Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN

UNIV. HALU OLEO


(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) KHUSUS OLI BEKAS
PADA BENGKEL MOTOR DAN MOBIL DI JALAN H.E.A MOKODOMPIT
KOTA KENDARI TAHUN 2019

Syarwan Syahrir1, Ramadhan Tosepu2*, Hilda Harun3


Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo
syarwansyahrir273@gmail.com1, ramadhan.tosepu@uho.ac.id2, hildammr2011@gmail.com3

INFO ARTIKEL Abstrak


Diterima: Jumlah populasi masyarakat yang mengalami peningkatan setiap tahunnya akan
9 Januari 2020 berdampak pada peningkatan akan kebutuhan transportasi. Alat transportasi yang
Dipublikasi: umum digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor, hal ini dikarenakan sepeda
1 April 2020 motor cukup terjangkau
terjangkau dan lebih fleksibel untuk masyarakat yang memiliki tingkat
mobilitas yang cukup tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Kata Kunci: observasi dengan menggunakan desain analisis deskriptif. Hasil penelitian ini
limbah B3, oli bekas menunjukkan bahwa tidak semua bengkel motor dan mobil di jalan H.E.A Mokodompit
Kota Kendari telah melakukan pemilahan limbah B3 berdasarkan jenis dan karakteristik
Keywords: limbah tersebut, sedangkan tempat pewadahan atau tempat penyimpanan sementara
hazardous waste, limbah beracun dan berbahaya pada bengkel motor dan dan mobil di jalan H.E.A
used oil Mokodompit Kota Kendari telah memiliki persyaratan minimum fasilitas penyimpanan
desain dan kontruksi yang mampu melindungi limbah B3 (oli bekas) dari hujan dan sinar
matahari, selanjutnya pada sistem pengangkutan limbah B3 khusus ol oli bekas pada
*Penulis
bengkel motor dan mobil di jalan H.E.A Mokodompit Kota Kendari belum memiliki
Korespondensi
petugas khusus untuk menangani pengangkutan limbah B3 (oli bekas) tersebut, terakhir
Email:
pada proses pembuangan limbah B3 (oli bekas) pada bengkel motor dan mobil di jaljalan
ramadhan.tosepu@
H.E.A Mokodompit masih belum memenuhi syarat atau belum sesuai dengan standar
uho.ac.id
pembuangan limbah B3 yang baik karena limbah oli bekas di buang ke dalam drum
(Ramadhan Tosepu)
penampungan untuk selanjutnya di jual kembali ataupun ada pula yang langsung di
buang ke dalam lubang
lu galian tanah.

Abstract
The number of populationthat has increased every year will have an impact on
the increase in transportation needs. The most common means of
transportation uses by the public are motorbikes, this is because motorbikes are
quite affordable and more flexible
fle ible for people who have a fairly high level of
mobility The research
mobility. search method used is the method of observation using
descriptive analysis techniques. The results of this study indicate that not all
motorbike and car repair shops on the Mokodompit HEA Road in Kendari City
have conducted hazardous waste sorting based on the type and characteristics
of the waste, while the container or temporary storage place is a toxic and
dangerous waste at the motorcycle and car workshops on the HEA road in
Mokodompit City Kendari already has minimum requirements for design and
construction storage facilities that are capable of protecting hazardous waste
construction
(used oil) from rain and sunlight, Furthermore, in the hazardous waste
transportation system specifically used oil in motorbike and car repair shops on
the Mokodompit HEA road, Kendari City does not yet have a special officer to
handle the transportation of hazardous waste (used oil), most recently in the
process of hazardous waste disposal (used oil) at the motorcycle and car repair
shops. on the HEA Mokodompit road still not fulfilling
fulfilling the requirements or not
by good hazardous waste disposal standards because used oil waste is disposed
of in a holding drum for later resale or some is directly disposed of into a dug pit.

36
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

PENDAHULUAN pencemaran udara ataupun gangguan


kesehatan. Selain itu, persoalan lingkungan
Peningkatan permintaan akan sepeda
yang lebih serius dapat ditiditimbulkan oleh
motor harus diimbangi dengan penambahan
limbah B3 yang berupa oli bekas yang
pelayanan untuk sepeda motor tersebut
selanjutnya disebut minyak pelumas bekas
seperti bengkel. Dari kegiatan bengkel
sebagai akibat dari kegiatan bengkel. Minyak
tersebut juga dihasilkan limbah yang berupa
pelumas bekas termasuk dalam kategori
limbah. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
limbah B3 sebagaimana ditegaskan dalam
seperti oli bekas, accu bekas dan juga lap
Lampiran I Tabel I Peraturan Daerah Istimew
Istimewa
yang sudah terkontaminasi oleh pelarut atau
Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang
pelumas. Walaupun un oli bekas masih bisa
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
dimanfaatkan, bila tidak dikelola dengan baik,
Beracun (B3). Minyak pelumas bekas
maka akan membahayakan bagi lingkungan
termasuk dalam kategori limbah B3
(1).
sebagaimana ditegaskan dalam Lampiran I
Salah satu dampak yang dapat
Tabel I Peraturan Daerah Istimewa
diakibatkan dari pencemaran ini ialah
Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tent tentang
terdegradasinya struktur tanah. Hal ini akan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
mengakibatkan penurunan kualitas tanah.
Beracun(4).
Oleh karena itu dibutuhkan cara penanganan
yang efektif dalam memperbaiki kualitas
METODE
tanah yang telah tercemar limbah. Kualitas
tanah yang tercemar dapat diperbaiki dengan Penelitian ini merupakan jenis
cara fisik, kimia atau secara biologis. Namun penelitian deskriptif observasional yang
biasanya perbaikan secaraa fisik maupun kimia berarti suatu metode penelitian yang
lebih membutuhkan biaya yang cukup banyak digunakan untuk menggambarkan atau
dibandingkan dengan cara biologis(2).
biologis menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
Kasus pencemaran limbah B3 yang tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
umum di Indonesia adalah kasus pencemaran yang lebih luas. Dengan rancangan penelitian
hasil pembuangan limbah B3 ilegal. cross sectional uutuk mengetahui sistem
Seharusnya, sebuah perusahaan yang pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan
menghasilkan n limbah B3 mengelola limbahnya Beracun (B3) khususnya oli bekas pada
sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik bengkel motor dan mobil di jalan H.E.A
diolah sendiri atau menggunakan jasa Mokodompit Kota Kendari ari Tahun 2019
2019.
perantara (transporter). ). Kasus pembuangan
limbah B3 ilegal ini, berarti perusahaan HASIL
tersebut tidak mengelola limbah B3 sesuai PemilahanLimbah
dengan peraturan sehingga
hingga bisa
membahayakan lingkungan. Sektor Pemilahan yang dilakukan di Bengkel
pertambangan
ertambangan dan migas juga turut motor dan mobil pada penelitian kali ini belum
menyumbang beberapa pencemaran oleh ada proses pemilahan limbah B3. Pemilahan
limbah B3 pada lingkungan. Contohnya adalah yang dilakukan belum dipisahkan. Hal ini
tumpahnya minyak di Laut Aru oleh sesuai hasil wawancara dengan informan
perusahaan asing pada tahun 2007. Kasus kunci yaitu sebagai berikut:
limbah B3 merupakan kasus us pidana yang “…jadi proses pemilahan limbah bahan
harus dibuktikan secara teknis dan yuridis(3).
yuridis berbahaya dan beracun atau limbah oli bekas
Kegiatan usaha bengkel memiliki di bengkel ini tidak ada dek jadi prosesnya itu
dampak positif dan dampak negatif. Dampak kita langsung buang ditempat pembuangan
positifnya adalah memberi kontribusi bagi limbah di drum lalu tinggal menunggu
Pendapatan Asli Daerah (PAD), memberikan pengepul limbahnya datang untuk ke kemudian
kesejahteraan, serta memberikan kesempatan
kesem mereka beli …”(R)
kerja. Sebaliknya, kegiatan usaha bengkel “…tidak ada dek jadi prosesnya itu langsung
berpotensi menimbulkan persoalan dibuang ditempat pembuangan limbah di
lingkungan yang berupa kebisingan, drum untuk dijual…”(S)
pencemaran tanah, pencemaran air,

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO
UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 37
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

