KELOMPOK 6 REVISI PEMBUNUHAN DI NEGARA MESIR-dikonversi
KELOMPOK 6 REVISI PEMBUNUHAN DI NEGARA MESIR-dikonversi
"PEMBUNUHAN DI MESIR"
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
(C73218048)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang mana telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya bisa mengerjakan makalah
yang berjudul “Pembunuhan di Mesir” ini tepat waktu. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Pidana di Negara
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini agar dapat memahami lebih dalam
tentang materi tersebut. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyusunannya.
Akhir kata perlu disampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk
menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca makalah ini. Dan juga semoga memberi wawasan dan
menambah pengetahuan bagi pembaca.Terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia, Allah
menciptakan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk. Allah menjamin
segala macam hak-hak yang dibutuhkan manusia, mulai dari hak hidup,
hak kepemilikan, hak memelihara kehormatan dan lain-lain. Hak yang
paling utama dan wajib mendapat perhatian ialah hak hidup. Sebab hal itu
merupakan hak yang suci dan tidak seorang pun yang dibenarkan secara
hukum untuk melanggar hak ini, dengan alasan apapun yang tidak
dibenarkan.
Pada dasarnya, Islam telah melarang kaum Muslim melakukan
pembunuhan tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh syariat. Keharaman
pembunuhan telah ditetapkan berdasarkan al-Quran dan sunnah. Dan
Hukum di setiap negara pun berbeda-beda, seperti Hukum pembunuhan di
Mesir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pembunuhan?
2. Bagaimana Konsep Pembunuhan menurut KUHP Mesir (The penal
code No. 58 01 the year 1937) ?
3. Bagaimana Konsep Pembunuhan menurut Hukum Islam
4. Bagaimana Macam-macam pembunuhan dan sanksi menurut KUHP
Mesir dan Hukum Islam?
5. Bagaimana Contoh Kasus beserta pandangan Hukum Islam dan
KUHP Mesir?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembunuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pembunuhan bisa
diartikan proses perbuatan atau cara membunuh. Sedangkan membunuh
sendiri berarti mematikan, menghilangkan, menghabisi, atau menyabut
nyawa seseorang. 1 Dalam Hukum Pidana Islam, pembunuhan termasuk ke
dalam jarimah qihsas (tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas).
Pengertian tersebut digunakan untuk arti hukuman, karena orang yang
berhak qishas mengikuti dan menelusuri tindak pidana terhadap pelaku.
Sedangkan menurut istilah, qishas adalah memberikan balasan kepada
pelaku sesuai dengan perbuatannya, yaitu membunuh.2
Pembunuhan adalah perampasan atau menghilangkan nyawa
seseorang oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh
fungsi vital anggota badan karena berpisahnya roh dengan jasad korban. 3
1
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1990, hlm 13
2
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 118
3
Mustofa hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2013,
Hlm 273.
الفسU Uالث بU U ال يحل دم ث:لمUه وسU قال رسول هلال صلى هلال علي:عن ابن مسعود رضي ا هلل عنه قال
ي والنفسUالثيبالزان9 خاري ومسلمUوالتارك لدينه المفا رق لجمعة رواه الب
4
Abd Al-Qadir Audah, (Dar Al-Kitab Al-‘Arabi,Th 2009), Jurnal Vol 12 2009, 1-10
jangka waktu yang sama dengan jangka waktu hukumannya, tanpa jangka
waktu pengawasan tersebut melebihi lima tahun. Namun, hakim dapat
memutuskan bahwa periode pengawasan ini dikurangi atau dihilangkan
seluruhnya.”
Pasal 126
“Pejabat publik / pegawai negeri atau pegawai negeri yang memerintahkan
untuk menyiksa tersangka atau melakukan tindakan menyiksa diri sendiri,
memaksanya untuk mengaku, dihukum dengan kerja paksa, atau penjara
untuk jangka waktu tiga sampai sepuluh tahun. Jika korban yang disiksa
meninggal, hukuman seperti yang ditentukan untuk pembunuhan yang
disengaja akan dijatuhkan.
Pasal 231
“Premeditasi adalah perencanaan segala tindakan sebelumnya yang
menunjukkan niat yang disengaja untuk melakukan pelanggaran atau
pelanggaran tindak kejahatan, yang tujuannya adalah untuk menyakiti
orang tertentu atau orang yang tidak ditentukan yang dia temukan atau
menemukan apakah tujuan itu tergantung pada kejadian suatu peristiwa
atau tergantung pada kondisi tertentu”.
Pasal 235
“Tindak pidana pembunuhan yang mengharuskan pelakunya dijatuhi
hukuman mati, harus dihukum dengan eksekusi atau kerja paksa
permanen.”5
Pasal 239
Siapa pun yang menyembunyikan mayat orang yang terbunuh atau
menguburnya tanpa menasihati otoritas peradilan, dan sebelum
memeriksanya dan menyelidiki status kematian dan penyebabnya, akan
dihukum dengan penahanan untuk jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun.
Pasal 245
Tidak ada hukuman sama sekali yang akan dijatuhkan pada siapa pun yang
membunuh orang lain atau memukul atau melukainya dengan luka dalam
menggunakan pembelaan diri yang sah atau secara sah membela properti
5
The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP Mesir)
dan cairannya, atau lainnya kehidupan seseorang atau properti dan dana. 6
Dapat dipahami, bahwa setiap tindakan pidana (delik, jarimah) itu harus
terdapat sanksi hukum ('uqubat) yang dikenakan kepada si pelakunya
(al- Jany), baik berupa azab neraka, qishash, diyat, had, kafarat maupun
fidyah, dimana pelaksana sanksi itu Allah sendiri, penguasa atau pribadi
itu sendiri, baik tempat pelaksanaannya itu di dunia maupun di akhirat.
Dalam hukum pidana Islam, pembunuhan termasuk ke dalam jarimah
qihsas (tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas). Pengertian
tersebut digunakan untuk arti hukuman, karena orang yang berhak
qishas mengikuti dan menelusuri tindak pidana terhadap pelaku.
Sedangkan menurut istilah, qishas adalah memberikan balasan kepada
pelaku sesuia dengan perbuatannya, yaitu membunuh7
Dasar Hukum Menurut Islam :
6
The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP Mesir)
7
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 118
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash
berkenaan dengan orang-orang yang dwanitanuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari
saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang
baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah
suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:
178-179)
8
Amir Syarifudin, Garis-garis Besar Islam, (Jakarta, Prenada Media Group), 2008 hlmn 259
c Memiliki niat untuk menghilangkan nayawa korban
Hal ini juga diatur dalam KUHP Mesir dimana dalam Pasal 234
yaitu9 :
“Barangsiapa membunuh seseorang dengan sengaja tanpa
direncanakan terlebih dahulu, akan dihukum permanen atau kerja
paksa sementara. Namun, pelaku tindak pidana kejahatan ini akan
divonis hukuman mati, jika didahului dengan disertai, atau diikuti
oleh kejahatan lainnya. Namun, jika maksudnya adalah untuk
mempersiapkan atau memfasilitasi a pelanggaran ringan, atau
melakukan itu pada dasarnya, atau membantu pelakunya atau kaki
tangannya untuk melarikan diri atau menghilangkan hukuman,
putusan itu akan dijatuhi hukuman mati, atau kerja paksa
permanen. Pidana mati adalah hukuman jika tindak pidana
dilakukan untuk tujuan terorisme.”
Dimana terdapat beberapa ketentuan ketentuan hukuman yang
akan diterima oleh sipelaku antara lain:
a Apabila sipelaku melakukan pembunuhan tanpa disertai
rencana maka pelaku akan dihukum permanen atau kerja
paksa sementara.
9
ibid
Apabila pelaku sebelum atau disertai dengan perencanaan
untuk melakukam pembunuhan maka pelaku akan
dikenakan hukum mati
Hukuman bagi pembunuhan sengaja adalah :
1. Hukuman qishas sebagai hukuman pokok berdasarkan QS. Al-
Baqarah ayat 178-179 dan al-Maidah ayat 45.
2. Hukuman diyat takzir dan berpuasa sebagai hukuman
pengganti.nHukuman qishas sebagai hukuman pokok pembunuhan
sengaja, jika hukuman qishas tidak dituntut oleh keluarganya,
maka hukuman diyat sebagai penggantinya berdasarkan QS, al-
Baqarah ayat 178. Kemudian, jika hukuman diyat juga tidak
dituntut oleh keluarganya, maka hukuman ta’zir penggantinya,
dalam hal ini hakim penguasa berhak untuk menentukannya demi
kemaslahatan yang lebih besar.
3. Penghapusan hak waris dan hak wasiat sebagai hukuman
tambahan
10
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 137
b. Hukuman penggantinya adalah ta’zir sebagai pengganti diyat
dan puasa sebagai pengganti kiffarat.
11
Ibid. Hlm 133
terhadap hukum, keputusan, ketetapan, dan sistem akan dihukum
penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari enam bulan dan
denda tidak melebihi dua ratus pound, atau salah satu penalti.
Hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu tidak kurang
dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan denda tidak
kurang dari seratus pound dan tidak melebihi lima ratus pound
atau keduanya. hukuman, jika kejahatan terjadi sebagai akibat
dari pelanggaran serius terhadap norma-norma posisinya oleh
penjahat, profesi, pekerjaan, atau ditemukan mabuk atau dibius
ketika dia melakukan kesalahan yang diakibatkannya insiden, atau
jika pada saat kecelakaan, ia menahan diri untuk membantu orang
yang kepadanya kejahatan dilakukan, atau dari meminta bantuan
untuknya meskipun dia mampu melakukan itu. Hukumannya
adalah penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari satu
tahun dan tidak lebih dari tujuh tahun, jika perbuatan tersebut
mengakibatkan kematian lebih dari tiga orang. Jika kondisi lain
dari yang ditentukan dalam klausul sebelumnya terpenuhi,
hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu paling lama
satu tahun dan tidak lebih dari sepuluh tahun”.
Dapat dianalisa dari pasal diatas :
Bahwa guru tersebut tidak sengaja untuk membunuh murid
tersebut, karena guru tersebut memukul dengan penggaris atau
dalam artian luas adalah beda tumpul yang kemungkinan besar
tidak mematikan. Padahal maksud guru tersebut hanya ingin
memberikan pelajaran atas kesalahan muridnya. Tapi, karena
kelalaian dan kecerobohan guru tersebut lah yang menyebabkan
murid tersebut meninggal dunia. Maka hukumannya akan
dihukum penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari enam
bulan dan denda tidak melebihi dua ratus pound, atau salah satu
penalti. Hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu tidak
kurang dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan denda
tidak
kurang dari seratus pound dan tidak melebihi lima ratus pound atau
keduanya.
12
Prof. Dr. H Zainudin Ali, "Hukum Pidana Islam", (Jakarta: Sinar Grafika, 2007) hlm. 24
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ali Zainudin. 2007. "Hukum Pidana Islam". Jakarta: Sinar Grafika
Hasan Mustofa dan Beni Ahmad. " Hukum Pidana Islam". Bandung: Pustaka
Setia The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP