Hasil konsepsi
keluar
cemas
pendarahan
Defisit volume
nyeri
stress cairan
2. Apa saja penyebab dari perdarahan pada kehamilan trimester
I?
• Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram
• Kehamilan ektopik Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah
dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95%
kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Patofisiologi terjadinya
kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah
berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar
rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan
ektopik terganggu
• Mola hidatidosa Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak
wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis
mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara
makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai
ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias
intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga
menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya
pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-
gdl-liyamuslim-6791-3-babii.pdf
PROSES KEHAMILAN
• Konsepsi
terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses
pematangan akhir spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran
genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita,
pembentukkan jumlah kromosom diploid (Holmes, 201:17). Sebelum
terjadinya konsepsi dua proses penting juga terjadi, yang pertama ovulasi
(runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/ indung telur sebagai hasil
pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang telah matang (matur) -> TUBA
FALLOPI dibantu oleh rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) yang
menyapunya hingga ke tuba.
• Fertilisasi
proses ketika gamet pria dan wanita bersatu, yang berlangsung selama kurang lebih 24
jam, idealnya proses ini terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil yang memanjang dari uterus
ke ovarium pada sisi yang sama sebagai jalan untuk oosit menuju rongga uterus juga sebagai
tempat biasanya terjadi fertilisasi.
• Implantasi (nidasi)
Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium uterus,
biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Pada lapisan luar sel
(trofoblas), dapat mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya protein) yang melarutkan
sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-
sel besar yang banyak mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu sel-
sel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis endometrium untuk
membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah berkembang serta membantu
perlekatan embrio pada endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan
mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan menutup
lagi. Saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua
Sumber : http://eprints.umpo.ac.id/4206/3/BAB%20II%20ACC.pdf
3. Mengapa dokter merencanakan pemeriksaan HCG kualitatif, darah rutin,
dan USG?
• Pemeriksaan Laboratorium
➔ pemeriksaan haemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam meneggakan
diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda tanda perdarahan dalam
rongga perut
➔ pada kasus ini biasanya ditemukan anemia; tetapi harus diingat bahwa penurunan
hemoglobin baru terlihat setelah 24 jam
➔ penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila
leukositosis meningkat
• HCG
tes kehamilan berguna apabila positif, akan tetapi tes negative tidak menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi
trofoblas menyebabkan produksi HcG menurun dan emnyebbakan tes negative
INDIKASI USG
• Menentukan usia kehamilan secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani
seksio sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara
elektif.
• Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita
insufisiensi uteroplasenta, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik,
penyakit ginjal kronik, atau diabetes mellitus berat; atau menderita gangguan
nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia.
• Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.
• Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya
sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir.
• Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang
berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi,
dan atau ada riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.
• Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
• Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
• Pemantauan perkembangan folikel.
• Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.
• Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin
kedua gemelli, plasenta manual, dll.
• Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
• Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
• Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
• Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban
pecah preterm dan atau persalinan preterm.
• Kadar serum alfa feto protein abnormal.
Jurnal USU
4. Apa hubungan keluhan pasien dengan menarche 12 tahun dan
siklus haid teratur 5-7 hari dengan perdarahan trimester I?
• Hal ini dikarenakan usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi belum berkembang
dengan sempurna, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun fungsi reproduksi sudah
mengalami penurunan dibandingkan dengan fungsi reproduksi normal.
Sumber : HUBUNGAN KADAR PROGESTERON DAN β-HCG DENGAN ABORTUS PADA KEHAMILAN ≤
12 MINGGU DI KLINIK RASI BANDA ACEHRajuddin1, Riska Firda Rini2, Nurjannah3
1Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
3Bagian Family Medicine, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
5. Mengapa didapatkan testpack 2 minggu lalu positif?
Ajeng A Kinanti
6. Mengapa ditemukan
OUE nya menutup?
7. Mengapa darah berwarna merah kecoklatan?
• NOMOR 1 FLEK
8. Bagaimana interpretaasi dari pemeriksaan fisik dan obstetri di
scenario?
Pemeriksaan fisik
- TD : 120/80 -> normal
- Denyut nadi 80 x/menit -> normal
- Suhu : 36,5 -> normal (TDK TJD INFX)
- Uterus 1-2 jari diatas simpisi : usia kehamilan 12 minggu/ 3 bulan (T1)
• Pemeriksaan obstetric
- Fluxus vagina : kontraksi uterus -> keluran darah
- OUE tertutup : abortus
- Porsio sebesar jempol tangan dan permukaan licin :
- Cavum doglass tidak menonjol : cavum douglass menonjol à perdarahan akibat rupture janin pada KET
- Corpus uteri sebesar telur angsa : besarnya 1-2 jari diatas simpisis -> kehamilan 12 minggu
- Nyeri goyang servik (-) : tidak ada indikasi KET
- Adneksa dan parametrium abnormal : penebalan akibat infeksi atau infiltrasi tumor.
9. Apa etiologic dan factor resiko dari kasus di scenario?
FAKTOR RESIKO
• Usia : Usia 20-35 tahun merupakan waktu yang tepat karena tubuh lebih prima dalam menerima
kehamilannya. Kehamilan yang terjadi pada usia <20 tahun mempunyai resiko. Antara lain
disebabkan panggul masih sempit, otot Rahim belum terbentuk sempurna,pembuluh darah yang
mensuplai endometrium belum banyak terbentuk. Halini diseabkan karena masih dalam masa
pertumbuhan
• Pekerjaan : kesehatan reproduksi wanita, karena apabila bekerja pada tempat yang berbahaya
seperti: bahan kimia, radiasi dan jika terpapar bahan tersebut dapat mengakibatkan abortus.
Karena pada kehamilan trimester pertama, dimana embrio berdiferensi untuk membentuk system
organ. Jadi bahan berbahaya yang masuk kedalam tubuh wanita hamil dapat mempengaruhi
perkembangan hasil konsepsi. Dalam keadaan ibu yang seperti ini dapat mengganggu
kehamilannya dan dapat mengakibatkan terjadinya abortus
• Paritas : paritas tinggi mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya abortus sebab kehamilan yang
berulang-ulang menyebabkan rahim tidak sehat. Dalam hal ini kehamilan yang berulang
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi
ke janin akan berkurang dibanding pada kehamilan sebelumnya, keadaan ini dapat menyebabkan
kematian pada bayi.1
• Hipertensi. Hipertensi berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian abortus,
apabila hipertensi dapat dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan komplikasi
pada kehamilan dan tidak menjurus kepada kejadian pre-eklamsia. Abortus biasanya
disertai dengan perdarahan di dalam desidua basalis danperubahan nekrotik di
dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum yang
terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda asing di dalam uterus
sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran janin.
• Kadar HB :Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Kadar
hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Salah satu
penyebab tinggi abortus spontan adalah anemia yang disebabkan karena gangguan
nutrisi danperedaran oksigen menuju sirkulasi utero plasenter sehingga dapat secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta.
• Terapi:Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua
dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Dapat juga
dilakukan histerotomia anterior.Hendaknya pada penderita juga diberikan tonika
dan antibiotika.
• Komplikasi:Bisa timbul hipo atau afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati begitu
melekatnya pada rahim sehingga sulit sekali untuk dilakukan kuretase
• Abortus Habitualis (Keguguran berulang): keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
Menurut HERTIG abortus spontan terjadi dalam 10% dari kehamilan dan abortus
habitualis 3,6 - 9,8% dari abortus spontan.Kalau seorang penderita telah mengalami 2
kali abortus berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan berikutnya berjalan normal
adalah sekitar 63%.Kalau abortus 3 kali berturut-turut, maka kemungkinan kehamilan ke
4 berjalan normal hanya sekitar 16%.
Etiologi:
(1) Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya
adalah pembuahan yang patologis.
(2) Kesalahan-kesalahan pada ibu, yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum,
kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progesteron sesudah
korpus luteum atrofis. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur kadar pregnandiol dalam
urin. Selain itu juga bergantung kepada keadaan gizi si ibu (malnutrisi), kelainan antomis
dari rahim, febris undulands (contagious abortion), hipertensi oleh karena kelainan
pembuluh darah sirkulasi pada plasenta/villi terganggu dan fetus jadi mati.Dapat juga
gangguan psikis, serviks inkompeten, atau rhesus antagonisme.
• Terapi: Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus
habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi
daripada sesudahnya. Merokok dan minum alkohol sebaiknya
dikurangi atau dihentikan. Pada serviks inkompeten terapinya adalah
operatif: SHIRODKAR atau MC DONALD (cervical cerclage),
• Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik: keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran
disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
Hal ini sering ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan
syarat- syarat asepsis dan antisepsis.Bahkan pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi Rahim.atau akut abdomen.
Terapi:
(1) Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
(2) Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan uji kepekaan obat):
- Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
- Berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam.
- Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
(3) 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan banyak; lakukan dilatasi
dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi
(4) Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita
(5) Pada abortus septik terapi sama saja, hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai
dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman.
(6) Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan; dilakukan bila keadaan umum membaik dan
panas mereda.
ABORSI / ABORTUS
Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya)
KET
• kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba fallopi),
• Etiologi
Faktor dalam lumen tuba :
endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau
membentuk kantong buntu
pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk keluk dan hal ini sering disertai gangguan
fungsi silia endosalping
operasi plastik tuba dan strelisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit
Faktor pada dinding tuba
endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba
divertikel tuba congenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat
itu
Faktor di luar dinding tuba
perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat
perjalanan telur
tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba
Faktor lain
migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri – atau
sebaliknya – dapat memperpanjang dari perjalanan telur yang dibuahi ke
uterus ; pertmbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi
prematur
fertilisasi invitro
LOKASI
MOLA HIDATIDOSA
Definisi
• Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik
Etiologi
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari Tropoblast
3. keadaan sosioekonomi yang rendah
4. paritas tinggi
5. kekurangan protein
6. infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
Klasifikasi
1. Mola Hidatidosa Sempurna
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel – vesikel jernih. Ukuran vesikel bervariasi
dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter dan sering berkelompok –
kelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan Histologik ditandai oleh:
- Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan Stroma Vilus
- Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
- Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi
- Tidak adanya janin dan amnion
2. Mola Hidatidosa Parsial
Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan
mungkin tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa
yang berlangsung lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular,
sementara villi – villi berpembuluh lainnya dengan sirkulasi janin plasenta
yang masih berfungsi tidak terkena.
GEJALA KLINIS
a. Amenorrhoe dan tanda – tanda kehamilan
b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. merupakan
gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama
berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi.
c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
d. Tidak dirasakan tanda – tanda adanya gerakan janin maupun ballotement
e. Hiperemesis,
Pasien dapat mengalami mual dan muntah cuku berat.
f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke – 24
g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti
h. Tirotoksikosis
SUMBER : GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked.Dr. DJAUHAR KUMARA DEWA, Sp.OGSMF OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI RSUD DR. MUHAMMAD SALEHPROBOLINGGO
Perdarahan Gejala dan VT TEST USG PENATALAK
HCG SANAAN
tanda
Abortus Bercak hingga 1. Mengeluh mulas Ostium uteri + Utk ketahui : Observasi
iminens sedang masih tertutup (progonis Pertumbuhan janin yg perdarahan
(Ancaman sedikit/tdk ada baik)/- ada Istirahat
terjadinya keluhan sama (Prognosi Plasenta sdh lepas /blm Tdk boleh koitus
abortus) sekali
s dubia Ukuran kantong gestasi sampai 2
ad apakah sesuai dgn usia minggu
2. Besar uterus malam) kehamilan Bisa diberi
masih sesuai Perhatikan DJJ spasmolitik/tam
bahan
dengan umur
progesterona
kehamilan gar uterus tdk
kontraksi
Abortus Sedang hingga Mengeluh mulas krn Serviks telah 1. Pembesaran uterus Perhatikan KU
insipien kontraksi yg sering mendatar + sesuai usia
dan perubahan
(hasil banyak dan kuat Ostium uteri hemodinamika
konsepsi Besar uterus masih telah membuka kehamilan Segera lakukan
masih sesuai dgn umur Masih teraba 2. Gerak janin dan
pengeluaran
dalam kehamilan jaringan hasil konsepsi
kavum DJJ masih jelas Kuretase
uteri dan walaupun mungkin Pasca tindakan
dlm proses perbaiki KU
pengeluar mulai tdk normal Pemberian
an) 3. Terlihat penipisan uterotonika
Abortus Pasien bsa Kanalis USG : Kuretase
Inkompletus
Bisa sedikit mengalami servikalis masih Pascatindakan :
(Sebagian hasil maupun anemia atau terbuka 1. Besar uterus lbh uterotonik dan
konsepsis telah syock Teraba jaringan antibiotik
kecil dr umur
keluar dr kavum banyak hemoragik dlm kavum uteri
uteri dan masih sebelum sisa kehamilan
ada yg tergantung jaringan
tertinggal konsepsi 2. Kantong gestasi sulit
jar.yg tersisa dikeluarkan
dikenali
3. Di kavum uteri tdp
masa hiperekoik yg
bentuknya tdk
beraturan
Missed Abortion 1. Tdk merasakan Ostium uterus - USG <12 mnggu
(Embrio atau keluhan apapun masih tertutup, kuretase dan
fetus telah teraba masih 1. Uterus mengecil dilatasi jk serviks
kecuali
meninggal dlm ada jaringan. uterus
kandungan merasakan 2. Kantong gestasi
memungkinkan
sebelum pertumbuhan mengecil dan bntuk >12 mnggu/<20
kehamilan 20 kehamilan tdk mnggu dgn
minggu dan tdk beraturan keadaan serviks
sesuai umur
hasil konsepsi
kehamilan
3. Fetus tdk ada tnda2 uterus masih
seluruhnya kaku induksi
masih tertahan 2. Bila kehamilan kehidupan
kuretase
dalam > 14 -20
kandungan mnggumeras
Abortus 1. Demam tinggi 1. Pemberian
infeksiosus 2. Tampak lelah antibiotik(penisilin
(abortus yg 3. Takikardi 4x1,2 juta
disertai infeksi pd 4. Perdarahan unit/ampisilin 4x1 gr
alat genital) pervaginam yg + gentamisin 2 x 80
berbau mg + metronidazol 2
5. Uterus yg x 1 gr. Selanjutnya
membesar dan antibiotik disesuaikan
lembut dgn hasil kultur
6. Nyeri tekan 2. Kuretase dilaksanakan
7. Didptkan apabila tubuh sudah
leukosistosis membaik min 6 jam
pd px.darah stlh pemberian
rutin antibiotik
3. Pasca kuretase :
Uterotonik, antibiotik
dilanjutkan sampai 2
hari bebas demam
Bligted Ovum Abortus spontan Usia kehamilan 7-8 Dilatasi dan kuretase
(Kehamilan HCG :
14-16 mnggu mnggukantong
anembrionik) mungkin gestasi tdk
Kantung gestasi
tidak + berkembang
berkembang dan atau pd diameter
tidak ada yolk 2,5 tdk ada
11. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari
diagnosis?
• Awal abortus perdarahan desiduabasalis nekrosis hasil konsepsi terlepas
menurut uterus benda asing, sehingga berkontraksi untuk mengeluarkan.
• Kehamilan <8 minggu : vili korialis belum menembus desidua secara dalam hasil konsespsi keluar
seluruhnya.
• Kehamilan 8-14 minggu penembusan lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna
perdarahan.
• Kehamilan > 14 minggu janin dikeluarkan lebih dulu daripada plasenta.
• Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion
atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati, janin
masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi, atau fetus papiraseus.