DISUSUN OLEH :
NIM:P07220218023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan taufiq, hidayah
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan makalah “Ilmu Dasar
keperawatan 1 ” ini dalam waktu yang telah ditentukan.Sholawat serta salam
selalu tercurahkan buat rasulullah SAW yang telah mengubah zaman sehingga
kita bisa menentukan yang haq dan yang bathil.Dengan adanya penulisan makalah
ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan
masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup biomekanika ilmu
keperawatan. Disamping itu saya menyadari bahwa mungkin terdapat banyak
kesalahan baik dari penulisan ataupun dalam penyusunannya yang tidak saya
ketahui.
Penulis pun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai
hasil yang sempurna.oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang
masih belum diungkapkan dalam membahas biomekanika.
Samarinda,26 September2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. LatarBelakang.................................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................18
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................18
3.2. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
yang mempelajari deskripsi dari gerakan dan bagaimana suatu gaya dapat
menimbulkan gerakan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III PENUTUP
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengaturan Posisi
Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
3. Memudahkan perawatan misal memberi makan.
6
4. Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.
Cara:
1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk
posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat).
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk`
Posisi Sims
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).
Pelaksanaan :
Cara:
7
Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Cara:
Posisi Litotomi
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi.
Posisi Trendelenburg
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.
Tujuan :
Posisi GenuPectoral
Tujuan :
8
1. Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
Tujuan :
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
Posisi Orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatasbed.
Tujuan :
Peralatan
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
9
4. Footboard
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
10
c. Gulungan handuk
2. TRAKSI
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh.,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.
Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering.
Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan
kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.
(2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
(3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.
11
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di
lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan
frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan
dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
3. Kesegarisan Tubuh
Kesegarisan tubuh (bodyalignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan
mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
1. Status kesehatan
12
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal,
terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi
3. Emosi
4. Faktor social
Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik
atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup
yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak
berkembang dengan baik.
4. Mekanika Tubuh
13
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan akvitas sehari-hari
dengan sempurna.
1. Bidang kedokteran
2. Bidang Fisika
Alat kesehatan
14
Opthalmoskop :Untuik mengetahui kondusoculi
BALISTOKARDIOGRAF
Jadi darah tersembur mula – mula bergerak menuju kepala dan badan pada
mulanya tertolak menuju ke kiri. Sewaktu darah mencapai puncak aorta naik
(Busur Aortik), kecepatannya dibalik dan akibatnya kecepatan dari badan
berbalik. Gerak badan itu dapat di deteksi, pada suatu alat yang dinamakan
Balistokardiograf, yang terdiri dari sebuah platform tegar yang ringan yang
disangga secara mendatar diatas semburan (jet) udara .
penyangga ini praktis tidak ada gesekan, sehingga bila sebuah subjek diikat erat
pada platform, subjek itu dan platform bergerak mendatar dengan setiap denyut
jantung. Gerakan ini dideteksi secara eletronis dan hasilnya, bila digambarkan
terhadap waktu, dinamakan Balistokardiogram (BKG). Balistokardiogram
dirancang untuk mengukur salah satu pergeseran, kecepatan atau percepatan dari
platform. Membandingkan kecepatan dan percepatan normal BKG dengan sebuah
elektrokardiogram (EKG) normal. Untuk pasien – pasien ketidaknormalan,
jantung BKG menunjukkan perubahan – perubahan karakteristik yang menjadikan
BKG suatu piranti yang berharga dalam diagnosis penyakit – penyakit jantung.
Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang diam. Contoh-
contoh yang digunakan dalam pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
hidrostatika adalah
15
Sebelum dipasangi infus, tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu tekanan
darahnya. Setelah diukur baru kemudian dipasangi infus. Posisi infus diatur
sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih besar dari tekanan
darah. Kalau tekanan cairan infus lebih kecil dari tekanan darah keadaannya akan
terbalik yakni darah akan masuk ke dalam kantong infus.
Oleh karena itu pemasangan cairan infus diposisikan lebih tinggi dari
pergelangan tangan pasien agar cairan infusnya mau masuk ke dalam tubuh
pasien. Apabila cairan infus diposisikan lebih rendah dari posisi pasien maka,
cairan tidak akan masuk ke pasien. Melainkan darah yang akan masuk ke cairan
infus.
1. Sphyganometer (Tensimeter)
Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri brakhialis,
melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yang disebut
bunyi Korotkoff (suara K). K ini adalah tekanan sistolik.
2. Tonometer
16
mengukur tekanan intra okuler apakah si penderita menderita glukoma atau tidak.
Satuan tonometer adalah Hg atau Torr. Harga normal tekanan intraokuler 12-23
mm Hg.
3. Sistometer
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
http://ernimaulidatif.blogspot.com/2014/12/biomekanika.html?m=1
http://ccaritugas.blogspot.com/2015/05/makalah-bio-mekanika-dalam-
keperawatan.html?m=1
http://namithanurmala.blogspot.com/2014/02/makalah-penerapan-biokimia-
dalam-bidang.html?m=1
19