PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) KHUSUS OLI BEKAS
PADA BENGKEL MOTOR DAN MOBIL DI JALAN H.E.A MOKODOMPIT
KOTA KENDARI TAHUN 2019
Abstract
The number of populationthat has increased every year will have an impact on
the increase in transportation needs. The most common means of
transportation uses by the public are motorbikes, this is because motorbikes are
quite affordable and more flexible
fle ible for people who have a fairly high level of
mobility The research
mobility. search method used is the method of observation using
descriptive analysis techniques. The results of this study indicate that not all
motorbike and car repair shops on the Mokodompit HEA Road in Kendari City
have conducted hazardous waste sorting based on the type and characteristics
of the waste, while the container or temporary storage place is a toxic and
dangerous waste at the motorcycle and car workshops on the HEA road in
Mokodompit City Kendari already has minimum requirements for design and
construction storage facilities that are capable of protecting hazardous waste
construction
(used oil) from rain and sunlight, Furthermore, in the hazardous waste
transportation system specifically used oil in motorbike and car repair shops on
the Mokodompit HEA road, Kendari City does not yet have a special officer to
handle the transportation of hazardous waste (used oil), most recently in the
process of hazardous waste disposal (used oil) at the motorcycle and car repair
shops. on the HEA Mokodompit road still not fulfilling
fulfilling the requirements or not
by good hazardous waste disposal standards because used oil waste is disposed
of in a holding drum for later resale or some is directly disposed of into a dug pit.
36
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIV. HALU OLEO
(JKL - UHO)
JKL - UHO Vol. 1/No.1/April 2020
dengan hasil wawancara dengan informan dengan standar pengelolaan laan limbah B3 yang
kunci yaitu sebagai berikut : baik karena limbah kimia oli bekas di bengkel
“…kami mengangkutnya manual, kami jalan H.E.A Mokodompit langsung dibuang di
sendiri yang mengangkutnya menggunakan bak penampungan (drum), bahwa limbah oli
tenaga kami sendiri hal al ini karena kami tidak bekas yang dibuang di drum kemudian di
memiliki alat-alat
alat khusus untuk limbah serahkan kepada pengepul limbah oli bekas
ini…”(S) untuk di olah. Hal ini se sesuai dengan hasil
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan wawancara dengan informan kunci yaitu
informan biasa yang dikutip dalam sebagai berikut:
wawancara sebagai berikut: “...mengenai pembuangan limbah oli
“…kalau di bengkel ini kita belum ada bekas, kita disini belum ada proses
sistem pengangkutan limbah oli bekas yang pembuangan yang sesuai dengan pengelolaan
sesuai
ai dengan standar pengangkutan limbah limbah jadi limbah oli bekas disini langsung di
itu…”(AC) jual...”(R29)”
Pada proses pengangkutan peralatan “…pembuanganangan oli bekasnya kami
pelindung atau APD (alat pelindung diri) tidak ada karna kami tidak membuangnya
hanya ada 6 bengkel yang menggunakan melainkan kami kumpulkan untuk kami jual
masker ketika limbah oli bekas hendak di …”(S)”
angkut untuk di serahkan ke pengepul. Selain “…proses pembuangannya tidak ada
alat pelindung
indung diri, perlu juga disediakan alat karna oli bekas di sini tidak kami buang tapi di
untuk tanggap darurat, seperti safety shower, jual …”(F)”
pemadam kebakaran, alat pernapasan dan Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
kotak P3K, tetapi di bengkel jalan H.E.A informan biasa sa yang dikutip dalam
Mokodompit belum lengkap. Berikut kutipan wawancara sebagai berikut
wawancaranya: “…kalau pembuangan limbah oli bekas
“…tidak ada peralatan khusus pada ini kita langsung kumpulkan dalam drum dek,
bengkel ini kalau untuk sekedar masker kami lalu di jual ke pengepul…”(RF)”
biasa beli sendiri kalau untuk alat-alat
alat tanggap “…kita di bengkel ini belum ada proses
darurat atau kotak P3K itu kami tidak punya pengelolaan yang baik seperti proses
…”(S) pembuangan itu belum m ada jadi limbah oli
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan bekas itu kita langsung simpan dalam
informan biasa yang dikutip dalam drum…”(AC)”
wawancara sebagai berikut : Proses membersihkan drum setelah oli
“…alat pelindungung diri itu, kita di bekas di jual ke pengepul tidak dilakukan.
bengkel ini kita memang siapakan seperti, Drum langsung di persiapkan kembali untuk
sarung tangan, tapi kalau mengenai alat menjadi wadah penyimpanan oli bekas
tanggap darurat disini sudah tidak ada…”(RF) berikutnya. Hal ini sesuai dengan hasil
Berdasarkan pengamatan yang wawancara dengan informan kunci yaitu
dilakukan di Bengkel jalan H.E.A Mokodompit, sebagai berikut :
proses pengangkutan limbah yang dilakukan
d “...setelah di jual ke pengepul drum
belum menggunakan alat angkut, alat-alat alat tempat penyimpanan oli bekas tidak di
yang digunakan masih belum lengkap, alat bersihkan melainkan di persiapkan kembali
tanggap darurat nya juga tidak ada yang dan buat tempat penimpanan oli bekas lagi...”(R)
belum ada tenaga khusus untuk menangani Hal ini juga sesuai denga
dengan pernyataan
limbah oli bekas tersebut. informan biasa yang dikutip dalam
wawancara sebagai berikut :
Pembuangan Limbah “...tidak ada istilah di bersihkan
melainkan langsung di gunakan
Pembuangan yaitu adalah suatu
kembali...”(LR)
kegiatan menempatkan suatu limbah B3 pada
Lokasi pembuangan limbah B3 bebas
suatu area yang di desain khusus untuk
banjir, merupakan daerah secara geologis
membuang limbah B3. Pembuangan limbah
aman, stabil, tidak rawan an bencana, diluar
oli bekas di bengkel jalan H.E.A Mokodompit
kawasan lindung, dan tidak merupakan
belum memenuhi syarat atau belum sesuai
daerah resapan air tanah, terutama yang
digunakan untuk air minum. Hal ini dijelaskan limbah oli yang terbagi bagi menjadi oli
oleh Informan Kunci seperti pada kutipan tertampung dan tidak tertampung atau
wawancara berikut ini : disebut dengan tercecer. Oli yang tertampung
“...aman terkendali, kalau lokasi akan di kumpulkan kedalam tangki oli atau
pembuangannya dii letakkan di dalam drum drum oli yang berada di setiap bengkel dan di
yang tidak bocor dan drumnya dalam tempat berikan kepada pihak ke tiga yang berwenang
yang aman pula...”(R)” terhadap limbah tersebut sedangkan oli yang
Keterangan diatas didukung oleh salah tidak tertampung atau yang tercecer akan di
satu informan Biasa. Seperti pada kutipan bersihkan dengan majun atau kain lap yang
wawancara berikut : pada akhirnya akan di buang ke tempat
“...kalau lokasinya ini aman karena sampah dan tercampur dengan sampah
menggunakan drum yang tebal yang ya tidak sampah lainnya atau dibiarkan saja sehingga
mudah bocor dan di letakkan di daerah aman oli yang tercecer merembes masuk kkedalam
bencana alam...”(LR)” tanah atau saluran drainase (beberapa oknum
Berdasarkan pengamatan yang bengkel tidak resmi). Proses pergantian oli di
dilakukan di Bengkel motor dan mobil jalan bengkel pada umumnya menghasilkan limbah
H.E.A Mokodompit, proses pembuangan oli yang terbagi menjadi oli tertampung dan
limbah yang dilakukan tidak dibuang tidak tertampung atau disebut dengan
sembarangan melainkan dibuang ke dalam tercecer (6).
drum untuk kemudian dijual. Selanjutnya
lokasi pembuangan limbah (drum) sudah Pewadahan
memenuhi syarat desain dan kontruksi
Pewadahan dimaksud dalam
pembuangan jauh dari resapan air tertutama
penelitian ini adalah tempat penyimpanan
untuk air minum dan bebas dari banjir.
sementara limbah B3 sampai jumlahnya
mencukupi untuk di angkut. Untuk
PEMBAHASAN
penyimpanan limbah B3 sebelum ke tahap
Pemilahan Limbah pengangkutan, pihak bengkel perlu
mengusahakan adanya ruangan baru atau
Sistem pemilahan limbah B3 sangatlah
san
paling tidak
dak diusahakan pengaturan tata
penting untuk diperhatikan oleh semua pihak
ruang bengkel agar dapat dijadikan tempat
yang aktifitasnya menghasilkan limbah B3,
penyimpanan limbah B3 sementara hingga
seperti halnya bengkel motor dan mobil
tiba waktu pengangkutan.
sebagai sumber penghasil limbah B3
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
khususnya oli bekas. Walaupun jumlah limbah
yang di lakukan oleh Ari Abdurrakhman Sidik
B3 yang dihasilkan bengkel masih tergolong
(2012) Studi Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
sedang,
dang, setidaknya ada upaya pencegahan
Berbahaya Dan Beracun) yang menunjukkan
yang dilakukan oleh pemilik bengkel terhadap
bahwa pewadahan yang digunakan untuk
pencemaran lingkungan. sesuai peraturan
limbah B3 bengkel yang sesuai dengan
pemerintah No. 101. Tahun 2014 tentang
kategori limbah yang ada dibengkel yaitu
pengelolaan limbah B3 yang menjelaskan
mudah terbakar dan korosif adalah wadah
tahapan pengelolaan limbah B3 dari tahapan
yang memenihi kriteria umum sebagai
pembuangan ke tempat khusus B3 sampai ke
berikut:
tahap pengolahan dan menghilangkan limbah
Limbah yangang memiliki karakteristik
tersebut dangan cara menguburnya. Namun
yang berbeda tidak boleh disimpan dalam
penerapan peraturan pemerintah tersebut
satu kemasan untuk menghindari terjadinya
dalam lingkup bengkel di jalan H.E.A
percampuran dari dua sifat limbah B3 yang
Mokodompit belum bisa di terapkan dengan
berbeda yang dapat mengakibatkan reaksi
baik (5).
yang tidak diinginkan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Kemasan limbah B3 harus terbuat dari
yang di lakukan oleh Eva Levania Malia (2017).
bahan yang sesuai dengan karakteristik
Studi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
limbah B3 tersebut, tahan lama, tidak mudah
Dan Beracun Khusus Oli Bekas Pada Bengkel
berkarat, dan tidak bocor. Kemasan harus
Motor Di Kota Makassar, Proses pergantian
oli di bengkel pada umumnya menghasilkan
diganti apabila terjadi kerusakan dan Berbahaya Dan Beracunacun Ditinjau Dari Aspek
kebocoran pada kemasan. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja bertempat
Memiliki penutup yang kuat untuk Di Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang
mencegah terjadinya tumpahan pada saat Pembuangan B3, Limbah B3 yang akan
dilakukan
akukan pemindahan atau pengangkutan diserahkan kepada pihak ketiga, yang
(7). mempunyai izin pengumpul, pengolah,
penimbun atau pemanfaat limbah B3, seperti
Pengangkutan minyakak pelumas bekas disimpan sementara di
gudang penyimpanan yang lokasinya jauh dari
Pengangkutan limbah bahan
daerah pabrik yakni di luar dari daerah operasi
berbahaya dan beracun (B3) adalah proses
pabrik. Untuk limbah B3 yang berasal dari
pengambilan limbah B3 dari setiap bengkel
kemasan bahan kimia seperti drum minyak
untuk diangkut ke tempat pengelolaan yang
dilakukan pengamanan dengan
dilakukan oleh petugas pengangkut.
menempatkan bekas as kemasan tersebut pada
Hasil penelitianmenunjukkan
nmenunjukkan bahwa
tempat tertentu. Selain itu, pekerja yang
belum ada sistem pengangangkutan yang
terlibat juga telah dilengkapi dengan alat
sesuai dengan pengangkutan limbah B3,
pelindung diri yang sesuai. Untuk penanganan
belum juga ada petugas khusus untuk
limbah cair, limbah ini dinetralkan terlebih
menangani limbah B3 (oli bekas) tersebut dan
dahulu sebelum dikembalikan ke lingkungan
penggunaan alat pelindung diri (APD) belum
(9).
sepenuhnya memenuhi pesyaratan dan untukun
alat-alat
alat tanggap darurat masih sangat
KESIMPULAN
kurang.
Hal ini merupakanberbanding terbalik Berdasarkan hasil analisis
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh pembahasan yang telah di paparkan
Susanto (2016) dengan judul Evaluasi sebelumnya, maka penulis dapat menarik
Penanganan Limbah Bahan Berbahaya Dan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Beracun (B3) Di Instalasi Elemen Bakar 1. Hasil penelitian yang di lakukan pada
Eksperimental
ntal (Iebe). Dalam pelaksanaan di bengkel motor dan mobil di jalan H.E.A
IEBE sudah sesuai dengan peraturan Mokodompit mengenai pemilahan limbah
pemerintah. Penyerahan limbah B3 selalu B3 khusus
husus oli bekas, menurut peneliti yakni
dilengkapi dengan dokumen limbah B3 yang masih banyak memiliki kekurangan karena
berisi: nama, ukuran, jumlah dan volume. proses pemilahan,, pewadahan,
Pengangkutan limbah B3 selalu dilengkapi pengangkutan dan pembuangan masih
dengan: Alat transportasisi khusus, Operator banyak yang belum memenuhi
yang bersertifikat, Peralatan keselamatan persyaratan dalam pengelolaan limbah B3
yang memadai, Formulir serah terima limbah khusus oli bekas,karena tidak di kelola
B3 dan berita acara serah terima limbah (8). berdasarkan
arkan jenis atau karateristik limbah
yang di maksud.
Pembuangan Limbah
SARAN
Hasil peneltian menunjukan bahwa
Pembuangan limbah B3 (oli bekas) belum 1. Saran untuk pengelola
memenuhi syarat atau belum sesuai dengan bengkel/masyarakat
standar pengelolaan limbah B3 yang baik Setelah menganalisis data
karena limbah oli bekas di bengkel langsung mengenai pengelolaan limbah khusus oli
dibuang di drum penampungan untuk dijual, bekas dari bengkel motor dan mobil di
seperti yang dijelaskan oleh informan kunci jalan H.E.A Mokodompit sebaiknya pihak
dan informan biasa, bahwa limbah B3 yang di bengkel motor dan mobil lebih
bengkel motor
otor dan mobil langsung dibuang memperhatikan pengelolaan oli bekas ini
ke dalam drum yang kemudian dijual kepada dengan baik dan benar mengingat
pengepul yang belum memiliki izin resmi.
resmi dampak burukk yang akan terjadi apabila
Hal ini merupakan berbanding terbalik sistem pengelolaan limbah B3 di lakukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dengan cara tidak benar, serta tingginya
Zahra (2011) Kegiatan Pengelolaan Bahan ketidakpahaman masyarakat khususnya
DAFTAR PUSTAKA
1. MukhlishohI. Pengelolaan Limbah B3
BengkelResmi
Resmi Kendaraan Bermotor Roda
Dua Di Surabaya Pusat. Teknik Lingkungan:
Lingkunga
Institut Teknologi Sepuluh uluh November;
November
2011.
2Junaidi. Penggunaan Bakteri Pseudomonas
Fluorescens dan Pupuk Kandang Dalam
Bioremediasi Inceptisol Tercemar
Hidrokarbon. Jurnal Konsevasi Sumber
Daya Lahan. 2013; 1 (10): 1-9.
2. Siagian YS.. Pemodelan Sebaran Tumpahan
Minyak di Perairan Teluk Balikpapan,
Kalimantan Timur. Jurnal Oseanografi.
2009.; Vol. 5. No. 5.
3. Pemerintah Provinsi DIYda da DIY Nomor 2
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Yogyakarta;
Yogyakarta
2012
4. Peraturann Pemerintah No. 101 Tahun 2014
tentang pengelolaan limbah B3; B3 2014.
5. Malia EL. Studi Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Khusus Oli Bekas
Pada Bengkel Motor dii Kota Makassar.