DISUSUN OLEH:
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
“PERIOPERATIF” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran mata kuliah
Kegawatdaruratan agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan
Keperawatan Singkawang.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah
kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.…Latar belakang.................................................................................................... 1
B.…Rumusan masalah............................................................................................... 2
C.….Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A....Definisi Perioperatif...........................................................................................3
B.….Definisi Tonsilektomi .........................................................................................4
C.…Tujuan Dilakukan Tonsilektomi...........................................................................4
D.….Instrumen..........................................................................................................4
E.….Indikasi ..............................................................................................................7
F.….Kontraindikasi....................................................................................................7
G.…Langkah-Langkah Persiapan Alat……………………………………………………………………..8
H...Prosedur Pembedahan Tonsiloktomi………………………………………………………………..9
BAB III
A.…Askep...................................................................................................................10
BAB IV PENUTUP
A..Kesimpulan..........................................................................................................21
B...Saran..................................................................................................................21
DAFTAR PUTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan Perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pe
ngalaman pembedahan pasien . Kata perioperative merupakan gabungan d
ari tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif da
n post operatif. Fase pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dimulai ketika pasien diterima masuk di ruang terima pas
ien dan berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi untuk dilakuka
n tindakan pembedahan. Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk
atau dipindahkan ke instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan
keruang pemulihan. Fase Post operatif merupakan tahap lanjutan dari pera
watan pre operatif dan intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di
ruang pemulihan (recovery room)/ pasca anaestesi dan berakhir sampai ev
aluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
Tindakan operasi atau pembedahan, baik elektif maupun kedarurat
an merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prose
dur bedah dilakukan di kamar operasi rumah sakit, meskipun beberapa pro
sedur yang lebih sederhana tidak memerlukan hospitalisasi dan dilakukan
di klinik-klinik bedah dan unit bedah ambulatori. Individu dengan masalah
kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan mencakup pula pemb
erian anastesi atau pembiusan yang meliputi anastesilokal, regional atau u
mum.
Operasi amandel atau tonsilektomi adalah prosedur bedah yang
dilakukan untuk mengangkat amandel. Di belakang tenggorokan, terdapat
dua kelenjar kecil yang dapat menghasilkan sel darah putih dan melawan
infeksi, kelenjar inilah yang dikenal dengan amandel atau tonsil.
4
Fungsi amandel memang untuk melawan infeksi, namun amandel
juga dapat mengalami infeksi dan membuat nya mengalami
pembengkakan. Infeksi amandel disebut tonsilitis. Amandel yang
membengkak ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan gejala lainnya
seperti kesulitan menelan, demam, dan pembengkakan.
Infeksi amandel atau tonsillitis terkadang dapat sembuh dengan
sendirinya. Selain itu, infeksi amandel dapat juga diatasi dengan
menggunakan antibiotik, karena umum nya tonsillitis disebabkan oleh
infeksi bakteri. Namun apabila kondisinya lebih parah, operasi
tonsilektomi terkadang dibutuhkan untuk mengatasi kondis ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan perioperative ?
2. Apa yang di maksud dengan tonsilektomi ?
3. Apa tujuan di lakukan tonsilektomi ?
4. Apa saja instrument untuk dilakukan pembedahan tonsilektomi ?
5. Bagaimana prosedur di lakukan nya pembedahan tonsilektomi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang perioperatif.
2. Untuk mengetahui tentang tonsilektomi.
3. Untuk mengetahui tentang tujuan di lakukan nya tonsilektomi.
4. Untuk mengetahui tentang instrument apa saja yang di gunakan pada p
embedahan tonsilektomi.
5. Untuk mengetahui tentang prosedur di lakukan nya pembedahan tonsil
ektomi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Perioperatif
Perawatan peri operatif adalah periode sebelum, selama dan sesuda
h operasi berlangsung. Keperawatan perioperative adalah istilah yang di g
unakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkai
tan dengan pengalaman pembedahan pasien. Keperawatan perioperative ad
alah fase penatalaksanaan pembedahan yang merupakan pengalaman yang
unik bagi pasien.
Kata perioperative adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup
3 fase pengalaman pembedahan yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pascao
peratif.
a. Fase Praoperatif
Merupakan ijin tertulis yang di tanda tangani oleh klien untuk melindu
ngi dalam proses operasi yang akan di lakukan. Prioritas pada prosedur
pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan perset
ujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan di lakukan yang b
erguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang aka
n dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit serta petugas kesehatan d
ari klien dan keluarga nya mengenai tindakan tersebut. Pada periode pr
6
e operatif yang lebih di utamakan adalah persiapan psikologis dan fisi
k sebelum operasi.
b. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk kebagian atau ruang bedah dan berakhir s
aat pasien di pindahkan keruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperaw
atan, memasang infus, memberikan medikasi intra vena, melakukan pe
mantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan
menjaga keselamatan pasien.
c. Fase Post operatif
Dimulai pada saat pasien masuk keruang pemulihan dan berakhir deng
an evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup ak
tifitas keperawatan, mengkaji efek agenanestesi, membantu fungsi vital
tubuh, serta mencegah komplikasi. Peningkatan penyembuhan pasien d
an penyuluhan, perawatan tindak lanjut, rujukan yang penting untuk pe
nyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
B. Definisi Tonsilektomi
Operasi amandel atau tonsilektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan
untuk mengangkat amandel. Di belakang tenggorokan, terdapat dua
kelenjar kecil yang dapat menghasilkan sel darah putih dan melawan
infeksi, kelenjar inilah yang dikenal dengan amandel atau tonsil.
Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan tonsil palatina.
Ia merupakan prosedur yang paling sering dilakukan terutama pada anak-
anak. Pada decade terakhir ini, tonsilektomi tidak hanya dilakukan untuk
tonsillitis berulang, namun juga untuk berbagai kondisi yang lebih luas
termasuk kesulitan makan, tounge thrust, halitosis, mendengkur, dangan
gangguan bicara (Hermani B, 2010).
7
Tujuan tonsilektomi juga dapat mengobati penyakit lain,
termasuk apnea atau gangguan pernapasan, dan penyakit amandel
lainnya.Operasi amandel atau tonsilektomi adalah prosedur pembedahan
D. Instrumen Tonsilektomi
8
5. Toungspatel Untuk memeriksa lidah pa
sien
9
12. Koherlurus Untuk menjepit/ memegan
g jaringan keras
10
20. Bisturi Untuk melakukan pembed
ahan atau memotong jaring
an
E. Indikasi
11
Indikasi absolut Tonsilektomi: 1) Pembengkakan tonsil yang menyebabkan
obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardio-
pulmoner. 2) Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis
dan drainase. 3) Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.
F. Kontraindikasi
Kontraindikasi : 1) Diskrasia darah kecuali di bawah pengawasan ahli
hematologi 2) Usia di bawah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli fasilitasnya tidak
mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi 3) Infeksi saluran nafas atas yang
berulang 4) Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak
terkontrol.
A. Persiapan ruangan:
siapkan mesin anastesi (General anastesi) dan obat anastesi sesuai instruksi dokter
anastesi
siapkan ganjelan Nacl 1000 cc untuk mengganjal leher atau punggung pasien
persiapan alat:
bengkok 1 buah
kom betadin
spenser klem
toung spatel
spenser klem
prepare 40+90
12
adenoid + tonsilen haken hurt + disector + knife tonsilen
Langkah2:
B. Persiapan pasien
Pada tahap persiapan operasi, pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai
kondisi kesehatan Anda, obat‐obatan yang sedang dikonsumsi, maupun segala macam
alergi yang Anda miliki. Dokter anestesi akan menjelaskan prosedur pembiusan dan
memberi instruksi lebih lanjut. Pastikan Anda mengikuti seluruh instruksi dokter
termasuk larangan makan dan minum sebelum operasi.Pada umumnya Anda
13
diwajibkan untuk berpuasa selama enam jam sebelum proses pembedahan
dilakukan. Namun, Anda mungkin diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman
seperti kopi beberapa jam menjelang operasi.
14
BAB III
ASKEP
TONSILEKTOMI
A. PENGKAJIAN
1. DATA DEMOGRAFI
a. IDENTITAS KLIEN
Nama insial
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/bangsa
Agama
Alamat
No.mr
Ruang rawat
Tanggal masuk
Diagnosa Medik
Tindakan
Dr. Operasi
Dr. Anastesi
b. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
15
c. ALASAN MASUK
d. RIWAYAT KESEHATAN
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
I. Pre Operatif
II. Intra Operatif
III. Post operatif
2) Riwayat kesehatan dahulu
3) Riwayat kesehatan keluarga
3. DATA PSIKOLOGIS
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
16
Laboratorium
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Obat obat anestesi umum :
b. Obat obatan
17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah:
1. Pre Operasi
Cemas berhubungan dengan akan di lakukannya tindakan opersi
2. Intra Operasi
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek anastesi
3. Post Operasi
Nyeri b.d adanya luka bekas operasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pre Operasi
Diagnosa keperawatan: Cemas berhubungan dengan akan di
lakukannya tindakan opersi
NOC
Klien menunjukan rasa cemas berkurang dalam waktu 30 menit
sebelum operasi dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu mengungkapkan pasrah kepada tuhan.
2. Klien mampu mengungkapkan siap di operasi.
3. Klien dapat beradaptasi saat di ruang premedikasi maupun di ok.
4. Tanda-tanda vital stabil
5. Wajah Rileks
NIC
Penurunan Kecemasan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
2. Intra Operasi
Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek
anastesi
NOC
Klien tidak sesak dengan kriteria hasil :
Menunjukan jalan napas paten ( klien tidak merasa tercekik, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal.
18
NIC
Manajemen jalan napas:
1. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
2. Monitor status oksigen pasien
3. Post Operasi
Diagnosa keperawatan: Nyeri b.d adanya luka bekas operasi
NOC
kriteria hasil :
1. Klien melaporkan nyeri berkurang dg skala 2-3
2. Ekspresi wajah tenang
3. klien dapat istirahat dan tidur
NIC
Manajemen Nyeri :
1. Kaji skala nyeri
2. Ajarkan teknisk relaksasi napas dalam untuk mengetasi nyeri.
3. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.
4. Evaluasi tindakan pengurang nyeri
5. Monitor TTV
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai perawat hendaknya mengetahui tentang tekhnik dan
perawatan pada klien dengan Tonsilektomi
20
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, FW. 2013. Hubungan antara Pengetahuan dan Pola Makan Dengan
Kejadian Tonsilitis pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Minasatene Kab. Pangkep. Jurnal kesehatan. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013.
ISSN : 2302-1721
Azwar. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukur. Edisi kedua. Yokyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bundahembing, 2005 Antigen dan Antibodi, dalam Imunologi Dasar, edisi ke-7,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
21