Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN TRAKSI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 DENGAN DUA MODE

“LUMBAL DAN LEHER

Setyo Dwi Hariyono, sumber, SST, MT,H.ENDANG DIAN SETYONINGSIH,ST,MT)

Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Traksi merupakan alat yang digunakan untuk memberikan terapi khusus kepada pasien yang mengalami
gangguan pada otot maupun tulang. Pesawat Traksi berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot yang tegang dan
memulihkan tulang pada posisi yang semestinya. Cara kerja dari pesawat ini yaitu dengan memanfaatkan gaya putaran
motor dilengkapi dengan sensor beban yang menggunakan sensor loadcell yang di atur dan terkontrol secara cerdas oleh
Mikrokontroller ATMEGA8535. Untuk menggunakan alat ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah menimbang
berat badan kemudian memasang sabuk ke pasien lalu pilih mode lumbal atau leher,setting batas atas dan batas bawah
kemudian tekan start maka alat akan mulai bekerja sampai batas waktu yang ditentukan.

Pembutan modul ini menggunakan system mikrokontroller sebagai pengendali dan sensor load cell sebagai
sensor untuk menentukan berat beban. Alat ini juga menggunakan hx711 sebagai PSA yang mengubah tegangan dari
sensor load cell menjadi data digital untuk ditampilkan pada lcd.Kesalahan pengukuran disebabkan karena motor pada
alat yang sudah tidak mampu lagi untuk menarik beban yang terlalu berat dan sensitivitas sensor load cell yang menurun.

Setelah dilakukan pembuatan modul dan pengujian hasil modul dengan diperoleh prosentase error sebesar 0%
pada beban 7kg dan 0% pada beban 18k .Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan sesuai
fungsinya.karena % errornya masih dibawah standar ± 5%.

Kata kunci : Traksi, motor DC, sensor Loadcell, IC AT89s51

PENDAHULUAN bahkan WHO telah menetapkan dekade


(2000-2010) menjadi dekade tulang dan
Latar Belakang persendian. Penyebab fraktur pemisahan
Traksi adalah alat yang digunakan atau patahnya tulang terbanyak adalah
untuk memberikan terapi khusus kepada karena kecelakaan lalu lintas. Manusia
pasien yang mengalami gangguan pada otot terdiri dari beberapa organ tubuh yang saling
maupun tulang dengan memanfaatkan gaya berhubungan antara satu dengan yang lainya
tarik yang dihasilkan oleh tarikan motor. sehingga apabila salah satu diantaranya
Pesawat Traksi dapat merelaksasikan otot- mengalami disfungsi maka anggota tubuh
otot tegang dan memulihkan tulang pada secara keseluruhan akan mengalami
posisi yang semestinya. Menurut penurunan kinerja fungsi organnya
kegunaanya pesawat traksi dibagi menjadi Alat traksi sebelumnya pernah
dua jenis yaitu pesawat traksi untuk tulang dibuat oleh Heady Nuke Wadiyanti dan Ilma
leher dan lumbal. Prinsip Traksi adalah Risky Farikha dengan judul Pembuatan
menarik tahanan yang diaplikasikan pada Traksi Berbasis Mikrokontroller AT89S51
bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang Dengan Dua Mode “lumbal dan Leher”.
belakang dan menarik tahanan yang Mengingat mikrokontroller AT89S51 sudah
diaplikasikan pada arah yang berlawanan mulai langka dipasaran dan alat ini juga
yang disebut dengan countertrak sudah tidak berfungsi lagi maka penulis
penempatan alat traksi biasanya ditempatkan ingin memperbaiki dan mengganti sistem
pada ruang fisioterapi pada rumah sakit. dengan ic mikrokontroller ATMEGA 8535.
Sistem musculoskeletal telah Menyadari pentingnya fungsi otot
menjadi masalah yang banyak dijumpai di dalam melakukan aktifitas hidup sehari-hari,
pusat pelayanan kesehatan diseluruh dunia. maka penulis ingin membuat pesawat traksi
1
yang dapat memberikan terapi kepada TINJAUAN PUSTAKA
seseorang yang mengalami dislokasi fungsi
jaringan otot pada organ tubuhnya. 2.1 Pengertian traksi
Diharapkan dengan gaya tarik yang
dihasilkan oleh pesawat ini otot-otot yang Traksi merupakan alat yang
dalam keadaan tegang dapat direlaksasikan digunakan untuk memberikan terapi khusus
sehingga dapat berfungsi sebagaimana kepada pasien yang mengalami gangguan
fungsinya. Berdasarkan alasan tersebut pada otot maupun tulang dengan
penulis ingin membuat “ALAT TRAKSI memanfaatkan gaya tarik yang dihasilkan
BERBASIS MIKROKONTROLLER oleh tarikan motor DC. Pesawat Traksi
ATMEGA8535 DENGAN DUA MODE dapat merelaksasikan otot-otot tegang dan
memulihkan tulang pada posisi yang
semestinya. Menurut kegunaanya pesawat
traksi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
masalah yaitu :
1. Traksi leher Pesawat Traksi Untuk Tulang Leher
menentukan berat beban antara (7kg-8kg)
Traksi lumbal 1. Suatu teknik terapi dengan
2. menetukan berat beban antara (17kg-18kg) menggunakan mesin mekanis berupa
tarikan/peregangan pada daerah
cervical (leher)
2. Orang dewasa yang membutuhkan
1.1 Rumusan masalah traksi >5kg
Dapatkah dibuat alat traksi berbasis 3. Membantu merelaksasi otot-otot
Mikrokontroller ATMEGA8535 dengan dua daerah leher dan pundak
mode “lumbal dan leher”. 4. Membantu mengurangi penekanan
atau iritasi akar syaraf
1.2 Tujuan penelitian 5. Fraktur membutuhka traksi jangka
1.2.1 Tujuan umum panjang
Dikembangkanya alat traksi dengan dua
mode berbasis mikrokontroller Pesawat Traksi Untuk Tulang lumbal
ATMEGA8535
1.2.2 Tujuan kusus 1. Suatu teknik terapi dengan
1.2.2.1 Membuat rangkaian pengaturan menggunakan mesin mekanis barupa
tekanan berat beban. tarikan/peregangan pada pinggang
1.2.2.2 Membuat tampilan berat beban atas 2. Membantu merelaksasikan otot-otot
dan berat beban batas bawah daerah pinggang
pada LCD. 3. Orang yang membutuhkan traksi
1.2.2.3 Membuat software tampilan berat >15kg
beban batas atas dan berat 4. Membantu mengurangi
beban batas bawah penekanan/iritasi akar syaraf
1.3 Manfaat penelitian
1.3.1 Manfaat praktis 2.2 Motor DC
Rancangan ini berguna untuk
Motor DC adalah jenis motor listrik
memudahkan operator dalam
yang bekerja menggunakan sumber
melakukan perawatan penyembuhan
tegangan DC. Motor DC atau motor arus
fraktur pada pasien
searah sebagaimana namanya,
1.3.2 Manfaat teoritis
menggunakan arus langsung dan tidak
Menambah pengetahuan tentang alat
langsung/direct-unidirectional. Motor DC
yang digunakan untuk menangani
digunakan pada penggunaan khusus
fraktur dislokasi (tidsk pada tempatnya)
dimana diperlukan penyalaan torque yang
atau spasme otot dalam usaha untuk
tinggi atau percepatan yang tetap untuk
memperbaiki deformitas dan
kisaran kecepatan yang luas.
mempercepat penyembuhan

2
Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan
selatan kumparan motor DC.

METODOLOGI

Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan


Gambar 2.1

rohimston.blogspot.com/2010/07/motor-dc.html

2.3 Komponen Utama Motor DC


Gambar diatas memperlihatkan
sebuah motor DC yang memiliki tiga
komponen utama :
1. Kutub medan magnet
Secara sederhada digambarkan
bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor
DC. Motor DC memiliki kutub medan
yang stasioner dan kumparan motor Pada saat power di ON maka supply
DC yang menggerakan bearing pada mendapat tegangan dari PLN lalu seluruh driver
ruang diantara kutub medan. Motor DC rangkaian akan mendapatkan supply tegangan dan
sederhana memiliki dua kutub medan: dapat bekerja.Kemudian setting berat badan yang
kutub utara dan kutub selatan. Garis didapat dari berat badan pasien untuk menentukan
magnetik energi membesar melintasi berat beban batas atas dan berat beban batas
bukaan diantara kutub-kutub dari utara bawah..Kemudian data tersebut akan disimpan pada
ke selatan. Untuk motor yang lebih mikrokontroller yang akan ditampilkan pada display
besar atau lebih komplek terdapat satu LCD.
atau lebih elektromagnet. Kemudian tekan start proses terapi akan
Elektromagnet menerima listrik dari berlangsung,maka driver motor akan bekerja dan
sumber daya dari luar sebagai penyedia motor DC menarik beban sampai batas waktu proses
struktur medan. terapi selesai.Setelah motor DC menarik beban maka
sensor load cell akan mendeteksi berat beban
2. Kumparan motor DC kemudian akan dikuatkan oleh PSA maka ADC akan
mengubah menjadi tegangan digital agar dapat
Bila arus masuk menuju kumparan ditampilkan pada display LCD Mikrokontroller
motor DC, maka arus ini akan menjadi sebagai central akan membaca data dari ADC untuk
elektromagnet. kumparan motor DC dibandingkan dengan setting berat beban,yang akan
yang berbentuk silinder, dihubungkan ditampilkan pada display LCD,begitu pula dengan
ke as penggerak untuk menggerakan interupsi pada motor sebagai penghasil gaya akan
beban. Untuk kasus motor DC yang melakukan aktivitas sesuai isyarat mikro.Mikro juga
kecil, kumparan motor DC berputar akan terus-menerus memberikan interupsi kepada
dalam medan magnet yang dibentuk perangkat keras sesuai dengan data software yang ada
oleh kutub-kutub, sampai kutub utara didalamnya maka proses terapi akan berhenti
dan selatan magnet berganti lokasi.

3
3.2 Diagram Alir Alat Cara Kerja Diagram Alir

1. Begin
= untuk mulai program
2. Setting beban batas atas
= menentukan batas atas berat beban
3. Setting beban batas bawah
= menentukan batas bawah berat beban
4. Start
= melkasanakan interupsi/proses terapi
dimulai
5. Motor berputar/menarik
= motor akan berputar
Deteksi sensor batas atas
= untuk menentukan beban batas bawah
pada waktu motor berputar (mengulur).Pada
motor akan mengulur apabiladeteksi sensor
batas bawah beban telah tercapai,apabila ya
motor akan berenti bekerja dan proses terapi
telah selesai.Dan apabila tidak maka akan
kembali ke motor 2.
6. Deteksi sensor batas bawah
= unrtuk menentukan batas bawah pada
waktu motor berputar (mengalir).Pada waktu
motor akan mengulurapabila deteksi sensor
batas bawah beban telah tercapai,apabila ya
maka motor akan berhenti bekerja dan proses
terapi telah selesai dan apabila tidak maka
akan kembali kemotor 2
7. End
= proses selesai

3.2 Diagram Mekanis

D
o
Gambar 3.3 w
Diagram Mekanis
n

4
3.4 Pembahasan Rangkaian
3.3 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA 5.1.1 Driver Motor
Pengujian dan pengukuran modul

Setelah pembuatan modul maka


perlu diadakan pengujian dan pengukuran,
untuk itu penulis melakukan pendataan
melalui proses pengukuran dan pengujian
adalah untuk mengetahui ketepatan dari
pembuatan modul dan memastikan apakah
masing – masing komponen dari rangkaian
modul yang dimaksud sudah bekerja

Display
Lumbal Data Rata-
(kg) Hx711 rata
1 2 3 4 5

18 8730 18 18 18 18 18 18
Gambar5.1 Rangkaian Driver Motor
17 8701 17 17 17 17 17 17

8 8455 8 8 8 8 8 8

7 8439 7 7 7 7 7 7

3 8338 3 3 3 3 3 3

PEMBAHASAN

sesuai dengan fungsinya seperti yang telah di


rencanakan

5
5.2 Modul Rangkaian Atmega 8535 dibawah standar ± 5%.
Saran
R3 J2

POT
CON16
Untuk memperbaiki kendala sistem dan
HI 0 LCD KARAKTER
J5
mengembangkan alat yang telah dibuat maka ada
HI

PORT ADC

beberapa hal yang perlu ditambahkan:

Enable
R2

GND
VCC

R/W
VSS

VEE

DB0
DB1
DB2
DB3
DB4
DB5
DB6
DB7
BPL
RS
10K U2

1
2
3
4
5
6
7
8
1. Pengukuran range berat beban ditambah

10
11
12
13
14
15
16
PB0 1 40

1
2
3
4
5
6
7
8
9
PB1 2 PB0(XCK/T0) PA0 (ADC0) 39
PB2 PB1(T1) PA1 (ADC1)
menjadi diatas 18kg,

PC0

PC4
SW1 C4 3 38 J4
10 uf PB2(INT2/AIN0)
PA2 (ADC2)

HI

PC1

PC5
Reset 4 37 D9
J1 PB3(OC0/AIN1)
PA3 (ADC3)

PC2

PC6
5 36 CON2
GND MOSI PB4(SS) PA4 (ADC4) 0 0 0

PC7
5 6 35
PB5(M0SI) PA5 (ADC5)

1
2
RESET MISO
2. Display untuk kecepatan tarikan motor yang

HI
4 7 34 DIODE
3 SCK SCK 8 PB6(MIS0) PA6 (ADC6) 33 R1
2 MISO RESET 9 PB7(SCK) PA7(ADC7) 32 VCC
0 RST AREF
1 MOSI

C3
HI 10

GND 11
VCC AGND
30
31
0
HI
C1
10uf
POT 20K
sebelumnya tidak ditampilkan, sebaliknya
0 GND AVCC 29
Pemprograman 12
13
PD0 14
XTAL2
XTAL1
PC7(TOSC2) 28
PC6(TOSC2) 27
PC6
PC5
PC7
ditampilkan dengan diberi pilihan indikator
PD0(RXD) PC5 26 0
SW2 1
PB0
22 pf
C2
Y1
12 M
PD1 15
PD2 16
PD3 17
PD1(TXD)
PD2(INT0)
PC4 25
PC3 24
PC4
PC3
PC2
J3 high,low dan medium.
PD3(INT1) PC2 23 SUPPLY
PD4 18 PC1
PD4(OC1B) PC1(SDA) 22

1
2
SW3 2 PD5 19 PC0
PB1 22 pf PD6 20 PD5(OC1A) PCO(SCL) 21 PD7
PD6(ICP) PD7(OC2) HI 3. Motor dc diganti dengan yang lebih kuat
SW4 3 0
PB2
ATMEGA8535
karena motor yg sebelumnya hanya mampu
0
J6 menarik beban kurang dari 18 kg
0 PORT D

DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
4
5
6
7
8
PD0
PD1
PD2
PD3
PD4
PD5
PD6
PD7

1. Yuda. 2009. Traksi Dalam Orthopedic,


Diakses tanggal 19 April 2010
dari http://presentasionTranscript.Scribd.co
m/docMohammad Sutikno.2006. Pesawat
Traksi Dengan Sistem Mikrokontroller AT
89S51 ( Timer ).Teknik
Kesimpulan Elektromedik.Surabaya
2. Spesifikasi Alat Traksi Unit Di Instalasi
Setelah melakukan proses pembuatan dan Rehab Medik RSU HAJI SURABAYA.
studi literatur perencanaan, percobaan, pengujian alat 3. http://loadcellteori.wordpress.com/.diakses
dan pendataan, penulis dapat menyimpulkan sebagai tanggal 4 april 2012 pukul 13.30wib
berikut : 4. Eko Dedi.2007.Traction Unit Dengan
1. Setelah dilakukan pembuatan dan pengujian Metode Steping Gaya Berbasis
modul, pembuatan traksi ini dapat Mikrokontroller AT89S51.Teknik
digunakan untuk mengembalikan tulang Elektromedik.Surabaya.
yang tidak pada tempatnya, sehingga tulang
yang dislokasi dapat berfungsi kembali.
2. Setelah dilakukan pembuatan rangkaian
ADC dapat berfungsi sesuai dengan yang
fungsinya untuk pengambilan data ADC.
3. Saat dilakukan pengujian untuk menarik
berat beban, pada tampilan lcd keluar angka
hasil pengukuran, sehingga display lcd dapat
menampilkan berat beban yang diukur.
4. Setelah dicoba software dapat berfungsi
sesuai dengan program untuk mendeteksi
berat beban. Dan menentukkan berat beban
batas atas dan berat beban batas bawah
Setelah dilakukan pembuatan modul dan
pengujian hasil modul dengan diperoleh rata –
rata error sebesar 0 % sehingga dapat
disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan
sesuai fungsinya.karena % errornya masih

Anda mungkin juga menyukai