Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN KORBAN MASSAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Bunga Tang
2. Putri Cahayaty
3. Ulpah
4. Wahyni Dina
MANAJEMEN BENCANA

• upaya sistematis dan komprehensif


untuk menanggulangi kejadian secara
cepat, tepat serta akurat.
• Manajemen bencana berfungsi untuk
menekan korban dan kerugian yang
ditimbulkannya
AKTIVASI TIM GADAR / SDM

Tim medis di lapangan


(Emergency mobile team)

Pembagian Area
Bencana (Depkes)
TIM MEDIS DI LAPANGAN
(EMERGENCY MOBILE TEAM)

a. Tim untuk penanganan di area musibah,

b. Tim untuk penanganan di area triase,

c. Tim untuk penanganan di area rawat sementara.


1) Tim medis evakuasi (ambulance crew)
2) Tim medis di rumah sakit

d. Tim pelayanan medis (UGD,OK, HCU/ICU, R.Rawat, R.Jenazah)

e. Tim penunjang (farmasi, lab, rontgen, gizi, adminkeu, keamanan, humas)


PEMBAGIAN AREA BENCANA
(DEPKES)

a. Lingkar I (lokasi bencana), melakukan pertolongan pertama,


membuat triase, membuat perkiraankeadaan dan kebutuhan,
Perhatikan daerah ini aman atau tidak utk penolong
b. Lingkar II (sekitar bencana), bantuan pelayanan kesehatan
c. Lingkar III (disekitar lingkar II), bantuan medik dan evakuasi
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(DEPKES)
d. RED ZONE (area penyelamatan). Lokasi bencana, lokasi kerja tim
rescue, polisi,” tim medis” tergantung aman /tdk utk melakukan
pertolongan pertama

1) Rescue, keluarkan korban dari daerah berbahaya. Tugas tim


rescue khusus (misal tim pemadam kebakaran) dgn peralatan
khusus proteksi diri
2) Tim medis (bila lokasi tdk membahayakan) pertolongan pertama
dan triase awal di lapangan.
3) Tim pengamanan, melokalisasi area untuk menghindarkan korban
lebih banyak, untuk kepentingan penyidikan, memudahkan tim
rescue dan tim medis bekerja.
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(DEPKES)
e.YELLOW ZONE (area pertolongan medis). Lokasi pos lapangan
dan tim pendukung

1) Pos medis lapangan. pengaturan korban di-area musibah, triase


dan rawat stabilisasi, kom dgn pos medis lanjutan (RS rujukan)
2) Triase medik (pemberian label/tag),
3) Area penampungan korban dan area rawat sementara : terbagi
rawat merah, kuning, hijau dan hitam
4) Transportasi pasien GD (dgn triase evakuasi)
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(DEPKES)

f. GREEN ZONE (area penunjang). Lokasi utk media masa, lokasi


menunggu bagi keluarga korban, lokasi utk pemberian
penjelasan / info, utk tim relawan

1) Tim pendukung, logistik, pemberian layanan informasi (media


masa, keluarga korban, masyarakat)
2) Relawan yg membantu korban/ keluarga korban
3) Penampungan sementara korban tidak GD (tdk perlu RS)
sampai dapat dipindahkan.
TRANSPORTASI
1. Transportasi Pasien G.D. Pra Rumah Sakit
• Memprioritaskan pasien G.D yg memerlukan
pelayanan RS dengan segera
• Awak (kru) ambulans terampil dalam pertolongan
GD (mampu melakukan life support, mengawasi
stabilisasi korban)
• Fasilitas life support (A,B,C problem)
• Alat komunikasi (sbl sampai RS tujuan berikan info
kedatangan dan kasusnya, melaporkan
perkembangan keadaan pasien bl perlu)
TRANSPORTASI
2. Transportasi Pasien Tidak G.D.
• Pasien tdk dalam keadaan G.D / tidak perlu pertolongan
segera, dapat dievakuasi tanpa menggunakan ambulans,
digunakan kendaraan tergantung fasilitas transport tersedia.
Tujuan ke tempat penampungan yg ditentukan
• Korban meninggal dievakuasi ke R.S dgn fasilitas forensik,
sebaiknya menggunakan dgn kendaraan jenazah atau bila tdk
memungkinkan dapat diguanakan kendaraan yg tersedia
(sebaiknya menggunakan ktg jenasah)
FASILITAS
A. Peralatan (kebutuhan minimum) (kemkes, 2015):
1. Tempat Triase
• Tanda pengenal untuk menandai setiap tempat / bagian
dan petugas
• Kartu triase
• Peralatan administrasi
• Tandu (empat buah)
• Alat penerangan
• Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter, sarung
tangan
FASILITAS
b. Tempat Perawatan Gawat Darurat
(minimum untuk kebutuhan 25 orang korban)
1) Tanda pengenal untuk Ketua (jaket merah dengan tulisan “Ketua”),
dan untuk setiap Ketua tim (kain berwarna merah / kuning yang
dipergunakan di lengan)
2) Alat penerangan
3) Tandu 62
4) Selimut
5) Peralatan administrasi
6) Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter, sarung tangan
7) Peralatan medis bencana alam, terdiri dari:
FASILITAS
PERALATAN MEDIS BENCANA TERDIRI DARI :

1. Peralatan resusitasi jalan 3. Peralatan listrik/pneumatic


napas • Penghisap lendir (suction)
• Oksigen tabung • Lampu khusus
• Peralatan intubasi • Defibrilator
• Peralatan trakeostomi • Ventilator

• Peralatan drain thoraks • Baterai atau generator


• Perlengkapan peralatan luka Kapas,
• Ambu bag
verband elastik
• Alat cricothiroidectomy

4. Peralatan penjahitan luka


2. Peralatan resusitasi jantung • Sarung tangan
• Infus set + cairan • Obat antiseptik
• Obat-obatan untuk • Selimut pengaman
penalaksanaan syok • Bidai (termasuk kolar leher)
• Alat fiksasi pada trauma thoraks • ATS/ABU 63
(MASTrousers)
FASILITAS
c. Tempat Perawatan d. Lokasi Evakuasi
Non Gawat Darurat 1)Alat penerangan
1)Peralatan penerangan khusus 2)Tandu
2)Alat membalut / bidai
3)Peralatan administrasi
3)Peralatan administrasi
4)Sfigomanometer, stetoskop,
4)Sfigmanometer, stetoskop, lampu lampu senter, sarung tangan
senter, sarung tangan
DATA
Informasi penanganan
krisis akibat bencana
harus dilakukan dengan
cepat, tepat, akurat dan
sesuai kebutuhan
PENGUMPULAN DATA

1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan mencakup:

a. Data bencana
b. Data sumber daya (sarana, tenaga dan dana)
c. Data sanitasi dasar
d. Data upaya kesehatan penanggulangan bencana
e. Data status kesehatan dan gizi
f. Data mengenai masalah pelayanan kesehatan
PENGUMPULAN DATA
Peran institusi dalam pengumpulan data, antara lain:

a. Puskesmas mengumpulkan data bencana, sumber daya (sarana, tenaga


dan dana), sanitasi dasar, upaya kesehatan, penanggulangan bencana,
status kesehatan dan gizi serta data mengenai masalah pelayanan
kesehatan.

b. Rumah Sakit mengumpulkan data pelayanan kesehatan rujukan korban


bencana dan sumber daya kesehatan.

c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengumpulkan data bencana, masalah


kesehatan dan sumber daya kesehatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit.

d. Dinas Kesehatan Provinsi mengumpulkan data bencana, masalah


kesehatan dan sumber daya kesehatan dari Dinas Kabupaten/Kota atau dari
Rumah Sakit.
PENGUMPULAN DATA
2. Pengolahan Data Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan data, antara lain:

a. Puskesmas
pengolahan data mengenai masalah kesehatan untuk melihat
besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan untuk
peningkatan pelayanan.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


melakukan pengolahan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit
mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan
kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya
untuk pelayanan kesehatan dan sanitasi dasar untuk merumuskan
kebutuhan bantuan.
PENGUMPULAN DATA
2. Pengolahan Data Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengolahan data, antara lain:

c. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pengolahan data dari Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Provinsi mengenai
masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan
permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan
kesehatan untuk merumuskan kebutuhan bantuan.

d. Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan melakukan


pengolahan data dari Dinas Kesehatan Provinsi mengenai masalah
kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan
kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan
merumuskan kebutuhan bantuan bersama dengan unit terkait.
PENGUMPULAN DATA
3. Penyajian Data Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyajian data, antara lain:

a. Puskesmas menyiapkan data masalah kesehatan dalam bentuk


tabel, grafik, pemetaan, dll untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan penyajian data dapat


dalam bentuk bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll.

c. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan penyajian data dapat dalam


bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll. 4. Pusat Penanggulangan Krisis
Departemen Kesehatan melakukan penyajian data dalam bentuk tabel,
grafik, Pemetaan dan dimuat dalam web-site, dan lain-lain.
PENGUMPULAN DATA
4. Penyampaian Informasi yang diperoleh dapat
disampaikan dengan menggunakan:

a. Kurir
b. Radio Komunikasi
c. Telepon
d. Faksimili
e. E-mail
f. SMS
PENANGANAN OPERASIONAL

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

Secara Umum: Sistem koordinasi berbagai unit kerja


(multi sektor), didukung berbagai kegiatan profesi
(multi disiplin dan multi profesi) untuk selenggarakan
pelayanan terpadu penderita gawat-darurat, dalam
keadaan bencana maupun sehari-hari. 3 subsistem
yaitu pra RS, RS dan antar RS.
PRIMARY SURVEY

Penilaian awal merupakan prosedur yang dipergunakan untuk segera


mengetahui beratnya masalah danresiko potensial dari masalah yang
dihadapi Tujuan:

1. Untuk mencari tahu masalah yang sedangterjadi dan


kemungkinan yang dapat terjadi.
2. Untuk memobilisasi sumber daya yangadekuat.
3. Agar penatalaksanaan lapangan dapatdiorganisasi secara benar
sistem manajemen bencana Massal.

1. Airway
2.Breathing
3. Circulation
4. Disability
5. Exposure/Environment.
SECONDARY SURVEY

Pemeriksaan dilakukan setelah pasien dengan keadaan stabil dan


dipastikan airway, breathing dan sirkulasi dapat membaik.

Prinsip survey sekunder adalah memeriksa ke seluruh tubuh yang


lebih teliti dimulai dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe)

Dimulai dengan anamnesa yang singkat meliputi AMPLE (allergi,


medication, past illness, last meal dan event of injury). Penanganan
klinis mempunyai tahap yang menggunakan prosedur 5B, yaitu:

1. Breathing
2. Blood
3. Brain
4. Bladder
5. Bowel Usus
PENCEGAHAN INFEKSI
Pengawasan Penyakit menular pada kedaruratan
dilakukan sebagai berikut:

-Difokuskan pada penyakit penyebab kematian utama

-Ditekankan pada pencegahan penyakit dan perbaikan sistem-sistem


pelayanan

-Pembentukan dan penggerakan surveilans terhadap penyakit

-potensial KLB

-Potensi penyakit camapak dengan pemberian imunisasi.

-Penyuluhan kesehatan dengan melibatkan kader kesehatan.


EVAKUASI
1.Dipimpin oleh seorang Perawat/tenaga medis gawat darurat
berpengalaman yang mampu:

a) Memeriksa stabilitas korban


b) Memeriksa peralatan yang dipasang pada korban
c) Monitoring korban sebelum dilakukan pemindahan ke fasilitas lain
d) Supervisi pengangkutan korban
e) Menyediakan / mengatur pengawalan

2. Petugas administrasi

3.Penanggung jawab transportasi yang merupakan petugas senior dari


Dinas Pemadam Kebakaran atau Layanan Ambulans. Petugas ini
berhubungan dengan Kepala pos medis lanjutan dan pos komando.
POS PENATALAKSANAAN
EVAKUASI
Pos penatalaksanaan evakuasi ini berfungsi
untuk:

1. Mengumpulkan korban dari berbagai pos medis


lanjutan
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap para
korban
3. Meneruskan/memperbaiki upaya stabilisasi korban
4. Memberangkatkan korban ke fasilitas kesehatan
tujuan
EVAKUASI SEKUNDER
Pada beberapa keadaan tertentu seperti jika daya
tampung Rumah Sakit terlampaui, atau korban
membutuhkan perawatan khusus (mis., bedah saraf).
korban harus dipindahkan ke Rumah Sakit lain yang
menyediakan fasilitas yang diperlukan penderita.
Pemindahan seperti ini dapat dilakukan ke Rumah
Sakit lain dalam satu wilayah, ke daerah atau provinsi
lain, atau bahkan ke negara lain.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

ANY QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai