Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA

BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURBOLINGGO


LAMPUNG TIMUR TAHUN 2021

OLEH :

ENI AGUSTIN

142012017023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN 2021

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Golden age (periode emas) merupakan periode yang sangat penting sejak

janin sampai usia dua tahun. Untuk memaksimalkan tumbuh kembang

anak makanan bergizi sangat diharuskan dikonsumsi mulai masa

kehamilan hingga anak lahir 0-2 tahun. Pada usia 0-2 tahun adalah masa

paling baik untuk memaksimalkan pertumbuhan sel otak dan gizi yang

baik dan cukup. Jika pemenuhan gizi pada masa tersebut baik, maka

proses pertumbuhan dan perkembangan dapat optimal. Jika kebutuhan zat

gizi kurang maka dapat berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan pada seluruh organ dan sistem tubuh sehingga akan

berdampak pada masa yang akan datang (Nindyna Puspasari, 2017).

Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia

bawah lima tahun (balita). Status gizi buruk pada balita dapat

menimbulkan pengaruh yang sangat dapat Menghambat pertumbuhan

fisik, mental maupun kemampuan berfikir yang pada akhirnya dapat

menurunkan produktifitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat

mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 %. Keadaan ini

menunjukan bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang dapat

berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia. Dampak paling

buruk yang diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini

(Nisa’Saparudin & Rokhanawati, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Data dunia menunjukkan bahwa dari 667 juta anak di dunia mengalami

masalah gizi yang terdiri dari 155 juta (22,9%) anak mengalami stunting

atau pendek, 41 juta (6 %) dalam keadaan overweight dan 52 juta (7,7%)

dalam keadaan kurus (WHO, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2018 menunjukkan, secara Nasional prevalensi pendek dengan

indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) anak sekolah usia 5-12

tahun sebesar 30,7% terdiri dari 12,3% dalam keadaan sangat pendek dan

18,4% dalam keadaan pendek. Prevalensi anak tumbuh pendek semakin

meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini ditemukan baik

pada laki-laki maupun perempuan (Kemenkes, 2018).

Prevalensi masalah gizi anak balita masih di atas batas masalah kesehatan

masyarakat, selain itu masalah berat kurang secara nasional masih di atas

sasaran MDGs 2015. Di Indonesia masalah status gizi masih perlu

perhatian.1 Berdasarkan penimbangan balita di posyandu, ditemukan

sebanyak 26.518 balita gizi buruk secara nasional. Prevalensi gizi sangat

kurus pada balita sebesar 5,3%. Jika diestimasikan terhadap jumlah

sasaran balita yang terdaftar di posyandu yang melapor (21.436.940) maka

perkiraan jumlah balita gizi buruk (sangat kurus) sebanyak sekitar 1,1 juta

jiwa. Penemuan kasus balita gizi buruk masih jauh dibandingkan perkiraan

kasus gizi buruk yang ada di masyarakat (Susanti, 2017).

Berdasarkan Riskesdes tahun 2018 balita dengan status gizi yang kurang

12,81% dan balita dengan gizi buruk sebesar 3,13%. Berdasarkan

indikator BB/U kabupaten atau kota dengan status gizi buruk dengan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

prevalensi tertinggi di kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 5,82% dan

terendah di kota Metro sebesar 1,70%, sedangan di Lampung Timur

sendiri sebesar 3,28%. Masalah kesehatan masyarakat dianggap serius bila

prevalensi BB/U berat-kurang antara 20,0 - 29,0 persen, dan dianggap

prevalensi sangat tinggi bila ≥30 persen(WHO 2010). Pada tahun 2018,

secara nasional prevalensi BB/U (Underweight) berat-kurang pada anak

balita di Provinsi Lampung mengalami penurunan dari 18,8% menjadi

15,94 persen, yang artinya masalah berat-kurang di Provinsi Lampung

belum merupakan masalah kesehatan akan tetapi tetap perlu diwaspadai

(Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2019).

Status gizi anak di provinsi Lampung memang masih berada di bawah

rataan nasional, yaitu berada di angka 15,2%. Namun demikian

permasalahan gizi di provinsi lampung tetap menjadi PR yang harus

segera di tangani guna meningkatkan kualitas seorang individu, status gizi

di provinsi lampung terbanyak di sebabkan oleh setatus ekonomi keluarga

yang tidak mampu memberikan sumber gizi yang maksimal kepada anak-

anaknya (Kemenkes, 2018).

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan

secara langsung oleh tubuh seperti hal nya karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air. Makanan bergizi merupakan komponen utama

untuk membantu tumbuh kembang manusia terutama bagi anak-anak

(balita). Makanan bergizi dan gizi yang baik tidak hanya dapat dikonsumsi

oleh anak-anak tetapi oleh semua jenis usia. Gizi seimbang yaitu gizi yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga

tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit dan tubuh tetap

sehat. yang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan (Alexander, 2018).

Status gizi adalah keadaan pada tubuh manusia yang merupakan dampak

dari makanan dan penggunaan zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Status

gizi dapat dibagi menjadi beberapa indikator, diantaranya adalah indikator

Berat Badan menurut Umur (BB/U) sehingga dapat dibedakan menjadi 4

kategori yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (Nindyna

Puspasari, 2017).

Penyebab masalah gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung

dan faktor tidak langsung. Penyebab langsung yaitu faktor makanan dan

penyakit infeksi. Faktor penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan

dalam keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan dan sanitasi lingkungan

yang kurang memadai. Keempat faktor tidak langsung tersebut saling

berkaitan dengan pendidikan, pengetahuan, penghasilan dan keterampilan

ibu (Baculu, 2017). Masalah gizi dapat timbul karena beberapa faktor.

Seperti keterbatasan ekonomi, pekerjaan keluarga, lingkungan yang

kurang baik, serta kurangnya pengetahuan ibu. Salah satu faktor yang

menyebabkan masalah gizi adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai

gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya

justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah

makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi

(Susanti, 2017).

Masalah gizi pada anak akan mengganggu proses tumbuh kembang anak,

baik secara mental maupun secara fisik, seperti ganguan fisiologis serta

metabolisme tubuh yang dapat mengakibatkan kematian, menurunkan

kemampuan berfikir, menurunkan sumber daya manusia serta

produktivitas kerja dan pada akhirnya masalah gizi dapat mengakibatkan

penurunan kualitas bangsa (Rika Susanti, 2014).

Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orangtua, khususnya ibu

merupakan salah satu penyebab kekurangan gizi pada anak balita.

Pengetahuan ibu tentang gizi adalah yang diketahui ibu tentang pangan

sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih,

mengolah dan menyiapkan pangan dengan benar. Pengetahuan gizi ibu

yang kurang akan berpengaruh terhadap status gizi balitanya dan akan

sukar memilih makanan yang bergizi untuk anaknya dan keluarganya

(Wati, 2018).

Tingkat pengetahuan setiap orang tentang gizi tidak sama. Hal ini terjadi

karena berbagai faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman

dan lingkungan. Asupan gizi kurang menyebabkan balita akan terganggu

kesehatan dan perkembangannya. Sebaliknya, asupan gizi yang baik akan

berimplikasi terhadap keseluruhan tumbuh kembang. Untuk mendapatkan

asupan gizi yang baik dibutuhkan sekaligus ekonomi yang baik dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

pengetahuan yang baik. pengetahuan gizi ibu yang rendah dapat

menghambat usaha perbaikan gizi yang baik pada keluarga, tetapi

pengetahuan yang baik tidak selalu bisa merubah masyarakat menjadi

keluarga sadar gizi dalam arti tidak hanya mengetahui gizi saja tetapi harus

mengerti dan mau berbuat untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut

dalam menyediakan dan menyajikan makanan bergizi bagi semua anggota

keluarga (Pipit Amelia Burhani, 2016).

Hasil penelitian oleh Ningsih, kristiawati, & krisnana (2014),

menunjukkan balita dengan pengetahuan gizi ibu yang kurang memiliki

hubungan yang bermakna dengan kasus balita gizi kurang. Balita yang

tingkat pengetahuan gizi ibunya kurang, berisiko mengalami gizi buruk

5,091 kali lebih besar daripada balita yang ibunya memiliki tingkat

pengetahuan baik.

Fadila, dkk (2017) di Desa Yosowilangun Lor Kabupaten Lumajang ibu

memiliki pengetahuan kurang tentang gizi seimbang sebanyak 39,7%, dan

Rika Susanti (2014) di Pekanbaru memiliki pengetahuan tentang gizi yang

kurang yaitu 63,3%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmatillah (2018), di Kabupaten

Wonokusumo, Kecamatan Semampir Kota Surabaya, menunjukan terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

Hasil Penelitian ini sejalan dengan Nindyana Puspasari (2017)

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki pengetahuan

tentang gizi yang baik dengan status gizi balita normal (81,8%) dan yang

memiliki pengetahuan kurang dengan status gizi balita tidak normal

(92,9%).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita dengan

indikator berat badan berdasarkan umur (BB/U) di Puskesmas Purbolinggo

Lampung Timur tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan ibu

dengan status gizi pada balita diwilayah kerja Puskesmas Purbolinggo

Lampung Timur tahun 2021.”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita

diwilayah kerja Puskesmas Purbolinggo Lampung Timur tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan

pengetahun ibu di wilayah kerja Puskesmas Purbolinggo Lampung

Timur tahun 2021.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan

status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Purbolinggo

Lampung Timur tahun 2021.

c. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan ibu


dengan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Purbolinggo Lampung Timur tahun 2021.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Masalah dibatasi oleh status gizi dalam konteks gizi buruk, gizi baik,

gizi kurang dan gizi lebih pada balita.

2. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan

3. Lingkup Metode

Metode yang digunakan adalah cross sectional.

4. Lingkup Model

Model dalam penelitian ini menggunakan model survey analitik

5. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Purbolinggo

Lampung Timur tahun 2021.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

diantaranya:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sarana

pemberian informasi tentang hubungan pengetahuan ibu dengan status

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

gizi pada balita sehingga dapat sebagai bahan masukan untuk

pelaksanaan KIE masalah gizi balita.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai tata cara

penulisan karya ilmiah, mendapat data tentang hubungan pengetahuan

ibu dengan status gizi pada balita.

3. Bagi Responden Dan Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

informasi pada responden dan masyarakat mengenai hubungan

pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita.

4. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah

wawasan bagi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Lampung Fakultas Kesehatan tentang pengetahuan ibu dengan status

gizi pada balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi


Dengan Status Gizi Balita Di Pukesmas Pal Iii Kabupaten Pontianak
Tahun 2018. Jurnal Kebidanan, 8.

Baculu, E. P. H. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Asupan Karbohidrat


Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Desa Kalangkangan Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli., 7.

Fadila, Rista Nur. (2017) Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi
Seimbang Dengan Status Gizi Anak Tk Di Desa Yosowilangan Lor
Kabupaten Lumajang. Jurnal Kesehatan.

Kemenkes RI .(2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.


(http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpo_
2018/Hasil%20Ris kesdas%202018.pdf, diakses 28 November 2020 pukul
19:29)

Nindyna Puspasari, M. A. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan


Asupan Makan Balita Dengan Status Gizi Balita (Bb/U) Usia 12-24 Bulan.

Ningsih, S., Kristiawati, K., & Krisnana, I. (2014). HUBUNGAN PERILAKU


IBU DENGAN STATUS GIZI KURANG ANAK USIA. Pediomaternal
Nursing Journal, 3(1), 58-65.

Nisa’Saparudin, A. A., & Rokhanawati, D. (2017). HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA
BALITA DI PUSKESMAS TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA.
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta.

Pipit Amelia Burhani, F. O., Gusti Revill. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan Dengan Status Gizi Balita Di
Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.

Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun. (2019) Retrieved from


file:///C:/Users/ACER/Downloads/08_Lampung_2019.pdf. Diakses 28
November pukul 19:51

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

Rahmatillah, D. K. (2018). Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Terhadap


Status Gizi. 106-112.

Rika Susanti, G. I., Wasisto Utomo. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Dengan Status Gizi Anaka Usia 1-3 Tahun. Jom Psik, 1.

Susanti,M. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita


Di Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta Tahun 2017.

Wati,S. P. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu Dan


Pendapatan Orangtua Dengan Status Gizi Anak Balita Usia 1-5 Tahun Di
Desa Duwet Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai

  • Panduan Krs
    Panduan Krs
    Dokumen11 halaman
    Panduan Krs
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Skoring Eni
    Skoring Eni
    Dokumen7 halaman
    Skoring Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Populasi Rentan
    Populasi Rentan
    Dokumen14 halaman
    Populasi Rentan
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Komunitas Bu Rani
    Komunitas Bu Rani
    Dokumen13 halaman
    Komunitas Bu Rani
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • SPGDT
    SPGDT
    Dokumen16 halaman
    SPGDT
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Sesak Nafas
    LP Sesak Nafas
    Dokumen16 halaman
    LP Sesak Nafas
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP GGK
    LP GGK
    Dokumen27 halaman
    LP GGK
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Lansia New
    Lansia New
    Dokumen16 halaman
    Lansia New
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • New Normal - New Life
    New Normal - New Life
    Dokumen10 halaman
    New Normal - New Life
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Materi 2 SNPB
    Materi 2 SNPB
    Dokumen34 halaman
    Materi 2 SNPB
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Tren Isu Kep KLG
    Tren Isu Kep KLG
    Dokumen11 halaman
    Tren Isu Kep KLG
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Luka Bakar
    Manajemen Luka Bakar
    Dokumen44 halaman
    Manajemen Luka Bakar
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    Dokumen23 halaman
    Gangguan Keseimbangan Asam Basa PDF
    HellmySanggur
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Mankep
    Mankep
    Dokumen9 halaman
    Mankep
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Eni
    LP Eni
    Dokumen22 halaman
    LP Eni
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Daring Hari Ini
    Tugas Daring Hari Ini
    Dokumen2 halaman
    Tugas Daring Hari Ini
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP Sesak Nafas
    LP Sesak Nafas
    Dokumen16 halaman
    LP Sesak Nafas
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Ayu Agustin
    Ayu Agustin
    Dokumen3 halaman
    Ayu Agustin
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat Marjan 4
    Sertifikat Marjan 4
    Dokumen1 halaman
    Sertifikat Marjan 4
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Dokumen87 halaman
    Melisa Dia Pitaloka 162303101073 PDF
    Ari Yuan
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal PAS
    Contoh Soal PAS
    Dokumen1 halaman
    Contoh Soal PAS
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Variabel Penelitian
    Variabel Penelitian
    Dokumen12 halaman
    Variabel Penelitian
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat Marjan 1
    Sertifikat Marjan 1
    Dokumen1 halaman
    Sertifikat Marjan 1
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    Dokumen8 halaman
    Deteksi Dini Gangguan Tumbang
    desyonk
    Belum ada peringkat
  • LP Igd
    LP Igd
    Dokumen26 halaman
    LP Igd
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • LP ANAK
    LP ANAK
    Dokumen19 halaman
    LP ANAK
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Agus Setiawan
    Belum ada peringkat