Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

SUBDIVISI BEDAH ONKOLOGI


BAGIAN/SMF ILMU BEDAH

Registrasi Kanker, ICD, ICD O

Disusun oleh:
Arief Fakhrizal
131421200005

SUB BAGIAN BEDAH ONKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit kanker merupakan penyebab kematian utama kedua yang


memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak
menular utama di dunia. Masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain hampir
70% penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut.
Kenyataan yang ada antara lain sebagian besar kanker payudara yang berobat ke
RS/dokter sudah dalam keadaan stadium lanjut (>50%). Berdasarkan laporan dari
salah satu rumah sakit di Indonesia, diketahui bahwa kanker payudara hanya 22%
sudah stadium operabel (Portman stadium I-II) dan 78% kanker payudara stadium
inoperabel (Portman III-IV). Hasil Collaborative Study Indonesia Jepang tentang
epidemiologi kanker payudara sebagai berikut: stadium I 2%, stadium II 16%,
stadium IlIa 23%, stadium IIIb 40% dan stadium IV 19%.
Dampak Penyakit Tidak Menular khususnya penyakit kanker terhadap ketahanan
sumber daya manusia sangat besar karena selain merupakan penyebab kematian
dan kesakitan juga menurunkan produktivitas. Angka kesakitan dan kematian
tersebut sebagian besar terjadi pada penduduk dengan sosial ekonomi menengah
kebawah.
Di Indonesia penyakit kanker merupakan urutan ke 6 dari pola penyakit
nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 penduduk.
Meningkatnya pengguna rokok (57 juta orang), konsumsi alkohol, kegemukan
atau obesitas dan kurangnya aktifitas fisik/olahraga juga berperan dalam
peningkatan angka kejadian kanker di Indonesia. Kanker merupakan penyakit
dengan penyebab multifaktor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan
mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda. Faktor gaya hidup
antara lain merokok, diet, konsumsi alcohol, reproduksi (hamil, menyusui, umur
pertama menstruasi, menopause), obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diduga
sebagai kontributor utama per-tumbuhan kanker.
Pengembangan registrasi kanker merupakan salah satu upaya yang
seharusnya dilakukan dalam program pengendalian kanker. Registrasi kanker
mencatat kasus-kasus dalam satu wilayah, serta dapat menjadi sumber informasi
mengenai angka kejadian kanker serta informasi mengenai angka kematian akibat
kanker. Data tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan dan evaluasi program
pengendalian kanker. Dengan demikian, diharapkan bahwa angka kejadian dan
angka kematian kanker dapat menurun.
Pada referat ini juga akan dibahas mengenai ICD, khususnya ICD yang
terkait dengan neoplasma. International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems atau yang disingkat dengan ICD merupakan suatu sistem
klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, gejala, kelainan, komplain dan
penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan
kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan digunakan secara
luas untuk morbiditas, mortalitas, sistim reimbursemen dan sebagai penunjang
keputusan dalam kedokteran.
Menilik berbagai latar belakang di atas, maka sangat penting untuk
diketahui mengenai pengetahuan registrasi kanker dan ICD dalam kaitannya
dengan penyakit kanker.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Registrasi Kanker


2.1.1 Definisi
Registrasi kanker adalah suatu sistem tentang pengumpulan, pencatatan
dan pengolahan data tentang kanker secara sistematik dan terus menerus. Data
kanker yang dicatat secara insidensial dalam waktu tertentu bukanlah registrasi
suatu registrasi kanker, melainkan suatu survei kanker. Dalam registrasi kanker,
data yang dicatat tidak terbatas pada kanker atau tumor ganas saja, tetapi data
tumor lainnya, sehingga registrasi kanker juga disebut Registrasi Tumor dan
kedua istilah itu mempunyai arti yang sama. Registrasi kanker diperlukan karena
kanker merupakan penyakit kronik yang sangat kompleks dan memerlukan follow
up seumur hidup, dan tanpa registrasi kanker yang baik tidak mungkin dapat
melakukan follow up dalam jangka waktu yang lama.
Pusat Registrasi Kanker yaitu tempat pengerjaan atau registrasi kanker,
dapat di rumah sakit atau di luar rumah sakit, seperti di yayasan kanker. Jadi pusat
registrasi di rumah sakit dapat berfungsi sebagai Registrasi Kanker Rumah Sakit
dan Registrasi Kanker Penduduk.

2.1.2 Tujuan Registrasi Kanker


a) Mengetahui besar dan luas masalah kanker yang dihadapi

Data mengenai kanker diperlukan untuk melakukan perencanaan tentang


pencegahan, pengobatan, dan pengendalian kanker yang baik. Data yang perlu
diketahui yaitu :

 Insidensi / frekuensi relatif


 Jenis kanker
 Distribusi umur, seks dan geografi
 Etiologi dan faktor resiko
 Sebab kelambatan dan kematian
b) Dapat memberikan pelayanan yang baik kepada penderita
Data yang diperlukan yaitu :

 Biodata
 Fasilitas diagnostik dan terapi yang dimiliki
 Jumlah serta kemampuan tenaga medik dan paramedik
 Macam dan kualitas diagnostik
 Tujuan, cara, macam dan urutan terapi
 Hasil dan komplikasi terapi
 Follow up
c) Bahan pendidikan bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa
Kasus kanker yang dijumpai di rumah sakit sehari-hari merupakan cermin
keadaan kanker di wilayah itu, merupakan bahan yang baik untuk pendidikan
mahasiswa, dokter ahli atau paramedik. Mengapa kita harus memilih suatu
cara tertentu dalam pengelolaan kanker, haruslah didasarkan atas pengalaman
yang telah ada dan merupakan umpan balik untuk menyempurnakan
pengelolaan kanker selanjutnya. Tenaga-tenaga medik haruslah memahami
bagaimana mengelola kanker yang banyak terdapat di wilayah itu.

d) Bahan penelitian
Untuk pengembangan pengelolaan kanker haruslah didasari atas hasil
penelitian kanker, dan registrasi kanker merupakan sumber data yang baik
untuk penelitian epidemiologi dan klinik.

e) Bahan studi perbandingan


Penyakit kanker tersebar di seluruh dunia. Dengan mengadakan studi
perbandingan antara beberapa daerah baik lokal, regional dan internasional
yang mempunyai insidens kanker tinggi atau rendah dengan keadaan
lingkungan hidup dapat menguak etiologi kanker. Demikian pula tentang studi
migrasi penduduk pada beberapa generasi.
2.1.3 Macam Registrasi Kanker

Ada 3 macam registrasi kanker yang saling melengkapi :

1. Registrasi Kanker Rumah Sakit (Hospital cancer Registry)


Registrasi kanker rumah sakit adalah registrasi penderita kanker yang datang
ke rumah sakit itu. Penderita kanker dari wilayah dimana rumah sakit itu
berada belum tentu datang ke rumah sakit yang bersangkutan. Jika di wilayah
tersebut ada rumah sakit kanker, maka penderita kanker sebagian besar akan
datang ke rumah sakit itu, sedang di rumah sakit lain di wilayah itu mungkin
tidak ada yang mendapat kunjungan penderita kanker. Karena itu registrasi
rumah sakit tidak menggambarkan keadaan kanker di suatu wilayah kecuali
diadakan koordinasi registrasi kanker dari seluruh rumah sakit yang ada.
Makin banyak dan luas rumah sakit yang terlibat makin mendekati keadaan
kanker yang ada. Menurut standar di Amerika, registrasi kanker rumah sakit
diperlukan jika tedapat kanker sebanyak 3% dari penderita yang dirawat atau
400 kanker pertahun.

