Anda di halaman 1dari 34

SISTEM NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

Ns. Pira Prahmawati, SKep, MKes


Sistem Nasional Penanggulangan Bencana
Sistem nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain:
• Legislasi 
Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di
bawahnya antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan
Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah.

Kelembagaan 
Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point
lembaga pemerintah di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan
bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD). 
Sistem Nasional Penanggulangan Bencana

• Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat


nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
penyelenggaran penanggulangan bencana di
Indonesia.
• Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional
(Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia
usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga
internasional.
• Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum PRB
Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur. 
• UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
Pasal 5 Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi
penanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
• Pasal 10 Pemerintah membentuk Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
• Pasal 18 Pemerintah Daerah membentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
• BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Dasar HukumUndang-undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan BencanaDasar
PembentukanPeraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
BencanaStruktur OrganisasiPeraturan Kepala BNPB
Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja BNPB
• Kedudukan Badan Penanggulangan Bencana
Tingkat Nasional
BNPB merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang
dipimpin seorang Kepala setingkat Menteri.
• Tingkat Provinsi
BPBD tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah
Gubernur atau setingkat eselon I/b.Kepala BPBD dijabat secara ex-officio
oleh Sekretaris Daerah Provinsi.
• Tingkat Kabupaten / Kota
BPBD tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah bupati/ walikota atau setingkat eselon II/aKepala BPBD Kab/Kota
dijabat secara ex-officio oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota.
• Tugas BNPB
• Memberikan pedoman dan pengarahan usaha penanggulangan
bencana
• Menetapkan standardisasi dan kebutuhan PB
• Menyampaikan informasi kepada masyarakat
• Melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden setiap bulan
• Menggunakan dan mempertanggungjawaban sumbangan/bantuan
nasional & internasional
• Mempertanggungjawaban penggunaan anggaran
• Melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundangan
• Menyusun pedoman pembentukan BPBD
• Tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Bencana
• Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayahnya.
• Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab utama
• Gubernur memberikan dukungan perkuatan

Tanggungjawab Pemerintah Daerah


• Mengalokasikan dana penanggulangan bencana
• Memadukan penanggulangan bencana dalam pembangunan daerah
• Melindungi masyarakat dari ancaman bencana
• Melaksanakan tanggap darurat
• Melakukan pemulihan pasca bencana
• Wewenang Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan Bencana
Merumuskan kebijakan penanggulangan bencana di wilayahnya
• Menentukan status dan tingkat keadaan darurat
• Mengerahkan potensi sumberdaya di wilayahnya
• Menjalin kerjasama dengan daerah lain
• Mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi yang berpotensi
menimbulkan bencana
• Mencegah dan mengendalikan penggunaan sumberdaya alam yang berlebihan
• Menunjuk komandan penanganan darurat bencana
• Melakukan pengendalian bantuan bencana
• Menyusun perencanaan, pedoman dan prosedur penyelenggaraan
penanggulangan bencana
• Pembentukan BPBD Setiap Provinsi wajib membentuk
BPBD Provinsi.
Setiap Kabupaten/Kota dapat membentuk BPBD berdasar
kriteria:
• Beban Kerja
• Kemampuan Keuangan
• Kebutuhan Dalam hal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
tidak membentuk BPBD, maka penanganan
penanggulangan bencana diwadahi oleh SKPD yang sesuai.
• Landasan Hukum Pembentukan BPBD
Dasar hukum:Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
• Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
• Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah
• Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD
• Peraturan Kepala BNPB No. 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD
• Fungsi BPBD
Perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien serta Pengkoordinasian
pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan
menyeluruh
• Tugas BPBD Menetapkan pedoman dan arahan
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan
• Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana
• Menyusun dan menetapkan prosedur tetap
• Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana
• Melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana
• Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
• Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran
• Melaksanakan kewajiban lain
• Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBD terdiri atas unsur:
• Pengarah
• Keanggotaannya terdiri dari pejabat pemerintah daerah terkait
dan anggota masyarakat profesional dan ahli
• Anggota masyarakat profesional dan ahli dipilih melalui uji
kepatutan oleh DPRD
• Pelaksana Keanggotaannya terdiri dari tenaga profesional dan ahli
• Pembentukan unsur pelaksana merupakan kewenangan
Pemerintah Daerah
• Fungsi Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
• Menyusun konsep pelaksanaan kebijakan
• Memantau dan Mengevaluasi
penyelenggaraan PB Unsur Pelaksana
• Melakukan koordinasi
• Melakukan komando danPelaksana dlm
penyelenggaraan PB
• Unsur Pengarah BPBD Ketua Unsur Pengarah dijabat
oleh Kepala BPBD
Anggota Unsur Pengarah berasal dari:
• Lembaga/instansi pemerintah yakni dari badan/dinas
terkait dengan penanggulangan bencana
• pejabat eselon II untuk provinsi
• pejabat eselon III untuk kabupaten / kota
• Masyarakat profesional yakni pakar, profesional dan
tokoh masyarakat di daerah
• Unsur Pengarah BPBD Unsur Pengarah BPBD Provinsi
Jumlah anggota 11 (sebelas) orang, terdiri atas:
• 6 (enam) orang dari unsur Pejabat Pemerintah terkait
• 5 (lima) orang dari unsur Masyarakat Profesional dan Ahli, yang
dipilih melalui uji kepatutan oleh DPRD Provinsi

Unsur Pengarah BPBD Kabupaten/KotaJumlah anggota 9


(sembilan) orang, terdiiri atas:
• 5 (lima) orang dari unsur Pejabat Pemerintah terkait
• 4 (empat) orang dari unsur Masyarakat Profesonal dan Ahli yang
dipilih melalui uji kepatutan oleh DPRD Kab/Kota
• Unsur Pengarah BPBD Mekanisme Penetapan Anggota
Unsur Pengarah
Anggota dari instansi/lembaga pemerintah daerah
• Diajukan oleh instansi sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
• Anggota dari masyarakat profesional dan ahli
• Persyaratan Pendaftaran dan seleksi
• Pengajuan hasil seleksi dari Pemda ke DPRD
• Uji kepatutan
• Penetapan Anggota terpilih
• Unsur Pengarah BPBD Penetapan dan Masa
Jabatan
• Pengangkatan anggota Unsur Pengarah ditetapkan
oleh Gubernur/Bupati/WalikotaMasa jabatan
Unsur Pengarah dari instansi / lembaga pemerintah
dilakukan sesuai peratuan perundangan.
• Masa jabatan Unsur Pengarah dari Masayarakat
Profesional adalah selama 5 (lima) tahun.
• Unsur Pengarah BPBD Pemberhentian Anggota:
• Pemberhentian anggota dari instansi/lembaga pemerintah
dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku
• Pemberhentian anggota dari masyarakat profesional
dilakukan setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan
dari DPRD
• Pergantian Antar Waktu dilakukan dengan alasan:Meninggal
duniaTidak menduduki jabatan dalam instansi
• Mengundurkan diriTidak dapat memenuhi kewajiban sebagai
anggota unsur pengarah
• Unsur Pelaksana BPBD Mempunyai tugas secara terintegrasi
yang meliputi:
• Pra bencana
• Saat tanggap darurat
• Pasca bencana
• Ketentuan tentang struktur organisasi, fungsi, tugas, tata
kerja BPBD diatur dalam Peraturan Daerah.
• Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah diatur dengan Peraturan Mendagri No 46
Tahun 2008.
• SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA
• LEGISLASI
• PERENCANAAN
• KELEMBAGAAN
• PENDANAAN
• PENGEMBANGAN KAPASITAS
• PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
• Aspek Legislasi Pemerintah Daerah harus membuat:
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana
• Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD
• Pedoman Teknis
• Standard Kebutuhan Minimum Penanganan Bencana
• Prosedur Tetap
• Prosedur Operasi
• Dan peraturan lainnya.
• Aspek Kelembagaan Pemerintah Daerah harus:
Membentuk BPBD
Menyiapkan personil
Profesional
Ahli
Menyiapkan prasarana dan sarana
Peralatan dan Logistik
Pusat Pengendali Operasi
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi
• Aspek Perencanaan Pemerintah Daerah harus:
Memasukkan Penanggulangan Bencana dalam
Rencana Pembangunan (RPJP, RPJM dan RKP
Daerah)Membuat Perencanaan Penanggulangan
BencanaRencana Penanggulangan BencanaRencana
KontinjensiRencana Operasi DaruratRencana
PemulihanMemadukan rencana penanggulangan
bencana dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
• Aspek Pendanaan Pemerintah Daerah harus:
Mengalokasikan anggaran penanggulangan
bencana dalam bentuk:
• Dana rutin dan operasional melalui DIPA, Dana
kontinjensi dan siap pakai untuk tanggap darurat,
Dana pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi,
Menggalang dan mengawasi pengumpulan dana
yang berasal dari masyarakat
• Aspek Pengembangan Kapasitas
Pengembangan SDM:Pendidikan (formal,
informal dan non formal)Pelatihan (manajerial
dan teknis)Latihan (drill, simulasi dan
gladi)Pengembangan Kelembagaan:Pusat
OperasiPusat Data dan Media
CenterPengembangan Infrastruktur:Peralatan
informatika dan komunikasi
• Penyelenggaraan PB Penyelenggaraan Prabencana Saat
Tanggap Darurat
• Pascabencana
• Situasi Tidak Ada Bencana
• Situasi Terdapat Potensi Bencana
• Perencanaan
• Pencegahan
• Pengurangan Risiko
• Pendidikan
• Pelatihan
• Penelitian
• Penaatan Tata Ruang
• Mitigasi
• Peringatan Dini
• Kesiapsiagaan
• Kajian Cepat
• Status Keadaan Darurat
• Penyelamatan & Evakuasi
• Pemenuhan Kebutuhan Dasar
• Perlindungan
• Pemulihan
• Rehabilitasi
• Rekonstruksi
• Prasarana dan Sarana
• Sosial
• Ekonomi
• Kesehatan
• Kamtib
• Lingkungan
• Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Bencana
(volunteer).
• Meningkatkan kemampuan dalam hal pengetahuan
melalui pendidikan, pelatihan, keterampilan dan
simulasi/gladi.
• Melakukan upaya penanggulangan bencana untuk
tahap prabencana, tanggap darurat dan pasca
bencana.
• Pendanaan 
Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal
atau nasional, tetapi melibatkan internasional.
Komunitas internasional mendukung
Pemerintah Indonesia dalam membangun
manajemen penanggulangan bencana
menjadi lebih baik.
Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan
penanggulangan bencana di Indonesia: 

• Dana DIPA (APBN/APBD)


• Dana Kontijensi
• Dana On-call
• Dana Bantual Sosial Berpola Hibah
• Dana yang bersumber dari masyarakat
• Dana dukungan komunitas internasional
Urutkan bahan ajar ini sesuai rps

Anda mungkin juga menyukai