Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Cahayaty

NIM : P07220118099
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
Dosen : Ns. Siti Nuryanti, S.Kep, M.Pd

Jelaskan apa itu perspektif, trend dan isu tentang keperawatan jiwa di masa pandemi
saat ini.

A. Trend adalah hal yang sedang dibicarakan, Disukai, Dan bahkan digunakan. Dalam hal
ini, Segala sesuatu ( Objek atau benda ) akan sering dibicarakan, Disukai atau bahkan
digunakan.
B. Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Isu juga
sering di sebut rumor, kabar burung, dan gosip
Isu adalah masalah yg dikedepankan (untuk ditanggapi dsb). Isu dapat berupa kabar yg tidak
jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus.
C. Perspektif adalah suatu cara pandang terhadap suatu masalah yang terjadi, atau sudut
pandang tertentu yang digunakan dalam melihat suatu fenomena. Pengertian perspektif
sebenarnya dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam menilai sesuatu yang bisa
dipaparkan baik secara lisan maupun tulisan. 

Analisa terhadap isu di masa pandemi :


Menurut saya, semakin hari semakin banyak orang menderita Covid19. Dan tak jarang,
banyak isu-isu yang tidak jelas memberitakan hal yang tidak benar. masyarakat juga perlu
memilah informasi yang mereka dapatkan, terutama informasi-informasi yang belum
dipastikan kebenarannnya.
Ia mengingatkan untuk selalu mengonsumsi informasi yang akurat dari sumber-sumber yang
terpercaya.
"Membaca sumber yang keliru itu akan membuat kita lebih cemas, lebih khawatir, dan
memungkinkan untuk memunculkan masalah kesehatan jiwa," ujar Lahargo.

Analisa perspektif di masa pandemi :


Menurut saya, Pandemi COVID-19 tak cuma memengaruhi kesehatan mental masyarakat
umum. Kebijakan pembatasan fisik membuat banyak orang harus beraktivitas tak seperti
biasa. Akibat “dirumahkan" banyak masyarakat mulai merasakan penat. Di tingkat kelompok
yang lebih tua, kebijakan ini juga berdampak pada penurunan kognitif/demensia, menjadikan
mereka lebih mudah cemas, marah, stres, dan gelisah
Sementara itu tenaga kesehatan bekerja lebih berat akibat jumlah pasien meledak dalam
waktu bersamaan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan pandemi
ini berisiko memunculkan gangguan mental, terutama pada penyintas dan petugas kesehatan.
Mereka sangat mungkin terserang depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma.
 WHO menyarankan beberapa langkah meminimalisir kecemasan yang mempengaruhi
kondisi mental di saat wabah. Pertama kurangi paparan berita tentang COVID-19, sebisa
mungkin akses sumber berita terpercaya, dan memperbanyak akses ke berita positif,
Misalnya membaca kisah orang yang pulih atau gerakan dukungan terhadap pasien.
Langkah kedua buat jadwal rutin aktivitas yang harus dikerjakan di rumah, atau lakukan hal
baru yang menyenangkan seperti menyanyi atau melukis. Tetap jaga hubungan dengan
keluarga dan rekan lewat telepon, video, media sosial, atau email. Terakhir olahraga teratur,
jaga pola tidur, dan makan sehat.

RESPON KESEHATAN JIWA DI MASA PANDEMI COVID 19


- Takut jatuh sakit dan meninggal

- Tidak mau datang ke fasilitas layanan kesehatan karena takut tertular


saat dirawat

- Takut kehilangan mata pencaharian, tidak dapat bekerja selama isolasi,


dan dikeluarkan dari pekerjaan

- Takut diasingkan masyarakat/dikarantina karena dikait-kaitkan dengan

penyakit (seperti rasisme terhadap orang yang berasal dari, atau


dianggap berasal dari, tempat-tempat terdampak)

- Merasa tidak berdaya untuk melindungi orang-orang terkasih dan takut


kehilangan orang-orang terkasih karena virus yang menyebar

- Takut terpisah dari orang-orang terkasih dan pengasuh karena aturan


karantina

- Menolak untuk mengurusi anak kecil yang sendirian atau terpisah,


penyandang disabilitas atau orang berusia lanjut karena takut infeksi,
karena orang tuanya atau pengasuhnya dikarantina

- Merasa tidak berdaya, bosan, kesepian dan depresi selagi diisolasi

Anda mungkin juga menyukai