Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi

pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab

atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya,

dan orang lainnya.Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar

pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh keterampilan tertentu (Wong 2009).

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukkan tanda akhir masa kanak-

kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan

kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak

menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat

dan lebih jauh sesuai perkembangan dan kecakapan dan daya tahannya.

Selama masa pertengahan dan akhir, biasanya anak lebih banyak meluangkan

waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Dalam suatu

investivigasi,diketahui bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak berinteraksi

dengan teman sebayanya sebanyak 40 persen pertahun (Baker & Wright, 2003).

Dalam suatu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh depdiknas untuk

mengetahui tentang bagaimana aktivitas anak, diketahui bahwa umumnya anak-anak

masa akhir melakukan kegiatan olahraga, jalan-jalan, permainan dan sosialisasi

yang merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan. Pada saat mereka

1
melakukan kegiatan biasanya anggota kelompok terdiri dari teman yang sama jenis

kelaminnya daripada diantara anak-anak yang berbeda jenis kelaminnya.

Pada masa akhir anak-anak mereka telah menjalin persahabatan dengan teman

sebaya dan mulai memasuki usia gang, yaitu usia yang pada saat itu kesadaran sosial

berkembang pesat dan telah menjadi pribadi sosial yang merupakan salah satu tugas

perkembangan yang utama dalam periode ini. Perkembangan sosial akhir masa

kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas 1SD. Pada masa ini orang tua

akan memberikan hanya sedikit waktunya untuk berinteraksi dengan anak,

sosialisasi disekolah pada umumnya terjadi atas dasar interest dan aktifitas bersama,

lebih banyak meluangkan waktu untuk teman sebaya dan mulai membentuk

hubungan peer group (geng) lebih cenderung dengan teman perempuan.

Pengembangan kemampuan sosialisasi menjadi salah satu aspek penting untuk

dikembangkan pada anak. Pengembangan sosialisasi pada anak dilaksanakan

dengan harapan anak dapat mnegenal, menghargai dan berhunungan baik dengan

orang-orang disekitarnya. (Depdiknas, 2004 ).

Berdasarkan observasi dilapangan (Muharromi, 2009) ada beberapa masalah

yang muncul dalam kemampuan sosialisasi. Anak sering kali mendapat kesulitan

dalam berinteraksi dengan temannya, misal menunggu giliran, tidak mau bermaun

bersama, tidak mau meminta sesuatu dengan baik dan cenderung merebutnya, selalu

ingin menonjol dan tidak mau mengalah. Beberapa anakpun memiliki kesulitan

untuk berinteraksi dengan orang dewasa lainnya disekolah. Contohnya, tidak mau

menjawab saat ditanya oleh guru, tidak mau mengikuti aturan atau perintah guru,

padahal disekolah selalu dibiasakan berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik,

2
misalnya, untuk berteman baik, berbagi mainan/makanan, melatih keberanian,

menunggu giliranataupun bersabar (menahan marah), dan dibiasakan untuk

mengikuti aturan yang ada disekolah.

Perkembangan sosial yang terjadi pada anak bersifat dinamis dan sangat

dipengaruhi oleh lingkungannya. Setiap tahapan perkembangan mereka

menunjukkan ciri tersendiri pada kemampuan sosialnya yang akan menjadi bagian

penting dalam perkembangan selanjutnya. Seperti halnya bahwa kompetensi

perkembangan sosial yang diharapkan dari anak prasekolah tentu berbeda dengan

anak di usia SD. Meskipun sangat dipahami bahwa kematangan anak dalam

mengembangkan kemampuan sosialnya diharapkan akan memberi dampak pada

pengetahuan sosial mereka di SD.

Berdasarkan uraian diatas, peningkatan kemampuan sosialisasi pada anak sangat

perlu. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran

kemampuan anak usia 6-12 tahun dalam bersosialisasi dengan teman seusia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Perkembangan sosial akhir masa kanak - kanak ditandai dengan

masuknya anak ke kelas 1SD. Pada masa ini orang tua akan memberikan

hanya sedikit waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi disekolah

pada umumnya terjadi atas dasar interest dan aktifitas bersama, lebih banyak

meluangkan waktu untuk teman sebaya dan mulai membentuk hubungan peer

group (geng) lebih cenderung dengan teman perempuan.

1.2.2 Pertanyaan Masalah

3
Bagaimana kemampuan anak usia 6-12 tahun dalam bersosialisasi

dengan teman seusia di SD Mengen Kecamatan Tamanan Kabupaten

Bondowoso?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi kemampuan anak usia 6-12 tahun dalam bersosialisasi

dengan teman seusia di SD Mengen Kecamatan Tamanan Kabupaten

Bondowoso.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Bagi bidang kesehatan anak usia sekolah dapat memberikan sumbangan

ilmiah untuk meningkatkan perkembangan sosial terutama dalam

kemampuan sosialisasi.

2. Manfaat Bagi peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan pribadi dalam

mengembangkan program pengembangan sosial, khususnya kemampuan

sosialisasi pada anak usia sekolah.

1.5 Relevansi

Pengembangan kemampuan sosialisasi menjadi salah satu aspek penting untuk

dikembangkan pada anak. Pengembangan sosialisasi pada anak dilaksanakan

dengan harapan anak dapat mnegenal, menghargai dan berhubungan baik dengan

orang-orang disekitarnya.Setiap tahapan perkembangan mereka menunjukkan ciri

4
tersendiri pada kemampuan sosialnya yang akan menjadi bagian penting dalam

perkembangan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai