A 2017/2018
PenuntunJudul
Praktikum
MANAJEMEN BENCANA
SIMULASI BENCANA
DOKUMENTASI PENGETAHUAN BENCANA
Tim Penyusun
Blok 4.2
Manajemen Bencana dan Perkembangan Teknologi Kedokteran
Editor
dr. Fury Maulina, MPH
ii
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Lembar Pengesahan
Penuntun Praktikum
Blok 4.2
Manajemen Bencana dan Perkembangan Teknologi Kedokteran
Mengetahui,
Dekan Koordinator Blok 4.2
iii
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segenap puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah
S.W.T. atas tersusunnya Penuntun Praktikum pada Blok 4.2 pada tahun akademik 2017/2018.
Penuntun praktikum ini digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan aktivitas praktikum pada
Blok 4.2.
Terima kasih, kami sampaikan kepada tim yang telah menyusun penuntun ini. Akhir kata,
semoga penuntun praktikum ini bermanfaat dan agar aktivitas praktikum k berjalan dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa kemungkinan masih ada kekurangan dalam penyusunan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan.
iv
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Daftar Isi
Judul ................................................................................................................................................... i
Tim Penyusun.................................................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .........................................................................................................................iii
Kata Pengantar................................................................................................................................. iv
Daftar Isi ............................................................................................................................................ v
Pendahuluan ..................................................................................................................................... 1
Metode Pembelajaran........................................................................................................................ 2
Daftar Topik Praktikum ...................................................................................................................... 3
Topik 1 Simulasi Bencana ................................................................................................................. 4
Topik 2 Dokumentasi Pengetahuan Bencana ................................................................................. 14
v
Blok 4.2 Manajemen Bencana dan Perkembangan Teknologi Kedokteran T. A 2017/2018
Pendahuluan
1
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Metode Pembelajaran
A. Aktivitas Pembelajaran
Praktikum
Kegiatan praktikum dilakukan di laboratorium dan outdoor (sesuai tujuan pembelajaran), yang
bertujuan meningkatkan pemahaman tentang teori.
B. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran berupa:
1. Buku teks
2. Jurnal nasional dan internasional
3. Internet
4. Narasumber
5. Laboratorium
C. Media Instruksional
Media instruksional yang digunakan berupa:
1. Penuntun praktikum
2
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Kode Topik
Mg Topik Praktikum Tempat
Praktikum
II Simulasi bencana P 4.2.1 Outdoor
III Dokumentasi pengetahuan bencana P 4.2.2 Ruang Tutorial
(pengarahan praktikum)
IV - V Dokumentasi pengetahuan bencana Sekolah Menengah Umum
(SMU)
VI Ujian tulis - Ruang Kuliah
* : Waktu pelaksanaan dilakukan secara simultan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara dan Tim SAR (jadwal
dalam konfirmasi).
3
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Topik 1
Simulasi Bencana
Tujuan umum:
Mahasiswa dapat melakukan manajemen penatalaksanaan korban bencana di lapangan.
Tujuan khusus:
1. Mahasiswa dapat terlibat dalam pengelolaan korban dalam bencana.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan sistem komando bencana pada semua keadaan bencana.
3. Mahasiswa memiliki pengetahuan dalam usaha penyelamatan korban bencana.
A. Pendahuluan
Bencana menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis. Bencana dapat menyebabkan suatu kondisi jumlah pasien/korban yang
mengalami cedera/sakit melebihi kemampuan sistem pelayanan gawat darurat yang tersedia. Oleh
karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi chaos sehingga membutuhkan pertolongan dan
perawatan adekuat secara cepat, tepat dan cermat (time saving is live saving) guna meminimalkan
kecacatan atau kematian (korban massal), terlebih lagi umumnya terjadi pula gangguan dalam
tatanan sosial, sarana, dan prasarana. Oleh karenanya diperlukan sistem pengelolaan yang baik
sehingga dapat memperpendek “fase kekacauan” tersebut.
Keberhasilan pengelolaan bencana memerlukan perencanaan sistem pelayanan gawat
darurat lokal, regional dan nasional, pemadam kebakaran/rescue, petugas hukum dan masyarakat.
Kesiapan rumah sakit serta kesiapan pelayanan spesialistik harus disertakan dalam
mempersiapkan perencanaan bencana. Secara nasional kegiatan penanggulangan gawat darurat
sehari-hari maupun bencana diatur dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT S/B) yang harus diterapkan oleh semua pihak, termasuk masyarakat awam.
Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam ring of fire. Semua tenaga medis
terlibat dalam pengelolaan bencana. Seluruh petugas harus melaksanakan dan berpegang pada
SPGDT S/B Nasional pada semua keadaan gawat darurat medis dalam kehidupan sehari-hari dan
pada keadaan bencana. Semua petugas medis harus waspada dan memiliki pengetahuan
sempurna dalam peran khusus dan pertanggungjawabannya dalam usaha penyelamatan pasien.
Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas yang sangat
menantang dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem pelayanan tanggap darurat
ditujukan untuk mencegah kematian dini karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit
4
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
hingga beberapa jam sejak cedera. Kematian dini diakibatkan gagalnya oksigenasi adekuat organ
vital (ventilasi tidak adekuat, gangguan oksigenasi, gangguan sirkulasi, dan perfusi end-organ tidak
memadai), cedera SSP masif (mengakibatkan ventilasi tidak adekuat dan atau rusaknya pusat
regulasi batang otak) atau keduanya, Cedera penyebab kematian dini mempunyai pola yang dapat
diprediksi (mekanisme cedera, usia, jenis kelamin, bentuk tubuh atau kondisi lingkungan ). Tujuan
penilaian awal adalah untuk menstabilkan pasien, mengindentifikasi cedera/kelainan pengancam
jiwa dan untuk memulai tindakan sesuai, serta mengatur kecepatan dan efisiensi tindakan definitif
atau transfer ke fasilitas sesuai.
B. Aktivitas
Metode : Role play
Jumlah Pertemuan : 2 kali (penyampian teori dan simulasi)
Penilaian dilakukan saat simulasi di lapangan
Lokasi : Ruang kelas (teori) dan outdoor (simulasi)
C. Peran mahasiswa
Mahasiswa dibagi dalam kelompok. Tiap mahasiswa memiliki perannya masing-masing.
Mahasiswa berperan dan berlatih sesuai perannya, yaitu sebagai:
a. Komandan lapangan
b. Petugas triase
c. Petugas tindakan
d. Korban
D. Simulasi
Mahasiswa berlatih dan menjalankan tugas berikut:
a. Menjelaskan alur tindakan pada penderita gawat darurat.
b. Menjelaskan tugas komandan lapangan.
c. Menjelaskan tugas petugas triase.
d. Menjelaskan tugas petugas tindakan.
e. Melakukan RJP, intubasi, immobilisasi, dan transfer pasien.
1. Komandan lapangan
5
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Tugas:
a. Menunjuk petugas RHA (Rapid Health Assessment), yaitu petugas yang menilai keadaan
secara cepat dengan mengumpulkan data medis, epidemiologis dan kesehatan lingkungan,
menganalisisnya serta menyimpulkannya. Hal ini berguna untuk mengajukan permintaan
jumlah dan jenis bantuan keinstansi terkait.
b. Menunjuk petugas pelaksana kegiatan di lapangan dengan lokasi kerja masing-masing:
- Komando/komunikasi/logistik: biasanya pada satu lokasi
- Ekstrikasi
- Triase
- Tindakan
- Transportasi
2. Petugas triase
Tugas: memilah pasien sesuai beratnya kelainan sesuai prioritas yang harus lebih dahulu
ditolong atau ditransfer dengan memberi label berwarna hingga memudahkan tugas
pertolongan selanjutnya.
Ada beberapa cara triase. Teknik yang paling sederhana adalah: START (Simple Triage and
Rapid Treatment).
Algoritma Sistem START menggunakan warna:
- hitam = deceased (tewas)
- merah = immediate (segera)
- kuning = delayed (tunda)
- hijau = minor
Semua korban diluar algoritma diatas diberi warna kuning. Disini tidak ada resusitasi dan C-
spine control. Satu pasien maksimal 60 detik. Segera pindah ke pasien berikut setelah tagging.
Pada sistem ini tag tidak diisi, kecuali jam dan tanggal. Diisi oleh petugas berikutnya.
Kunci: R: 30/’, P: 2‘’, M: ikut perintah sederhana.
Berbeda dengan memulai RJP atau menentukan kematian, pada triase digunakan denyut arteri
radial bagi bayi atau anak kecil (sebagai alternatif pemeriksaan refilling kapiler).
*) Kontrol perdarahan satu-satunya tindakan yang memakan waktu. Hanya dilakukan sekali
usaha. Bila gagal, tinggalkan.
6
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
7
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
8
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
3. Petugas tindakan
Tugas: pilih pasien berlabel merah. Lakukan survei primer sekaligus resusitasi diikuti stabilisasi,
dapat dilakukan di ambulance, bila ambulance dengan sarana dan paramedik gawat darurat
tersedia (sistem Mettag).
9
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
kebutuhan kondisi korban (bisa ke rumah sakit pusat rujukan atau bisa saja rumah sakit tipe C
atau RS lapangan). Korban yang bisa berjalan dapat diminta bantuannya untuk tugas-tugas
yang sifatnya membantu petugas medis.
d. Ambulance di pool di area yang sudah ditentukan yang dekat dengan area koleksi korban
hingga bila ambulance tidak bisa menghampiri korban, tidak terlalu jauh untuk mengusung
korban. Urutan keberangkatan ambulance serta korban yang akan dibawa serta tujuannya
diatur oleh koordinator ambulance.
e. Petugas komunikasi yang bertugas di pusat komando mengirim berita ke rumah sakit tujuan
yang berisi indentitas, kondisi, tindakan yang sudah dilakukan, data-data lain terkait serta
jumlah korban yang akan dikirim.
f. Rumah sakit penerima melakukan persiapan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data yang
diterima melalui radio.
g. Jenazah yang tidak terindentifikasi dikirim ke bagian forensik rumah sakit.
10
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Penilaian Mahasiswa
Nama mahasiwa :
NIM :
Kelompok :
11
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
( ) ( )
NIM. NIP.
12
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Referensi
1. Seri PPGD. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat / General Emergency Life Support
(GELS). Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan Ketiga. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I. 2006.
2. Penanggulangan Kegawatdaruratan sehari-hari & bencana. Departemen Kesehatan R.I.
Jakarta : Departemen Kesehatan, 2006.
3. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community). Departemen Kesehatan R.I. Jakarta :
Departemen Kesehatan, 2006.
4. Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana dan Penaanganan
Pengungsi. Departemen Kesehatan R.I. Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan. Tahun
2002.
5. Advanced Trauma Life Support. Course for Physicians 6th. edition. American College of
Surgeons, 55 East Erie Street, Chicago, IL 60611-2797.
13
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Topik 2
Dokumentasi Pengetahuan Bencana
Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melakukan sosialisasi penanggulangan bencana di masyarakat.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa dapat melakukan sosialisasi tanda-tanda dan penanggulangan bencana.
2. Mahasiswa dapat membuat dokumentasi pengetahuan bencana menggunakan berbagai
media.
3. Mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat terkait pengetahuan
tentang bencana.
A. Pendahuluan
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah
menyebutkan bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang
disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Oleh karenanya masyarakat
diharapkan dapat memperoleh informasi terkait bencana dengan sebaik mungkin. Hal ini sesuai
dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 pada BAB V Hak dan Kewajiban Masyarakat,
pasal 26 ayat (1) poin b, yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan,
pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta poin c,
berhak mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan
bencana. Adanya diseminasi informasi terkait penanggulangan bencana kepada masyarakat akan
memberikan dampak positif, karena diharapkan informasi ini dapat berguna sebagai pengetahuan
masyarakat sehingga senantiasa siaga bila terjadi ancaman bencana.
B. Aktivitas
Metode : penyuluhan dengan menggunakan media
(slide presentasi/power point/prezy, poster, leaflet, flip chart, standing
banner, video, drama, dan lain-lain)
Jumlah Pertemuan : 2 kali (persiapan dan sosialiasi pengetahuan bencana)
Penilaian dilakukan saat sosialiasi pengetahuan bencana di SMU.
Lokasi : Ruang kelas (persiapan) dan SMU (sosialiasi)
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
14
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
C. Rincian Kegiatan
a) Setiap kelompok mempersiapkan 1 topik bencana, misalnya banjir, tsunami, gempa bumi,
dan lain-lain (diupayakan topik tidak sama 1 kelompok dengan kelompok lainnya).
b) Setiap kelompok mempersiapkan kuesioner sederhana sesuai topik bencana, berupa
pretest dan post test yang diberikan kepada audiens.
c) Instruktur akan menjelaskan rincian kegiatan sosialisasi dan memberikan tips and tricks
melakukan sosialisasi/penyuluhan yang baik sesuai dengan audiens yang akan menerima
informasi pengetahuan bencana (siswa SMU).
d) Sebelum kegiatan sosialisasi dilakukan, setiap kelompok harus menunjukkan hasil
pekerjaan dokumentasi sosialisasi pengetahuan bencana kepada instruktur masing-masing
(konsultasi).
e) Masing-masing kelompok menuju lokasi sosialisasi bencana bersama instruktur masing-
masing (penilaian terhadap mahasiswa dilakukan saat sosialisasi berlangsung).
f) Setiap kelompok wajib membuat 1 buah poster sesuai dengan topik bencana saat
praktikum, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ukuran 50 cm (lebar) dan 70 cm (panjang), dipasang vertikal sebanyak 2 (dua) buah.
2. Poster berbahan glossy.
3. Poster berbahasa Aceh/Indonesia/Inggris*.
4. Bagian atas poster memuat judul poster, nama-nama pembuat poster (tanpa gelar), dan
instansi asal. Pada bagian kiri atas (sejajar nama) dicantumkan logo Unimal (sesuaikan
ukuran).
50 cm
Judul poster
Nama 1; Nama 2; .....; Nama pembimibing
Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh
70 cm
15
Penuntun Praktikum Blok 4.2 Manajemen Bencana T. A 2017/2018
Penilaian Mahasiswa
Nama mahasiwa :
NIM :
Kelompok :
Topik yang dipilih :
( ) ( )
NIM. NIP.
16