PASIEN KRITIS
DI SUSUN OLEH :
MERI SYAKILA
P07120317018
1. pengertian Perhatian
2. Pengertian Sentuhan
Jenis Sentuhan
1. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa
aman kepada pasien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan pasien.
2. Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan pasien, memijat
punggung pasien, menempatkan pasien dengan hati-hati, atau terlihat dalam pembicaraan
(komunikasi non verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
pasien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Boyek
dan Watson, 1994).
3. Sentuhan Perlindunga,
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau pasien (Fredrikddon, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan pasien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, dan oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
Menurut hasil penelitian dari jurnal yang kami temukan sentuhan juga mampu meningkatkan
aktualisasi diri seseorang, menurunkan stress sehingga pertumbuhan individu yang lebih terarah
serta mampu membentuk harga diri yang baik (Kozier et al., 2004 dalam Asniar, 2017).
Sentuhan juga dapat bermanfaat tidak pada pemberian layanan asuhan keperawatan saja, namun
sangat bermanfaat bagi pembentukan kualitas diri saat dihadapkan dalam pekerjaan.
Efek Lain dari Sentuhan Keperawatan
Efek sentuhan pada lingkungan klinik sulit dicapai. Sentuhan telah memainkan peran utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan orientasi terhadap kenyataan pada pasien yang
mengalami kekacauan menta tentang waktu, tempat, dan mengidentifikasi orang. Sentuhan
keperawatan paling menolong dalam situasi dimana orang mengalami ketakutan, ansietas, atau
depresi. Ini juga menguntungkan bagi pasien yang membutuhkan dukungan atau asuhan, yang
mempunyai kesulitan mengungkapkan secara verbal, atau yang mengalami disorientasi, tidak
responsif, atau penyakit terminal.
Usia pasien besar pengaruhnya terhadap persepsi sentuhan. Pada penelitian oleh Day, pasien
yang lebih muda merasakan bahwa sentuhan digunakan sehari-hari sebagai bagian positif dari
asuhan keperawatan, sementara orang yang lebih tua merasakan bahwa hal tersebut digunakan
untuk tujuan terapeutik pada saat nyeri, kesepian, dan depresi. Pasien juga merasa bahwa
kebutuhan untuk disentuh meningkat pada penyakit serius dan menurun dengan meningkatnya
kedekatan keluarga.
Pesan-Pesan dari Sentuhan
Sentuhan dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara tergantung pada karakteristik
berikut: lamanya, lokasi, frekwensi, tindakan, intensitas, dan sensasi.
Taksonomi Sentuhan
Taksonomi sentuhan telah dikembangkan dan diusulkan dengan penekanan utama
pada pengelompokkan yang di tentukann oleh peran dan hubungan orang terkait. Haslin
mengembangkan grafik taksonomi didasarkan atas temuan penelitian terhadap sentuhan
sebagi perluasan bentuk komunikasi non-verbal. Taksonomi menggambarkan tatanan
informal suatu hubungan yang dimana terdapat pengaturan jenis-jenis sentuhan yang di
ijinkan masyarakat. Dalam konteks taksonomi ini, intensitas hubungan antara penyentuh dan
penerima sentuhan meningkat karena kemajuan mereka melalui tingkatan tersebut.
a. Tingkat 1 : fungsional/profesional
Hubungan pada tingkat ini, sentuhan dilakukan berhubungan dengan tugas profesional.
Sering kali terjadi sentuhan intim; bagaimanapun, hal iini tetap berada dalam
fungsinya/hubungan profesional. Contoh pada hubungan ini adalah hubungan perawat-
pasien, perawat-keluarga pasien, ahli terapi pernafasan-pasien, dokter-pasien.
b. Tingkat II: sosial/kesopanan
Hubungan pada tingkat ini mempunyai perilaku sentuhan dimana ditandai oleh batasan
budaya dan yang diperbolehkan. Berjabatan tangan merupakan contoh perilaku sentuhan
pada tingkat ini; hal ini berfungsi sebagai penetralisir antara dua orang.
c. Tingkat III : persahabatan / kehangatan
Hubungan pada tingkat ini sring kali tidak mudah, karena kurang formal daripada tingkat
sosial atau tingkat kesopanan hal ini sering ditafsirkan sebagai mewakili tingkat yang
tinggi dari cinta atu perilaku seksual ingin membawa pesan perhatian dan perhatian
tepatnya sering dijadikan salh paham terhadap perasaan yang lebih dalam. Pesan dimana
beberapa orang merasa perhatian secara seksual dengan orang sesama jenis atau lawan
jenis mungkin membuat mereka waspada terhadap sentuhan pada tingkat ini. Perilaku
menyentuh yang sangat umum pada tingkat ini adalah memeluk.
d. Tingkat IV : rasa cinta / keintiman
Sentuhan pada tingkat ini perhatian yang dalam dan komitmen. Ketidaknyamanan dengan
isyarat pada tingkat ini sering membuat bingung pada komitmen suatu hubungan. Orang-
orang lebih nyaman dengan isyarat sentuhan jika tingkat hubungan ini tepat mengirim
pesannya.
e. Tingkat V : Getaran Seksual
Tingkat ini merupakan tingkat yang mendalam dari suatu hubungan dimana sentuhan
menyampaikan arti seksual dan stimulasi. Pesan ini memasukkan atau mengeluarkan
cinta dan komitmen.
Pengkajian Keperawatan Tentang Kebutuhan Pasien dan Keluarga Akan Sentuhan
Pengkajian individu terhadap kebutuhan sentihan adalah langkah yang sangat penting
bagi perawat.karena banyak factor yang mempengaruhi keinginan sentuhan, perawat harus
mengingat bahwa kebutuhan orang-orang dan reaksi terhadap sentuhan bersifat individu. Tak
ada rumusan yang pasti untuk mengukur jumlah dan kualitas aspek ini pada tiap orang karena
factor yang begitu kompleks yang menunjang keyakinan seseorang dan peasaan tentang
sentuhan. Praktik keluarga secara individu, praktik kebudayaan, dan gaya koping merupakan
kekuatan yang mempengaruhi keinginan untuk dan menginterpretasikan sentuhan oleh orang
lain. Perawat harus menggunakan informasi yang ada pada lingkungan perawatan, insting
subjektif dan interpretasi pola interaksi keluarga untuk menentukan strategi mereka untuk
memenuhi kebutuhan sentuhan dari pasien mereka dan keluarganya.
Terdapat beberapa pertanyan kunci bahwa perawat harus mempertimbangkan saat
mengkaji kebutuhan sentuhan pasien dan keluarga.Di bawah ini beberapa tanda utama
meningkatnya kebutuhan untuk sentuhan sebagai berikut.
Pedoman Pengkajian
T : Jumlah total sentuhan yang diterima saat ini dari keluarga dan anggota tim kesehatan.
O : Pasien lansia masalah orientasi
C : Tingkat kesadaran? Masalah Komunikasi? Diintubasi? Trakestomi? Krisis Situasi?
H : Teknologi Canggih di tempat tidur? Priode Stres yang tinggi? Rasa tidak berdaya dan
putus asa? Tanda-tanda depresi?
I : Psikosis ICU? Kekacauan mental : Gelisah? Inisiatif Menyentuh oleh pasien?
N : Penggunaan sensai normal
G : Memberikan isyarat perilaku? Verbal? Nonverbal?
T : Jumlah sentuhan total adalah rendah dari keluarga dan tim kesehatan. Pasien
membutuhkan sedikit perawatan fisik, mungkin diisolasi, atau mungkin menggunakan
tempat tidur kinetik. Hal ini dapat juga bagi pasien yang keadaanya relative stabil dan
situasi di unit dengan sedikit lalu lintas. Kemudian, sedikit orang pergi dekat tempat
tidur sampai ada keperluan untuk melakukan prosedur atau pengobatan. Seringkali
Pasien ini mempunyai pengunjung, atau anggota keluarga sangat ragu-ragu menyentuh
pasien. Ketika dengan pasien mereka tetap jauh dari tempat tidur dan munculnya
ketakutan atau rasa tidak nyaman dengan menyentuh atau menunjukan pengaruhnya dan
perawatan.
O : Pasien lansia sering meningkatkan kebutuhan akan sentuhan yang berarti selama periode
krisis. Proses penuaan juga membuat mereka lebih cenderung terjadi penurunan sensori,
kekacauan mental dan kesulitan komunikasi yang dapat dikurangi dengan sentuhan yang
berarti dalam memberikan perawatan. Mempunyai pengunjung dan interaksi verbal
sedikit dapat memperbesar kebutuhan mereka akan sentuhan.
U: Ancaman yang tidak biasa terhadap gambaran diri dan jarak kedekatan pribadi terjadi saat
pasien mengalami ketidaknyamanan dan bingung tentang bagian tubuhnya dan
menyatukan bagian-bagian tersebut kedalam satu tubuh yang utuh. Mereka juga
mengalami kesulitan dengan pembedaan tubuh mereka dari peralatan mesin yang
digunakan pada perawatan. Pasien pascabedah atau yang dilakukan tindakan invasive
atau mengalami efek samping pengobtan, penurunan atau peningkatan berat badan
karena penyakit atau pengobatan, atau tergantung pada alat penunjang hidup yang
semuanya mempunyai masalah persepsi tubuh. Pasien yang menerima transplantasi
organ mungkin juga mengalami kekacauan mental tentang persepsi tubuh mereka.
Transplantasi organ orang lain ke tubuh orang lain mungkin menciptakan perasaan
keutuhan, identitas diri, dan gambaran diri.
C : Tingkat kesadaran pasien memberi isyarat akan kebutuhan sentuhan. Mungkin terjadi
kurang kecenderungan menyentuh pasien saat sadar jika mereka stabil dan dapat
berpartisipasi pada perawatan mereka. Kecendrungan ini, jika lama secara nyata
menyongkong tidak terpenuhinya kebutuhan akan sentuhan. Pasien yang kurang sadar,
latergi, stupor, semikoma, atau koma mungkin lebih membutuhkan sentuhan perawat.
Karena komunikasi terbatas oleh perubahan tingkat kesadaran, menyentuh menjadi
komunikasi berarti sangat trapetik. Menggunakan sentuhan pada pasien menyampaikan
perhatian dan dukungan serta memberikan kontak yang berarti dengan
lingkungan.Kenyamanan dan keamanan dipindahkan melalui sentuhan dapat sangat
berarti pada pasien-pasien ini.
Kesulitan berkomunikasi menjadi tantangan yng umum pada perawat ICU. Pasien
yang diintubasi, yang mempunyai trakeostomi, atau yang secara fisik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal karena penyakit atau ketidakmampuan mereka selalu
merupakan tantangan komunikasi bagi perawat ICU. Semua pasien mengalami
peningkatan kebutuhan akan komunikasi yang berarti. Pentingnya sentuhan yang efektif
meningkat pada pasien ini.
Krisis dapat memicu peningkatan kebutuhan akan dukungan, kedekatan dengan
orang lain, komunikasi yang jelas. Sering terjadi sedikit kesempatan bagi perawat untuk
memberikan dukungan verbal yang lama selama situasi krisis, walaupun kebutuhan
dukungan dan perawatan semakin besar. Pasien mengalami masa krisis yang mungkin
meningkatkan kebutuhan terhadap sentuhan yang mendukung.
H : Teknologi canggih sangat menunjang bidang perawatan intensif. Dilain Pihak, hal ini
mendukung terjadinya proses dehumanisasi di lingkungan ICU. Perhatian pada alat dan
mesin membuat pasien ICU merasa sangat diremehkan dan tidak di pandang diantara
selang, kabel, computer dan lainnya. Pasien ini mungkin membutuhkan sentuhan
manusia sebagai jaminan kemanusiaannya, martabat, dan harga diri di lingkungan yang
menakutkan, mengagumkan, dan teknologi canggih.
Masa stress tinggi di ICU tidak selalu menjadi krisis fisiologis. Ketika pasien
mengalami ketakutan, ansietas yang meningkat, kehilangan kendali mungkin
membutuhkan dukungan komunikasi dan perhatian yang tinggi. Beberapa kegiatan
perawatan rutin, seperti mengganti posisi, member makan, mengubah bantal,
meningkatkan kita bahwa pasien tidak mampu melakukan semuanya sendiri.
Melakukan hal-hal tersebut untuk dirinya. Perawat yang mengenal dimana
intervensi “rutin” ini merupakan ancaman psikologi bagi harga diri pasien dapat
menggunakan sentuhan untuk menyampaikan pemahaman, kedekatan dan perhatian.
Beberapa penelitian baru mengingatkan kita betapa kompleksnya komunikasi yang
mendukung selama tahap stres tinggi. Henneman melakukan studi pada 26 pasien yang
secara acak di atur sebagai kelompok kontrol dan eksperimen selama percobaan
penyampihan dari mesin ventilator. Kelompok eksperimen menerima sentuhan dan
interaksi verbal selama proses penyampihan, tetpi kelompok kontrol tidak dilakukan.
Denyut nadi, tekanan arteri rata-rata; dan jumlah frekwensi pernapasan lima menit
setelah ventilator dihentikan di catat pada kedua kelompok. Pengukuran ini mewakili
respons pasien terhadap stres pada proses penyampihan. Tak ada perbedaan yang
bermakna yang di temukan pada pengukuran dua kelompok. Henneman mengingatkan
pembacaan bahwa pesan yang di sampaikan tergantung pada situasi dan makna nya bagi
orang yang terkait. Penelitian lebih lanjut terhadap sentuhan yang khusus pada
pengalaman pasien.
Ketidak berdayaan dan keputusasaan merupakam perasaan yang dialami pasien jika
mengetahui bahwa mareka tidak meningkatkan situasi meraka tidak dapat meningkat
yang dapat diterima. Perasaan ini memungkinkan mareka dalam kehancuran dan
depresi.mareka akan memperlihatkan perasaan ini dengan tampak apatis terhadap
kondisi mareka atau perawatan, menarik diri, atau menghidari komunikasi, atau
menangis dan terlukamerasa kesepian dalam krisis mareka hanya membuat makin putus
asa. pasien ini mungkin sangat terbuka terhadap dukungan dan pemberian perhatian
sentuhan perawat sebagai tanda bahwa seseorang memperhatikan dan bersamanya.
I : Psikosis ICU, kekacuan mental, dan tak berdaya merupakan kemungkinan efek samping
dari lingkungan perawatan kritis pada kombinasi tingkat stres pasien, kurang istirahat,
dan penggunaan obat juga mendukung terjadinya ketidak seimbangkan yang dialami
pasien. Sentuhan yang hati hati dan direncanakan dapat membantu pasien melalui
episode ini.
Keinginan yang menyentuh bagi pasien mungkin merupakan isyarat kebutuhannya
untuk mengadakan kontak rasa dengan orang lain. Pasien yang meraih perawat atau
memegang erat tangan perawat atau lenganmya mungkin menandakan kebutuhan
mereka untuk kedekatan dan kontak orang lain.
N : Menggunakan lima indra seca normal dan input sensori yang normal dan jumlah serta
kualitasnya meningkatkan kemampuan pasien untukmengatasi anisestas, lingkungan
asing, dan krisis. Sayangnya, penyakit kritis, umur, dan lingkungan perawatan kritis
sering mengubah input sensori dan penggunaannya. Perawat dapat mencoba
meningkatkaninput sensori pasien dengan menilai tiap orang dalam usaha
mengindentifikasi perilaku menyentuh yang memperkuat keseimbangan proses sensori.
Memberikan perhatian yang sensitif pada prilaku pasien yang merupakan langkah
pertama dalam mencapai keseimbangan ini. Langkah kedua termaksut menggunakan
sentuhan yang bermakna dalam mencoba mengkomunikasikan perawat dan
menghubungkan pasien dengan realita, martabat, dan harga diri. Langkah ketiga
membutuhkan perawat untuk melihat respons pasien untuk menilai intervensi pada
tingkat individu.
G : Memberikan isyarat perilaku terhadap kebutuhan sentuhan merupakan fenomena yang
tidak disadari pasien, ekspresi wajah, kontak mata, ungkapan verbal, ingin menyentuh,
dan sering memanggil perawat mungkin menandakan kebutuhan pasien akan seseorang
disampingnya. Kadang-kadang, keinginan menyentuh dipindahkan begitu halus
sehingga mengidentifikasi karakteristik pesan yang pasti. Apakah pesan jelas atau
saamar-samar dan apakah pengkajian keperawatan bersifat objektif atau intuitif tak ada
perbedaannya. Perawat yang sensitif terhadap kebutuhan sentuhan pasien dapat
mengindentifikasi pesan-pesan dan isyarat sepanjang waktu. Perawat yang spontan dan
tulus menggunakan sentuhan untuk memberikan perawat yang sudah diproses pasien
secara halus.
Sama pentingnyamenyadari isyarat pasien untuk menghindari sentuhan. Ingatlah
pasien sebagai individu, perubahan suasana hati, pengaruh budaa, dan perubahan
fisiologis mungkin menyebabkan fluktuasi pada kebutuhan pasien atau kesiapan fisik
untuk kontak. Keterbukaan untuk menyentuh pada satu waktu tidak meyakinkan bahwa
pasien akan merasa nyaman dengan sentuhan dibawah kondisi lain. Penting untuk
memahami bahwa kebutuhan pasien dan berespons menyentuh mungkin berubah dari
waktu ke waktu atau hari ke hari.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 5-1