2. Registrasi Kanker Penduduk (Population Based Cancer Registry)


Registrasi kanker penduduk adalah registrasi kanker dari seluruh penduduk
yang terdapat dalam wilayah tertentu (geographically defined population).
Registrasi kanker penduduk memberikan data tentang insidensi dan
prevalensi, distribusi kelamin, geografi, morbiditas dan mortalitas kanker,
kecenderungan kanker disuatu wilayah. Besar penduduk yang memerlukan
registrasi kanker yang optimal ialah 3-5 juta, walaupun ada yang menjalankan
registrasi pada penduduk yang jumlahnya 200.000 penduduk atau lebih dari
17 juta. Jika jumlah penduduk terlalu besar, maka sulit dapat mempertahankan
registrasi yang baik sedangkan jika terlalu sedikit data yang diperoleh kurang
memiliki makna.
3. Registrasi Kanker Khusus (Special Cancer Registry)
a. Registrasi kanker patologi
Registrasi kanker yang diagnosisnya dipastikan dengan pemeriksaan
patologi anatomi/ keuntungannya ialah data yang dicatat pasti kanker.
Kerugiannya ialah kanker yang diagnosisnya tidak dikonfirmasikan secara
patologi tidak teregister. Tidak semua kasus kanker dapat diambil
bahannya untuk pemeriksaan patologi, baik karena penderita menolak
dikerjakan biopsi atau operasi atau karena keadaan penderita tidak
memungkinkan mendapatkan bahan biopsi. Sebelum ada mikroskop yaitu
sebelum abad ke-17 tidak ada kanker yang diagnosanya dikonfirmasikan
secara patologi. Registrasi kanker patologi memberikan data insidens
kanker minimum.

b. Registrasi kanker jenis tertentu


Registrasi kanker tertentu, seperti kanker mammae, kanker serviks, kanker
paru, dsb penting untuk pendidikan, penelitian, dan referensi.

2.1.4 Data yang Perlu Dicatat

Data yang dicatat dalam registrasi kanker ialah data yang dilaporkan ke
Pusat Registrasi Kanker dari kerbagai bagian atau laboratorium. Dalam
melaporkan data ke Pusat Registrasi kanker hendaknya mengikuti nomenklatur
seperti yang dipakai dalam ICD (International Classification of Diseases), berikut
dengan nomor ICD agar tidak terdapat kesalahan persepsi.

Data tersebut meliputi :

 Data penderita : Biodata dan data medik


 Data waktu kejadian
 Data tempat perawatan
 Data dokter yang merawat
Karena banyak sekali data yang perlu dicatat WHO juga memberikan data
minimum yang perlu dicatat. Data minimum ialah data yang paling sederhana
yang masih dapat mengenal suatu kasus kanker yang dilaporkan belum atau sudah
pernah dilaporkan sebelumnya untuk menghindari suatu kasus tercatat lebih dari
satu kali. Untuk registrasi kanker yang sederhana WHO menganjurkan mencatat
minimum 10 data.

Tabel 2.1 Tabel model registrasi kanker

No. BUTIR DATA Keterangan


Urut PENDERITA
1 - Nama - Nama lengkap
2 - Kelamin
3 - Tanggal lahir / umur
4 - Alamat - Alamat domisili
5 - Suku
TUMOR
6 - Klinik (topografi) - Lokasi tumor primer
7 - Patologi (morfologi) - Jika mungkin
8 - Tanggal insidens - Dalam bulan dan tahun
9 - Dasar diagnosa yang
valid
SUMBER INFORMASI
10 - No. registrasi - Untuk memudahkan mencari
informasi
- Nama dokter, dsb

2.2. International Classification Disease (ICD)


Klasifikasi Internasional Penyakit ini diterbitkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dan di seluruh dunia digunakan untuk morbiditas dan
statistik kematian, sistem penggantian dan mendukung keputusan otomatis dalam
kedokteran. Sistem ini dirancang untuk mempromosikan komparatif internasional
dalam pengumpulan, pengolahan, klasifikasi, dan penyajian statistik ini. ICD
adalah klasifikasi inti dari WHO Keluarga. Klasifikasi Internasional (WHO-FIC).
Adapun beberapa acuan klasifikasi yang sering digunakan dalam suatu rumah
sakit yaitu :
 ICD 10
 ICD O
 ICD 9 CM
ICD digunakan untuk menyediakan standar klasifikasi penyakit untuk
tujuan catatan kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menugaskan,
menerbitkan, dan menggunakan ICD untuk mengklasifikasikan penyakit dan
untuk melacak tingkat kematian berdasarkan sertifikat kematian dan catatan
kesehatan lain yang penting. Kondisi medis dan penyakit yang diterjemahkan ke
dalam format tunggal dengan penggunaan kode ICD. ICD-10 saat ini bervariasi
sedikit dari sebelumnya ICD-9 dan termasuk hampir dua kali lipat jumlah kategori
di total tiga jilid.

2.2.1 ICD 9
Badan Nasional untuk Statistik Kesehatan atau National Center for Health
Statistics (NCHS) dari Departemen Kesehatan dan Perlayanan kemanusian
Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat mengakui
pentingnya menjaga akurasi statistik klasifikasi dan presentasi data. Dalam
bayangan dari peristiwa 11 September, NCHS merasa perlu untuk mengevaluasi
kembali kecukupan dari statistik klasifikasi dari segi kemampuan untuk
menggambarkan kematian dan penyakit yang terkait dengan tindakan terorisme.
Demikian juga, NCHS mulai menerima permintaan dari negara-negara
yang terkena bencana untuk membuat sebuah sistem untuk mengklasifikasi cedera
dan kematian akibat peristiwa terorisme, Negara-negara yang menghubungi
NCHS untuk panduan tentang cara pandang dan kode cidera dan kematian, atau
rumah sakit yang menghubungi NCHS mengacu pada arah cara pandang dan kode
cedera atau kematian. Karena tidak ada petunjuk dari NCHS, studi yang dilakukan
oleh Assosiasi Manajemen Informasi Kesehatan kota New York atau New York
Health Information Management Association (NYHIMA) telah dapat
diidentifikasi tidak kurang dari 15 perbedaan eksternal dari kode cedera atau
kematian yang digunakan oleh beberapa rumah sakit kota New York yang
merawat korban bencana tsb.
Di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease
Control and Prevention disingkat dengan (CDC) dapat merespon tanggap darurat
dengan sejumlah tindakan segera. akan tetapi untuk data kesehatan atas peristiwa
yang diakibatkan oleh terorisme, terasa terdapat kebutuhan mendesak untuk kode
identifikasi untuk membuat klasifikasi yang dapat digunakan untuk penggambaran
dan statistik, laporan, menganalisis dan luka-luka, sequele kecelakaan, dan
kematian terkait dengan akibat peristiwa tersebut.
Kategori kode khusus untuk akibat tindakan dari terorisme yang
terlewatkan dari dua klasifikasi utama sistem kode yang digunakan untuk tingkat
statistik morbiditas atau kematian akibat tindakan dari terorisme, World Health
Organization (WHO) atas Klasifikasi Internasional atas Penyakit (ICD) dan klinis
Perubahan Amerika Serikat atas ICD yang ke 9 atau United States Clinical
Modification of the ICD, Ninth Revision (ICD-9-CM). Tanpa tambahan kode ini,
cedera dan kematian terkait dengan terorisme tidak dapat diidentifikasi secara
terpisah, membuat penilaian statistik menjadi sangat sulit.

Pembagian ICD 9 CM
 Klasifikasi Penyakit dan Luka-luka
Indeks penyakit dan cidera

a. 001-139: Infectious and parasitic diseases


b. 140-239: Neoplasms
c. 240-279: Endocrine, nutritional and metabolic diseases, and immunity disorders
d. 280-289: Diseases of the blood and blood-forming organs
e. 290-319: Mental disorders
f. 320-359: Diseases of the nervous system
g. 360-389: Diseases of the sense organs
h. 390-459: Diseases of the circulatory system
i. 460-519: Diseases of the respiratory system
j. 520-579: Diseases of the digestive system
k. 580-629: Diseases of the genitourinary system
l. 630-676: Complications of pregnancy, childbirth, and the puerperium
m. 680-709: Diseases of the skin and subcutaneous tissue
n. 710-739: Diseases of the musculoskeletal system and connective tissue
o. 740-759: Congenital anomalies
p. 760-779: Certain conditions originating in the perinatal period
q. 780-799: Symptoms, signs, and ill-defined conditions
r. 800-999: Injury and poisoning
s. E dan V: External causes of injury and supplemental classification
 Klasifikasi Prosedur
Indeks Prosedur

0. Prosedur dan intervensi, tidak diklasifikasikan di tempat lain (00)

1. Operasi pada sistem saraf (05/01)

2. Operasi pada sistem endokrin (07/06)

3. operasi pada mata (08-16)

4. Operasi pada telinga (18-20)

5. Operasi pada hidung, mulut, dan pharynx (21-29)

6. Operasi pada sistem Saluran Pernafasan (30-34)

7. Operasi pada sistem kardiovaskular (35-39)

8. Operasi pada sistem hemic dan limfatik (40-41)

9. Operasi pada sistem pencernaan (42-54)

10. Operasi pada sistem saluran kemih (55-59)

11. Operasi pada genital laki-laki (60-64)

12. Operasi pada organ genital perempuan (65-71)

13. Obstetri prosedur (72-75)

14. Operasi pada sistem muskuloskeletal (76-84)


15. Operasi pada integumen (85-86)

16. Diagnostik Miscellaneous dan prosedur terapeutik (87-99)

 Daftar Obat dan Bahan Kimia


Indeks keracunan dan penyebab eksternal dari interaksi efek dari narkoba
dan zat kimia lain

Tabel ini berisi klasifikasi obat dan bahan-bahan kimia lainnya untuk
mengidentifikasi keracunan dan eksternal menyebabkan efek samping. Setiap zat
yang tercantum dalam tabel kode diberikan sesuai dengan klasifikasi keracunan
(960-989). Kode-kode ini digunakan ketika ada laporan keracunan, overdosis,
substansi yang salah diberikan atau diambil, atau mabuk.

Tabel ini juga berisi daftar penyebab eksternal efek samping. Dampak
buruk adalah manifestasi patologi karena mengkonsumsi atau paparan obat atau
bahan kimia lainnya (misalnya, dermatitis, reaksi hipersensitivitas, gastritis
aspirin). Dampak buruk yang akan diidentifikasi dengan kode yang sesuai
ditemukan di Bagian 1, Indeks untuk Penyakit dan Luka-luka. Kode menyebabkan
eksternal kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi situasi yang terlibat.
Judul tabel yang berkaitan dengan penyebab eksternal didefinisikan di bawah ini:

- Terkadang keracunan (E850-E869) kebetulan overdosis obat, substansi yang salah


diberikan atau diambil, obat diambil secara tidak sengaja, kecelakaan dalam
penggunaan obat-obatan dan biologi dalam prosedur medis dan bedah, dan untuk
menunjukkan penyebab eksternal dari keracunan dapat diklasifikasikan ke 980-
989.
- Terapi menggunakan (E930-E949) suatu zat yang benar benar diberikan dalam
dosis terapeutik atau profilaksis sebagai penyebab eksternal efek samping.
- Mencoba bunuh diri (E950-E952) contoh di mana luka diri sendiri secara sengaja
atau keracunan yang terlibat.
- Assault (E961-E962) cedera atau keracunan yang ditimbulkan oleh orang lain
dengan maksud untuk melukai atau membunuh.
- Belum ditentukan (E980-E982) untuk digunakan saat maksud dari keracunan atau
cedera tidak dapat ditentukan apakah itu disengaja atau tidak disengaja.
Formularium Rumah Sakit Amerika Service (AHFS) nomor daftar
termasuk dalam tabel untuk membantu mengklasifikasikan obat baru tidak
diidentifikasi dalam tabel dengan nama. Daftar nomor AHFS yang bersemangat
ke AHFS terus direvisi (Amerika Rumah Sakit Layanan formularium, 2 jilid
Washington,. DC: American Society of Hospital Apoteker, 1959 ). Daftar ini
ditemukan pada tabel di bawah jangka Obat utama. Pengecualian pada tabel
tersebut adalah radium dan zat radioaktif lainnya. Klasifikasi efek samping dan
komplikasi yang berkaitan dengan zat-zat ini akan ditemukan dalam Indeks untuk
Penyakit dan Luka-luka, dan Indeks untuk Eksternal Penyebab Luka-luka.

Meskipun zat tertentu diindeks dengan satu atau lebih subentries,


mayoritas terdaftar sesuai dengan gunakan salah satu atau negara. Hal ini diakui
bahwa banyak zat dapat digunakan dalam berbagai cara, dalam bidang kedokteran
dan industri, dan dapat menyebabkan efek buruk apapun keadaan agen (padat,
cair, atau uap yang timbul dari cairan). Dalam kasus di mana data yang dilaporkan
menunjukkan negara menggunakan atau tidak dalam tabel, atau yang jelas
berbeda dari yang terdaftar, upaya harus dilakukan untuk mengklasifikasikan
substansi dalam bentuk yang paling hampir mengungkapkan fakta-fakta yang
dilaporkan.

 Indeks Abjad Penyebab Eksternal


Indeks atas penyebab eksternal dari cedera

Bagian ini berisi indeks ke kode yang mengklasifikasikan kegiatan


lingkungan, situasi, dan kondisi lain sebagai penyebab cedera dan efek yang
merugikan lainnya. Dimana kode dari bagian Tambahan Klasifikasi Eksternal
Penyebab Cedera dan Peracunan (E800-E998) berlaku, hal ini dimaksudkan
bahwa kode E akan digunakan dalam kode selain dari tubuh utama dari
klasifikasi.
Indeks abjad untuk kode E diatur oleh persyaratan utama yang
menggambarkan kecelakaan, keadaan, peristiwa, atau agen tertentu yang
menyebabkan cedera atau dampak buruk lainnya.

Catatan kecelakaan Transportasi (E800-E848) termasuk kecelakaan yang


melibatkan:

- pesawat dan kerajinan ruang (E840-E845)


- perahu (E830-E838)
- kendaraan bermotor (E810-E825)
- kereta api (E800-E807)
- lain jalan kendaraan (E826-E829)
Untuk definisi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan kecelakaan
transportasi - lihat Klasifikasi Tambahan Eksternal Penyebab Cedera dan
Peracunan (E800-E999).

- Subdivisi keempat-digit untuk digunakan dengan kategori-E848 E800 untuk


mengidentifikasi orang yang terluka ditemukan di akhir bagian ini.
- Untuk mengidentifikasi tempat di mana kecelakaan atau keracunan terjadi
(keadaan yang dapat diklasifikasikan ke kategori-E850 E869 dan E880-E928) -
lihat daftar di bagian ini di bawah "Kecelakaan, terjadi."
- Lihat Tabel Obat dan Bahan Kimia (Bagian 2 dari buku ini) untuk
mengidentifikasi agen khusus terlibat dalam overdosis obat atau zat yang salah
yang diberikan atau diambil dalam kesalahan, dan untuk intoksikasi atau
keracunan oleh obat atau zat kimia lain.
- Dampak buruk tertentu, reaksi atau efek toksik lokal untuk obat atau zat yang
benar benar diberikan dalam dosis terapeutik atau profilaksis harus
diklasifikasikan menurut sifat dampak buruk (misalnya, alergi, dermatitis,
takikardia) tercantum dalam Bagian I ini volume.
 Orang-orang dengan kebutuhan isolasi, bahaya kesehatan lain potensial dan
ukuran profilaksis (V07-V09)
- V07 Perlu untuk isolasi dan tindakan profilaksis lainnya
Tidak termasuk:

profilaksis organ removal (V50.41-V50.49)

- V08 Asimtomatik human immunodeficiency virus [HIV] status infeksi


HIV positif NOS

Catatan: kode ini hanya untuk digunakan saat bukan gejala infeksi HIV
atau kondisi yang hadir. Jika ada gejala infeksi HIV atau kondisi yang hadir, lihat
kode 042.Tidak termasuk:

- AIDS (042)
- human immunodeficiency virus [HIV] penyakit (042)
- terpapar HIV (V01.79)
- Bukti spesifik serologis HIV (795,71)
- gejala human immunodeficiency virus (HIV) (042)
- V09 Infeksi dengan mikroorganisme resisten terhadap obat-
Catatan: Kategori ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai kode tambahan untuk
kondisi infeksius diklasifikasikan di tempat lain untuk menunjukkan adanya
resistensi obat-organisme menular

2.2.2 ICD 10

Interval 10-tahunan antara revisi merupakan waktu yang sangat singkat


dan perlunya konsultasi dengan begitu banyak negara dan organisasi
membutuhkan proses yang sangat lama. Direktur Jenderal WHO menunda
pelaksanaan Konferensi Revisi-10, dari tahun 1985 menjadi 1989, dan untuk
menunda pengenalan Revisi 10 yang mulanya dijadwalkan paling lambat tahun
1989. 
Program kerja ekstensif kemudian dilaksanakan dan mencapai puncaknya
dengan Revisi Sepuluh ICD, yang dijelaskan di dalam Laporan Konferensi
Internasional untuk Revisi-10 ICD.
Konferensi Internasional untuk Revisi Sepuluh ICD berlangsung di markas
besar WHO, Geneva tanggal 26 September sampai 2 Oktober 1989, dihadiri oleh
43 negara anggota WHO, di antaranya Indonesia. Nama ‘International
Classification of Disease’ pada Revisi-9 diubah menjadi ‘International Stattistical
Classification of Diseases and Related Health Problems’ pada Revisi-10, namun
dengan singkatan yang sama, ICD. Revisi ini dinyatakan mulai berlaku tanggal 1
Januari 1993, dengan revisi berikut direncanakan dalam waktu sepuluh tahun. 
Ada 21 kelompok utama penyakit menurut ICD X, yaitu:
1. Penyakit infeksi dan parasit.
2. Neoplasma
3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah.
4. Penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas.
5. Gangguan mental
6. Gangguan sistem saraf
7. Penyakit mata dan adnexa
8. Penyakit telinga dan processus mastoideus
9. Penyakit sistem peredaran darah
10. Penyakit sistem pernapasan
11. Penyakit sistem pencernaan
12. Penyakit kulit dan jaringan
13. Penyakit sistem otot rangka dan jaringan
14. Penyakit sistem kencing dan kelamin
15. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal.
17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom.
18. Gejala, tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang tidak dapat
diklasifikasikan.
19. Cedera dan keracunan
20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian
21.  Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan Yankes
2.2.3 ICD 11
ICD adalah revisi berkala dan sekarang ini sedang dalam edisi ke-10. ICD-
10 dikembangkan pada tahun 1992 untuk melacak statistik kematian. ICD-11
direncanakan untuk tahun 2015.

ICD-11 adalah sistem pengkodean medis yang dibuat oleh WHO untuk
mendokumentasikan diagnosa, penyakit, tanda dan gejala dan keadaan sosial.
Dengan menggunakan kemajuan teknologi informasi, revisi ICD akan
memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan data tentang penyebab kematian,
kemajuan ilmu pengetahuan dan kedokteran, penyakit yang muncul dan kondisi
kesehatan, dan membandingkan informasi di seluruh dunia dengan lebih mudah
dan keragaman dalam pelayanan kesehatan masyarakatdan pelaporan klinis.

Dalam ICD-11, semua volume termasuk volume 3 akan diterbitkan secara


elektronik dan akan berintegrasi satu sama lain. WHO telah mengumumkan
bahwa mereka akan menerapkan prinsip-prinsip Web 2.0 pertama kalinya untuk
merevisi ICD. Proses revisi ICD ini terbuka untuk semua pendatang yang bersedia
untuk mendaftarkan kembali saran mereka dengan bukti-bukti dari literatur medis
dan berpartisipasi dalam debat online lebih dari perubahan yang diusulkan.

Beberapa fitur kunci baru dari revisi versi 11 akan mencakup bab baru
pada pengobatan tradisional, yang merupakan bagian penting dari perawatan
kesehatan di banyak bagian dunia dan siap untuk digunakan dengan catatan
kesehatan elektronik dan aplikasi. 

ICD akan diterjemahkan ke dalam 43 bahasa dan digunakan oleh semua


117 negara anggota. ICD memegang peran penting karena menyediakan bahasa
umum untuk melaporkan dan memantau penyakit. Hal ini memungkinkan dunia
untuk membandingkan dan berbagi data dengan cara konsisten dan standar antara
rumah sakit, daerah dan negara-negara dalam periode lebih lama.
ICD-11 akan menggabungkan platform Web lebih interaktif, dengan
update harian dan situs pencarian, untuk membantu dokter memanggil kode lebih
mudah. Selain itu, ICD-11 akan dirilis dalam beberapa bahasa, tidak seperti rilis
murni bahasa Inggris dari ICD-10. WHO telah menyatakan bahwa ICD-11 akan
siap menjadi Catatan Kesehatan Elektronik (EHR).

Proses revisi akan bertujuan untuk menciptakan sebuah platform untuk


ICD yang akan terus memungkinkan peningkatan dalam 3 aliran kerja berikut :

1. Bukti Ilmiah

Untuk menjelajahi dasar ilmiah dan epidemiologi penyakit sehingga ICD


revisi didasarkan pada data terbaik yang tersedia. Agar tujuan ini tercapai spesifik,
sistematis tinjauan pustaka akan dilakukan oleh kelompok ahli yang dipilih.
Sebuah protokol standar akan diikuti untuk mengidentifikasi publikasi ilmiah
yang akan diperiksa.

2. Keperluan klinik dan utilitas sistem kesehatan

ICD harus mudah digunakan, dukungan keputusan klinis dan manajemen


sistem kesehatan harus siap diintegrasikan ke dalam praktek rutin dalam situasi
yang berbeda termasuk perawatan dasar, perawatan klinis yang lebih khusus dan
penelitian. Mengingat adanya berbagai pengaturan yang berbeda dalam
penggunaan ICD didalam praktek sehari-hari dokter, seperti perawatan primer,
pengaturan rumah sakit, rehabilitasi dan pengaturan perawatan jangka panjang,
maka harus sesuai dengan klasifikasi kebutuhan pengguna sehingga tingkat detail
dapat tersedia

3. Public Health Usefulness

ICD harus membantu dalam kebijakan publik, alokasi sumber daya, dan
hasil pemantauan dengan merekam mortalitas, morbiditas dan parameter
kesehatan penduduk lainnya. Hal ini juga harus kompatibel dengan skema
klasifikasi lainnya dan elemen sistem informasi kesehatan.
Serangkaian metode terkoordinasi akan digunakan untuk meninjau secara
sistematis bukti yang ada dalam merevisi ICD-10 di versi sekarang untuk sampai
pada ICD-11. Proses tersebut akan berlangsung dalam 3 tahap, yaitu :

1) Tinjauan sistematis ilmiah, bukti kesehatan publik dan klinis untuk revisi, yang
secara singkat disebut ICD-10 Plus
2) Pembentukan ICD-11 Draft dan pengujian lapangan
3) Penciptaan hubungan sistematis untuk istilah standar perawatan kesehatan untuk
memfasilitasi komunikasi, standar pengolahan data dan riset

Revisi dari versi saat ini (ICD-10) dan pengembangan struktur untuk ICD-
11 dimulai pada tahun 2007. Pada permulaan revisi, tanggal diseminasi ICD-11
diperpanjang dari 2012 ke 2015 dengan implementasi percobaan di tahun 2014.

Agar siap untuk diseminasi global pada 2015, pekerjaan teknis pada ICD-
11 perlu diselesaikan pada tahun 2012. Pada pertengahan  2009, rencana
sebelumnya Draft Alpha akan selesai pada Mei 2010, Beta I pada Mei 2011 dan
Beta II pada Mei 2012, saat uji coba lapangan akan dimulai; diajukan ke WHO
pada tahun 2014 untuk implementasi pada 2015.

Pada September 2010 tampak jelas dari bahan pertemuan revisi ICD
bahwa target untuk populasi konten dan pengembangan perangkat lunak telah
masuk, tahap penyusunan Alpha berjalan secara signifikan di belakang jadwal dan
interaktif penyusunan platform Beta tampak tidak mungkin siap untuk dirilis pada
Mei 2011. Pada awal 2011, ICD revisi dan WHO-FIC mendiskusikan pro dan
montra dari penundaan peluncuran platform Beta sampai akhir 2011 atau hingga
Mei 2012.

Pada bulan Mei 2011, ICD-11 dapat dilihat secara terbuka Alpha Platform
browser diluncurkan. Pada Juli 2011, platform ini dibuka untuk para profesional
dan para pemangku kepentingan lainnya yang dapat mendaftar melalui situs untuk
akses lebih penuh dan untuk membaca serta mengirimkan komentar.

Menurut timeline ICD-11, platform penyusunan Beta telah dijadwalkan


kembali pada Mei 2012. Dan pada 14 Mei 2012 WHO mengumumkan peluncuran
platform ICD-11 Beta drafting. Platform dapat dilihat secara terbuka
menggantikan platform Alpha yang telah dilihat sejak pertengahan 2011.

ICD-11 Revision Advisory Groups menggunakan platform penyusunan


terpisah dengan fungsionalitas yang lebih besar dari platform yang diluncurkan
kemarin. Stakeholder yang berminat dapat mendaftar untuk peningkatan akses dan
untuk berinteraksi dengan platform penyusunan Beta. Dalam hal fungsi, platform
Beta tidak muncul untuk memasukan semua fitur tambahan atas Alpha.

2.2.4 International Classification of Diseases for Oncology (ICD –O)


2.2.4.1 Sejarah Penerbitan ICD –O
Sejak tahun 1893 telah dikenal klasifikasi Internasional untuk kode
morfologi. Pada revisi ke-6 tahun 1948, International Classification of Diseases,
Injuries, and Causes of Death ( ICD ) digunakan tidak hanya sebagai kode dan
tabulasi mortalitas saja, tetapi juga untuk kode morbiditas. Sejak tahun 1950 dan
tahun 1960 Nomenklatur dan koding neoplasma termasuk suatu prinsip yang
selalu dipakai di ICD.
Pada tahun 1948 ( ICD-VI ) klasifikasi neoplasma dikategorikan pada
kode topografi dan behaviour ( perilaku ) yaitu; maligna, benigna, dan non
spesifik. Kecuali pada limfatik dan hematopoeietik neoplasma, choriocarcinoma,
melanoma dn neoplasma benigna tertentu.
 Kode morpologi neoplasma disebut sebagai Manual of Tumor
Nomenklature and Coding (MOTNAC) tahun 1951 oleh American Cancer
Society (ACS)
 2 digit kode morfologi + 1 kode perilaku neoplasma, sebagai kode statistik
dasar untuk morfologi tumor oleh WHO tahun 1956
 Tahun 1960 College of American Pathologist ( CAP ) mempublikasikan
Systematized Nomenclature of Pathology (SNOP). Oleh sebab 40 % tumor
ditegakkan oleh dengan diagnosis patologi. Dimana kode morfologi dibagi
menjadi 2 seksi ( yaitu 8 dan 9 )
 Th 1968 muncul MOTNAC edisi kedua atas rekomendasi International
Agency for Research on Cancer (IARC) kepada WHO.
 Tahun 1976 WHO mempubliksikan ICD-O edisi pertama
 Seksi Topografik dari rubrik neoplasma maligna pada ICD-9 dan
kode morfologi dari 1 digit pada kode MOTNAC
 CAP mengadopsi morphologi pada ICD-O untuk revisi SNOP
yang disebut SNOMED (Systematized Nomenclature of Medecine), sedangkan
topografinya berbeda dengan ICD-O
 Pada ICD-O edisi kedua yang dipublikasikan tahun 1990 dipakai registrasi
kanker dan unit lain yang mengkhususkan pada pathologi dan kanker.
 ICD-O merupakan kode dual klasifikasi , yaitu kode untuk sistem
topografi dan morfologi. Kode topografi yang digunakan sama dengan kode
dengan kategori 3 atau 4 karakter dari ICD-10 untuk neoplasma maligna ( C00 –
C80 )
 ICD-O edisi ketiga diterbitkan WHO tahun 2000.
 Revisi pada kode morfologi neoplasma, khususnya untuk
Lympoma dan Leukemia, kemudian tidak ada perubahan pada kode topografi.
Gambar 2.1. Koding neoplasma tahun 1946 -2000
Primarily
ICD-O
Topography
1990

ICD-6 Primarily
1948 Morphology
ICD-O

2000
Both
ICDA-8 MOTNAC
ICD-7 Topography &
1967 1951
Morphology
1955

SNDO

H-ICDA-8 1951
ICD-8 1961
1968
1967
SNOP

1965
Ch.II Neopl
ICD-9-CM

1979
ICD-9
MOTNAC
1975
1968

Ch.II Neopl
ICD-10

1992
ICD-O

1976
Ch.II Neopl
SNOMED
Morphologi
Neopl.1977
CAP

SNOMED
III

1993

CAP

SNOMED
RT

2000

CAP
2.2.4.2 Isi dari ICD-O
Hanya terdiri dari satu jilid, dimana edisi pertama terbit pada tahun 1976
Isi buku edisi ketiga adalah sebagai berikut:
- Pendahuluan , perbedaan ICD-X dan IC-O
- Cara penggunaan ICD-O
- Aturan/ principle rules dan konvensi ICD-O
- Daftar nomer kode topografi
- Digit ke-5 kode behaviour untuk neoplasma
- Digit ke 6 kode grade/ derajat histologi dan deferensiasi
- Daftar nomer kode morphologi
- Alphabetikal indeks
- Nomer kode morfologi baru

2.2.4.3 Struktur ICD-O


Terdapat perbedaan mendasar antara struktur ICD-O dan ICD X. Bab II dari
ICD X pada dasarnya adalah kode topografik yang turut diperhitungkan dalam
menentukan kode perilaku neoplasma (ganas, jinak, insitu, atau tidak dapat
ditentukan).
Khusus untuk mengidentifikasi masing-masing perilaku tersebut ICD-O memiliki
satu set 4 karakter kode untuk topografik berdasarkan seksi neoplasma ganas dari
ICD X dan kode perilaku, berkaitan dengan lapangan morfologi yang akan
menunjukkan apakah neoplasma tersebut ganas, jinak dan lain- lain.
ICD-O merupakan kode dual klasifikasi yaitu kode topografi/ letak anatomi dan
kode morfologi/ histologi/ jaringan tubuh ;
1. Kode topografi adalah 3 atau 4 digit kode pada ICD X bab II
2. Kode morfologi terdiri dari 5 digit ( M…./ . )
a. 4 berdasar histologi
b. 1 sifat/ behaviour
c. Terdapat pada ICD-O dan ICD X jilid I hal 1179 s/d 1204
2.2.4.4 Kode Neoplasma di ICD-O
Penulisan sandi yang lengkap menggunakan 10 digit/ karakter yaitu ;
 4 karakter untuk sandi topografik
 4 digit untuk sandi morfologi
 1 digit untuk sandi behaviour neoplasma
 1 digit untuk sandi grade/ diferensiasi
Morfologi: ilmu mengenai bentuk dan struktur organisme; bentuk dan struktur
organisme, organ atau bagian tertentu.
Histologi: yang mempelajari fungsi, komposisi, dan struktur halus jaringan.
Topografi: deskripsi daerah anatomis atau bagian khusus.

2.2.4.5 Perbedaan antara ICD-X dan ICD O


- Dasar Pengelompokkan
Pada ICD-X topografik dikaitkan dengan sifat (judul kategori tercetak
tebal) dengan blok khusus untuk kategori; maligna, benigna, insitu, belum
diketahui/ tidak tentu maligna, benigna).
Pada ICD-O seperangkat kode 4 karakter neoplasma maligna berdasar atas
topografik yaitu sama dengan ICD X ditambah dengan kode sifat yang disatukan
pada kode morphologi.
Tabel berikut ini menunjukkan hubungan antara kode perilaku ICD –O dan
berbagai bagian dalam Bab II ICD –X.

Tabel 2.2 Hubungan antara kode perilaku ICD-O dan berbagai bagian dalam bab
II ICD-X

Kode Perilaku Kategori Terminologi


/0 D10 – D36 Neopasma jinak
/1 D37 – D48 Neoplasma tidak diketahui. Tidak
ditentukan
/2 D00-D09 Neoplasma insitu
/3 C00-C76 Neoplasma ganas yang diasumsikan/
C80-C97 dinyatakan primer
/6 C77-C79 Neoplasma ganas yang dinyatakn /
diasumsikan sekunder

Pada volume 3 ICD X, dibawah kata ‘ neoplasma’ terdapat tabel dengan 5 kolom
dengan judul sebagai berikut;

Tabel 2.3 Tabel pada volume 3 ICD X


Maligna Maligna In Situ Benigna Uncertain/
Primer Sekunder Unknown
Lung C34.9 C78.0 D02.2 D14.3 D38.1

Oleh karena itu, di ICD X diperlukan 5 jenis kategori 4 karakter untuk


mendeskripsikan seluruh jenis neoplasma paru.
Perbedaan mendasar antar ICD O dan ICD X adalah bahwa tipe
histologis sangat sedikit diidentifikasi di ICD X.
Tidak bisa dibedakan antara adenokarsinoma paru dengan carcinoma squamus
cell paru. Keduanya dikode dengan C34.9. Sedangkan ICD-O adenokarsinoma
paru dikode sebagai C34.9 M8140/3 dan carcinoma squamus cell pada paru
sebagai C34.9 M8070/3
Sampai terbitnya ICD X hanya terdapat 4 tipe histologis dari tumor ganas
dengan kategori ICD tersendiri, yaitu ; Limpoma, leukemia, melano pada kulit,
dan choriocarcinoma
Pada ICD X ditambahkan beberapa kategori lagi, misalnya mesothelioma (
C45) dan Sarcoma Kaposii ( C46 )
Kelangkaan kemampuan untuk mendapatkan kode morfoologi sesuai letak
anatomi mendorong para patolog dan onkolog untuk membutuhkan tidak hanya
kode topografk namun juga kode morfologi untuk menggambarkan neoplasma.

- Kategori ICD X yang Tidak Digunakan Pada ICD-O


Kategori dalam ICD X yang dihilangkan dari bagian topografi ICD-O
ditunjukkan pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Kategori ICD X yang dihilangkan dari bagian topografi ICD-O
Kategori ICD X Terminologi Kode Perilaku ICD –O
Yg Equivalen
C43 Melanoma of skin /3
C45 Mesothelioma /3
C46 Kaposi’s sarcoma /3
C78 Secondary maligna /6
neoplasma of respiratory
& digestive system
C81-c96 Secondary maligna / 6
neoplasma of other
specified site
C97 Maligana neoplasma of / 3
lympoid, hematopoetic
and related tissue
D00 –d09 In situ neoplasma /2
D10-D36 Benigna neoplasma /0
D37-D48 Neoplasma of uncertain & / 1
unknown behaviour

Kategori C81-C96 dari ICD X digunakan untuk neoplasma ganas yang


dinyatakan primer pada jaringan limpoid, hematopoetik dan jaringan terkait. Di
ICD-O bagian ini diberikan nomor kode morfologi khusus dan kode perilaku / 3
dikombinasikan dengan kode topografi yang sesuai anatara C 00-C80.
Misalnya; lympocytic lymphoma dari perut (lambung) dikode C83.0 di ICD X,
tetapi pada ICD O topografinya akan dikode sebagai lambung ( C16.9) dan
morfologinya M-9670/ 3.
Kategori C97 di ICD X tidak termasuk dalam ICD O karena tiap tiap
multiple site biasanya dikode terpisah.
Pada ICD X kategori C77 digunakan untuk neoplasma ganas sekunder dan
‘unspecified’ dari nodus limpatikus. Kode yang sama digunakan baik untuk
neoplasma primer atau metastase bagi nodus limpatikus di ICD O. Jadi sebagian
besar limpoma maligna ( C81-C85) ICD X dikode sesuai nomer kode topografi
C77 di ICD O
C42 dalah kategori tidak terpakai di ICD X yang digunakan di ICD O.
Untuk merancang beberapa letak topografi dalam sistem RES dan hematopoetic.
Kategori ini digunakan terutama sebagai letak topografis untuk sebagian besar
Leukemia C42.1(bone marrow) dan kondisi terkait yang dikode di C90-C95
dalam ICD X
Daftar untuk C42 dalam ICD O adalah sebagai berikut ;
C42 Hematopoetic and Reticuloendetelial syste
C42.0 Blood
C42.1 Bone marrow
C42.2 Spleen
C42.3 Reticuloendotelial system,Nos
C42.4 Hematopoetic system, Nos
Misalkan Chronic Lymphocytic Leukemia dikode C91.1 di ICD X;
di ICD-O dikode C42.1 (topografi untuk bone marrow), M9823/3 untuk
menunjukkan Chronic Lymphocytic Leukemia.
Perbedaan final antara ICD-O dan ICD X adalah ; ‘ Mola Hidatidosa,
NOS’ dikode C58.9 M9100/0 di ICD-O, tidak terklasifikasi di ICD X bab II,
melainkan ada di bab XV tentang Kehamilan , Persalinan dan Nifas di kategori
O01.9 “ Hydatiform Mole” dan Neurofibromatosis termasuk penyakit Von
Recklinghausen kecuali tulang, dikode M9540/1 pada ICD-O muncul di bab XVII
‘ Kelainan Congenital ‘ sebagai kategori Q85.0.

2.2.4.6 Struktur dan Format ICD O Edisi Ketiga


ICD O adalah kode dual klasifikasi dengan sistem koding untuk kode topografi
dan morfologi. Kode topografi menunjukkan bagian tubuh dimana neoplasma
berasal dan digunakan sama dengan kode 3 karakakter atau 4 karakter pada ICD
10 untuk neoplasma maligna ( C00 – C80 ).

a. ICD –O Terdiri dari 5 Bagian Utama, yaitu ;


1. Petunjuk Penggunaan
Bagian ini harus dipelajari dengan teliti. Berisikan petunjuk dan aturan
pemakaian pada registrasi kanker dan lab patologi (PA).

2. Daftar Numerik Topografik


Bagian topografik diambil dari bagian neoplasma maligna pada bab II ICD
X. Terminologi topografik ini mempunyai kode 4 karakter yang tersedia mulai
dari C00.0 s/d C80.9. Tanda baca point (.) menunjukkan subdivisi dari kategori 3
karakter.

3. Daftar Numerik Morfologi


Bagian morfologi merupakan versi revisi dari bagian morfologi ICD O
edisi II. Terminologi baru ditambahkan, dan bagian Limpoma Non Hodgkin
direvisi berdasarkan formulasi kerja.
Terminologi morfologi mempunyai nomor kode 5 angka mulai dari 8000/0 S/D
9989/1; empat digit pertama mengindentifikasi terminologi khusus histologik dan
digit ke 5 setelah tanda garis miring atau slash ( / ) adalah kode perilaku.
Kode 1 digit untuk perilaku ini menunjukkan apakah tumor tersebut
tergolong ganas, jinak, insitu, atau tidak tentu
Kode 1 digit terpisah juga disediakan untuk derajat histologik atau diferensiasi.
Untuk limfoma atau leukemia, kolom ini juga dipakai untuk menentukan asal dari
sel-T atau sel-B
Oleh karena itu, 10 digit karakter diperlukan untuk identifikasi lengkap.
Terdiri dari letak topografi ( 4 digit), tipe morfologi (4 karakter), perilaku (1
digit), dan grade/ diferensiasi neoplasma atau ekivalennya untuk leukemia dan
limpoma ( 1 digit).
4. Indeks Alphabetic
Indeks alphabetic digunakan untuk terutama koding dan mencakup
topografik (letak anatomis), morfologi (term. histologi) dan kondisi/lesi tumor
yang terpilih
Semua kode topografi dapat diidentifkasi dari huruf C, yang menyesuaikan
struktur dari bab II ICD X. (Pada edisi. I ICD O, kode topografik diidentifikasi
dari huruf T). M digunakan untuk menandai kode morphologi
Semua term disusun berdasarkan kata benda (noun) dan kata sifat
(adjective)
Contoh : Basophil Adenocarcinoma akan ditemukan di bawah B (Basophil) atau
A( Adeno carcinoma)
Sebagai tambahan indeks juga mencakup kondisi/ lesi seperti tumor tertentu..
Istilah ini dapat dikelirukan dengan neoplasma, misal karena berakhiran ’oma’
atau merupakan kondisi pre maligna. Tidak ada kode morpologi (dibelakang M)
karena ini bukan neoplasma
Namun demikian, nomor kode dari SNOMED edisi 2 dituliskan dalam
kurung untuk para pencatat/ register atau para dokter yang ingin mengumpulkan
datanya.
Contoh :
M…. Xeroderma pigmentum (SNOMED M-74040)

5. Perbedaan dalam Morfologi antara Edisi II dan Edisi III


Bagian ini berisikan daftar dari semua nomor kode morfologi baru, daftar
semua terminologi dan sinonim yang ditambahkan pada definisi kode yang telah
ada sebelumnya serta daftar terminologi yang sekarang dianggap maligna.
a. Singkatan yang digunakan pada ICD O edisi ke 3
- M --- Morphology
- NOS --- Not Otherwise Specified
- ICD O --- International Classification Of Diseases for Oncology (Third
Edition )
b. Penggunaan Istilah dalam bahasa Amerika dan Inggris
Ada beberapa istilah.

c. Kata NOS dan Pengunaannya


‘NOS’ yang ditulis setelah istilah topografik dan morfologik dimanapun
dalam ICD O dengan kata- kata / frase penentu (modifying) indeks alphabetik “
NOS” terdaftar terlebih dahulu, diikuti daftar alphabetik dari kata-kata perubah
(modifying words). Nomor kode istilah yang diikuti kata ‘NOS’ harus digunakan
bilamana topografik atau morfologi tidak dimodifikasi atau bila disertai kata sifat
yang muncul di bagian lain.
Kadang kadang ‘NOS’ juga digunakan untuk mengacu pada istilah
tertentu yang digunakan secara umum. Misal ; NOS tercetak di bawah ‘ Endokrin
glands’. C75.9 Endocrine glands, NOS ; untuk menunjukkan bahwa glandula
endokrin spesifik lain seperti ‘pineal gland’ atau pituitary gland’ juga terdaftar
dengan nomor kode spesifiknya.

d. Penggunaan Indeks Alphabetik


Indeks alphabetik sebaiknya digunakan dalam koding topografik maupun
morfologi. Semua terminologi topografik diawali dengan huruf C dan semua
istilah morfologi diawali dengan huruf M. Keduanya terdaftar dalam indeks
alphabetik. Semua kata-kata tadi dalam 3 atau lebih terminologi dengan judul
blok dicetak tebal dan dibawahnya teridentifikasi terminologi istilah topografik
( C ) dan morfologi ( M ) tidak pernah tercampur, selalu ada spasi diantara masing
- masing grup.

Contoh ;
-A-
Abdomen
C76.2 NOS
C47.4 autunomic nervous system
C49.4 connective tissue
C49.4 muscle
….. ……..
….. .…….

M-8822/ 1 Abdominal desmoid


M-8822/ 1 Abdominal fibromatosis
Abdomen mewakili grup pertama. Karena ada lebih dari 3 istilah modifier,
abdomen dicetak tebal. Bila ada istilah NOS, biasanya selalu didaftar teratas dan
tidak sesuai urut abjad N.

2.2.4.7 Aturan, Rules, dan Prinsip Dasar untuk ICD O Edisi III
- Rules 1 ; Morfologi numerical list ( daftar urut angka kode M)
Atas dasar working formulation dimana ada tambahan istilah baru dan
revisi seksi Non Hodgkin Limphoma.
Istilah MI mempunyai nomer kode 5 digit dari 8000/0 s/d 9989/ 1 yaitu kode
istilah histologik dan kode behaviour.
Ada kode tunggal terpisah untuk histologik grading/ diferensiasi dan untuk
mengenal sel asal – T atau B-cell. Total ada 10 digit.

- Rules 2 ; Regio topografik & Ill DEFINED Site (Regio topografik dan
jaringan gangguan sakit)
Apabila diagnosis tidak khusus menyebut jaringan asalnya atau lokasi
gangguan maka pilihlah istilah yang di indeks abjad yang jaringannya sesuai
daripada menggunakan ‘NOS’
Misal; Squamus cell carcinoma of the arm
Maka sandinya C44.6 (Skin of Arm) dan bukan C76.4 ( Arm, NOS)
Karena lapisan jaringan kulit terdiri dari sebagian sel squamous.
- Rules 3 ; Prefiks : para, peri, pre, supra, infra dan seterusnya sering
digunakan.
Ada beberapa topografik site termodifikasi dengan prefiks muncul dengan
nomer kode tersendiri pada ICD O.
Contoh;
o Peri adrenal tissue
o Peri pancreatic tissue
o Retroceccal tissue
o Retro peritoneum
Kodenya C48.0
Bila tidak ada dalam daftar ICD O maka sandi yang dipilih adalah yang diberi
istilah ; Ill defined sub category ; C76 ( Ill DEFINED Site ).

- Rules 4 ; Tumor yang melibatkan lebih dari 1 kategori atau sub kategori.
Tumor overlaps atau lebih dari 2 kategori bila titik asalnya tidak dapat
ditentukan maka sandinya, sub category. 8

- Rules 5; Behaviour code in morphology


Kode 5 digit untuk morfologinya harus digunakan, meskipun istilah tepat
tidak ada di daftar ICD O.
Contoh :
Benigna Chordoma harus disandi M- 9370/0
Bila hasil patologi tidak sama dengan behaviour yang ada di ICD O, maka sandi
sesuai hasil patologinya.

- Rules 6 ; Grading / diferensiasi code


Bila diagnosis menunjukkan 2 jenis kode grade yang berbeda (misal: well
and poorly grade) maka beri sandi higher grade.
Kode 6 digit juga digunakan untuk mengidentifikasi T- / B- Cell asal dari
penyakit Lympoma dan Leukemia
Pada penyakit Lympatic dan Hematopoetic, misal ; T-cell( code 5), B-cell (Code
6) , Null Cell (code 7) lebih diprioritaskan daripada grade (1-4).

- Rules 7 ; Cancer dan Carcinoma


Bila tidak ada aturan setempat maka cancer sama dengan maligna
neoplasma.

- Rules 8 ; Site specified morfologi


Sandi tepat untuk site specified ada pada daftar dengan tanda parenthesis
setelah sebutan istilah morfologinya., hal ini untuk neoplasma yang timbul pada
site sama atau jaringan sejenis.
Contoh;
Nephroblastoma (C64.9) bila tidak disebut site-nya sandi tetap dipakai dan bila
disebut site namun berbeda dengan istilah morfologinya maka beri sandi yang
sesuai.

- Rules 9 ; Pseudotopografik morfologi term


Adakalanya nama neoplasma seakan akan sesuai dengan lokasinya yang
tersebut pada istilah yang terkait, namun sebetulnya tidak demikian.
Contoh;
Bile duct carcinoma
Padahal yang dimaksud adalah tumor intrahepatic bile duct (C22.1)

- Rules 10 ; Compound morphologi diagnosis


Tidak semua kata majemuk muncul dalam daftar.
Misal :
Myxofibrosarcoma tidak ada dalam ICD O,
Penyandi harus mengecek sebutan lain dengan perubahan urutan dari prefiks
apabila yang disebut pertama tidak ditemukan. (Istilah Fibromyxosarcoma ada
dalam ICD O)

- Rules 11; Coding multiple morphology term


Bila ada satu istilah mempunyai lebih atau sama dengan 2 adjective yang
memiliki 2 sandi yang berbeda maka pilih sandi dengan nomer tertinggi, karena
ini akan lebih spesifik.

- Rules 12 ; Topografi site untuk limfoma


Mayoritas limfoma adalah tumor pada lymponodi ( dengan kode topografi
C77,-) atau pada jaringan limpatik.
Limfoma pada site spesifik disebut ekstranodal. Bila lymponodi yang terkena
merupakan tempat primer maka ini langsung dikode. Bila tidak atau tempat tidak
jelas maka kode topografi menjadi; lymponodi, NOS ( C77.9) atau bila multiple
nodes yang terkena, sandinya menjadi Lymponodes of multiple organ (C77.8).

- Rules 13 ; Topografi kode untuk leukemia


Semua leukemia kecuali myeloid sarcoma dan leukemia
reticuloendoteliosis, maka sandinya C42.1 Bone Marrow

- Rules 14 ; Multiple neoplasma


Untuk kasus multiple tumor, mempunyai bermacam lokasi tumor akan
menyulitkan penyandian.
Lihat tabel 4 (hal XXXVII) pada ICD O untuk histologi dari perbedaan pada
multipel neoplasma ( yaitu : carcinoma, lymphoma, sarcoma dan tempat spesifik
lain).

BAB III
KESIMPULAN

Registrasi kanker bermanfaat untuk mengetahui besar dan luas masalah


kanker yang dihadapi; melakukan perencanaan tentang pencegahan, pengobatan,
dan pengendalian kanker yang baik; dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada penderita; bahan pendidikan bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa; bahan
penelitian; dan bahan studi perbandingan. Sementara itu, ICD digunakan untuk
menyediakan standar klasifikasi penyakit untuk tujuan catatan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Cancer registration in the region. Available at
http://emro.who.int/noncommunicable-diseases/information-
resources/cancer-registration.html. Cited on June 14th 2020, 01.41 PM.
2. Depkes RI, Pusat Data Kesehatan. Pedoman Penggunaan ICD-10. Seri 1.
Jakarta: Depkes RI. 1999.
3. WHO. International classification of diseases for oncology. 3rd ed. Malta:
WHO; 2013.
4. Centers for Disease Control and Prevention. ICD-9-CM. Available at
http://www.cdc.gov/nchs/icd//icd9cm.htm. Cited on June 14th 2020, 10.00
AM.

Anda mungkin juga menyukai