Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

PRINSIP BIOMEKANIKA DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

NOVALINNA APPLEANGELINE ROMPIS

NIM:P07220218023

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TINGKAT 1

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AKADEMIK 2018 /2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan taufiq, hidayah
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan makalah “Ilmu Dasar
keperawatan 1 ” ini dalam waktu yang telah ditentukan.Sholawat serta salam
selalu tercurahkan buat rasulullah SAW yang telah mengubah zaman sehingga
kita bisa menentukan yang haq dan yang bathil.Dengan adanya penulisan makalah
ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan
masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup biomekanika ilmu
keperawatan. Disamping itu saya menyadari bahwa mungkin terdapat banyak
kesalahan baik dari penulisan ataupun dalam penyusunannya yang tidak saya
ketahui.

Penulis pun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai
hasil yang sempurna.oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang
masih belum diungkapkan dalam membahas biomekanika.

Samarinda,26 September2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1.  LatarBelakang.................................................................................................4

1.2. Tujuan PenelitIan ............................................................................................5

1.3. Sistematika Penulisan.......................................................................................5

BAB II    TINJAUAN TEORI................................................................................6

2.1. Konsep dasar Biomekanika dalam keperawatan.............................................6

2.2. Penerapan Biomekanika dalam keperawatan.................................................14

BAB III   PENUTUP.............................................................................................18

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................18

3.2. Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA   

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 :
Biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem
kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan
biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik
untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya
yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik
dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus pada
karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang digunakan
dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan
gerakan.
Studi kinematika:
• menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek bergerak,
berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi,
kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi kinematika.
Kajian kinetika :
• menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh
manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan
gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit
untuk diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.

Jadi, Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan


faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari
pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep
rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.
Biomekanika adalah ilmu tentang gerak makhluk hidup dengan
menggunakan ilmu mekanika. Ilmu mekanika merupakan cabang dari fisika

4
yang mempelajari deskripsi dari gerakan dan bagaimana suatu gaya dapat
menimbulkan gerakan.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep Biomekanika dalam keperawatan.
2. Mengetahui penerapan Biomekanika dalam keperawatan.

1.3. Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I   PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II  TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep dasar Biomekanika dalam keperawatan.

2.2. Penerapan Biomekanika dalam keperawatan.

BAB III  PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA   

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.Konsep Biomekanika dalam Asuhan Keperawatan.

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan


ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin,
1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika
menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam duaperspektif, yaitu
kinematika yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu menelitigerakan
dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa
melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan
yang menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau
berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebut
merupakan studi kinematika.Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang
bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika
menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan.Dibandingkan dengan kajian
kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang
terlihat adalah akibat dari gaya.

1. Pengaturan Posisi

 Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Tujuan :

1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan nyaman pada pasien yang sesak napas
3. Memudahkan perawatan misal memberi makan.

6
4. Pelaksanaan :
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca operasi struma, hidung.

Cara:

1. Dudukkan pasien
2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk
posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat).
3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk`

 Posisi Sims

Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).

Pelaksanaan :

a. Pada pasien dengan pemeriksaan rectal

b. Memberikan huknah, injeksi IM di otot gluteusmaximusdll

Cara:

1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan


posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan
ditekuk diarahkan ke dada.
2. Tangan kiri diataskcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di
atas tempat tidur.
3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di
atas tempat tidur

 Posisi Dorsal Recumbent

7
Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.

Dilaksanakan pada pasien dengan pemeriksaan ginecology, pemeriksaan genitalia,


pelaksanaan perasat pasang kateter, vulva hygiene.

Cara:

1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka.


2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur
dan renggangkan kedua kaki.
3. Pasang selimut.

 Posisi Litotomi

Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya


ke atas bagian perut.

Tujuan :

Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi.

 Posisi Trendelenburg

Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.

Tujuan :

1. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

 Posisi GenuPectoral

Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada


menempel pada bagian alas tempat tidur.

Tujuan :

8
1. Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

 Posisi Terlentang (supinasi)

Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan


kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.

Tujuan :

a. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesispinal.


b. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat.

Peralatan :

a. Tempat tidur

b. Bantal angin

c. Gulungan handuk

d. Footboard

e. Sarung tangan (bila diperlukan)

 Posisi Orthopneu

Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatasbed.

Tujuan :

a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan


memberikan ekspansi dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi

Peralatan

1. Tempat tidur

2. Bantal angin

3. Gulungan handuk

9
4. Footboard

5. Sarung tangan (bila diperlukan)

 Posisi Pronasi (telungkup)

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan
kepala menoleh kesamping.

Tujuan :

1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.


2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post
operasi mulut atau tenggorokan.

Peralatan :

1. Tempat tidur

2. Bantal angin

3. Gulungan handuk

4. Sarung tangan (bila diperlukan)

 Posisi Lateral (SIDE LYING)

Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.

Tujuan :

a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik

b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat

c. Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

Peralatan :

a. Tempat tidur

b. Bantal angin

10
c. Gulungan handuk

d. Sarung tangan (bila diperlukan

2. TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh.,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan disebut dengan countertraksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu. Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering.
Pengembangan ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan
kebutuhan ekonomi untuk perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi :

(1) untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau

(2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau

(3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.

Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan


untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa
minggu jika diperlukan. Ada 2 cara melakukan hal tersebut :

(1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).

(2) dapat menggunakan Steinmannpin, a Denhampin, atau kirschnerwir melalui


tulangnya (traksi tulang).

11
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di
lengan hal ini masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan
frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan
dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:

1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan


terhadap seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan
mereka.Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana
sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.
2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam
tulang. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan
fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan
kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak.

3. Kesegarisan Tubuh

Kesegarisan tubuh (bodyalignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan
mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.

Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan


klien dengan aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:

1. Status kesehatan

12
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal,
terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.

2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam


membantu proses keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian.
Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan
berkurang, sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan.

3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan


tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament,
sendi, dan tulang.

4. Faktor social

5. Gaya hidup (lifestyle)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik
atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup
yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak
berkembang dengan baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur


tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat
dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya
untuk selalu bersih dari sampah.

4. Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh (BodyMechanic) adalah usaha untuk mengkoordinasi


systemmusculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak,mengangkat,

13
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan akvitas sehari-hari
dengan sempurna.

Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera


System musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan
tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan
penggunaan energy otot yang berlebihan. Hal-hal tersebut mencakup kesegarisan
tubuh (BodyAlignment), keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.

Prinsip Mekanika Tubuh :

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi


tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk
mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga
keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk
menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam
hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan
menggerakan objek.

2.2. Penerapan Biomekanika dalam keperawatan

Didalam fisika Keperawatan membahas 2 bidang :

1. Bidang kedokteran

2. Bidang Fisika

Fisika Kedokteran berperan dalam bidang :

1. Untuk menentukan fungsi tubuh yg meliputi kesehatan dan penyakit yang


dikenal dengan faal fisika.
2. Meliputi pengetahuan tentang benda atau alat yg dipergunakan
dalam keperawatan seperti, alat ultrasonik, laser, radiasi.

Alat kesehatan

14
Opthalmoskop :Untuik mengetahui kondusoculi

Retinoscop :Untuk menentukan retina lensa

Keratometer :Untuk mengukur kelengkungan kornea

Tonometer :Untuk mengukur tekanan okuler spt. Pxglaucoma (std. 12-23


mmhg)

Lensometer :Untuk melihat lensa mata

 BALISTOKARDIOGRAF

Jadi darah tersembur mula – mula bergerak menuju kepala dan badan pada
mulanya tertolak menuju ke kiri. Sewaktu darah mencapai puncak aorta naik
(Busur Aortik), kecepatannya dibalik dan akibatnya kecepatan dari badan
berbalik. Gerak badan itu dapat di deteksi, pada suatu alat yang dinamakan
Balistokardiograf, yang terdiri dari sebuah platform tegar yang ringan yang
disangga secara mendatar diatas semburan (jet) udara .

penyangga ini praktis tidak ada gesekan, sehingga bila sebuah subjek diikat erat
pada platform, subjek itu dan platform bergerak mendatar dengan setiap denyut
jantung. Gerakan ini dideteksi secara eletronis dan hasilnya, bila digambarkan
terhadap waktu, dinamakan Balistokardiogram (BKG). Balistokardiogram
dirancang untuk mengukur salah satu pergeseran, kecepatan atau percepatan dari
platform. Membandingkan kecepatan dan percepatan normal BKG dengan sebuah
elektrokardiogram (EKG) normal. Untuk pasien – pasien ketidaknormalan,
jantung BKG menunjukkan perubahan – perubahan karakteristik yang menjadikan
BKG suatu piranti yang berharga dalam diagnosis penyakit – penyakit jantung.

 APLIKASI HUKUM HIDROSTATIKA DALAM KEPERAWATAN

Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang diam. Contoh-
contoh yang digunakan dalam pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
hidrostatika adalah

1. Peletakan Cairan Infus

15
Sebelum dipasangi infus, tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu tekanan
darahnya. Setelah diukur baru kemudian dipasangi infus. Posisi infus diatur
sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih besar dari tekanan
darah. Kalau tekanan cairan infus lebih kecil dari tekanan darah keadaannya akan
terbalik yakni darah akan masuk ke dalam kantong infus.

Oleh karena itu pemasangan cairan infus diposisikan lebih tinggi dari
pergelangan tangan pasien agar cairan infusnya mau masuk ke dalam tubuh
pasien. Apabila cairan infus diposisikan lebih rendah dari posisi pasien maka,
cairan tidak akan masuk ke pasien. Melainkan darah yang akan masuk ke cairan
infus.

 APLIKASI HUKUM HIDRODINAMIKA DALAM KEPERAWATAN

Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang


mengalir.Contoh-contoh yang digunakan dalam pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan hidrodinamika.

1. Sphyganometer (Tensimeter)

Sphygmomanometer atau BloodPressure Manometer, dikenal dengan nama


Tensimeter. Kegunaannya yaitu untuk mengukur tekanan darah tubuh, berapa
angka sistol (pada waktu jantung kuncup) dan berapa angka diastol (pada waktu
jantung mengembang kembali).

Sphygmamometer terdiri dari manometer air raksa, pressurecuff, dan


stetoskop. Pressurecuff dipasang pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan
dengan tujuan aliran darah dapat distop, tampak air raksa dalam tabung naik pada
skala tertentu, kemudian pressurecuff dilepas secara perlahan-lahan.

Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri brakhialis,
melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah yang disebut
bunyi Korotkoff (suara K). K ini adalah tekanan sistolik.

2. Tonometer

Tonometer adalah suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan untuk


mengetahui TIO (Tekanan Intra Okuler) pada mata. Alat ini dipakai untuk

16
mengukur tekanan intra okuler apakah si penderita menderita glukoma atau tidak.
Satuan tonometer adalah Hg atau Torr. Harga normal tekanan intraokuler 12-23
mm Hg.

3. Sistometer

Sistometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan


kandung kemih. Alat sistometer terdiri dari pipa kapiler yang mengandung skala
dalam cm H2O. Pipa kapiler ini dihubungan dengan jarum melalui pipa karet.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada


systembiologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika
terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh
manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-
prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.Filosof Yunani
Aristotle (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali melakukan studi secara
sistematik terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak prinsip yang
mendeskripsikan aksi dan karakteristik geometri dari otot. Studi dari para filosof
dan ilmuwan tersebut telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa gerakan
tubuh manusia merupakan konsekuensi dari interkasi antara otot dan gaya yang
diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh manusia..

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat


penting untuk diterapkan dalam dunia kesehatan, diantarnya mekanika tubuh,
traksi, pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus
mengetahui penerapannya

3.2. SARAN

Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat saya harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.Dan semoga dapat
lebih bermanfaat bagi semua yang membaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://ernimaulidatif.blogspot.com/2014/12/biomekanika.html?m=1

http://ccaritugas.blogspot.com/2015/05/makalah-bio-mekanika-dalam-
keperawatan.html?m=1

http://namithanurmala.blogspot.com/2014/02/makalah-penerapan-biokimia-
dalam-bidang.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai