Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS SOLUTIO PLASENTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan maternitas

Disusun oleh :
Haris Muhammad Pratama
J.0105.21.008

PROFESI NERS
STIKES BUDI LUHUR
2021
SOLUSIO PLASENTA
A. Pengertian
Solusio plasenta adalah merupakan terlepasnya plasenta yang
letaknya normal pada korpus uteri yang terlepas dari pelekatannya
sebelum janin lahir. (Rukiyah & Yulianti, 2010 : 199).
B. Etiologi
Solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas
walaupun beberapa keadaan tertentu dapar menyertai seperti : umur
ibu yang tua ( >35 tahun ), karena kekuatan rahim ibu berkurang
pada multiparitas, penyakit hipertensi menahun, karena peredaran
darah ibu terganggu sehingga suplai darah ke janin tidak ada :
trauma abdomen, seperti terjatuh telengkup, tendangan anak yang
sedang digendong. Karena pengecilan yang tiba tiba pada
hidramnion dan gamelli : tali pusat yang pendek, karena pergerakan
janin yang banyak atau bebas, setelah versi luar sehingga terlepasnya
plasenta, karena tarikan tali pusat. (Rukiyah & Yulianti, 2010 : 201).

C. Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau
uterus yang membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta
terdesak dan akhirnya terlepas, apabila perdarahan sedikit,
hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,
peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu, dan
tanda serta gejala pun tidak jelas. Kejadian baru diketahui setelah
plasenta lahir, yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada
permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna
kehitam – hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena
otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tudak mampu
untuk lebih berkontraksi meghentiikan perdarahannya, akibatnya
hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian
akan menyelundupkan di bawah selaput ketuban keluar dari vagina
atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban
atau mengadakan ekstravasasi diantara serabut – serabut otot – otot
uterus.
Apabila ekstrakfalovasinya berlangsung hebat, maka
keseluruhan uterus berbercak biru atau unggu. Hal ini disebut uterus
couvelaire ( perut terasa sangat tegang dan nyeri ) akibat kerusakan
jaringan mioteriom dan pembekuan retro palesnta, maka banyak
trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu sehingga terjadi
pembekuan intravaskuler dimana – mana, yang akan menghabiskan
sebagian besar fibrinogen. Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang
menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya diuterus akan
tetapi juga pada tubuh yang lainnya.
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala abrupsio plasenta bergantung pada drajat
pemisahan. Sifatnya bisa ringan disertai nyeri punggung dan kolik
yang menyeluruh, dengan aktifitas uterus yang tidak ter kordinasi
diselinggi relaksasi uterus. Perdarahan bisa terjadi tersembunyi atau
nyata. Gejala awal abrupsio plasenta seringkali disangka sebagai
persalinan prematur atau palsu presepsi wanita terhadap nyeri dapat
melebihi proporsi yang dirasa pemeriksa dapat terjadi peningkatan
tonus uteri diantara apa yang dirasa kontraksi dan wanita tersebut
merasakan nyeri lokal atau menyeluruh uterus. Pada pada hipertonus
klasik, karakteristik rahim seperti papan dan kaku uterus hanya
terjadi pada kasus abrupsio yang meluas.
Tanda dan gejala lain bervariasi sesuai derajat
pemisahan.pada derajat rendah, frekuensi denyut jantung janin masih
normal. Peningkatan derajat pemisahan akan menurunkan frekuensi
denyut jantung janin pergerakan janin juga akan menurun atau
hilang sama sekali selama 12 jam, sebelum tanda dan gejala abrupsio
muncul. Pada beberapa wanita, pergerakan janin justru meningkat
pada abrupsio yang luas dan perdarahan yang hebat. Apabila seksio
sesaria dapat dilakukan dengan segera keungkinan bayi dapat hidup,
apabila sebalikmya, maka gerakan janin akan terhenti.
Gejala dan tanda abrupsio yang lain adalah pembesaran
uterine ( hanya terjadi pada perdarahan tersembunyi ) dan syok.
Tingkat keparahan syok bergantung pada keparahan abrupsio.
Jangan sekali – kali berpikir bahwa jumlah kehilangan darah pada
ibu dari yang terlihat saja, sebab ada perdarahan tersembuny.
Pembesaran uterus pada perdarahan yang tersembunyi dapat
diketahui dengan menandai tinggi fundus uteri pada abdomen setiap
15 menit untuk mengetahui peningkatannya.
E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin yang
dikandungnya dengan kriteria
a. Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan yang dapat
menimbulkan variasi turunnya tekanan darah sampai
keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita
anemis sampai syok, kesadaran bervariasi dari baik
sampai koma.
b. Gangguan pembekuan darah : masuknua trombosit ke
dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah
intravaskuler dan disertai hemolisis, terjadinya penurunan
fibrinogen sehingga hipofibrigen dapat menganggu
pembekuan darah.
c. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus
ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin
berkurang.
d. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang
sampai berat terjadi infiltrasi darah ke otot rahim,
sehingga menganggu kontraksi dan menimbulkan
perdarahan karena atonia uteri.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


a. Anamnesis : ibu mengeluh trjadi perdarhan disertai sakit yang tiba
tiba di perut untuk menetukan tempat terlepasnya plasenta.
perdarahan pervaginam dengan berupa darah segar dan berkuan-
kurang darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pusing,
lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang kunang, ibu kelihatan
anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Kadang
kadang ibu dapat menceritakan trauma.
b. Inpeksi pasien tampak gelisah, pasien terlihat pucat, sianosis dan
keringat dingin terlihat darah keluar pervaginam.
c. Palpasi : didapatkan hasil fundus teraba naik karena terbentuknya
retroplasenta hematoma, uterus tidak seusai dengan kehamilan :
uterus teraba tegang dan keras seperti papan disebut uterus in bois
( wooden uterus baik waktu his maupun diluar his ) nyeri tekan
terutama ditempat plasenta : bagian bagian janin sudah dikenali :
karena perut ( uterus ) tegang.
d. Auskultasi : sulit dilakukan karena uterus tegang. Bila denyut
jantunng janin terdengan biasanya diatas 140/menit, kemudian turun
dibawah 100 kali/ menit dan akhirnya hilang bila plaseya yang
terlepas dari sepertiganya.
e. Pada pemeriksaan dalam, teraba seviks biasanya lebih terbuka atau
masih tertutup. Kalau serviks sudah terbuka, maka ketuban dapat
teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his:
kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,
plasenta ini akan turun kebawah dan pemeriksaan disebut prolapsus
plasenta.
f. Hasil pemeriksaan umum: tekanan darah semula mungkin tinggi
karena psien sebelumnya menderita peyakit vaskuler, tetapi lambat
laun turun dan pasien jatuh syok, nadi cepat dan kecil filiformis.
g. Pemeriksaan laboratorium : urine : protein ( - ) dan reduksi ( - ),
albumin ( + ) pada pemeriksaan sedimen terdapat silider dan lekosit :
darah : haemoglobin ( hb ) anemi, pemeriksaan golongan darah,
kalau bisa cross match tets.
h. Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plasenta lahir, maka kita
harus memeriksa plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan
cekung dibagian plasenta yang terlepas ( kater ) dan terdapat
koagulan atau darah dibelakang plasenta yang disebut hematoma
retroplasenter.
i. Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG), akan dijumpai
perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai