Anda di halaman 1dari 42

MINI RESEARCH

KEPEMIMPINAN

Diah Eka Sari, S.Pd.,M.Pd


Nama : Grace Debora Br Sembiring (2203111050)
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada hadirat Tuhan


Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat
kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau
menyelesaikan penyusunan tugas ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membimbing penulis. Tugas ini saya yakini
jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya
seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang
tak retak“, baik isi maupun penyusunnya. Atas semua itu
dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan .
Semoga dapat bermanfaat.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................1
A. Latar belakang .............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................2
C. Tujuan ..........................................................................3
D. Waktu Pelaksaan Observasi..........................................3
E. Metode Yang Digunakan..............................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................5
BAB III PEMBAHASAN...............................................30
BAB IV PENUTUP.........................................................38

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sekolah pada dasarnya memiliki keunggulan-
keunggulan yang berbeda. Dan setiap sekolah mempunyai
cara tersendiri untuk mempromosikan sekolah mereka.
Salah satunya dengan adanya kepemimpinan disekolah.
Menurut Janda (1960:358), kepemimpinan, atau sering
disebut dengan leadership adalah suatu jenis hubungan
kekuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok
bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak
untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang
pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai
anggota kelompok.
Kepemimpinan dibentuk untuk merealisasikan visi dan
misi sekolah sekaligus menunjang tercapainya tujuan
yang ditetapkan oleh suatu manajemen sekolah. Tugas
pemimpin adalah memimpin, jadi ia harus memiliki jiwa,
sikap, mental, jurus-jurus seorang pemimpin. Sehingga
mampu membawa orang yang dipimpinnya kepada cita-
cita bersama yang diidamkan. Fungsi pemimpin bukan
sekedar menciptakan pengikut tapi melahirkan pemimpin.
Keberadaan pemimpin bukan untuk membuat generasi
pengikut namun mampu melahirkan para pemimpin baru
yang lebih baik darinya.
Maka dari itu kami melakukan observasi di sekolah
dasar untuk mengetahui bagaimana proses kepemimpinan
yang ada disana, serta kegiatan-kegiatan yang menunjang
proses belajar mengajar tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1.Bagaimanakah profil SD Negeri 101802 Namo Rambe?
2.Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah, para guru
dan ketua kelas?
3.Kegiatan apa saja yang menunjang kepemimpinan di
sekolah ?

C. Tujuan
Agar pembaca dan masyarakat dapat mengetahui
ruang lingkup SD Negeri 101802 Namo Rambe secara
jelas dan memahami sistem kepemimpinan yang
seharusnya dilaksanakan agar proses promosi sebuah
organisasi dapat berjalan dengan baik.

D. Waktu Pelaksanaan Observasi


Observasi yang kami lakukan di SDN. 101802 Namo
Rambe mengenai kepemimpinan ini dilaksanakan 2 kali
yaitu pada :
1. Hari pertama observasi :
· Hari : Senin
· Tanggal : 14 Desember 2020
· Pukul : 08.30 WIB
· Tempat : SDN. 101802 Namo Rambe
· Alamat : Jln Besar Namo Rambe

2. Hari kedua observasi:


· Hari : Selasa
· Tanggal : 15 Desember 2020
· Pukul : 08.30 WIB
· Tempat : SDN. 101802 Namo Rambe
· Alamat : Jln Besar Namo Rambe

E. Metode Yang Digunakan


Metode yang dipergunakan dalam observasi kali ini
menggunakan metode wawancara.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu
ketika ia mengarahkan aktifitas sebuah kelompok menuju
suatu tujuan bersama (menurut Hemphill &
Coons,1957:7).
Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan
yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa
anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk
merumuskan pola perilaku dari anggota yang pertama
dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota
kelompok (Janda,1960:358).
Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang
mengarah yang dilakasanakan melelui proses
komunikasi,kearah pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan
tertentu (Tanenbaum,Weschler&Massarik,1961:24).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas
sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian
suatu tujuan (Roach & Behling 1984:46).
Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as
the purposeful behaviour of influencing others to
contribute to a commonly agreed goal for the benefit of
individual as well as the organization or common good".
Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means
using power to influence the thoughts and actions of
others in such a way that achieve high performance".

B. Sifat-Sifat Pemimpin
Terdapat 10 sifat kepemimpina, yaitu :
1. Energi jasmaniah dan mental
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
3. Antusiasme
4. Keramahan dan kecintaan
5. Integritas
6. Penguasaan teknis
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan
8. Kecerdasan
9. Keterampilan mengajar
10. Kepercayaan

C. Asas Asas Kepemimpina


1. Kemanusiaan
2. Efisien
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata
menuju pada taraf hidup yang lebih tinggi

D. Tugas Pemimpan Yang Baik


Apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin agar
tugas pemimpin yang ada pada dirinya dijalankan dengan
penuh tanggung jawab?
a. Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan
organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan
bertindak secara generalis.
b. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam
memajukan organisasi.
c. Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan
suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak
merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki;
kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan
menemukan hal-hal baru.
d. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan
seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan
kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada
kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan
berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik,
strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
e. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai
kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan
rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk
kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
f. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang
integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai
orgainasi.
g. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi
komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan
fungsi pengawasan.
h. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan
menggunakan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya
dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
i. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial
seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk
membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil
pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam
organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi
dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar
organisasi tersebut.
j. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut
berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para
bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang
pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada
kemampuannya bertindak secara objektif.
k. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap
yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai
berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan
sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk
mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran
yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua,
menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak
selalu meraih hasil yang diharapkan.
l. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara
berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai
dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi
tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut
oleh seseorang.
m. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta
sikap yang antisipatif dan proaktif.

E. Metode Kepemimpinan
Ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin
dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat
sesuatu maka metode kepemimpinan ini diharapkan bisa
membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan
tugas-tugasnya sekaligus juga dapat memperbaiki tingkah
laku serta kualitas kepemimpinan.
Ordway Tead dalam bukunya “The Art of Administration
1951” mengemukakan metode kepemimpinan dibawah
ini :
1. Memberi perintah
2. Memberikan celaan dan pujian
3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
4. Peka terhadap saran-saran
5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok
6. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar

F. Teori Dan Teknik Kepemimpinan


1. Teori Kepemimpinan
Suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta
mengenai sifat sifat dasar dan perilaku pemimpin dan
konsep-konsep kepemimpinan. Dengan menekankan latar
belakang historis,dan sebab musabab timbulnya
kepemimpinan serta persyaratan untuk menjadi
pemimpin.
Sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang
pemimpin,tugas-tugas pokok dan fungsinya,serta etika
profesi yang perlu dipakai oleh pemimpin
Teori-teori yang dimunculkan menunjukkan perbedaan
dalam: Pendapat dan uraiannya
1. Metodologinya
2. Interpretasi yang diberikan
3. Kesimpulan yang ditarik

2. Teknik Kepemimpinan
Kemampuan dan keterampilan teknis. Melingkupi
konsep konsep pemikirannya,perilaku sehari-hari,serta
peralatan yang digunakan.

G. Pemimpin Dan Organisasi


Organisasi adalah system kegiatan terkoordinasi dari
kelompok orang yang bekerja sama mengarah pada tujuan
bersama,dibawah kewenangan dan kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai fungsi sebagai
penggerak/dinamisator dan coordinator dari sumberdaya
manusia,sumberdaya alam, semua dana dan sarana yang
disiapkan oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi.
Manajemen menurut R.W.Morell dalam bukunya
“management Ends and Means” Manajemen adalah
aktifitas dalam organisasi, terdiri dari penentuan tujuan-
tujuan (sasaran) suatu organisasi, dan penentuan sarana-
sarana untuk mencapai sasaran secara efektif.
Fungsi manajemen yaitu merencanakan,
mengorganisir,melakukan evaluasi, dan mengontrol
segenap aktifitas organisasi serta administrasi.
Administrasi menurut Sondang P.Siagian ialah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia
atau lebih didasarkan atas rasionalitas tertentu untk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengambilan Keputusan Dari Seorang Pemimpin


Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak
perubahan yang mendadak, maka aktivitas pengambilan
keputusan merupakan unsure yang paling sulit dalam
manajemen, namun juga merupakan usaha yang paling
penting bagi pemimpin.
Dalam pengambilan keputusan tersebut tercakup
kemahiran menyeleksi da menentukan kputusan yang
paling tepat dari sekian banyak alternative jawaban atau
pemecahan masalah.
Sehubungan dengan uraian tersebut, maka
kepemimpinan itu merupakan kekuatan dinamis yang
bisa menumbuhkan motivasi, aspirasi, koordinasi, dan
integrasi pada organisasi, yang semuanya sangat penting
bagi pencapaian tujuan bersama.

H.A Simon dalam bukunya “Administrative Behaviour”


(1947), mengemukakan 3 proses dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1. Inteligenc activity
2. Design activity
3. Choise activity
Determinan kepemimpinan dan kekuatan yang
berhubungan dengan kepemimpinan. Agar kepemimpinan
menjadi operasional, perlu ada 3 determinan
kepemimpinan yaitu :
1. Faktor orang
2. Faktor posisi
3. Faktor situasi / tempat

H. Memilih Calon Pemimpin


Untuk memenuhi kepemimpinan suatu organisasi,
seorang pemimpin tertinggi atau top-manager diharuskan
memilih pembantu-pembantunya untuk memimpin
kelompok , bagian, bidang, seksi, dan urusan yang
menjadi bagian dari organisasi tersebut.
Persyaratan paling utama bagi seorang calon pemimpin
adalah :
“dapat memimpin orang lain kearah pencapaian tujuan
organisasi, dan dapat menjalin komunikasi antar
manusia,karena organisasi itu selalu bergerak atas dasar
interaksi antar manusia.

Menurut O.Jeff Harris, orang-orang yang perlu dipilih


sebagai kandidat-kandidat atau calon pemimpin adalah
mereka yang mempunyai kualifikasi antara lain sebagai
berikut:
1. Memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab
2. Kemampuan untuk menjadi perseptif
3. Kemampuan untuk menanggapi secara objektif
4. Kemampuan untuk menetapkan prioritas secara tepat
5. Kemampuan untuk berkomunikasi

I. Karakteristik Kepemimpinan
Karateristik kepemimpinan pada umumnya
dimanapun dan apapun tingkatannya adalah jelas yaitu dia
harus mempunyai kewibawaan dan kelebihan untuk
mempengaruhi serta mengajak orang lain guna bersama-
sama berjuang , bekerja, dan berusaha mencapai satu
tujuan bersama.

Sifat – sifat unggul kepemimpinan yang efektif secara


ringkas dapat dituliskan sebagai berikut :
“berani, tegas, kaya akan inisiatif, luas pengetahuan da
pengalaman, peka terhadap lingkungan dan bawahan ,
mampu menjalin komunikasi yang akrab, berani
mengambil keputusan dan resiko, rela berkorban, mau
bermusyawarah dan mufakat , bertanggung jawab dan
konsekuen, bersikap terbuka, jujur, mempunyai prinsip-
prinsip yang teguh”
Kemampuan atau kompetensi yang diperlukan bagi
seorang pemimpin.
Menurut George R. Terry, yaitu pemimpin harus memiliki
ciri sebagai berikut :
1. Mental dan fisik yang energik.
2. Emosi yang stabil
3. Pengetahuan human relation yang baik
4. Motivasi personal yang baik
5. Cakap berkomunikasi
6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan
bawahan
7. Ahli dalam bidang sosial, dan
8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan
manajerial.

Sementara menurut Horold Koontz dan Cyrel


O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :
1. Tingkat kecerdasan yang tinggi
2. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
3. Cakap berbicara
4. Matang dalam emosi dan pikiran
5. Motivasi yang kuat, dan
6. Penghayatan terhadap kerja sama

Sementara beberapa karakteristik yang perlu dimiliki


orang yang ingin jadi pemimpin efektif adalah :
1. Memiliki Visi Ke depan.
Pemimpin yang efektif harus memiliki visi yang
jelas. Visi yang jelas dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam organisasi. Seseorang pemimpin adalah
seorang inspirator perubahan dan visioner, yaitu memilki
visi yang jelas ke mana organisasinya akan menuju.
Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan
untuk mengimplemen tasikan visi tersebut ke dalam suatu
tindakan yang diperlukan untuk mencapai visi tersebut.
2. Memiliki Kecakapan Teknis.
Meskipun seorang pemimpin tidak harus menguasai
tugas-tugas teknis anggotanya secara rinci, namun
pemimpin yang baik dan efektif harus memiliki
kecakapan teknis yang berkaitan dengan bidang tugasnya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Membuat Keputusan Tepat.


Seorang pemimpin harus dapat menyelesaikan setiap
masalah dengan membuat keputusan yang tepat,
berdasarkan informasi yang akurat dan perencanaan yang
jelas mengenai aktivitas organisasi.
4. Berkomunikasi dengan Baik.
Pemimpin harus memastikan setiap deskripsi tugas
dimengerti oleh anggota, dilaksanakan, dan diawasi.
Selain yang berkaitan dengan pekerjaan, pemimpin juga
harus dapat menggunakan kemampuan komunikasinya
untuk membangun hubungan interpersonal dengan
bawahan maupun pihak manajemen.
5. Memberikan keteladanan.
Pemimpin yang baik tidak saja memberikan arahan,
tetapi juga memberikan keteladanan dan contoh yang
baik. Kata-kata tidak akan memiliki kekuatan bila orang
yang mengucapkannya melakukan hal yang berlawanan.
Seorang pemimpin juga perlu bersikap rendah hati,
realistis, dan ramah.
6. Mampu Mempercayai Orang.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat menilai
kemampuan orang/anggota dan mendelegasikan tugas
berdasarkan hasil penilaian itu. Ia tidak akan dapat
mendelegasikan tugas bila tidak mempercayai orang lain.
Sehebat apapun seorang pemimpin, tetap saja ia tidak
akan mampu mengerjakan suatu tugas yang besar dan
kompleks sendirian. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat mempercayai orang lain tanpa kehilangan
kewaspadaan.
7. Mampu Menahan Emosi.
Pemimpin yang baik perlu memiliki kemampuan
menahan emosi. Bukan sekedar hanya menghindari
marah-marah yang tidak beralasan, tetapi juga harus
mampu menyembunyikan kepanikan dan kekhawatiran
dalam menghadapi masalah. Secara psikologis, bila
pemimpin terlihat panik, anak buahnya pun cenderung
untuk ikut panik.
8. Tahan Menghadapi Tekanan.
Pemimpin yang baik harus tahan menghadapi
tekanan, dari arah manapun datangnya. Banyak orang
berpikir bahwa menjadi pimpinan itu menyenangkan
karena tinggal perintah anggota. Padahal, tekanan terbesar
untuk berhasil, berada di pundak pemimpin. Bila
pemimpin tidak tahan menghadapi tekanan, ia akan
membuat kesalahan-kesalahan fatal yang menggiring
pada kegagalan.
9. Bertanggung Jawab.
Salah satu tugas seorang pemimpin adalah membuat
keputusan. Ketika keputusan sudah diambil, semua pihak
dalam organisasi harus mendukungnya. Bila ternyata
keputusan yang diambil berdampak buruk, maka
pemimpin tersebut harus berani bertanggung jawab dan
tidak sekedar melemparkan kesalahan pada orang lain.
Bentuk tanggung jawab tidak hanya mengakui kesalahan,
tetapi juga hrs dapat memberikan solusi dari
permasalahan tersebut.
10. Mengenali Anggota.
Seorang pemimpin perlu mengenali seluruh anggota,
tidak hanya sekedar nama para anggotanya. Pemimpin
juga perlu mengetahui kemampuan dan karakter dari
anggotanya sehingga tiap orang ditempatkan pada posisi
yang tepat dan saling bersinergi.
11. Cekatan dan Penuh Inovasi.
Dalam menghadapi peluang dan ancaman, seorang
pemimpin yang baik perlu memilki sifat cekatan serta
berani berinovasi. Artinya pemimpin harus sigap
bertindak terhadap perubahan situasi dan berinovasi
dengan memanfaatkan peluang - peluang yang ada sesuai
sumber daya yang tersedia .

J. Tipe Pemimpin
Antara kelompok sebagai satu unit dengan
pemimpinnya selalu terdapat kaitan yang erat. Maka tipe
pemimpin dapat kita bagi dalam beberapa penggolongan
yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian menurut sifat kepemimpinannya
· Otoriter atau otoritatif
· Demokratis
· Laissez faire.
2. Pembagian menurut “status” atau kedudukan :
· solider atau berdasarkan prinsip pilihan dan
solidaritas kelompok , yang resmi, dan pemimpin
konsultan.
3. Pembagian menurut bidang interestnya:
· Murni ilmiah
· Social politik dan
· Rekreatif.

K. Gaya Kepemimpinan
Tiga Gaya Kepemimpinan :
1. Memaksa (autocratic, otoriter)
Ò Pemimpin mengambil keputusan, anggota harus
mentaatinya
Ò Untuk anggota baru, tidak disiplin, prestasi menurun
Ò Untuk memulai usaha baru, usaha dalam kondisi kritis
2. Terpimpin (democratic, consultative)
Ò Pemimpin dan anggota bersama-sama membuat
pemecahan masalah
Ò Anggota mengungkapkan gagasan, pemimpin
mengarahkan
3. Bebas (free-rein, participative)
Ò Anggota diberi kebebasan mengembangkan kreasinya
Ò Untuk anggota berketrampilan tinggi, cerdas,
bermotivasi tinggi
L. Model – Model Kepemimpinan
Dalam perkembangannya, model yang relatif baru
dalam studi kepemimpinan disebut sebagai model
kepemimpinan transformasional. Model ini dianggap
sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan
karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan
transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang
dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan
kontingensi.
Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan pemikiran
ahli-ahli manajemen mengenai model-model
kepemimpinan yang ada dalam literatur.
a) Model Watak Kepemimpinan (Traits Model of
Leadership)
Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap
awal mencoba meneliti tentang watak individu yang
melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:
kecerdasan, kejujuran,
kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan
dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain
(Bass 1960, Stogdill 1974).
b) Model Kepemimpinan Situasional (Model of
Situasional Leadership)
Model kepemimpinan situasional merupakan
pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus
utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan
kepemimpinan. Studi tentang kepemimpinan situasional
mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau
keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat
seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas
organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini
membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan
fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak
kepribadian pemimpin. Hencley (1973) menyatakan
bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan
seorang pemimpin dibandingkan dengan watak
pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan
situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin
atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang
dihadapi
c) Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective
Leaders)
Model kajian kepemimpinan ini memberikan
informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of
behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku
para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi,
yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan
konsiderasi (consideration). Dimensi struktur
kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para
pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi
kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
serta sampai sejauh mana para pemimpin
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka.
Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin
mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi
menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan
kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai
sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial
dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan
pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang
mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. Dimensi
konsiderasi ini juga dikaitkan dengan adanya pendekatan
kepemimpinan yang mengutamakan komunikasi dua arah,
partisipasi dan hubungan manusiawi (human relations).
d) Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency
Model)
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan
perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak
pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel
situasional. Kalau model kepemimpinan situasional
berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe
kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan
kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas,
yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau
variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan
kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987).
e) Model Kepemimpinan Transformasional (Model of
Transformational Leadership)
Model kepemimpinan transformasional merupakan
model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan.
Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang
secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan
transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan
transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan
model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan
transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan
legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional
pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin
perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para
bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung
memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas
organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi Yang Telah Dilakukan

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pada


hari senin tanggal 14 desember 2020 dan 15 desember
2020 di SDN 101802 Namo Rambe yang beralamat di
jalan besar Namo Rambe, Kami mendapatkan hasil
sebagai berikut :
· Kedatangan kami disambut dengan baik oleh para guru
yang ada disekolah tersebut.
· Kami diperbolehkan langsung untuk melakukan
observasi pada murid, guru serta kepala sekolah.
· Semua pertanyaan yang kami ajukan kepada mereka
dijawab dengan baik.

Sekolah SDN 101802 Namo Rambe ini meskipun dengan


nilai akreditasi B, sekolah ini mampu bersaing dengan
sekolah-sekolah lain. Dengan jumlah tenaga pendidik
sebanyak 15 orang guru dan 300 peserta didik, mereka
mampu menciptakan prestasi tersendiri bagi sekolah
tersebut walaupun dengan terbatasnya fasilitas
pendukung. Kami menyadari betul, kekurangan yang ada
disekolah ini. Bisa dilihat dari segi fisik bangunan yang
kurang baik, lahan yang kurang cukup luas, dll.
Hal pertama yang kami lakukan saat kunjungan ke
sekolah ini adalah:
1. Melakukan observasi dikelas. Dengan mewawancarai
siswa dikelas dengan berbagai pertanyaan.
2. Mewawancarai Guru Kelas / Wali kelas dengan
pertanyaan yang telah kami siapkan.
3. Mewawancarai Kepala Sekolah dengan pertanyaan
yang telah kami siapkan.

B. Hasil Wawancara Yang telah dilakukan


Setelah kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada
pihak yang bersangkutan, hasil yang kami peroleh
dihubungkan teori kepemimpinan yang ada. Sesuai atau
tidakkah dengan teori atau pendapat para ahli tentang
kepemimpinan. Berikut adalah hasil wawancara kami
dengan beberapa narasumber :
1. Hasil wawancara kami terhadap Ibu Kepala Sekolah.
Saat kami mewawancarai Ibu Kepala sekolah, beliau
sangat baik, ramah, serta humoris. hal ini terbukti saat
kami berbicara sesekali beliau mengajak untuk bercanda
agar suasana tidak kaku atau tegang. Ibu Kepala Sekolah
ini juga sangat tegas terhadap para guru yang ada
disekolahan, baik jika ada masalah maupun tidak. Hal ini
dibuktikan dengan pembagian tugas kepada guru-guru
yang dibagikan secara rata dan adil.
Beliau juga menerima masukan atau saran dari para
guru lain guna kemajuan sekolah, tetapi adakalanya
kepala sekolah bertindak tegas terhadap keputusan-
keputusan tertentu. Misalnya, ketika ada guru yang
terlambat datang kesekolah, guru tersebut langsung
ditegur saat itu juga tetapi tidak di depan para murid,
hanya didatangi dan diberitahu secara halus tidak dengan
membentak-bentaknya.
Kami juga menanyakan tipe kepemimpinan apa yang
dipakai dalam tugasnya sebagai kepala sekolah. Beliau
menjawab tipe kepemimpinan laisser faire. Sebenarnya
tidak sepenuhnya menggunakan tipe kepemimpinan
tersebut. Terkadang dikombinasi dengan tipe yang lain.
Tetapi lebih banyak menggunakan tipe Laissez Faire.
Disamping menjabat sebagai Kepala Sekolah tentu
juga ada kendala yang dialaminya. Kendala-kendala yang
dihadapi kepala sekolah selama memimpin yaitu :
· Soal kedisiplinan para guru yang dinilai sangat kurang
· Serta tingkat loyalitas guru terhadap sekolah kurang
tetapi kemampuan yang dimiliki guru tersebut tinggi,
begitu juga sebaliknya.
Misalnya, ketika terjadi proses pembelajaran dikelas.
Ada guru yang cara mengajarnya hanya memberikan
tugas saja dengan jumlah yang banyak, menerangkan
didepan kelas sedikit. Bahkan tidak jarang maalah guru
tersebut meninggalkan kelas tersebut dengan alasan ada
kegiatan atau alasan yang lain.
Kepala sekolah pun harus turun tangan untuk
menangani hal tersebut. Cara mengatasi yaitu Kepala
sekolah lebih menekankan komitmen tentang kedisiplinan
kepada para guru agar lebih memberikan perhatian akan
tanggungjawab yang diemban para guru, dengan
mengadakan sosialisasi ketika diadakan rapat guru.

2. Hasil wawancara terhadap guru saat di kelas (wali


kelas)
Kami mengambil sampel / contoh dari kelas 4 SDN
101802 Namo Rambe, kami menyimpulkan bahwa guru
mengajar dengan tegas tapi masih dalam batas
sewajarnya. Kedekatan guru dengan muridnya terlihat
baik.
Misalnya, ketika ada salah satu murid yang terlambat
masuk, murid tersebut diberi sangsi skot jam atau push up
sebanyak 25 kali untuk murid laki-laki dan 10 kali untuk
murid perempuan. Tetapi kadang dibawah angka tersebut
tidak harus sesuai dengan angka tersebut. Selain itu,
ketika ada murid yang tidak mengerjakan tugas akan
diberi sangsi menulis perjanjian “tidak akan mengulangi
lagi” atau kata yang lain sebanyak 100 kali.
3. Hasil wawancara terhadap siswa kelas 4 (Ketua kelas)
Kepemimpinan ketua kelas dinilai masih belum atau
kurang bisa diandalkan, hal ini di karenakan masih takut
untuk bertindak tegas. Misalnya, ketika ada teman sekelas
yang membuat gaduh, ketua kelas belum berani menegur,
ketika ada yang tidak menjalankan piket kelas belum
berani mengingatkan. Kalaupun ia berani melakukannya,
cenderung teman yang ditegurnya malah tidak
menggubris atau juga ikut memarahinya.
Hal tersebut dikarenakan karena pemilihan ketua kelas
bukan berdasarkan mental pemimpin atau kemampuan
yang di punyai tetapi lebih karena menonjol dalam hal-hal
tertentu (ganteng/cantik dan pintar atau bahkan karena
terpaksa tidak ada lagi yang mau ditunjuk sebagai ketua
kelas.

C. Kondisi Lingkungan Sekolah


1. Bangunan Sekolah
SDN 101802 Namo Rambe ini terletak diarea
perkampungan yang padat penduduk, sehingga sekolah
lebih tenang karena tidak ada aktivitas kendaraan umum
berlalulalang. Mekipun keadaan sekolah yang tidak
terlalu baik, mungkin dikarenakan karena sekolah
pinggiran tetapi anemo masayarakatt tentang sekolah
tersebut sangat baik. Hanya saja tidak ada perhatian dari
pemerintah pusat untuk merenovasi sekolah tersebut
menjadi layak untuk kegiatan belajar para siswa. Pihak
sekolah juga bekerjasama dengan wali murid dengan
membentuk POM (Paguyuban Orang Tua Murid),
sehingga ketika ada kegiatan-kegiatan ataupun kebijakan-
kebijakan yang diambil sekolah lebih mudah diterima
oleh para wali murid dan dilaksanakan dengan baik, hal
ini dikarenakan kedekatan dengan pihak sekolah
sangatlah baik.

2. Kantin sekolah
Kantin ini terletak di dalam gedung sekolah dan para
murid dilarang membeli makanan atau minuman diluar
sekolah karena jajanan dikantin lebih terjamin
kebersihannya dan keuntungan dari kantin bisa digunakan
untuk kepentingan sekolah.
Kantin ini pun mendapat Sertifikat UKS terbaik
karena menjual makanan dan minuman dengan standar
yang baik. Itulah sebabnya pedagang luar tidak
diperbolehkan masuk kedalam lingkungan sekolah..
3. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Disekolah ini juga terdapat kegiatan ekstra kurikuler
yaitu :
· Kepramukaan, yang diadakan pada hari sabtu.
BAB IV
PENUTUP

Kepemimpinan yang di aplikasikan di SDN 101802


Namo Rambe telah mencakup sifat-sifat kepemimpinan
manajerial seperti: merencanakan, mengorganisir,
melakukan evaluasi, dan mengontrol segenap aktifitas
organisasi serta administrasi. Jadi seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin di dalam sekolah tugasnya tidak hanya
memberi perintah namun juga harus bisa menjadi
motivator dan suri tauladan bukan hanya kepada di
lingkungan sekolah dan masyarakat.

Kepemimpinan akan efektif dan tepat sasaran apabila


didukung oleh seluruh elemen yang menjadi bagian dari
kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan di dalam
sekolah dibentuk untuk merealisasikan visi dan misi
sekolah sekaligus menunjang tercapainya tujuan yang
ditetapkan oleh suatu manajemen sekolah. Tugas
pemimpin adalah memimpin, jadi ia harus memiliki jiwa,
sikap, mental, jurus-jurus seorang pemimpin. Sehingga
mampu membawa orang yang dipimpinnya kepada cita-
cita bersama yang diidamkan. Fungsi pemimpin bukan
sekedar menciptakan pengikut tapi melahirkan pemimpin.
Keberadaan pemimpin bukan untuk membuat generasi
pengikut namun mampu melahirkan para pemimpin baru
yang lebih baik darinya.

Anda mungkin juga menyukai