Anda di halaman 1dari 12

KONSULTASI BAB 1

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU KEKERASAN


PADA ANAK SELAMA PANDEMI COVID 19 DI WILAYAH DESA
TAMBAKSARI KIDUL

Oleh :

LUTFI AFIFAH
170103048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak akhir tahun 2019 dunia dihebohkan oleh fenomena pandemi

Covid-19 (Corona-virus Disease 2019) atau diketahui dengan istilah virus

corona yang pada awalnya menjangkiti masyarakat di kota Wuhan, China.

Virus Covid-19 telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO)

sebagai pandemi sejak tanggal 11 Maret 2020. Pandemi adalah penyebaran

penyakit baru ke seluruh dunia (WHO, 2020). Kasus pertama Covid-19 di

Indonesia diumumkan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 3 maret 2020

yang terdeteksi pada 2 orang warga negara Indonesia.

Covid-19 merupakan penyakit yang sangat meresahkan dikarenakan

penyebarannya yang begitu cepat. Pada tanggal 5 November 2020 kasus

positif Covid-19 di dunia berjumlah 47,9 juta dengan kasus tertinggi di

Amerika serikat yaitu 9,4 juta kasus (Johns Hopskins University, 2020).

Sedangkan kasus positif Covid-19 di Indonesia pada tanggal 5 November

2020 mencapai 425.796, dengan jumlah kematian 13.348 kasus. Kasus

tertingggi ditempati oleh Jakarta dengan jumlah 107.846 kasus dan disusul

oleh Jawa Tengah di posisi keempat dengan jumlah 35.071 kasus (Satgas

Penanganan Covid-19, 2020).


Setiap negara menerapkan kebijakan yang mengacu pada World Health

Organization (WHO) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Kebijakan seperti social distancing diberlakukan untuk membatasi

penyebaran virus (Upal, 2020). Social distancing yaitu mengurangi aktivitas

di luar rumah dan membatasi interaksi dengan orang lain. Tidak hanya itu,

Indonesia juga membentuk kebijakan dengan memberlakukan protokol

kesehatan agar masyarakat tetap bisa beraktivitas dengan aman selama

pandemi ini. Termasuk di bidang pendidikan dimana kini diterapkan

penutupan sekolah sementara dan proses pembelajaran di rumah. Tercatat

sekitar 68 juta pelajar di Indonesia mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi yang terpengaruh oleh kebijakan

pembelajaran di rumah (UNESCO, 2020).

Belajar di rumah tidak lepas dari bimbingan dan peran orang tua.

Banyak orang tua mengeluhkan sistem pembelajaran di rumah karena

menambah beban mereka dalam pandemi saat ini. Kebanyakan orang tua

tidak terbiasa mendampingi anak belajar di rumah, terutama ibu-ibu yang

bekerja di luar rumah. Selain itu, ada juga orang tua yang memiliki

keterbatasan dalam mendampingi belajar anak dirumah dikarenakan

rendahnya tingkat pendidikan orang tua, keterbatasan penggunaan alat

teknologi informasi. Perubahan kebijakan belajar anak di rumah dapat

menambah stres bagi orang tua.

Masalah lain yang ditimbulkan selama pandemi Covid-19 adalah

pemberitaan dan informasi tentang Covid-19 yang meresahkan, pemenuhan


kebutuhan dasar yang terbatas, ancaman keuangan keluarga yang berkurang,

alat pelindung diri yang terbatas dan situasi ketidakpastian akhir pandemi.

Masalah tersebut juga terjadi pada saat keadaan darurat yang dapat

menimbulkan rasa takut, cemas dan stres (Cacciatore et al.,, dalam

Susilowati 2020).

Stres adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan

yang ditempatkan padanya (Selye, dalam Nurmaningtyas 2015). Menurut

data Save the Childen (dalam TEMPO, 2020) presentase Tingkat stres

akibat lockdown kedua selama pandemi covid-19 pada anak mencapai

95,5% dan stres orang tua mencapai 95,1%. Stres orang tua meningkat

selama pandemi Covid-19 dan sebagian besar anak tinggal di rumah, risiko

penganiayaan anak diprediksi akan meningkat (Abramson, 2020). Saat ini

ditemukan orang tua memiliki lebih banyak konflik dengan anak-anak

mereka dalam 2 minggu pertama pandemi daripada sebelum pandemi

(Brooks et al., 2020).

Hasil studi oleh Wadley (2020) mengungkapkan banyak orang tua

mengaku mengalami stres hingga terjadi peningkatan hukuman fisik dan

psikologis pada anak di masa karantina mandiri selama Covid-19. Survei

menunjukkan 52% orang tua mengaku masalah finansial memengaruhi

hubungan mereka dengan anak selama pandemi, dan 50% lainnya mengaku

konflik dengan anak disebabkan oleh isolasi sosial.

Menurut data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan

Anak (2020) kasus kekerasan pada anak selama pandemi Covid-19


meningkat secara drastis mencapai 5.697 kasus dengan 5.315 korban

sepanjang 1 Januari 2020 hingga 23 September 2020. Kasus kekerasan pada

anak di Jawa Tengah sejak Pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020

tercatat 21 kasus, kemudian bulan April terdapat 54 kasus, dan pada bulan

Mei kekerasan anak naik menjadi 65 kasus (SIMFONI PPA, 2020).

..

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang memberikan dasar bagi penulis

untuk perumusan masalah penelitian yaitu “adakah hubungan antara tingkat

stres dengan perilaku kekerasan pada anak selama pandemi Covid-19 di

wilayah desa Tambaksari Kidul?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan perilaku

kekerasan pada anak selama pandemi Covid-19 di wilayah Tambaksari

Kidul.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi perilaku kekerasan pada anak selama pandemi

Covid-19 di wilayah desa Tambaksari Kidul.

b. Mengidentifikasi tingkat stres orang tua selama pandemi Covid-19

di wilayah desa Tambaksari Kidul.


c. Menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan perilaku

kekerasan pada anak selama pandemi Ccovid-19 di wilayah desa

Tambaksari Kidul.

D. Manfaat

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah

wawasan tentang hubungan tingkat stres dengan perilaku kekerasan

pada anak selama pandemi Covid-19.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai ilmu untuk

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis.

b. Bagi responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

mengontrol stres, sehingga tidak melakukan perilaku kekerasan.

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Nama Judul Metode dan Hasil Persamaan dan


peneliti Penelitian Penelitian Perbedaan
dan
Tahun

Okta Pengaruh Penelitian ini adalah Persamaan:


Pratiwi parenting stress penelitian lapangan variabel yang
(2019) dengan (field research) diteliti yaitu
kecenderungan dengan pendekatan tingkat stres dan
Perilaku kuantitatif perilaku
kekerasan korelasional. kekerasan.
terhadap anak di Hasil Penelitian
lingkungan menunjukkan bahwa Perbedaan:
Keluarga di desa parenting stress penelitian yang
kembang seri memiliki pengaruh akan dilakukan
kecamatan yang positif dengan adalah
Bermani ilir kecenderungan mengidentifikasi
kabupaten perilaku kekerasan perilaku
kepahiang terhadap anak. kekerasan pada
Artinya semakin anak selama
tinggi tingkat pandemi Covid-
parenting stress yang 19.
dialami orang tua,
maka
semakin tinggi
kecenderungan
perilaku kekerasan
terhadap anak, begitu
pula
sebaliknya.
Brown et Stress and Penelitian ini bersifat Persamaan:
al., (2020) parenting during cross-sectional dan sifat penelitian
the global statistik deskriptif cross-sectional.
Covid-19 (rata-rata, deviasi
pandemic standar, dan Perbedaan:
persentase) digunakan Waktu dan lokasi
untuk penelitian
menggambarkan
karakteristik
demografi sampel dan
variabel penelitian.

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
semakin banyak
stresor yang dialami
akibat Covid-19 dapat
menjadi faktor
penentu utama stres
orang tua secara
umum. Namun,
pemicu stres
kumulatif dari Covid-
19 tidak secara
signifikan terkait
dengan peningkatan
risiko potensi
pelecehan dan
penganiayaan anak.
Lawson et Child Penelitian ini Persamaan:
al., (2020) Maltreatment menggunakan metode variabel terikat
during the crowd sourcing penganiayaan atau
COVID-19 dengan kuisioner perilaku
Pandemic: kekerasan pada
Consequences of Orang tua yang anak selama
Parental Job kehilangan pekerjaan pandemi Covid-
Loss on (OR = 4.86, 95% CI 19
Psychological [1.19, 19.91], p = .
and Physical 03), lebih tertekan Perbedaan:
Abuse Towards (OR = 1.05, 95% CI Variabel bebas
Children [1.02, 1.08], p < .01), pada penelitian ini
dan menganiaya yaitu kehilangan
secara psikologis pekerjaan orang
anak-anak mereka tua
(OR = 111,94, 95%
CI [28,54, 439,01], p
< 0,001). Kehilangan
pekerjaan selama
pandemi Covid-19
merupakan faktor
risiko yang signifikan
untuk penganiayaan
anak.
Emiyati Kendala orang Metode deskriptiif Persamaan:
(2020) tua kualitatif dengan Hasil penelitian
mendampingi wawancara. menyatakan
anak belajar di tingkat stres
Rumah dalam Hal-hal yang menjadi selama pandemi
menghadapi kendala orangtua Covid-19
situasi Covid-19 dalam mendampingi berdampak pada
anak belajar di rumah kekerasan dalam
adalah diantaranya: rumah tangga
orang tua
mengeluhkan biaya Perbedaan:
untuk membeli paket Metode penelitian
data, orang tua juga yang akan
merasa kesulitan dilakukan adalah
untuk memahami kuantitatif .
materi yang diberikan
guru, anak-anak lebih
percaya kepada guru
daripada orang tua,
orang tua khususnya
ibu lebih stres dalam
mendampingi anak
belajar, dan
terbatasnya fasilitas
belajar yang tersedia
dirumah. Terlebih lagi
terjadinya pembatasan
sosial sehingga
mengakibatkan
banyak orang yang
mengalami tekanan
dan stress dalam
menjalani kehidupan
sehingga berdampak
kepada kekerasan
dalam rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, Hasan Mohammad. 2020. Wabah Covid-19 dan Kelas Sosial di


Indonesia. Jakarta: The habibi center.

Brown, Samanta et al., 2020. Stress and parenting during the global COVID-19
pandemic. United State: Elsevier.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0145213420303549.
Diakses pada tanggal 3 november 2020.

Emiyati, Ayang dan Harming. 2020. Kendala orang tua mendampingi anak
belajar di Rumah dalam menghadapi situasi Covid-19. Ungaran: Sekolah
Tinggi Teologi Ungaran. http://publikasi.stkippgri-
bkl.ac.id/index.php/CC/article/download/336/311. Diakses pada tanggal 2
November 2020.

Humas Jateng. 2020. Penuhi Hak Anak dan Jaga Keharmonisan Keluarga di
Masa Pandemi. https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?
id=4479. Diakses pada tanggal 5 November 2020.

Kandedes, Iin. 2020. Kekerasan pada Anak di Masa Pandemi Covid 19. Jakarta:
Media Komunikasi Gender.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/psga/article/view/16020. Diakses
pada tanggal 06 November 2020.

Monica, Lawson et al., 2020. Child Maltreatment during the COVID-19


Pandemic: Consequences of Parental Job Loss on Psychological and
Physical Abuse Towards Children. United State: Elsevier.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0145213420303641.
Diakses pada tanggal 3 November 2020.

Pratiwi, Okta. 2019. Pengaruh Parenting Stress dengan Kecenderungan Perilaku


Kekerasan Terhadap Anak di Lingkungan Keluarga di Desa Kembang Seri
Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang. Bengkulu: Institut Agama
Islam Negri (IAIN) Bengkulu. http://repository.iainbengkulu.ac.id/2824/.
Diakses pada Tanggal 3 November 2020.

Satgas Penanganan COVID-19. 2020. Peta Sebaran Covid.


https://covid19.go.id/peta-sebaran. Diakses pada tanggal 5 November 2020.

SIMFONI-PPA. 2020. Presentase Korban dan Pelaku Berdasarkan Jenis


kelamin, Kelompok Umur dan Status Usia.
https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan. Diakses pada tanggal 5
November 2020

Sudarsana, I ketut, dkk. 2020. Covid 19: Perspektif Pendidikan. Medan : Yayasan
Kita Menulis

Susilowati, Ellya dan Mira Azzasofya. 2020. The Parents Stress Level in Facing
Children Study From Home in the Early of Covid-19 Pandemic in
Indonesia. Indonesia: Bandung Polytechnic of Social Welfar.
http://ijsoc.goacademica.com/index.php/ijsoc/article/view/117. Diakses
pada tanggal 2 November 2020.

Wadley, Jared. 2020. Parents are Having More Conflict with Children since
Pandemic. Portugis: Michigan News University of Michigan.
https://news.umich.edu/coronavirus-causing-conflict-between-parents-
children/. Diakses pada tanggal 9 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai