Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

"PEMBUNUHAN DI MESIR"

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah)

HUKUM PIDANA Di NEGARA-NEGARA ISLAM

Dosen Pengampu :

Dr. H. Ahmad Imam Mawardi, M.A.

Disusun Oleh :

Gayatri Puspita Sari

(C73228040) Muhammad Mualif

(C73218048)

HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang mana telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya bisa mengerjakan makalah
yang berjudul “Pembunuhan di Mesir” ini tepat waktu. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Pidana di Negara
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini agar dapat memahami lebih dalam
tentang materi tersebut. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyusunannya.

Akhir kata perlu disampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk
menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca makalah ini. Dan juga semoga memberi wawasan dan
menambah pengetahuan bagi pembaca.Terimakasih.

Surabaya, 04 November 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia, Allah
menciptakan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk. Allah menjamin
segala macam hak-hak yang dibutuhkan manusia, mulai dari hak hidup,
hak kepemilikan, hak memelihara kehormatan dan lain-lain. Hak yang
paling utama dan wajib mendapat perhatian ialah hak hidup. Sebab hal itu
merupakan hak yang suci dan tidak seorang pun yang dibenarkan secara
hukum untuk melanggar hak ini, dengan alasan apapun yang tidak
dibenarkan.
Pada dasarnya, Islam telah melarang kaum Muslim melakukan
pembunuhan tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh syariat. Keharaman
pembunuhan telah ditetapkan berdasarkan al-Quran dan sunnah. Dan
Hukum di setiap negara pun berbeda-beda, seperti Hukum pembunuhan di
Mesir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pembunuhan?
2. Bagaimana Konsep Pembunuhan menurut KUHP Mesir (The penal
code No. 58 01 the year 1937) ?
3. Bagaimana Konsep Pembunuhan menurut Hukum Islam
4. Bagaimana Macam-macam pembunuhan dan sanksi menurut KUHP
Mesir dan Hukum Islam?
5. Bagaimana Contoh Kasus beserta pandangan Hukum Islam dan
KUHP Mesir?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembunuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pembunuhan bisa
diartikan proses perbuatan atau cara membunuh. Sedangkan membunuh
sendiri berarti mematikan, menghilangkan, menghabisi, atau menyabut
nyawa seseorang. 1 Dalam Hukum Pidana Islam, pembunuhan termasuk ke
dalam jarimah qihsas (tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas).
Pengertian tersebut digunakan untuk arti hukuman, karena orang yang
berhak qishas mengikuti dan menelusuri tindak pidana terhadap pelaku.
Sedangkan menurut istilah, qishas adalah memberikan balasan kepada
pelaku sesuai dengan perbuatannya, yaitu membunuh.2
Pembunuhan adalah perampasan atau menghilangkan nyawa
seseorang oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh
fungsi vital anggota badan karena berpisahnya roh dengan jasad korban. 3

Pembunuhan merupakan perbuatan keji dan biadab, serta melanggar nilai-


nilai kemanusiaan yang paling mendasar. Tindak pidana pembunuhan
merupakan suatu perbuatan yang dengan sengaja maupun tidak sengaja
menghilangkan nyawa orang lain. Perbedaan cara melakukan perbuatan
tindak pidana pembunuhan ini terletak pada akibat hukumnya, ketika
perbuatan tindak pidana pembunuhan ini dilakukan dengan sengaja
ataupun direncanakan terlebi dahulu maka akibat hukum yaitu sanksi
pidananya akan lebih berat dibandingkan dengan tindak pidana
pembunuhan yang dilakukan tanpa ada unsur unsur pemberat yaitu
direncanakan terlebi dahulu. Hadis Riwayat Muslim

1
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1990, hlm 13
2
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 118
3
Mustofa hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2013,
Hlm 273.
‫الفس‬U U‫الث ب‬U U‫ ال يحل دم ث‬:‫لم‬U‫ه وس‬U ‫ قال رسول هلال صلى هلال علي‬:‫عن ابن مسعود رضي ا هلل عنه قال‬
‫ي والنفس‬U‫الثيبالزان‬9 ‫خاري ومسلم‬U‫والتارك لدينه المفا رق لجمعة رواه الب‬

Artinya: Dari Ibnu Mas’ud Radiallahu anhu dia berkata: Rasulullah


Shallahu’alihi wassallam bersabda: Tidak halal darah seorang muslim,
kecuali karena salah satudari tiga hal: janda yang zina,jiwa yang
membunuh jiwa. Dan orang yang meninggalkan agamanya yang
memisahkan terhadap jama’ah.
Abdul Qadir Audah mengatakan bahwa pembunuhan merupakan
perbuatan manusia yang menghilangkan nyawa manusia dengan sebab
perbuatan manusia yang lain, hal ini dapat disimpulkan pengertian dari
pembunuhan adalah suatu proses perampasan, peniadaan atau
menghilangkan nyawa seseorang yang dilakukan oleh orang lain.4 Orang
yang melakukan tindakan tersebut sudah dapat dipastikan bahwa ia
merupakan pelaku pembunuhan, yang menyuruh melakukan
perbuatan,yang turut melakukan perbutan, yang membujuk supaya
perbutan tersebut dilakukan dan yang membantu perb uatan tersebut
mereka semua masuk kedalam pelaku tindak pidana.

B. Konsep Pembunuhan Menurut KUHP MESIR (The Penal Code NO.


58 01 THE YEAR 1937).
Terdapat dalam The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada
Buku I Bagian II, Buku II Bagian VI, dan Buku III (Felonies Dan
Pelanggaran Ringan Yang Terjadi pada Individu) Bagian I :
Pasal 28
“Setiap orang yang dihukum kerja paksa atau hukuman penahanan karena
melakukan kejahatan terhadap keamanan pemerintah, atau tindak pidana
pemalsuan mata uang, pencurian, atau pembunuhan dalam kasus yang
ditentukan dalam ayat 2 atau pasal 234 undang-undang ini, atau salah satu
kejahatan yang ditentukan dalam pasal 356 dan 368, harus ditempatkan,
setelah masa hukumannya berakhir, di bawah pengawasan polisi untuk a

4
Abd Al-Qadir Audah, (Dar Al-Kitab Al-‘Arabi,Th 2009), Jurnal Vol 12 2009, 1-10
jangka waktu yang sama dengan jangka waktu hukumannya, tanpa jangka
waktu pengawasan tersebut melebihi lima tahun. Namun, hakim dapat
memutuskan bahwa periode pengawasan ini dikurangi atau dihilangkan
seluruhnya.”
Pasal 126
“Pejabat publik / pegawai negeri atau pegawai negeri yang memerintahkan
untuk menyiksa tersangka atau melakukan tindakan menyiksa diri sendiri,
memaksanya untuk mengaku, dihukum dengan kerja paksa, atau penjara
untuk jangka waktu tiga sampai sepuluh tahun. Jika korban yang disiksa
meninggal, hukuman seperti yang ditentukan untuk pembunuhan yang
disengaja akan dijatuhkan.
Pasal 231
“Premeditasi adalah perencanaan segala tindakan sebelumnya yang
menunjukkan niat yang disengaja untuk melakukan pelanggaran atau
pelanggaran tindak kejahatan, yang tujuannya adalah untuk menyakiti
orang tertentu atau orang yang tidak ditentukan yang dia temukan atau
menemukan apakah tujuan itu tergantung pada kejadian suatu peristiwa
atau tergantung pada kondisi tertentu”.
Pasal 235
“Tindak pidana pembunuhan yang mengharuskan pelakunya dijatuhi
hukuman mati, harus dihukum dengan eksekusi atau kerja paksa
permanen.”5
Pasal 239
Siapa pun yang menyembunyikan mayat orang yang terbunuh atau
menguburnya tanpa menasihati otoritas peradilan, dan sebelum
memeriksanya dan menyelidiki status kematian dan penyebabnya, akan
dihukum dengan penahanan untuk jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun.
Pasal 245
Tidak ada hukuman sama sekali yang akan dijatuhkan pada siapa pun yang
membunuh orang lain atau memukul atau melukainya dengan luka dalam
menggunakan pembelaan diri yang sah atau secara sah membela properti

5
The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP Mesir)
dan cairannya, atau lainnya kehidupan seseorang atau properti dan dana. 6

C. Konsep Pembunuhan dalam Hukum Islam


Pembunuhan dalam konsep Hukum Islam ialah tindakan yang
menghilangkan nyawa seseorang. Pembunuhan adalah perbuatan yang
dilarang Allah dan Nabi karena merusak salah satu sendi kehidupan.
Banyak sekali firman Allah yang melarang pembunuhan, baik dengan
ucapan yang jelas-jelas melarang pembunuhan dengan ucapan “jangan
membunuh” atau dengan ucapan “tidak boleh membunuh”.
Umpamanya firman Allah dalam surat al-Isra ayat 33:
“Artinya: Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan
Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barang siapa dibunuh secara zalim, maka sesungguh ksmi telah
memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan, sesungguhnya dia adalah orang
yang mendapat pertolongan. (Q.S. al-Isra/ 17:33)”.

Dapat dipahami, bahwa setiap tindakan pidana (delik, jarimah) itu harus
terdapat sanksi hukum ('uqubat) yang dikenakan kepada si pelakunya
(al- Jany), baik berupa azab neraka, qishash, diyat, had, kafarat maupun
fidyah, dimana pelaksana sanksi itu Allah sendiri, penguasa atau pribadi
itu sendiri, baik tempat pelaksanaannya itu di dunia maupun di akhirat.
Dalam hukum pidana Islam, pembunuhan termasuk ke dalam jarimah
qihsas (tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas). Pengertian
tersebut digunakan untuk arti hukuman, karena orang yang berhak
qishas mengikuti dan menelusuri tindak pidana terhadap pelaku.
Sedangkan menurut istilah, qishas adalah memberikan balasan kepada
pelaku sesuia dengan perbuatannya, yaitu membunuh7
Dasar Hukum Menurut Islam :

6
The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP Mesir)
7
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 118
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash
berkenaan dengan orang-orang yang dwanitanuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari
saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang
baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah
suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:
178-179)

D. Macam-Macam Pembunuhan Dalam Hukum Islam dan Sanksi


Menurut KUHP MESIR
Macam-Macam Pembunuhan dan Sanksi Menurut Hukum Islam dan
KUHP Mesir, dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu:
a. Pembunuhan sengaja (al-qath al-‘amd)
Merupakan perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang
bertujuan untuk membunuh orang lain dengan menggunakan alat
yang dipandang layak untuk membunuh. Amir Syaifudin
mengatakan bahwa pembunuhan sengaja merupakan pembunuhan
yang terdapat unsur kesengajaan baik dalam sasaran ataupun
kesengajaan dalam alat yang tidak digunakan8. Islam Melarang
melakukan pembunuhan yang dilakukan secara sengaja terhadap
jiwa yang dilindungi, disamping itu dianggap suatu jarimah juga
merupakan perbuatan dosa yang paling besar. Unsur-Unsur dalam
pembunuhan sengaja, yaitu:
a Korban merupakan orang yang hidup
b Perbuatan sipelaku yang mengakibatkan seeorang
meninggal dunia

8
Amir Syarifudin, Garis-garis Besar Islam, (Jakarta, Prenada Media Group), 2008 hlmn 259
c Memiliki niat untuk menghilangkan nayawa korban

Dasar hukum pembunuhan sengaja didalam QS. Al-Maidah (45) :


Artinya: Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya
(At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan
gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang
melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi)
penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim.(QS. Al-Maidah: 45)

Hal ini juga diatur dalam KUHP Mesir dimana dalam Pasal 234
yaitu9 :
“Barangsiapa membunuh seseorang dengan sengaja tanpa
direncanakan terlebih dahulu, akan dihukum permanen atau kerja
paksa sementara. Namun, pelaku tindak pidana kejahatan ini akan
divonis hukuman mati, jika didahului dengan disertai, atau diikuti
oleh kejahatan lainnya. Namun, jika maksudnya adalah untuk
mempersiapkan atau memfasilitasi a pelanggaran ringan, atau
melakukan itu pada dasarnya, atau membantu pelakunya atau kaki
tangannya untuk melarikan diri atau menghilangkan hukuman,
putusan itu akan dijatuhi hukuman mati, atau kerja paksa
permanen. Pidana mati adalah hukuman jika tindak pidana
dilakukan untuk tujuan terorisme.”
Dimana terdapat beberapa ketentuan ketentuan hukuman yang
akan diterima oleh sipelaku antara lain:
a Apabila sipelaku melakukan pembunuhan tanpa disertai
rencana maka pelaku akan dihukum permanen atau kerja
paksa sementara.

9
ibid
Apabila pelaku sebelum atau disertai dengan perencanaan
untuk melakukam pembunuhan maka pelaku akan
dikenakan hukum mati
Hukuman bagi pembunuhan sengaja adalah :
1. Hukuman qishas sebagai hukuman pokok berdasarkan QS. Al-
Baqarah ayat 178-179 dan al-Maidah ayat 45.
2. Hukuman diyat takzir dan berpuasa sebagai hukuman
pengganti.nHukuman qishas sebagai hukuman pokok pembunuhan
sengaja, jika hukuman qishas tidak dituntut oleh keluarganya,
maka hukuman diyat sebagai penggantinya berdasarkan QS, al-
Baqarah ayat 178. Kemudian, jika hukuman diyat juga tidak
dituntut oleh keluarganya, maka hukuman ta’zir penggantinya,
dalam hal ini hakim penguasa berhak untuk menentukannya demi
kemaslahatan yang lebih besar.
3. Penghapusan hak waris dan hak wasiat sebagai hukuman
tambahan

b. Pembunuhan tidak sengaja (al-qatlu al-khatha). merupakan


pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
dengan tujuan mendidik namun ia tidak sengaja melakukan
pembunuhan dengan barang tumpul.
Dasar hukum pembunuhan tidak sengaja didalam QS. An-Nisa‟
ayat 92:
Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh
seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak
sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang
ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa
yang tidak memperolehnya. Maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari
pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.

Diatur dalam KUHP Mesir pasal 238 yang menyebutkan:


“Barangsiapa tidak sengaja menyebabkan kematian orang lain,
sebagai akibat dari kelalaiannya, kecerobohan, atau
ketidakpatuhan terhadap hukum, keputusan, ketetapan, dan sistem
akan dihukum penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari
enam bulan dan denda tidak melebihi dua ratus pound, atau salah
satu penalti. Hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu
tidak kurang dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan
denda tidak kurang dari seratus pound dan tidak melebihi lima
ratus pound atau keduanya. hukuman, jika kejahatan terjadi
sebagai akibat dari pelanggaran serius terhadap norma-norma
posisinya oleh penjahat, profesi, pekerjaan, atau ditemukan
mabuk atau dibius ketika dia melakukan kesalahan yang
diakibatkannya insiden, atau jika pada saat kecelakaan, ia
menahan diri untuk membantu orang yang kepadanya kejahatan
dilakukan, atau dari meminta bantuan untuknya meskipun dia
mampu melakukan itu.Hukumannya adalah penahanan untuk
jangka waktu tidak kurang dari satu tahun dan tidak lebih
dari tujuh tahun, jika perbuatan tersebut
mengakibatkan kematian lebih dari tiga orang. Jika kondisi lain
dari yang ditentukan dalam klausul sebelumnya terpenuhi,
hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu paling lama
satu tahun dan tidak lebih dari sepuluh tahun”.
Unsur-unsur tindak pidana pembunuhan tidak sengaja ada tiga
macam:
a. Adanya perbuatan yang mengakibatkan matinya korban.
b. Perbuatan tersebut terjadi karena kesalahan atau ketidak
sengajaan pelaku.
c. Antara perbuatan kesalahan dan kematian korban terdapat
sebab akibat.
Oleh karena itu, hukuman bagi tindak pidana pembunuhan tidak
sengaja yaitu:
a. Hukuman pokok adalah diyat mukhaffafah (diyat ringan), dan
kiffarat (memerdekakan budak).
b. Hukuman pengganti adalah berpuasa dua bulan berturut-turut
sebagai pengganti hukuman kiffarat.
c. Hukuman tambahan adalah terhalang untuk mewarisi dan
menerima wasiat bagi si pembunuh yang masih ada ikatan
keluarga.

c. Pembunuhan Semi Sengaja (qatlu syibhl amd)


Pembunuhan semi sengaja merupakan perbuatan terhadap
seseorang tidak memiliki maksud untuk membunuh, tetapi
mengakibatkan kematian. Hal ini yang sering diperselisihkan
bentuk keberadaannya sebagai salah satu bentuk pembunuhan.
Unsur-unsur pembunuhan menyerupai sengaja ada tiga macam,
yaitu :
a. Adanya perbuatan pelaku yang mengakibatkan kematian
b. Adanya kesengajaan dalam melakukan perbuatan, tetapi
tidak adanya niat untuk membunuh
c. Kematian adalah akibab dari perbuatan pelaku.10

Hukuman pembunuhan menyerupai sengaja adalah sebagai


berikut:
a. Hukuman pokok adalah diyat dan kiffarat

10
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 137
b. Hukuman penggantinya adalah ta’zir sebagai pengganti diyat
dan puasa sebagai pengganti kiffarat.

c. Hukuman tambahan adalah tidak menerima warisan dan


wasiat.11

Diatur dalam KUHP Mesir Pasal 236, yang menyebutkan :

"Siapapun yang melukai atau memukuli seseorang dengan


sengaja atau memberinya materi berbahaya tanpa maksud dengan
demikian membunuh, tetapi melakukan itu telah menyebabkan
kematian, akan dihukum dengan kerja paksa atau penjara untuk
jangka waktu tiga sampai tujuh tahun. Namun, jika melakukan itu
diawali dengan perencanaan sebelumnya atau penyergapan,
hukumannya adalah kerja paksa atau penjara. Hukumannya
adalah kerja paksa sementara atau penjara, jika kejahatan
dilakukan dieksekusi tujuan teroris. Jika itu didahului dengan
kedengkian atau perencanaan sebelumnya, hukumannya harus
kerja paksa permanen atau sementara."

E. Contoh Kasus berserta Pandangan Hukum Islam dan KUHP Mesir

Kasus : Seorang guru memukulkan penggaris kepada muridnya tiba-tiba


murid yang dipukul oleh gurunya itu meninggal dunia. Hal tersebut
memiliki makna dimana yang dilakukan seorang guru tersebut merupakan
kelalaian dirinya dalam mendidik dan hal ini juga tidak terdapat unsur
kesengajaan untuk membunuh muridnya.

Dalam KUHP Mesir pasal 238 yang menyebutkan:

“Barangsiapa tidak sengaja menyebabkan kematian orang lain,


sebagai akibat dari kelalaiannya, kecerobohan, atau
ketidakpatuhan

11
Ibid. Hlm 133
terhadap hukum, keputusan, ketetapan, dan sistem akan dihukum
penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari enam bulan dan
denda tidak melebihi dua ratus pound, atau salah satu penalti.
Hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu tidak kurang
dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan denda tidak
kurang dari seratus pound dan tidak melebihi lima ratus pound
atau keduanya. hukuman, jika kejahatan terjadi sebagai akibat
dari pelanggaran serius terhadap norma-norma posisinya oleh
penjahat, profesi, pekerjaan, atau ditemukan mabuk atau dibius
ketika dia melakukan kesalahan yang diakibatkannya insiden, atau
jika pada saat kecelakaan, ia menahan diri untuk membantu orang
yang kepadanya kejahatan dilakukan, atau dari meminta bantuan
untuknya meskipun dia mampu melakukan itu. Hukumannya
adalah penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari satu
tahun dan tidak lebih dari tujuh tahun, jika perbuatan tersebut
mengakibatkan kematian lebih dari tiga orang. Jika kondisi lain
dari yang ditentukan dalam klausul sebelumnya terpenuhi,
hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu paling lama
satu tahun dan tidak lebih dari sepuluh tahun”.
Dapat dianalisa dari pasal diatas :
Bahwa guru tersebut tidak sengaja untuk membunuh murid
tersebut, karena guru tersebut memukul dengan penggaris atau
dalam artian luas adalah beda tumpul yang kemungkinan besar
tidak mematikan. Padahal maksud guru tersebut hanya ingin
memberikan pelajaran atas kesalahan muridnya. Tapi, karena
kelalaian dan kecerobohan guru tersebut lah yang menyebabkan
murid tersebut meninggal dunia. Maka hukumannya akan
dihukum penahanan untuk jangka waktu tidak kurang dari enam
bulan dan denda tidak melebihi dua ratus pound, atau salah satu
penalti. Hukumannya adalah penahanan untuk jangka waktu tidak
kurang dari satu tahun dan tidak lebih dari lima tahun, dan denda
tidak
kurang dari seratus pound dan tidak melebihi lima ratus pound atau
keduanya.

Dalam pandangan Hukum Islam, dapat dianalisis :


Pembunuhan tidak sengaja (al-qatlu al-khatha) sesuai dengan
pengertiannya yaitu memiliki tujuan untuk mendidik tapi
menyebabkan kematian dengan barang yang tumpul yaitu pada
kasus diatas yaitu penggaris.

Hukuman pada kasus pembunuhan tidak sengaja adalah Diyat


berupa 100 ekor unta terdiri atas 20 ekor unta betina berumur
1- 2 tahun, 20 ekor unta betina berumur 2-3 tahun, 20 ekor unta
jantan berumur 2-3 tahun, 20 ekor unta betina berumur 3-4
tahun, dan 20 ekor unta betina berumur 4-5 tahun.

Pihak pembunuh wajib membayarnya dengan mengangsur


selama 3 tahun, setiap tahun wajib membayar sepertiganya.
Kalau tidak dapat dibayar 100 ekor unta, maka harus dibayar
200 ekor lembu atau 2.000 ekor kambing.12

Berdasarkan firman Allah swt.


“Dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena
bersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepad
keluarganya(si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah, jika ia (si terbunuuh) dari kaum kefir yang
ada perjanjian (amai) antara mereka dan kamu, maka (hendaklah
si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya
yang beriman” ( Q.S. an-Nisa : 92)

12
Prof. Dr. H Zainudin Ali, "Hukum Pidana Islam", (Jakarta: Sinar Grafika, 2007) hlm. 24
KESIMPULAN

Pembunuhan adalah perampasan atau menghilangkan nyawa seseorang oleh orang


lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh fungsi vital anggota badan
karena berpisahnya roh dengan jasad korban. Terdapat dalam The Penal Code No.
58 01 the year 1937 Pada Buku I Bagian II Pasal 28, Buku II Bagian VI Pasal 126,
dan Buku III (Felonies Dan Pelanggaran Ringan Yang Terjadi pada Individu)
Bagian I Pasal 231, 245,239, dan 245.

Dalam hukum pidana Islam, pembunuhan termasuk ke dalam jarimah qihsas


(tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas). Pengertian tersebut digunakan
untuk arti hukuman, karena orang yang berhak qishas mengikuti dan menelusuri
tindak pidana terhadap pelaku. Sedangkan menurut istilah, qishas adalah
memberikan balasan kepada pelaku sesuia dengan perbuatannya, yaitu
membunuh.

Macam-Macam Pembunuhan dan Sanksi Menurut Hukum Islam dan KUHP


Mesir, dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu:
1. Pembunuhan disengaja
2. Pembunuhan tidak disengaja
3. Pembunuhan semi sengaja

DAFTAR PUSTAKA
Ali Zainudin. 2007. "Hukum Pidana Islam". Jakarta: Sinar Grafika

Rokhmadi. 2015. "Hukum Pidana Islam". Semarang: Karya Abadi Jaya

Syarifudin Amir. 2008. "Garis-garis Besar Islam". Jakarta: Prenada Media.

Group Al-Qadir Abdul. 2009. "Dar Al-kitab Al-Arabi". Jurnal Vol 12

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. "Kamus Besar


Bahasa Indonesia". Jakarta: Balai Pustaka

Hasan Mustofa dan Beni Ahmad. " Hukum Pidana Islam". Bandung: Pustaka

Setia The Penal Code No. 58 01 the year 1937 Pada Buku III Bagian I (KUHP

Mesir) Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 178-179

Al-Quran Surat Al-Isra' ayat 33

Al-Quran Surat Al-maidah ayat 45

Al-Quran Surat An-Nisa' ayat 92

Anda mungkin juga menyukai