KEPEMIMPINAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................1
A. Latar belakang .............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................2
C. Tujuan ..........................................................................3
D. Waktu Pelaksaan Observasi..........................................3
E. Metode Yang Digunakan..............................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................5
BAB III PEMBAHASAN...............................................30
BAB IV PENUTUP.........................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sekolah pada dasarnya memiliki keunggulan-
keunggulan yang berbeda. Dan setiap sekolah mempunyai
cara tersendiri untuk mempromosikan sekolah mereka.
Salah satunya dengan adanya kepemimpinan disekolah.
Menurut Janda (1960:358), kepemimpinan, atau sering
disebut dengan leadership adalah suatu jenis hubungan
kekuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok
bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak
untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang
pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai
anggota kelompok.
Kepemimpinan dibentuk untuk merealisasikan visi dan
misi sekolah sekaligus menunjang tercapainya tujuan
yang ditetapkan oleh suatu manajemen sekolah. Tugas
pemimpin adalah memimpin, jadi ia harus memiliki jiwa,
sikap, mental, jurus-jurus seorang pemimpin. Sehingga
mampu membawa orang yang dipimpinnya kepada cita-
cita bersama yang diidamkan. Fungsi pemimpin bukan
sekedar menciptakan pengikut tapi melahirkan pemimpin.
Keberadaan pemimpin bukan untuk membuat generasi
pengikut namun mampu melahirkan para pemimpin baru
yang lebih baik darinya.
Maka dari itu kami melakukan observasi di sekolah
dasar untuk mengetahui bagaimana proses kepemimpinan
yang ada disana, serta kegiatan-kegiatan yang menunjang
proses belajar mengajar tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1.Bagaimanakah profil SD Negeri 101802 Namo Rambe?
2.Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah, para guru
dan ketua kelas?
3.Kegiatan apa saja yang menunjang kepemimpinan di
sekolah ?
C. Tujuan
Agar pembaca dan masyarakat dapat mengetahui
ruang lingkup SD Negeri 101802 Namo Rambe secara
jelas dan memahami sistem kepemimpinan yang
seharusnya dilaksanakan agar proses promosi sebuah
organisasi dapat berjalan dengan baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu
ketika ia mengarahkan aktifitas sebuah kelompok menuju
suatu tujuan bersama (menurut Hemphill &
Coons,1957:7).
Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan
yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa
anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk
merumuskan pola perilaku dari anggota yang pertama
dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota
kelompok (Janda,1960:358).
Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang
mengarah yang dilakasanakan melelui proses
komunikasi,kearah pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan
tertentu (Tanenbaum,Weschler&Massarik,1961:24).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas
sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian
suatu tujuan (Roach & Behling 1984:46).
Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as
the purposeful behaviour of influencing others to
contribute to a commonly agreed goal for the benefit of
individual as well as the organization or common good".
Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means
using power to influence the thoughts and actions of
others in such a way that achieve high performance".
B. Sifat-Sifat Pemimpin
Terdapat 10 sifat kepemimpina, yaitu :
1. Energi jasmaniah dan mental
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
3. Antusiasme
4. Keramahan dan kecintaan
5. Integritas
6. Penguasaan teknis
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan
8. Kecerdasan
9. Keterampilan mengajar
10. Kepercayaan
E. Metode Kepemimpinan
Ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin
dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat
sesuatu maka metode kepemimpinan ini diharapkan bisa
membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan
tugas-tugasnya sekaligus juga dapat memperbaiki tingkah
laku serta kualitas kepemimpinan.
Ordway Tead dalam bukunya “The Art of Administration
1951” mengemukakan metode kepemimpinan dibawah
ini :
1. Memberi perintah
2. Memberikan celaan dan pujian
3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
4. Peka terhadap saran-saran
5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok
6. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar
2. Teknik Kepemimpinan
Kemampuan dan keterampilan teknis. Melingkupi
konsep konsep pemikirannya,perilaku sehari-hari,serta
peralatan yang digunakan.
I. Karakteristik Kepemimpinan
Karateristik kepemimpinan pada umumnya
dimanapun dan apapun tingkatannya adalah jelas yaitu dia
harus mempunyai kewibawaan dan kelebihan untuk
mempengaruhi serta mengajak orang lain guna bersama-
sama berjuang , bekerja, dan berusaha mencapai satu
tujuan bersama.
J. Tipe Pemimpin
Antara kelompok sebagai satu unit dengan
pemimpinnya selalu terdapat kaitan yang erat. Maka tipe
pemimpin dapat kita bagi dalam beberapa penggolongan
yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian menurut sifat kepemimpinannya
· Otoriter atau otoritatif
· Demokratis
· Laissez faire.
2. Pembagian menurut “status” atau kedudukan :
· solider atau berdasarkan prinsip pilihan dan
solidaritas kelompok , yang resmi, dan pemimpin
konsultan.
3. Pembagian menurut bidang interestnya:
· Murni ilmiah
· Social politik dan
· Rekreatif.
K. Gaya Kepemimpinan
Tiga Gaya Kepemimpinan :
1. Memaksa (autocratic, otoriter)
Ò Pemimpin mengambil keputusan, anggota harus
mentaatinya
Ò Untuk anggota baru, tidak disiplin, prestasi menurun
Ò Untuk memulai usaha baru, usaha dalam kondisi kritis
2. Terpimpin (democratic, consultative)
Ò Pemimpin dan anggota bersama-sama membuat
pemecahan masalah
Ò Anggota mengungkapkan gagasan, pemimpin
mengarahkan
3. Bebas (free-rein, participative)
Ò Anggota diberi kebebasan mengembangkan kreasinya
Ò Untuk anggota berketrampilan tinggi, cerdas,
bermotivasi tinggi
L. Model – Model Kepemimpinan
Dalam perkembangannya, model yang relatif baru
dalam studi kepemimpinan disebut sebagai model
kepemimpinan transformasional. Model ini dianggap
sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan
karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan
transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang
dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan
kontingensi.
Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan pemikiran
ahli-ahli manajemen mengenai model-model
kepemimpinan yang ada dalam literatur.
a) Model Watak Kepemimpinan (Traits Model of
Leadership)
Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap
awal mencoba meneliti tentang watak individu yang
melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:
kecerdasan, kejujuran,
kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan
dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain
(Bass 1960, Stogdill 1974).
b) Model Kepemimpinan Situasional (Model of
Situasional Leadership)
Model kepemimpinan situasional merupakan
pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus
utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan
kepemimpinan. Studi tentang kepemimpinan situasional
mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau
keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat
seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas
organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini
membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan
fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak
kepribadian pemimpin. Hencley (1973) menyatakan
bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan
seorang pemimpin dibandingkan dengan watak
pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan
situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin
atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang
dihadapi
c) Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective
Leaders)
Model kajian kepemimpinan ini memberikan
informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of
behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku
para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi,
yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan
konsiderasi (consideration). Dimensi struktur
kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para
pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi
kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
serta sampai sejauh mana para pemimpin
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka.
Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin
mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi
menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan
kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai
sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial
dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan
pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang
mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. Dimensi
konsiderasi ini juga dikaitkan dengan adanya pendekatan
kepemimpinan yang mengutamakan komunikasi dua arah,
partisipasi dan hubungan manusiawi (human relations).
d) Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency
Model)
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan
perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak
pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel
situasional. Kalau model kepemimpinan situasional
berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe
kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan
kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas,
yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau
variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan
kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987).
e) Model Kepemimpinan Transformasional (Model of
Transformational Leadership)
Model kepemimpinan transformasional merupakan
model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan.
Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang
secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan
transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan
transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan
model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan
transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan
legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional
pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin
perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para
bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung
memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas
organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN
2. Kantin sekolah
Kantin ini terletak di dalam gedung sekolah dan para
murid dilarang membeli makanan atau minuman diluar
sekolah karena jajanan dikantin lebih terjamin
kebersihannya dan keuntungan dari kantin bisa digunakan
untuk kepentingan sekolah.
Kantin ini pun mendapat Sertifikat UKS terbaik
karena menjual makanan dan minuman dengan standar
yang baik. Itulah sebabnya pedagang luar tidak
diperbolehkan masuk kedalam lingkungan sekolah..
3. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Disekolah ini juga terdapat kegiatan ekstra kurikuler
yaitu :
· Kepramukaan, yang diadakan pada hari sabtu.
BAB IV
PENUTUP