Keterangan diatas didukung oleh Bangunan tempatt penyimpanan limbah


salah satu Informan Biasa. Seperti pada B3, persyaratan minimum fasilitas
kutipan wawancara berikut : penyimpanan desain dan kontruksi yang
“…untuk pemilihan limbah disini tidak kita mampu melindungi limbah B3 (oli bekas) dari
terapkan, kalau untuk limbah oli bekas kita hujan dan sinar matahari, memiliki
langsung buang di drum khusus untuk oli bekas penerangan dan ventilasi. Hal ini sesuai
lalu selanjutnya kalau sudah penuh kita dengan hasil wawancara dengan informan
langsung jual…”(RF). kunci yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan pengamatan yang “…kami menyimpan oli bekas ini di
dilakukan di Bengkel jalan H.E.A Mokodompit, tempat yang aman yang tidak terpapar
tidak ada pemilahan
lahan limbah, belum ada langsung oleh cahaya matahari dan kami
pemilahan berdasarkan jenis dan karakteristik jauhkan pula dari benda-benda
benda yang mudah
dari limbah B3 tersebut. terbakar …”(LH)
Hal ini sesuai dengan pernyataan
Pewadahan Limbah informan biasa yang dikutip dal dalam
wawancara berikut :
Pewadahan Limbah bahan berbahaya
“…oh iya kalau mengenai tempat
dan beracun (B3) adalah tempat sementara
penyimpanan limbah B3 oli bekas di simpan di
yang disediakan dan digunakan di
tempat yang aman tidak terkena langsung
laboratorium untuk menampung Limbah B3
dengan sinar matahari dan suhu
sebelum limbah tersebut dikumpulkan,
ruangannyapun tidak boleh panas…”(LR)
diangkut serta dibuang/dimusnakan.
Tempat penyimpanan limbah B3 (oli
Pewadahan yang buruk dapat
bekas) atau lokasi
kasi penyimpanan sementara
menimbulkan bau yang dapat mengganggu
bahan kimia bebas banjir dan tidak rawan
seseorang. Disamping itu, dengan adanya
bencana alam. Hal ini dijelaskan oleh informan
penutup maka wadah limbah oli bekas atau
biasa, seperti pada kutipan wawancara
limbah B3 akan aman. Untuk tempat
berikut :
pewadahan atau tempat penyimpanan
“…kalau mengenai lokasi penyimpan
sementara limbah berbahaya ini dipisahkan
limbah oli bekas ini dek kita simpan diruangan
dalam wadah atau tempat yang tidak mudah
yang memang bebas dari banjir atau bencana
pecah, anti bocor, dan tertutup rapat. Hal ini
alam lainnya…”(LR)
sesuai dengan hasil wawancara dengan
Berdasarkan pengamatan yang
informan kunci yaitu sebagai berikut:
dilakukan di Bengkel jalan H.E.A Mokodompit,
“…mengenai tempat pewadahannya
pewadahan telah terapkan dengan cukup
sendiri itu kita sudah siapkan tempat yang
baik, limbah tersebut disimpan dalam wadah
khusus misalnya limbah oli bekas kita simpan
yang anti bocor dan tidak mudah retak,
dalam wadah yang anti bocor atau yang tidak
tempat penyimpanan
panan limbah tersebut sudah
mudah retak yaitu drum…”(R)
dilakukan dengan baik, limbah yang disimpan
Hal ini sesuai dengan pernyataan
diruangan yang tidak terpapar langsung
informan biasa yang dikutip dalam
dengan matahari dan lokasih penyimpanan
wawancara berikut:
bebas dari banjir, tidak rawan bencana.
“…untuk proses pewadahan kita
perhatikan misalnya bahan-bahan
bahan yang
Pengangkutan Limbah
sifatnya asam itu kita simpan dalam wadah
yang aman contohnya seperti botol gelas Pengangkutan limbah bahan
terus disimpan disuhu yang tidak berkontak berbahaya dan beracun (B3) oli bekas adalah
langsung dengan matahari atau suhu proses pengambilan oli bekas dari setiap
ruangannya tidak boleh
eh panas…”(LR) bengkel untuk diangkut ke tempat
“...kalau untuk wadahnya itu kita pengelolahan yang dilakukan oleh petugas
siapkan tempat yang khusus misalnya oli pengangkut/pengepul. Tetapi di Bengkel
Bengkel-
bekas kita simpan di tempat yang tidak pecah bengkel di jalan H.E.A Mokodompi
Mokodompit belum ada
atau tempat yang anti bocor dan kita sistem pengangangkutan yang sesuai dengan
menyimpannya yang tidak terpapar langsung pengangkutan limbah B3. Hal ini sesuai
dengan sinar matahari…”(RF)

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 38
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

dengan hasil wawancara dengan informan dengan standar pengelolaan laan limbah B3 yang
kunci yaitu sebagai berikut : baik karena limbah kimia oli bekas di bengkel
“…kami mengangkutnya manual, kami jalan H.E.A Mokodompit langsung dibuang di
sendiri yang mengangkutnya menggunakan bak penampungan (drum), bahwa limbah oli
tenaga kami sendiri hal al ini karena kami tidak bekas yang dibuang di drum kemudian di
memiliki alat-alat
alat khusus untuk limbah serahkan kepada pengepul limbah oli bekas
ini…”(S) untuk di olah. Hal ini se sesuai dengan hasil
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan wawancara dengan informan kunci yaitu
informan biasa yang dikutip dalam sebagai berikut:
wawancara sebagai berikut: “...mengenai pembuangan limbah oli
“…kalau di bengkel ini kita belum ada bekas, kita disini belum ada proses
sistem pengangkutan limbah oli bekas yang pembuangan yang sesuai dengan pengelolaan
sesuai
ai dengan standar pengangkutan limbah limbah jadi limbah oli bekas disini langsung di
itu…”(AC) jual...”(R29)”
Pada proses pengangkutan peralatan “…pembuanganangan oli bekasnya kami
pelindung atau APD (alat pelindung diri) tidak ada karna kami tidak membuangnya
hanya ada 6 bengkel yang menggunakan melainkan kami kumpulkan untuk kami jual
masker ketika limbah oli bekas hendak di …”(S)”
angkut untuk di serahkan ke pengepul. Selain “…proses pembuangannya tidak ada
alat pelindung
indung diri, perlu juga disediakan alat karna oli bekas di sini tidak kami buang tapi di
untuk tanggap darurat, seperti safety shower, jual …”(F)”
pemadam kebakaran, alat pernapasan dan Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
kotak P3K, tetapi di bengkel jalan H.E.A informan biasa sa yang dikutip dalam
Mokodompit belum lengkap. Berikut kutipan wawancara sebagai berikut
wawancaranya: “…kalau pembuangan limbah oli bekas
“…tidak ada peralatan khusus pada ini kita langsung kumpulkan dalam drum dek,
bengkel ini kalau untuk sekedar masker kami lalu di jual ke pengepul…”(RF)”
biasa beli sendiri kalau untuk alat-alat
alat tanggap “…kita di bengkel ini belum ada proses
darurat atau kotak P3K itu kami tidak punya pengelolaan yang baik seperti proses
…”(S) pembuangan itu belum m ada jadi limbah oli
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan bekas itu kita langsung simpan dalam
informan biasa yang dikutip dalam drum…”(AC)”
wawancara sebagai berikut : Proses membersihkan drum setelah oli
“…alat pelindungung diri itu, kita di bekas di jual ke pengepul tidak dilakukan.
bengkel ini kita memang siapakan seperti, Drum langsung di persiapkan kembali untuk
sarung tangan, tapi kalau mengenai alat menjadi wadah penyimpanan oli bekas
tanggap darurat disini sudah tidak ada…”(RF) berikutnya. Hal ini sesuai dengan hasil
Berdasarkan pengamatan yang wawancara dengan informan kunci yaitu
dilakukan di Bengkel jalan H.E.A Mokodompit, sebagai berikut :
proses pengangkutan limbah yang dilakukan
d “...setelah di jual ke pengepul drum
belum menggunakan alat angkut, alat-alat alat tempat penyimpanan oli bekas tidak di
yang digunakan masih belum lengkap, alat bersihkan melainkan di persiapkan kembali
tanggap darurat nya juga tidak ada yang dan buat tempat penimpanan oli bekas lagi...”(R)
belum ada tenaga khusus untuk menangani Hal ini juga sesuai denga
dengan pernyataan
limbah oli bekas tersebut. informan biasa yang dikutip dalam
wawancara sebagai berikut :
Pembuangan Limbah “...tidak ada istilah di bersihkan
melainkan langsung di gunakan
Pembuangan yaitu adalah suatu
kembali...”(LR)
kegiatan menempatkan suatu limbah B3 pada
Lokasi pembuangan limbah B3 bebas
suatu area yang di desain khusus untuk
banjir, merupakan daerah secara geologis
membuang limbah B3. Pembuangan limbah
aman, stabil, tidak rawan an bencana, diluar
oli bekas di bengkel jalan H.E.A Mokodompit
kawasan lindung, dan tidak merupakan
belum memenuhi syarat atau belum sesuai
daerah resapan air tanah, terutama yang

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 39
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

digunakan untuk air minum. Hal ini dijelaskan limbah oli yang terbagi bagi menjadi oli
oleh Informan Kunci seperti pada kutipan tertampung dan tidak tertampung atau
wawancara berikut ini : disebut dengan tercecer. Oli yang tertampung
“...aman terkendali, kalau lokasi akan di kumpulkan kedalam tangki oli atau
pembuangannya dii letakkan di dalam drum drum oli yang berada di setiap bengkel dan di
yang tidak bocor dan drumnya dalam tempat berikan kepada pihak ke tiga yang berwenang
yang aman pula...”(R)” terhadap limbah tersebut sedangkan oli yang
Keterangan diatas didukung oleh salah tidak tertampung atau yang tercecer akan di
satu informan Biasa. Seperti pada kutipan bersihkan dengan majun atau kain lap yang
wawancara berikut : pada akhirnya akan di buang ke tempat
“...kalau lokasinya ini aman karena sampah dan tercampur dengan sampah
menggunakan drum yang tebal yang ya tidak sampah lainnya atau dibiarkan saja sehingga
mudah bocor dan di letakkan di daerah aman oli yang tercecer merembes masuk kkedalam
bencana alam...”(LR)” tanah atau saluran drainase (beberapa oknum
Berdasarkan pengamatan yang bengkel tidak resmi). Proses pergantian oli di
dilakukan di Bengkel motor dan mobil jalan bengkel pada umumnya menghasilkan limbah
H.E.A Mokodompit, proses pembuangan oli yang terbagi menjadi oli tertampung dan
limbah yang dilakukan tidak dibuang tidak tertampung atau disebut dengan
sembarangan melainkan dibuang ke dalam tercecer (6).
drum untuk kemudian dijual. Selanjutnya
lokasi pembuangan limbah (drum) sudah Pewadahan
memenuhi syarat desain dan kontruksi
Pewadahan dimaksud dalam
pembuangan jauh dari resapan air tertutama
penelitian ini adalah tempat penyimpanan
untuk air minum dan bebas dari banjir.
sementara limbah B3 sampai jumlahnya
mencukupi untuk di angkut. Untuk
PEMBAHASAN
penyimpanan limbah B3 sebelum ke tahap
Pemilahan Limbah pengangkutan, pihak bengkel perlu
mengusahakan adanya ruangan baru atau
Sistem pemilahan limbah B3 sangatlah
san
paling tidak
dak diusahakan pengaturan tata
penting untuk diperhatikan oleh semua pihak
ruang bengkel agar dapat dijadikan tempat
yang aktifitasnya menghasilkan limbah B3,
penyimpanan limbah B3 sementara hingga
seperti halnya bengkel motor dan mobil
tiba waktu pengangkutan.
sebagai sumber penghasil limbah B3
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
khususnya oli bekas. Walaupun jumlah limbah
yang di lakukan oleh Ari Abdurrakhman Sidik
B3 yang dihasilkan bengkel masih tergolong
(2012) Studi Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
sedang,
dang, setidaknya ada upaya pencegahan
Berbahaya Dan Beracun) yang menunjukkan
yang dilakukan oleh pemilik bengkel terhadap
bahwa pewadahan yang digunakan untuk
pencemaran lingkungan. sesuai peraturan
limbah B3 bengkel yang sesuai dengan
pemerintah No. 101. Tahun 2014 tentang
kategori limbah yang ada dibengkel yaitu
pengelolaan limbah B3 yang menjelaskan
mudah terbakar dan korosif adalah wadah
tahapan pengelolaan limbah B3 dari tahapan
yang memenihi kriteria umum sebagai
pembuangan ke tempat khusus B3 sampai ke
berikut:
tahap pengolahan dan menghilangkan limbah
Limbah yangang memiliki karakteristik
tersebut dangan cara menguburnya. Namun
yang berbeda tidak boleh disimpan dalam
penerapan peraturan pemerintah tersebut
satu kemasan untuk menghindari terjadinya
dalam lingkup bengkel di jalan H.E.A
percampuran dari dua sifat limbah B3 yang
Mokodompit belum bisa di terapkan dengan
berbeda yang dapat mengakibatkan reaksi
baik (5).
yang tidak diinginkan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Kemasan limbah B3 harus terbuat dari
yang di lakukan oleh Eva Levania Malia (2017).
bahan yang sesuai dengan karakteristik
Studi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
limbah B3 tersebut, tahan lama, tidak mudah
Dan Beracun Khusus Oli Bekas Pada Bengkel
berkarat, dan tidak bocor. Kemasan harus
Motor Di Kota Makassar, Proses pergantian
oli di bengkel pada umumnya menghasilkan

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 40
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

diganti apabila terjadi kerusakan dan Berbahaya Dan Beracunacun Ditinjau Dari Aspek
kebocoran pada kemasan. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja bertempat
Memiliki penutup yang kuat untuk Di Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang
mencegah terjadinya tumpahan pada saat Pembuangan B3, Limbah B3 yang akan
dilakukan
akukan pemindahan atau pengangkutan diserahkan kepada pihak ketiga, yang
(7). mempunyai izin pengumpul, pengolah,
penimbun atau pemanfaat limbah B3, seperti
Pengangkutan minyakak pelumas bekas disimpan sementara di
gudang penyimpanan yang lokasinya jauh dari
Pengangkutan limbah bahan
daerah pabrik yakni di luar dari daerah operasi
berbahaya dan beracun (B3) adalah proses
pabrik. Untuk limbah B3 yang berasal dari
pengambilan limbah B3 dari setiap bengkel
kemasan bahan kimia seperti drum minyak
untuk diangkut ke tempat pengelolaan yang
dilakukan pengamanan dengan
dilakukan oleh petugas pengangkut.
menempatkan bekas as kemasan tersebut pada
Hasil penelitianmenunjukkan
nmenunjukkan bahwa
tempat tertentu. Selain itu, pekerja yang
belum ada sistem pengangangkutan yang
terlibat juga telah dilengkapi dengan alat
sesuai dengan pengangkutan limbah B3,
pelindung diri yang sesuai. Untuk penanganan
belum juga ada petugas khusus untuk
limbah cair, limbah ini dinetralkan terlebih
menangani limbah B3 (oli bekas) tersebut dan
dahulu sebelum dikembalikan ke lingkungan
penggunaan alat pelindung diri (APD) belum
(9).
sepenuhnya memenuhi pesyaratan dan untukun
alat-alat
alat tanggap darurat masih sangat
KESIMPULAN
kurang.
Hal ini merupakanberbanding terbalik Berdasarkan hasil analisis
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh pembahasan yang telah di paparkan
Susanto (2016) dengan judul Evaluasi sebelumnya, maka penulis dapat menarik
Penanganan Limbah Bahan Berbahaya Dan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Beracun (B3) Di Instalasi Elemen Bakar 1. Hasil penelitian yang di lakukan pada
Eksperimental
ntal (Iebe). Dalam pelaksanaan di bengkel motor dan mobil di jalan H.E.A
IEBE sudah sesuai dengan peraturan Mokodompit mengenai pemilahan limbah
pemerintah. Penyerahan limbah B3 selalu B3 khusus
husus oli bekas, menurut peneliti yakni
dilengkapi dengan dokumen limbah B3 yang masih banyak memiliki kekurangan karena
berisi: nama, ukuran, jumlah dan volume. proses pemilahan,, pewadahan,
Pengangkutan limbah B3 selalu dilengkapi pengangkutan dan pembuangan masih
dengan: Alat transportasisi khusus, Operator banyak yang belum memenuhi
yang bersertifikat, Peralatan keselamatan persyaratan dalam pengelolaan limbah B3
yang memadai, Formulir serah terima limbah khusus oli bekas,karena tidak di kelola
B3 dan berita acara serah terima limbah (8). berdasarkan
arkan jenis atau karateristik limbah
yang di maksud.
Pembuangan Limbah
SARAN
Hasil peneltian menunjukan bahwa
Pembuangan limbah B3 (oli bekas) belum 1. Saran untuk pengelola
memenuhi syarat atau belum sesuai dengan bengkel/masyarakat
standar pengelolaan limbah B3 yang baik Setelah menganalisis data
karena limbah oli bekas di bengkel langsung mengenai pengelolaan limbah khusus oli
dibuang di drum penampungan untuk dijual, bekas dari bengkel motor dan mobil di
seperti yang dijelaskan oleh informan kunci jalan H.E.A Mokodompit sebaiknya pihak
dan informan biasa, bahwa limbah B3 yang di bengkel motor dan mobil lebih
bengkel motor
otor dan mobil langsung dibuang memperhatikan pengelolaan oli bekas ini
ke dalam drum yang kemudian dijual kepada dengan baik dan benar mengingat
pengepul yang belum memiliki izin resmi.
resmi dampak burukk yang akan terjadi apabila
Hal ini merupakan berbanding terbalik sistem pengelolaan limbah B3 di lakukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dengan cara tidak benar, serta tingginya
Zahra (2011) Kegiatan Pengelolaan Bahan ketidakpahaman masyarakat khususnya

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 41
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020

pengelola bengkel akan limbah B3 Makassar: Fakultas TeknikUniversitas


sehingga di perlukannya sosialisasi kepada Hasanuddin 2017
semua pihak mengenai limbah B3. 6. AriAS. Studi Pengelolaan
gelolaan Limbah B3 (Bahan
2. Saran
an untuk penulis atau peneliti Berbahaya dan Beracun) Laboratorium di
selanjutnya ITB. Bandung; 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian 7. Susanto. Evaluasi Penanganan Limbah
awal mengenai pengelolaan limbah B3 (oli Berbahaya dan Beracun (B3) di Instalasi
bekas) pada bengkel motor dan mobil di Elemen Bakar Eksperimental (IEBE).
jalan H.E.A Mokodompit. Sampel yang di 8. YulianaZ. Kegiatan Pengelolaan Bahan
ambil dalam penelitian ini hanya 13 Berbahaya dan Beracun di Tinjau Dari
bengkel dari total banyakyak bengkel yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT
tidak hanya di jalan H.E.A Mokodompit Sriwidjaja. Palembang;; 2011.
saja, melainkan bengkel-bengkel
bengkel motor
dan mobil yang terdapat di jalan lain yang
ada di Kota Kendari. Desain perencanaan
pengelolaan limbah B3 khusus oli bekas
pada penelitian ini hanya berupa
rekomendasi
asi sampai pada tahap
pembuangan. Oleh karena itu, perlunya di
lakukan penelitian lebih lanjut untuk
melengkapi dan menyempurnakan
penelitian ini dengan melihat kuantitas
limbah B3 khusus oli bekas yang di
timbulkannya dari seluruh bengkel yang
terdapat di Kota Kendari demi
terwujudnya perencanaan sistem
pengelolaan limbah B3 secara lengkap di
Kota Kendari.

DAFTAR PUSTAKA
1. MukhlishohI. Pengelolaan Limbah B3
BengkelResmi
Resmi Kendaraan Bermotor Roda
Dua Di Surabaya Pusat. Teknik Lingkungan:
Lingkunga
Institut Teknologi Sepuluh uluh November;
November
2011.
2Junaidi. Penggunaan Bakteri Pseudomonas
Fluorescens dan Pupuk Kandang Dalam
Bioremediasi Inceptisol Tercemar
Hidrokarbon. Jurnal Konsevasi Sumber
Daya Lahan. 2013; 1 (10): 1-9.
2. Siagian YS.. Pemodelan Sebaran Tumpahan
Minyak di Perairan Teluk Balikpapan,
Kalimantan Timur. Jurnal Oseanografi.
2009.; Vol. 5. No. 5.
3. Pemerintah Provinsi DIYda da DIY Nomor 2
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Yogyakarta;
Yogyakarta
2012
4. Peraturann Pemerintah No. 101 Tahun 2014
tentang pengelolaan limbah B3; B3 2014.
5. Malia EL. Studi Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Khusus Oli Bekas
Pada Bengkel Motor dii Kota Makassar.

Syarwan Syahrir, et al.


JKL-UHO (Vol.1, No.1, April 2020) 42

Anda mungkin juga menyukai