Anda di halaman 1dari 3

Menggali Makna Kata Al-Khair dan Al Ma'ruf

20 November 2018 17:19 Diperbarui: 20 November 2018 17:31 1684 2 0

Sebelum saya jelaskan apa perbedaan makna di atara kedua kata itu, ada baiknya saya memulai
kajian makna kata di dalam kajian kebahasaan. Di dalam kajian kebahasaan, setiap kata mempunyai
makna sendiri-sendiri yang lebih spesifik, meskipun keduanya adalah bersinonim. Sinonim tidak
diartikan memiliki kesemaan makna, tetapi sinonim lebih diartikan dengan kemiripan makna.
Kemiripan ini menunjukkan bahwa setiap tidak memiliki kesamaan makna yang sama parsis, seperti
kata (mudarris), (mu'allim), dan (mursyid). Ketiga kata ini diartikan dengan "guru". Ini berarti bahwa
tiga kata ini bersinonim, memiliki makna yang mirip, tetapi tidak memiliki makna yang sama.

Mari kita lihat perbedaan makna ketika itu. Kata (mudarris) artinya "guru" (yang selalu memberi
dorongan kepada para muridnya (mahasiswanya) untuk belajar dan belajar terus secara mandiri).
Guru dalam dalam hal ini berfungsi sebagai motivator. Dalam kaitan ini boleh jadi, pengetahuan
murid-muridnya lebih luas daripada pengetahuan gurunya. Kata ini lebih cocok digunakan untuk
"guru di Perguruan Tinggi."

Kata (mu'allim) artinya "guru" (yang selalu mengajarkan para muridnya (pelajar-pelajarnya)
pengetahuan-pengetahun baru yang belum diketahui oleh para muridnya). Guru dalam hal ini
berfungsi sumber ilmu. Pengetahuan guru dalam hal ini lebih luas daripada pengetahuan murid. Kata
ini lebih cocok digunakan untuk "guru" di sekolah dasar dan menengah.

Adapun kata (mursyid) artinya "guru" (yang selalu menuntun, membimbing, dan mengarahkan para
muridnya ke jalan yang benar dan lurus agar tidak menyimpang atau meleset dari perjalanannya.
Guru dalam hal memberi ilmu sambil menuntun para muridnya. Kata ini lebih cocok digunakan
untuk guru dalam pengajaran thariqah atau tasawwuf. Seorang guru boleh jadi disebut sebagai
mudarris, mu'allim, dan mursyid karena guru bisa menjalankan fungsi-fungsi itu sekaligus. Di sinilah
kemiripan makna ketiga kata itu.

Mari kita lihat perbedaan makna antara kata (khair) dan kata (ma'ruf). Keduanya sama berarti "baik."
Keduanya memiliki makna yang mirip, tetapi tidak memiliki makna yang sama. Kata (khair) dari segi
Bahasa memiliki makna komparatif (makna lebih) dan superlatif (makna paling). Yang memiliki
makna lebih, seperti dalam kalimat: "Amal yang ini lebih baik daripada amal yang itu." Yang memiliki
makna superlatif, seperti "Amal yang ini yang paling baik." Dalam konteks ini, kata (khair) bentuk
asalnya adalah (akhyar) yang berarti "lebih baik" atau "paling baik."

Kata (khair) diartikan dengan arti "baik" jika dikaitkan dengan "kebaikan" yang bersifat permanen
yang berhubungan dengan persoalan hukum atau syari'at yang bersumber dari Allah. "Khair" itu
adalah nama atau sebutan bagi segala sesuatu yang terpuji dan disukai. Sesuatu yang terpuji dan
disukai itu bisa dicapai apabila ada dorongan atau keinginan untuk mencapainya. Shalat adalah
perbuatan yang baik, karena dia terpuji. Karena shalat adalah perbuatan terpuji, maka orang yang
melakukan shalat itu sebagai sebuah kebaikan (khair) disukai dan dicintai oleh Allah.

Kata yang terdapat di dalam QS. Ali Imran :104: diartikan dengan "Jadilah sebahagian di antara kamu
sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan (yang berkaitan dengan hukum-hukum yang
diturunkan dan ditetapkan oleh Allah)." Kata "khair" di dalam ayat ini memiliki arti "baik" yang
berkaitan dengan persoalan hukum Tuhan. "Shalat" adalah suatu kebaikan yang telah ditetapkan
oleh Allah. Mungkin ada orang yang menganggap bahwa shalat itu tidak baik, tetapi bagi Allah shalat
itu adalah baik untuk dilakukan. Kebaikan shalat itu baik bagi pelakunya. Tidur adalah sesuatu yang
baik, tetapi kebaikannya tidak ditetapkan dan tidak ditentukan oleh Allah. Tidur yang cukup dalam
sehari baik bagi kesehatanmu. Oleh sebab itulah, maka di dalam azan Subuh disebutkan kalimat " "
(Shalat lebih baik daripada tidur).

Kata (khair) yang digunakan di dalam Al-Qur'an memiliki 22 makna. Makna itu ditentukan sesuai
konteks yang digunakan di dalam ayat. Arti pertama adalah "kebaikan" yang merupakan lawan dari
kata "kejahatan." Arti-arti lainnya adalah "iman, isteri, harta, sehat, pahala, yang lebih utama,
makanan, kemenangan, kendaraan tunggangan, Al-Qur'an, yang lebih bermanfaat, harga yang
murah, kebajikan, kekuatan, dunia, mendamaikan, anak, orang yang saleh, memaafkan, sikap
santun, amal sunat, dan sesuatu yang bermanfaat." Betapa luasmnya makna kata itu digunakan oleh
Al-Qur'an.

Adapun kata (ma'ruuf) secara kebahasaan adalah bentuk isim maf'uul (kata benda yang
menunjukkan arti "di----." Kata ini berasal dari kata kerja ('arafa) yang berarti "mengenal,
mengetahui." Jadi kata diartikan dengan "dikenal, diketahui." Kata al-Raghib, seorang ahli Bahasa
yang menulis tentang buku "Mufradat Al-Qur'an" menyatakan bahwa kata itu diartikan dengan
"nama atau sebutan bagi segala amal atau perbuatan yang dikenal atau diketahui secara akal atau
secara syara' yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.

Contohnya adalah "menutup aurat." Menutup aurat itu wajib hukumnya, dan perbuatan menutup
aurat itu adalah sesuatu yang disebut (khair). Berbeda-beda cara orang menutup aurat. Ada
menutup auratnya dengan menggunakan kain, ada yang menggunakan sarung, ada yang
menggunakan celana, ada juga yang menggunakan alat penutup aurat lainnya. Cara-cara yang
dilakukan untuk menutup aurat itu adalah sesuatu yang makruf. Menutup aurat adalah sesuatu yang
"khair" dan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat adalah sesuatu yang
"ma'ruf." Tidak menutup aurat adalah perbuatan jahat (syarru), dan memperlihatkannya adalah
munkar.

Kata (ma'ruf) digunakan oleh Al-Qur'an digunakan untuk 8 makna, yaitu tauhid, mengikuti nabi,
hutang, menghiasa diri bagi perempuan, sindiran dalam melamar, ucapan yang indah, sesuatu yang
mudah bagi manusia di dalam adat kebiasaan, janji yang baik. Ini menunjukkan bahwa kata
menunjukkan makna lebih satu dan makna itu ditentukan berdasarkan konteks yang digunakan di
dalam ayat.

VIDEO PILIHAN

Anda mungkin juga menyukai