kribriformis, yang yang menyusun tubul, sebagai pertumbuhan yang
dianggap sebagai bagian yang terpisah oleh beberapa padat dan kribiformis dengan nekrosis pada bagian
penulis, telah dilaporkan memiliki yang kemampuan tengah (Gbr. 13.37). Ekspresi androgen reseptor (AR)
lebih besar untuk metastase regional. Aktivasi mutasi melalui pemeriksaan imunohistokimia diidentifikasi
poin PRKD1 baru-baru ini dilaporkan pada sekitar terdapat dalam sebagian besar karsinoma duktus
73% PLGA. saliva. Selain AR, ekspresi berlebih imunohistokimia
epidermal growth factor receptor 2 (HER2) manusia
Karsinoma Epitel-Miopitel telah dilaporkan dalam persentase yang baik pada
Karsinoma epitel-mioepitel adalah jenis lain tumor karsinoma duktus saliva dengan atau
kelenjar ludah yang tumbuh dengan lambat yang tanpaamplifikasi gen oleh fluoresensi dalam
ditandai dengan pola multinodular dan susunan hibridisasi situ.
bifasik atau bilayer dari sel duktus di dalam dan sel Modalitas terapeutik yang ditargetkan, termasuk
mioepitel di luar, dengan gambaran klasik sitoplasma antibodi anti-ERBB2 dan terapi pengurangan
yang jelas. androgen, ditandai dengan hasil yang bervariasi.
Selain itu, berbagai perubahan genetik telah
Karsinoma Sel Asinus dilaporkan dalam karsinoma duktus saliva, termasuk
TP53, PTEN, EGFR, dan jalur phosphoinositide 3- submandibula, reseksi yang lebih luas dari jaringan
kinase (PIK3CA). lunak yang berdekatan pada segitiga submandibula,
termasuk diseksi leher terbatas, mungkin diperlukan
Karsinoma Mioepitelial untuk meningkatkan kontrol lokal. Pembedahan
Karsinoma mioepitelial adalah tumor kelenjar ludah tetap menjadi terapi awal yang diandalkan untuk
langka yang secara eksklusif terdiri dari sel-sel tumor ganas kelenjar ludah.
mioepitelial. Tumor ini tampaknya agresif secara Meskipun reseksi bedah yang berlebih dengan batas
lokal dengan klinis yang beragam. jaringan lunak yang memadai tetap menjadi prinsip
dasar dalam bedah onkologi, hal ini mungkin tidak
Karsinoma mioepitelial dan karsinoma duktus saliva layak pada tumor ganas kelenjar parotis, di mana
dapat timbul de novo atau berhubungan dengan saraf wajah yang berfungsi bersebelahan dengan
adenoma pleomorfik (karsinoma ex adenoma tumor. Dengan demikian batas tertutup dan/atau
pleomorfik). batas positif secara mikroskopis sekitar saraf wajah
dapat diterima, karena terapi radiasi tambahan
Pengobatan menawarkan tingkat kontrol lokal yang mencukupi.
Tujuan utama pengobatan pasien dengan tumor jinak Radioterapi sebagai pengobatan definitif jarang
maupun ganas kelenjar ludah adalah penghapusan diindikasikan untuk
total adalah pengangkatan keseluruhan tumor untuk tumor kelenjar ludah selain untuk pengobatan
diagnosis yang akurat dan kontrol lokal. Karena paliatif. Di lain pihak radiasi sebagai pengobatan
sebagian besar tumor ludah jinak terjadi dengan tambahan setelah dilakukan operasi, mempunyai
frekuensi tertinggi pada kelenjar parotis, tujuan manfaat yang besar untuk peningkatan kontrol lokal
terapi adalah untuk mencapai eksisi lengkap tumor dan regional untuk keganasan tumor kelenjar ludah
untuk mengurangi risiko kekambuhan lokal. Prinsip mayor dan minor yang lanjut.
pengobatan yang sama berlaku untuk tumor jinak
yang timbul dari kelenjar submandibula, sublingual, Tumor tingkat lanjut yang tidak dapat direseksi
dan kelenjar ludah minor. umumnya diobati oleh radioterapi dengan tujuan
paliatif. Meskipun pengobatan dengan neutron
Pemeliharaan fungsi, terutama saraf wajah dan merupakan pilihan, tidak ada bukti kuat yang
percabangannya merupakan tujuan penting dalam mendukung keunggulannya di atas foton. Selain itu,
operasi parotis dan tumor kelenjar submandibula. sekuele jangka panjang dengan jaringan fibrosis yang
Demikian pula, tujuan pengobatan tumor ganas luas merupakan kelemahan yang besar dan
kelenjar ludah adalah kontrol kanker dengan signifikan. Saat ini, terdapat peningkatan minat
pemeliharaan fungsi bila optimal. Terlepas dari dalam menggunakan proton untuk membatasi radiasi
gambaran histologi, jika tumor parotis terbatas pada pada struktur penting yang berdekatan dan untuk
lobus superfisial kelenjar parotis, maka saraf wajah menghantakan dosis target yang efektif. Saat ini tidak
tidak langsung disusupi oleh sel tumor, parotidektomi tersedia data mengenai hasil jangka panjang dan
superfisial dengan diseksi dan pemeliharaan saraf sekuelae terapi proton untuk tumor kelenjar ludah.
wajah merupakan indikasi. Pengorbanan fungsi saraf Selain itu, saat ini tidak ada agen kemoterapi dengan
wajah yang tidak terlibat jarang diperlukan untuk efikasi yang dapat diprediksi tersedia untuk
reseksi tumor ganas kelenjar parotis. Pengorbanan penggunaan rutin pengobatan tumor kelenjar ludah.
saraf wajah dapat dibenarkan jika tumor invasi Dengan demikian kemoterapi sistemik saat ini hanya
langsung meluas ke saraf wajah atau ketika reseksi digunakan untuk pengobatan paliatif. Peran agen
saraf wajah akan memfasilitasi eksisi monoblok dari yang ditargetkan untuk melawan EGFR, reseptor
tumor ganas. Setiap kali saraf wajah direseksi ulang, estrogen, dan epidermal manusia reseptor faktor
rehabilitasi bagian wajah lumpuh menjadi prioritas pertumbuhan epidermal manusia 2 / neu-tumor
utama. Rehabilitasi dapat dicapai dengan cangkok kelenjar ludah positif tetap di periksa.
saraf primer untuk merekonstruksi saraf wajah yang
dieksisi atau dengan cara sekunder pemulihan fungsi Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Terapi
atau penampilan. Untuk kanker kelenjar ludah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan terapi awal
saling berhubungan antara tumor dan pasien. Ukuran
tumor primer dan derajat histologisnya merupakan
faktor tumor yang sangat penting yang
mempengaruhi pilihan terapi awal.
Tumor derajat rendah, stadium awal tumor ganas
kelenjar ludah terbatas pada lobus superfisial
kelenjar parotis mudah diterapi dengan
parotidektomi superfisial. Tindakan operasi pada
kondisi klinis ini merupakan terapi yang memadai. Di
sisi lain, tumor derajat tinggi dan stadium lanjut
mungkin membutuhkan total parotidektomi atau
bahkan parotidektomi radikal diperluas dengan atau
tanpa pengorbanan saraf wajah dan dengan atau
tanpa diseksi leher.

Tumor stadium lanjut terkadang umumnya


memerlukan eksisi kanal auditori, ramus ascenden Gambar 13.38 Hubungan anatomi parotis dan
mandibula, atau bahkan reseksi tulang temporal. kelenjar ludah submandibula terhadap saraf kranial
Pengorbanan saraf wajah menyebabkan morbiditas yang berdekatan.
fungsional dan estetika yang signifikan pada semua
kelompok umur. Oleh karena itu perlu Karena kedekatan saraf ini, pengetahuan mengenai
dipertimbangkan kapan bisa dilakukan pencangkokan anatomi bedah sangat penting dalam operasi kelenjar
saraf wajah. Jika cangkok saraf wajah tidak ludah.
memungkinkan, maka tindakan rehabilitasi untuk
kelumpuhan saraf wajah harus dilakukan. Tindakan Kelenjar parotis terletak di fosa retromandibula
ini termasuk lateral tarsorrhaphy, lateral posterior ke ramus asenden mandibula dan di daerah
canthoplasty,dan juga implan dengan pemberat emas anteroinferior ke kanalis akustikus eksternus.
pada kelopak mata atas dan rekonstruksi statis atau Kelenjar parotis adalah struktur unilobular yang
dinamis komisura oral. dilintasi oleh bagian ekstrakranial saraf wajah dan
Prinsip serupa dapat diterapkan pada tumor ganas cabangnya. Saraf wajah membagi kelenjar menjadi
kelenjar ludah submandibula dan yang berasal dari bagian superfisial dan dalam. Hampir 80% dari
kelenjar ludah minor. Hilangnya saraf hipoglosus dan kelenjar parotis terletak di lateral saraf wajah dan
lingual serta cabang saraf wajah marginal tidak disebut sebagai “lobus superfisial.” Bagian kelenjar
melemahkan seperti hilangnya seluruh saraf wajah. yang tersisa terletak medial dari saraf wajah terdiri
Oleh karena itu tindakan rehabilitasi khusus jarang dari sekitar 20% jaringan parotis dan dianggap
diindikasikan untuk operasi radikal untuk tumor sebagai "lobus dalam". Kelenjar parotis mengalirkan
kelenjar ludah submandibula. sekresi melalui saluran Stensen, yang terletak
pada permukaan lateral dari bagian anterior otot
TERAPI BEDAH masseter, melintasi otot businator, dan terbuka ke
Anatomi Bedah dalam rongga mulut pada mukosa pipi di garis oklusal
gigi yang berdekatan dengan gigi premolar atas ke-
Tiga kelenjar ludah utama yang berpasangan dua.
berhubungan dengan saraf kranial V, VII, dan XII dan
cabang pleksus serviks perifer (Gbr. 13.38). Tiga saraf penting yang berhubungan dengan kelenjar
parotis: saraf wajah, saraf aurikularis mayor, dan
saraf aurikulotemporal. Saraf aurikularis mayor
terletak pada ekor kelenjar parotis dan bercabang
menjadi cabang anterior dan posterior. Memberikan
sensasi pada kulit wajah di dekat tragus dan daun
telinga. Saraf aurikulotemporal adalah cabang dari
divisi mandibula saraf kranial ke-lima. Berisi serabut
parasimpatis ke kelenjar parotid oyang berasal dari
ganglia otik. Saraf wajah keluar dari foramen
stilomastoid lateral dari prosesus stiloid dan terletak
sefal ke posterior bagian perut otot digastrik dan
kanalis akustikus eksternus, di mana memasuki
bagian kelenjar parotis. Penanda anatomi saraf wajah
utama, berukuran 5 sampai 15 mm, berada pada titik
dimana ujung prosesus mastoid, tulang rawan kanal
auditorius, dan batas superior bagian perut otot
digastrik posterior bertemu (Gbr. 13.39). Bagian
utama biasanya bercabang menjadi divisi
zigomatikotemporal dan servikofasial. Variasi
anatomi penting terdapat pada percabangan
intraglandular saraf wajah, beberapa contohnya
ditunjukkan pada Gambar. 13.40 sampai 13.55.

Gambar 13.40 Variasi anatomi pada percabangan


intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.

Gambar 13.39 Landmark anatomi untuk identifikasi


intraoperatif saraf wajah.
.

Gambar 13.42 Variasi anatomi pada percabangan


intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.

Gambar 13.41 Variasi anatomi pada percabangan


intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.43 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.44 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.45 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.46 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.47 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.48 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.49 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.50 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.51 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.52 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
Gambar 13.53 Variasi anatomi pada percabangan Gambar 13.54 Variasi anatomi pada percabangan
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial.
dan meluas di sekitar batas bebas dasar mulut di
sepanjang saluran Wharton. Kelenjar tersebut
terletak pada otot hioglosus dan kontak langsung
dengan ligamentum stilomandibular di posterior. Tiga
saraf penting berhubungan langsung dengan
kelenjar: cabang marginal dari saraf wajah, saraf
hipoglosus, dan saraf lingual (Gambar 13.57).
Kelenjar submandibula mengalir ke anterior dasar
mulut melalui duktus Wharton, yang papillanya
terbuka tepat di samping frenulum lidah.

Kelenjar ludah utama terkecil adalah kelenjar


sublingual kelenjar, yang terletak tepat di bawah
membaran mukosa dasar mulut dan sisanya pada
otot mylohyoid (Gambar 13.58). Kelenjar ini kurang
berkapsul dan mengalirkan beberapa saluran kecil
langsung ke dalam rongga mulut atau ke dalam
saluran submandibular.

Persiapan Sebelum Operasi


Semua pasien yang menjalani operasi parotis harus
diberikan konseling mengenai potensi hilangnya
fungsi saraf wajah untuk sementara atau permaneni.
Jika pengorbanan saraf wajah diantisipasi, maka
Gambar 13.55 Variasi anatomi pada percabangan konseling pra operasi mengenai tindakan rehabilitasi
intraglandular dari saraf wajah ekstrakranial. harus didiskusikan dengan pasien.

Hubungan anatomi bagian dalam kelenjar parotis ke Meskipun operasi kelenjar parotis membuka saluran
struktur lain di ruang parafaring ditampilkan pada ludah ke dalam bidang pembedahan, operasi pada
Gambar 13.56. Meskipun tumor muncul di lobus dasarnya bersih, dan penggunaan antibiotik
dalam kelenjar parotis jarang terjadi, merupakan perioperatif biasanya tidak diperlukan. Sebelum
neoplasma yang paling umum ditemui di ruang operasi persiapan untuk perawatan bedah tumor
parafaring (ruang mastikasi) pada kompartemen ganas asal kelenjar ludah minor pada dasarnya sama
prestiloid parapharyngeal. Tumor di lobus dalam pentingnya seperti seharusnya pada setiap lesi epitel
kelenjar parotis, menurut definisi, muncul pada di lokasi yang sama dengan sistem saluran cerna
jaringan parotis yang terletak medial dari saraf wajah. bagian atas.
Tumor ini mungkin terdapat pada lokasi
retromandibula atau pada lokasi parafaring. Dari Eksisi Kelenjar Saliva Submandibula untuk Infeksi,
sudut pandang bedah, penting untuk memahami Kalkulus, atau Tumor Penyakit inflamasi kronis lebih
anatomi hubungan struktur di ruang parafaring sering terjadi pada kelenjar ludah submandibula
dengan jaringan parotis lobus dalam. Tumor kelenjar dibandingkan pada kelenjar parotis. Serangan ulang
ludah ruang parafaring juga muncul dari jaringan proses inflamasi dapat berkembang menjadi penyakit
kelenjar ludah ektopik dan kadang-kadang dari kalkulus, menghasilkan obstruksi kronis intermiten
kelenjar ludah minor di dinding faring lateral. dengan pembesaran kelenjar yang menyakitkan. Jika
kalkulus menyumbat saluran Wharton yang terdapat
Kelenjar submandibula, juga disebut kelenjar di rongga mulut dan mudah teraba, maka batu
submaksila, berada di ruang submandibula dalam tersebut dapat diekstraksi secara langsung intraoral
segitiga digastrik dan di bawah serta anterior dari melalui sayatan mukosa di atas saluran Wharton.
sudut mandibula. Mereka melapisi otot mylohyoid Ekstraksi kalkulus ini sebaiknya dilakukan dengan
anestesi umum di ruang operasi. Jika prosedur submandibula. Cabang mandibula saraf wajah
konservatif tidak dapat mengatasi proses peradangan bertumpu pada fasia ini. Jika saraf tidak terlokalisasi
kronis, maka disarankan untuk melanjutkan dengan selama pemisahan dari platisma, pencarian yang teliti
eksisi seluruh kelenjar submandibula untuk sekarang dilakukan sehingga dapat teridentifikasi.
meringankan masalah yang menetap.
Cabang mandibula dan cabang servikal ditunjukkan
Pasien yang ditunjukkan pada Gambar 13.59 memiliki menurun pada leher pada Gambar 13.62. Perhatikan
pembesaran kelenjar ludah submandibular kanan 4 juga vena wajah posterior berjalan hampir sejajar
cm. Massa dengan konsistensi keras, terpisah, dapat dengan cabang servikal. Kedua struktur ini dibagi
digerakkan, dan agak sensitif, meskipun tidak terlalu untuk memfasilitasi retraksi cabang mandibula ke
lembut. Tidak ada kalkulus yang dapat dipalpasi pada arah sefal bersama dengan flap kulit bagian atas.
duktus Wharton dengan palpasi bimanual dari dasar Penting untuk dicatat bahwa letak vena wajah
mulut. Diagnosis klinis sialadenitis kronis ditegakkan posterior jterdapat di dalam percabangan mandibula.
berdasarkan riwayat pasien terdapatnya fluktuasi Sehingga membelah vena wajah posterior di bawah
pada massa, tetapi kemungkinan tumor primer tidak dan retraksi bagian tunggul atas ke arah sefal akan
bisa disingkirkan. Ketidakpastian diagnosis klinis melindungi cabang mandibula saraf wajah pada flap
seperti itu sering terjadi. kulit bagian atas Pada Gambar 13.63, flap kulit bagian
atas terlihat diretraksi dengan retraktor sisir,
Pasien diletakkan di atas meja operasi di bawah sehingga melindungi cabang mandibula di bawahnya.
anestesi umum endotrakeal. Pasien dalam posisi Dengan menggunakan elektrokauter, jaringan lunak
terlentang di atas kelenjar ludah submandibular sekarang
dengan leher menghadap ke sisi yang berlawanan. didiseksi. Perut anterior otot digastrik diidentifikasi di
Massa yang teraba ditandai dengan warna merah. anterior submental. Selama diseksi, pembuluh darah
Penandaan permukaan sudut mandibula dan garis kecil di atas perut anterior otot digastrik dan otot
sayatan yang akan dilakukan ditunjukkan pada milohioid dibagi. Prosedur ini memungkinkan
Gambar 13.59. Sayatan kulit dibuat pada lipatan kulit mobilisasi kelenjar submandibula, yang diretraksi ke
leher bagian atas, dua jari di bawah sudut mandibula kaudal sebagai ditunjukkan pada Gambar 13.64,
untuk melindungi cabang mandibula dari saraf wajah. memperlihatkan perut anterior dan tendon otot
Penandaan permukaan untuk cabang mandibula dari digastrik lebih lanjut. Lebih banyak traksi pada
saraf wajah berada pada dua titik dua selebar jari di kelenjar ke arah kaudal dapat memaparkan otot
bawah sudut rahang bawah dan dua lebar jari milohioid yang mendasari. Saraf dan pembuluh darah
anterior sudut mandibula, di mana letaknya di atas otot milohioid terletak di atas permukaannya;
permukaan kelenjar ludah submandibula. Ketika kemudian dijepit, dibagi, dan diikat satu per satu.
sayatan kulit selesai dilakukan, tersisa bagian
superfisial dari platisma (Gbr. 13.60). Flap kulit bagian Arteri dan vena wajah di aspek posterior kelenjar
atas diangkat terlebih dahulu dengan elektrokauter, berlanjut menuju korpus mandibula, selanjutnya
sehingga menyisakan bagian superfisial platisma didiseksi. Masing-masing arteri dan dijepit,
(Gbr. 13.61). dipisahkan, dan diligasi. Cabang minor saraf wajah
yang melintasi area ini dengan hati-hati dilindungi.
Cabang mandibula saraf wajah diidentifikasi dengan Pembagian pembuluh darah wajah memungkinkan
hati-hati, didiseksi, dan dilindungi dengan cara dilakukannya retraksi ekor kelenjar submandibula,
berikut: memaparkan sepenuhnya dasar otot milohioid (Gbr.
Platisma disayat dengan pisau bedah di area kecil 13.65). Retraktor bulat yang besar sekarang
pada satu titik di antara dua lebar jari di bawah dan digunakan untuk retraksi otot milohioid ke arah dagu,
dua lebar jari di anterior sudut mandibula. Platisma memperlihatkan saraf lingual yang mendasari dan
yang tersisa di sepanjang sayatan kemudian dibagi cabang sekretomotorik ke kelenjar submandibular.
setelah dilakukan diseksi tumpul di bawah dengan
hemostat, hemostat dibuka lebar dan melindungi Ganglion submandibular dan serat sekretomotor
jaringan lunak di bawah kapsul kelenjar dijepit, dipisahkan, dan diikat (Gbr.13.66). Sisa
penempelan kelenjar submandibula adalah saluran mulut yang berbentuk simetris bilateral (Gambar
Wharton dan pembuluh darah yang berjalan 13.71).
bersamanya serta bagian proksimal arteri dan vena
wajah. Jika dilakukan operasi pada kelenjar ludah
submandibula dilakukan untuk kasus dengan
Duktus Wharton dipisahkan sedekat mungkin dengan kemungkinan tumor, kemudian kelenjar tersebut
dasar mulut (Gbr. 13.67). Saluran diisolasi dengan diangkat bersama dengan kelenjar getah bening yang
diseksi jaringan lunak yang mendasari dengan berdekatan sebagai spesimen monoblok. Jika
menggunakan hemostat. Selama diseksi, saraf diagnosis tumor ganas ditegakkan, lebih banyak lagi
hipoglosus terlihat di sebelah dalam saluran prosedur operasi yang komprehensif harus
Wharton. Itu harus dilindungi dengan hati-hati. Divisi dipertimbangkan. Jika tumor primer berukuran kecil
saluran Wharton yang dekat dengan dasar mulut dan terbatas di dalam kapsul kelenjar ludah
sangat penting dalam operasi untuk penyakit radang submandibula, eksisi secara en bloc kelenjar
kronis dengan adanya batu baik pada kelenjar atau submandibula bersama dengan kelenjar getah bening
pada saluran. Traksi lebih lanjut ke arah kaudal di sekitar segitiga suprahioid dianggap memadai.
memaparkan bagian proksimal arteri wajah sebelah
dalam perut posterior otot digastrik. Arteri ini dengan Di sisi lain, jika tumor primernya besar, atau jika
hati-hati dilakukan dseksi, dijepit, dan dipisahkan. melampaui kapsul kelenjar ludah submandibula atau
Arteri ini sering disertai vena komitan, dan jika telah melibatkan kelenjar getah bening yang
terdapat vena ini maka harus dipisahkan dan diligasi. berdekatan dengan adanya metastase, operasi
radikal mungkin perlu dipertimbangkan. Operasi
Gambar 13.68 menunjukkan lapangan bedah setelah seperti itu mungkin membutuhkan pengorbanan
pengangkatan spesimen. Hemostat berada pada bagian perut anterior dan posterior otot digastrik;
tunggul arteri wajah akan diikat. Saraf hipoglosus sebagian dari otot milohiod; dan bahkan saraf
berdekatan dengan tendon otot digastrik yang hipoglosus, saraf lingual, dan cabang mandibula saraf
menutupi saraf hipoglosus dan lingual pada bagian wajah, terutama jika tumor primernya merupakan
sefal, dengan tunggul sekretomotor diligasi. Luka karsinoma kistik adenoid. Diseksi leher komprehensif
sekarang diirigasi dengan larutan Bacitracin. Drain dilakukan jika metastase nodus leher terkonfirmasi.
Penrose dimasukkan, dan lapisan luka ditutup (Gbr.
13.69).

Spesimen menunjukkan peradangan kronis, kelenjar


ludah submandibula agak membesar dengan kalkulus
yang besar pada saluran Wharton dan beberapa batu
kecil menghasilkan obstruksi intermiten yang
menyebabkan sialadenitis kronis (Gambar 13.70).

Perawatan paska operasi setelah eksisi kelenjar ludah


submandibula itu sederhana. Kebanyakan pasien
harus bisa menelan cairan dan diet bubur dalam
waktu 24 jam setelah operasi dan dilanjutkan ke diet
biasa dalam 24 jam ke depan. Drain Penrose diangkat
segera setelah cairan drainase menjadi sedikit.
Jahitan dapat diangkat setelah penyembuhan kulit
yang memuaskan terlihat. Penampilan paska operasi
pasien menunjukkan penyembuhan luka yang baik,
bekas luka yang dapat diterima secara estetika di
leher dengan fungsi cabang mandibula saraf wajah
yang tersisa utuh, seperti yang terlihat pada sudut

Anda mungkin juga menyukai