LBM 3
1. Mengapa anak belum bisa duduk sendiri meskipun berusia 1 tahun?
Mekanisme gerak motorik normal
Sumber : Update in child neurology: Everything you should know about motor and
movement problems in children. IDAI CABANG DKI JAKARTA UKK NEUROLOG I IDAI
milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan
dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel
otak
semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-
psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan
etika, kepribadian,
ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
5. Apa hubungan usia kehamilan 37 minggu dan BBL 2500 gram serta
hubungan Hubungan Usia ibu 38 tahun dan P6A3
- usia ibu :
- P6A3
JURNAL UNAIR
6. Apa hubungan keluhan dengan Riwayat bayi pernah kejang tiga kali?
Salah satu pemicu kejang adalah infeksi, kelainan ion, ketidakseimbangan ion
+ riwayat ibu mendapatkan transfusi darah saat hamil sehingga suplai
darah pada tubuh ibu mengalami penurunan suplai darah pada janin juga
akan menurun sehingga suplai O2 pada otak bayi juga akan menurun
dapat menyebabkan kejang kualitas otak terganggu sehingga Tumbuh
kembang pada anak.
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik
yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan
merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh;
a) Kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk
melepaskan muatan listrik yang berlebihan
b) Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino
butirat [GABA]; atau
c) Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat
dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. Status
epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan
berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang
tidak sempurna.
Depolarisasi berlebihan sel-sel neuron otak terjadi akibat masuknya ion
natrium ke dalam sel, sedangkan repolarisasi diakibatkan oleh
keluarnya ion kalium ke ekstra sel. Fungsi neuron adalah menjaga
keseimbangan antara depolarisasi dan repolarisasi. Jika terjadi
depolarisasi maka terjadi potensial aksi yang mengakibatkan
penglepasan neurotransmiter dari presinaps di terminal akson.
Neurotransmiter akan berikatan dengan reseptor postsinaps dan
menghasilkan potensial aksi yang dapat bersifat eksitasi atau inhibisi.
Fungsi otak normal sangat bergantung dari keseimbangan antara
eksitasi dan inhibisi. Keseimbangan membran potensial membutuhkan
enerji yang berasal dari adenosine triphospate (ATP) yang
menggerakkan pompa Na-K yang berfungsi mengeluarkan ion kalium
dan memasukkan ion natrium. Meskipun mekanisme terjadinya kejang
pada neonatus belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa
teori yang menerangkan depolarisasi berlebihan, yaitu
Pompa Na-K tidak berfungsi akibat kekurangan enerji,
disebabkan oleh hipoksikiskemik dan hipoglikemia.
Neurotransmiter eksitasi (glutamate) yang berlebihan
(produksi yang berlebih atau berkurangnya re-uptake)
sehingga mengakibatkan depolarisasi yang berlebihan,
ditemukan pada keadaan hipoksik-iskemik dan
hipoglikemia.
Defisiensi relatif neurotransmiter inhibisi (gama-
amynobutiric acid /GABA) mengakibatkan depolarisasi
berlebihan, hal ini terjadi akibat menurunnya aktivitas
enzim glutamic acid decarboxylase pada keadaan
defisiensi piridoksin.
Terganggunya permeabilitas membran sel, sehingga ion
natrium lebih banyak masuk ke intrasel yang
mengakibatkan depolarisasi berlebihan, ditemukan pada
hipokalsemia dan hipomagnesemia karena ion kalsium
dan magnesium berinteraksi dengan membran sel untuk
menghambat masuknya ion natrium.
Sumber : Kejang pada Neonatus, Permasalahan dalam Diagnosis dan
Tata laksana Setyo
Handryastuti Divisi Neurologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr.
Ciptomangunkusumo, Jakarta; KEJANG PADA ANAK Oleh: Nia
Kania, dr., SpA., MKes Klinik Penanganan Kejang Pada Anak di
AMC Hospital Bandung, 12 Februari 2007
Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh
bagian kiri dan kanan.
Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari
usia 6 bulan
Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
Adanya gerakan yang tidak terkontrol
Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons
Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan
Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
2 bulan: kurangnya fixation
4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
24 bulan: belum ada kata berarti
36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata
Dx : developmental delay
BAHASA
(KEMAMPUAN WICARA NORMAL)
15. Apa sajakah komplikasi dari diagnosis?