Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pengetahuan

1. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan

garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan

makanan terbaik untuk bayi. Selain memenuhi segala kebutuhan makanan bayi

baik gizi, imunologi, atau lainnya pemberian ASI memberikan kesempatan bagi

ibu mencurahkan cinta kasih serta perlindungan kepada anaknya.

2. Anatomi payudarah

Secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan VI, secara horisontal

mulaui dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada

di jaringan subkuta, tepatnya di antara jaringan subkutan superfisial dan

profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus

anterior dan abliqus eksterna.

Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya

seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, adolesen, dewasa,

menyusui dan multipara.

Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah

menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma

jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.

3. Upaya Memperbanyak ASI

Upaya untuk memperbnayak ASI, diantaranya:

1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/ memeras ASI.


jika anak belum mau menyusu karena masih kenyang, perlahan atau pompa

ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik.

Jika main sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka main banyak ASI

yang diproduksi.

2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Makin seing

dikosongkan, maka produksi ASI juga main lancar.

3. Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu menyusi sangat

menentukan keberhasilan ASI eksklusif.

4. Hindari pemberian susu formula.

Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atau

takut anak tidak kenyang, banyak yang segera memberikan susu formula.

Padahal pemberian susu formula akan menyebabkan ASI semain tidak lancar.

5. Hindari penggunanan DOT atau empeng.

Jika ibu ingin memberikan ASI peras atau pompa (ataupun memilih susu

formula) berikan ke bayi dengan menggunakan sendok, bukan dot.

6. Datangi klinik laktasi.

7. Ibu menyusui mengkomsumsi makanan bergizi

8. Laukan perawatan payudara.

Massage atau pemijatan payudara dan kompres air hangat dan air dingin

bergantian.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain:

Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya

pengertahuan, rasa percaya diri, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan

lingkungan. Jumlah produksi ASI tergantung pada besarnya cadangan lemak yang

tertimbun selama hamil dan dalam batas tertentu, diet selama menyusui. Rata-rata
volume ASI wanita bersetatus gizi baik sekitar 700-800 cc, sementara mereka

yang bersetatus gizi kurang berkisar 500-600 cc. Jumlah ASI yang disekresikan

pada enam bulan pertama sebesar 750 cc sehari. Sekresi pada hari pertama hanya

terkumpul sebanyak 50 cc yang kemudian meningkat menjadi 500, 650, dan 750

cc masing-masing pada hari ke V, bulan I dan III. Volume ASI pada enam bulan

berikutnya menyusut menjadi 600 cc. Namun demikian, status gizi tidak

berpengaruh besar terhadap mutu (kecuali volume). ASI, meskipun kadar vitamin

dan mineralnya sedikit lebih rendah. Pendapat ini dapat digunakan sebagai

penjelasan kepada wanita yang enggan menyusui bayi dengan alasan status gizi

mereka kurang baik.

1. Frekuensi pemberian susu.

2. Berat bayi saat lahir.

3. Usia kehamilan saat melahirkan.

4. Usia ibu dan paritas.

5. Stress dan penyakit akut.

6. Mengkonsumsi rokok.

7. Mengkonsumsi alkohol.

8. Pil kontrasepsi

9. Asupan makanan ibu

10. Perawatan payudara

5. Tanda-tanda bayi cukup ASI

Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapatkan kecukupan ASI bila mencapai

keadaan sebagai berikut:

1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8

kali pada 2-3 minggu pertama.


2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih

muda pada hari kelima stelah lahir.

3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.

4. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi mendapatkan ASI

5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.

6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.

7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan

grafik pertumbuhan.

8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang

usianya).

9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.

10. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.

Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat

digunakan sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak

adalah sebagai berikut:

1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting.

2. Sebelum disusukan, payudara terasa tegang.

3. Berat badan naik sesuai dengan usia.

Kenaikan Berat Badan Rata-Rata Bayi Asi

Usia Kenaikan Berat Badan Rata-rata


1-3 bulan 700 gr/bulan
4-6 bulan 600 gr/bulan
7-9 bulan 400 gr/bulan
10-12 bulan 300 gr/bulan
5 bulan Dua kali berat badan waktu lahir
1 tahun Tiga kali berat badan waktu lahir

6. Kebutuhan Zat Gizi Pada Ibu Menyusui


Pertanyaan yang sering dilontarkan pada ibu yang baru menyusui adalah makanan

apa yang harus dikonsumsi selama menyusui? Sebatulnya, maanan bagi ibu

menyusui tidak jauh berbeda dengan makann ibu sehari-hari. Yang penting

memenuhi diet gizi seimbang. Masa menyusui banyak menguras stamina karena

harus memberikan ASI pada malam hari. Karena itu, ibu menyusui harus makan

yang cukup agar stamina tetap terjaga. Komisi ahli FAO/WHO

merekomendasikan asupan makanan selama menyusui berkisar anatara 1.800

kalori hingga 2.700 kalori.

1. Energi

Penambahan kalori sepanjang tiga bulan pertama pasca partum mencapai

sebanyak 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi, bahwa setiap

100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efesiensi konversi energi

yang terkandung dalam makanan menjadi energi susu sebesar rat-rata 80%,

dengan kisaran 76-94%. Dari sini dapat diperkirakan besaran energi yang

diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu, yaitu sekitar 85 kkal. Rata-rata

produksi ASI sehari 850cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu

kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal.

Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, dan selama itu berat badan ideal

ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Sesungguhnya tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara

sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadanagn indogen, yaitu timbunan lema

selama hamil. Mengingat efisiensi konversi energi hanya 80-90%, maka

energi dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energi
ASI sebesar 400-450 kkal. Untuk menghasilakan 850 cc ASI dibutuhkan 680-

807 kkal (rata-rata 750 kkal) energi.

2. Protein

Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein di atas kebutuhan

normal sebesar 20 g per hari. Dasar ketentuan ini ialah tiap 100 cc ASI

mengandung 1,2 g protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 10 g

protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70%

(dengan variasi perorangan, tentu saja). Air susu yang keluar pada hari

pertama sesudah melahirkan (kolostum) mengandung 15% protein yang terdiri

dari laktalbumin, laktaglobulin dan kasein, yang semuanya sangat bermanfaat

untuk bayi. Sebanyak 75% dari jumlah air susu ibu (ASI) di dapatkan bayi

selama lima menit pertama menyusui. Anjuran protein adalah 65 g/hari selama

enam bulan pertama menyusui dan 62 g/hari selama enam bulan kedua.

3. Vitamin dan mineral

Vitamin A

Susu ibu beriisi 50 mg retinal/100 ml dan dengan perkiraan bahwa seorang ibu

akan mengeluarkan 850 ml, kelebihan zat makann tambahan dalam makanan

sebesar 400 mg sederajat dengan retinal, telah dibuat oleh kebanyakan ahli. Di

negara-negara sedang berkembang, banyak dari retinal ini dimakan dalam

bentuk B-karoten, dan dalaam praktik ini hanya bisa dicapai apabila ada

perubahan yang cukup besar dalam pola komposiis diet dari pola ibu sebelum

hamil dan dalam keadaan tak menyusui.

Vitamin D

Vitamin D, magnesium dan seng (zinc) membantu penyerapan kalsium dan

dapat ditemukan di alam beberapa suplemen yang dikombinasi dengan


kalsium. Makan cukup buah-buahan dan sayuran akan membantu mencukupi

kebutuhan vitamin ibu. Vitamin D khususnya penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan tulang bayi. Ibu dapat memproleh Vitamin D dari makanna

seperti ikan, susu, telur, dan mentega.

Kalsium

Nutrien ini adalah mineral penting untuk tulang dan berbagai organ penting

tubuh. Direkomendasikan setiap hari jumlah yang dikomsumsi 1.6000mg, atau

2-4 gelas produk susu setiap hari. Sumber kalsium terbaik yaitu produk olahan

susu termasuk youghurt, susu, keju, brokoli, jeruk, almond, ikan sarden, tofu,

dan sayuran berdaun gelap.

Penelitian meunjukan bahwa selama kehamilan dan menyusui kalsium

tersedot dari tulang. Tubuh akan menggantikan kembali dalam waktu yang

lama dan tulang akan menjadi kuat kembali.

RDA untuk kalsium selama menyusui sama seperti selama kehamilan, yaitu

1.200 mg/hari.

TABEL 2.1 Kecukupan Zat Gizi Ibu Menyusi Per Hari

Kepadatan Gizi (Jumlah/1.000 Kalori)


Zat Gizi (Unit) Kecukupan yang dianjurkan Tambahan
Energi (kkal) +500 0
Protein (g) +20 40
Vitamin A +400 800
Vitamin D +5 10
Vitamin E +3 6
Vitamin D +40 80
Thiamin (mg) +0,5 1
Riboflavin (mg) +0,5 1
Niacin (mg) +5 10
Vitamin B6 +0,5 1
Folacin +100 200
Vitamin B12 +1.0 2
Kalsium (mg) +400 800
Fosfor (mg) +400 800
Magnesium (mg) +150 300
Besi (mg) +30-60 60-120
Seng (mg) +10 20
Yodium +50 100

Cukup Minum Cairan

ASI dibuat dari 87 persen air. Jadi, tubuh memerlukan air tambahan dan jus

selama menyusui. Delapan sampai 10 gelas setiap hari merupakan jumlah

yang direkomendasikan. Pada saat menyusi ibu harus minum ketika merasa

haus. Itu cara terbaik untuk meyakinkan bahwa ibu mendapatkan cukup cairan

saat menyusi. Selain itu dapat pula urine dijadikan sebagai tanda. Bila

warnanya kuning pucat berarti ibu minum cukup cairan. Ibu kurang minum

bila urine berwarna gelap. Penelitian menunjukkan bahwa minum cairan

melebihi yang dibutuhkan tidak akan meningkatkan suplai ASI. Jika terjadi,

produksi ASI berarti meningkat. Wanita yang, menyusui harus minum 50

ml/kgBB/hari ditambah dengan 800-1.000 ml untuk menghasilkan ASI yang

adekuat.

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah penjelasan tentang teori yang dijadikan landasan dalam suatu

penelitian serta asumsi-asumsi teori yang mana dari teori tersebut yang akan

digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Dharma, 2011).

ASI

1. Frekuensi
pemberian susu.
2. Berat bayi saat
lahir.
3. Usia kehamilan saat
melahirkan.
4. Usia ibu dan
paritas.
5. Stress dan penyakit
akut.
6. Mengkonsumsi
rokok.
7. Mengkonsumsi
alkohol.
Kecukupan ASI Tidak cukup ASI

C. Kerangka Konsep

Kerangaka konsep merupakan penjelasan tentang konsep-konsep yang terkadang

didalam asumsi teoritis yang digunakan untuk mengibatsikan unsur-unsur yang

terkandung didalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan diantara

konsep-konsep tersebut (Dharma, 2011).

Variabel Independen Variabel Dependen

Asupan Makanan Kecukupan ASI

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan peneliti. Biasa hipotesis

dirumuskan dalam bentuk hubungan anatara dua variabel independen dan dependen.

Hipotesis berfungsi untuk menentukan pembuktian, artinya hipotesis mencerminkan

variabel-variabel yang diamati, diukur dan bentuk antar variabel (dharman, 2011).

Ha : ada hubungan asupan makanan dengan keccukupan ASI pada ibu menyusui

Anda mungkin juga menyukai

  • Panduan Krs
    Panduan Krs
    Dokumen11 halaman
    Panduan Krs
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Skoring Eni
    Skoring Eni
    Dokumen7 halaman
    Skoring Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Populasi Rentan
    Populasi Rentan
    Dokumen14 halaman
    Populasi Rentan
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Komunitas Bu Rani
    Komunitas Bu Rani
    Dokumen13 halaman
    Komunitas Bu Rani
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • SPGDT
    SPGDT
    Dokumen16 halaman
    SPGDT
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Sesak Nafas
    LP Sesak Nafas
    Dokumen16 halaman
    LP Sesak Nafas
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP GGK
    LP GGK
    Dokumen27 halaman
    LP GGK
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Lansia New
    Lansia New
    Dokumen16 halaman
    Lansia New
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • New Normal - New Life
    New Normal - New Life
    Dokumen10 halaman
    New Normal - New Life
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Materi 2 SNPB
    Materi 2 SNPB
    Dokumen34 halaman
    Materi 2 SNPB
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Tren Isu Kep KLG
    Tren Isu Kep KLG
    Dokumen11 halaman
    Tren Isu Kep KLG
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Luka Bakar
    Manajemen Luka Bakar
    Dokumen44 halaman
    Manajemen Luka Bakar
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    Dokumen23 halaman
    Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    HellmySanggur
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Dokumen87 halaman
    Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Ari Yuan
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Daring Hari Ini
    Tugas Daring Hari Ini
    Dokumen2 halaman
    Tugas Daring Hari Ini
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Sesak Nafas
    LP Sesak Nafas
    Dokumen16 halaman
    LP Sesak Nafas
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Ayu Agustin
    Ayu Agustin
    Dokumen3 halaman
    Ayu Agustin
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat Marjan 4
    Sertifikat Marjan 4
    Dokumen1 halaman
    Sertifikat Marjan 4
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Eni-1
    Bab 1 Eni-1
    Dokumen12 halaman
    Bab 1 Eni-1
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    Dokumen8 halaman
    Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    desyonk
    Belum ada peringkat
  • Mankep
    Mankep
    Dokumen9 halaman
    Mankep
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Variabel Penelitian
    Variabel Penelitian
    Dokumen12 halaman
    Variabel Penelitian
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat Marjan 1
    Sertifikat Marjan 1
    Dokumen1 halaman
    Sertifikat Marjan 1
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP ANAK
    LP ANAK
    Dokumen19 halaman
    LP ANAK
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal PAS
    Contoh Soal PAS
    Dokumen1 halaman
    Contoh Soal PAS
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Igd
    LP Igd
    Dokumen26 halaman
    LP Igd
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat