Sindy Erma Lestari - 402020004 - LK Kasus 2 - PPN 8
Sindy Erma Lestari - 402020004 - LK Kasus 2 - PPN 8
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
Dosen Pengampu :
Oleh :
SINDY ERMA LESTARI
(402020004)
RUANG : Melati
I. DATA DASAR
a. Identitas Pasien
Usia : 62 tahun
2) Keluhan penyerta
a. Badan klien lemas
b. Klien mual dan muntah.
3) Pengaruh penyakit terhadap pasien
Klien mengatakan akibat sakit yang dideritanya klien tidak bisa
beraktifitas seperti biasanya karena salah satu kaki dan tangannya tidak
bisa digerakkan.
4) Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Klien mengatakan ingin sembuh dari sakit yang dideritanya.
62 thn
Keterangan :
: Laki laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Perkawinan
1) Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga?
Klien tinggal bersama keluarganya
2) Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?
Berdasarkan kasus diatas, tidak dijelaskan apakah ada anggota keluarga
ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien atau tidak
3) Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun?
Berdasarkan kasus diatas tidak dijelaskan apakah di keluarganya ada yang
memiliki penyakit menular atau tidak
4) Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota
keluarga sakit?
Tidak terkaji.
ISTIRAHAT
1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Tidak terkaji.
2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?
Tidak terkaji.
3) Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?
Tidak terkaji.
4) Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?
Tidak terkaji.
5) Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?
Dapat disimpulkan berdasarkan kasus diatas, klien mengalami gangguan
istirahat karena sesak yang dideritanya.
TIDUR
1) Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?)
Tidak terkaji.
2) Apakah kondisi saat ini menganggu klien?
Berdasarkan kasus diatas kondisi klien saat ini sangat mengganggu.
3) Apakah klien terbiasa menggunakan obat penenang sebelum tidur?
Klien tidak menggunakan obat penenang untuk tidur.
4) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Tidak terkaji.
5) Bagaimana kebiasaan tidur?
Tidak terkaji.
6) Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Tidak terkaji.
7) Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya?
Klien tidak pernah mengalami gangguan tidur, kecuali mengalami
gangguan saat sesak.
8) Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?
Klien mengatakan akibat adanya gangguan tidur, klien mengalami kurang
istirahat dan jam tidur menjadi berkurang.
CAIRAN
1) Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
Tidak terkaji.
2) Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Tidak terkaji.
3) Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang?
Tidak terkaji.
4) Apakah klien terbiasa minum alcohol?
Tidak terkaji.
5) Bagainama pola pemenuhan cairan perhari?
Tidak terkaji.
6) Ada program pembatasan cairan?
Tidak terkaji.
NUTRISI
1) Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Tidak terkaji, karena klien mengalami mual dan muntah ketika klien
makan
2) Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kali perhari?
Tidak terkaji.
3) Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?
Tidak terkaji.
4) Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
5) Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?
Klien tidak memiliki kesulitan dalam menelan dan mengunyah.
6) Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.
Tidak ada
7) Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?
Klien mengalami gangguan pencernaan akibat dari rasa batuk dan
sesaknya sehingga menyebabkan mual dan muntah ketika klien makan
8) Bagainama kondisi gigi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatan gigi?
Tidak terkaji.
9) Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan
system pencernaan?
Tidak terkaji.
ELIMINASI: URINE DAN FESES
Eliminasi feses:
a. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses?
Tidak terkaji.
b. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?
Tidak terkaji.
c. Apakah ada kesulitan?
Tidak terkaji.
d. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?
Tidak terkaji.
e. Apakah klien mengguankan alat bantu untuk defeksi?
Tidak terkaji
Eliminasi Urine:
a. Apakah BAK klien teratur?
Tidak terkaji.
b. Bagaimana pola, frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan yang terjadi
dalam miksi?
Tidak terkaji.
c. Bagaimana perubahan pola miksi klien?
Tidak terkaji.
d. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat bantu dalam
miksi?
Tidak terkaji.
KARDIOVASKULER
a. Apakah klien cepat lelah?
Pada kasus tidak dijelaskan apakah klien cepat lelah atau tidak, hanya saja
klien terlihat lemas.
b. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar? Pusing?
Rasa berat didada?
Tidak terkaji.
c. Apakah klien menggunakan alat pacu jantung?
Tidak terkaji.
d. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler?
Tidak terkaji.
PERSONAL HYGIENE
a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll?
Tidak terkaji.
b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?
Tidak terkaji.
c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene?
Tidak terkaji.
SEX
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Tidak terkaji.
b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengguangggu fungsi seksual?
Tidak terkaji
c. Jumlah anak.
Tidak terkaji.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEADAAN UMUM
1) Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
2) Kondisi klien secara umum
3) Tanda – tanda vital
TD : 140/70 mmHg
N : 145 x/menit
RR : 52 x/menit
S : 39,30 C
4) Pertumbuhan fisik:
TB : Tidak terkaji
BB : Tidak terkaji
IMT : Tidak terkaji
Postur tubuh : Tidak terkaji
d) Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), Pernafasan kedalaman (-), kecepatan
nafas takipnea 52 x/menit.
4) Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, contour cekung, warna kulit
kecoklatan , vena (+), ostomy (-)
1. Analisa Data
Kompleks primer
Pembentukan turbekel
Kerusakan membran alveolar
Pembentukan sputum
berlebihan
Hipertermi
3. DS : Mycrobacterium tuberculosis Gangguan mobilitas
- Klien fisik b.d penurunan
mengatakan kekuatan otot
lemas Droplet infection (stroke)
- Klien
mengatakan
tangan dan kaki Masuk lewat jalan nafas
kiri klien tidak
dapat digerakkan
DO : Menetap dijaringan paru
- Klien terlihat
lemas
- Terlihat Terjadi proses peradangan
kekuatan otot
melemah
- Klien memiliki Tumbuh dan berkembang di
riwayat stroke sitoplasma
sejak 3 tahun
yang lalu
- TD 140/70 Sarang primer/afek primer
mmHg (fokus ghon)
- N 145 x/menit
- RR 52 x/menit
- S 39,30 C Kompleks primer
Pembentukan turbekel
Pembentukan sputum
berlebihan
Sputum di bronkiolus
Penyempitan/obstruksi pada
tahap ekspirasi dan inspirasi
Iskemia
Menyumbat arteri otak
Infark serebral
Defisit neurologis
Kontrol volunter
kelemahan fisik
Kekuatan otot
2. Prioritas Masalah
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Hipertermi b.d proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot (stroke)
3. Nursing Care Plan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Bersihan jalan napas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
asuhan keperawatan 1. Monitor pola napas 1. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam (frekuensi, kedalaman, frekuensi pernapasan,
diharapkan bersihan jalan usaha napas) ekspansi dada terbatas yang
napas dapat meningkat, 2. Monitor bunyi napas berhubungan dengan
dengan kriteria hasil : tambahan (mis. grugling, atelaksis dan atau nyeri dada
1. Batuk efektif mengi, wheezing, ronkhi 2. Penurunan bunyi napas
meningkat (nilai 5) kering) indikasi atelaksis, ronkhi
2. Produksi sputum 3. Monitor sputum (jumlah, indikasi akumulasi sekret
menurun (nilai 5) warna, aroma) atau ketidakmampuan
Terapeutik membersihkan jalan napas,
1. Posisikan semi sehingga otot aksesori
fowler/fowler digunakan dan kerja
2. Berikan minum air pernapasan meningkat
hangat 3. Adanya sputum yang tebal,
Edukasi kental atau purulen bisa
1. Ajarkan teknik batuk menyebabkan terjadinya
efektif masalah sekunder
Kolaborasi Terapeutik
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk meningkatkan
bronkodilator, ekspansi paru dan
ekspektoran, mukolitik, memudahkan jalan napas
jika perlu 2. Untuk membantu
mengencerkan dahak/sputum
Edukasi
1. Membantu untuk
mengeluarkan sekret dan
mempertahankan jalan
napas
Kolaborasi
1. Memudahkan pengenceran
dan pembuangan sekret
2. Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermi Manajemen Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
asuhan keperawatan 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam hipertermi (mis. penyebab hipertermi pada
diharapkan termoregulasi dehidrasi, terpapar klien
dapat membaik, dengan lingkungan panas, 2. Memantau suhu tubuh pada
kriteria hasil : penggunaan inkubator) klien
1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh 3. Untuk mengetahui
(nilai 5) 3. Monitor pengeluaran pengeluaran urine pada
2. Suhu tubuh membaik urin klien
36,50 – 37,5 0C (nilai Terapeutik Terapeutik
5) 1. Sediakan lingkungan 1. Untuk mengurangi
3. Suhu kulit membaik yang dingin hipertermi pada klien
(nilai 5) 2. Longgarkan atau 2. Mencegah hipertermi
lepaskan pakaian berkepanjangan
3. Basahi dan kipasi 3. Untuk meminimalisir
permukaan tubuh hipertermi
4. Berikan cairan oral 4. Untuk memenuhi cairan
5. Lakukan pendinginan yang hilang pada tubuh
eksternal (mis. kompres klien
dingin pada dahi, leher, 5. Agar suhu tubuh klien
dada, abdomen dan tidak mengalami
aksila) peningkatan suhu
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan tirah baring 1. Meningkatkan kenyamanan
Kolaborasi istirahat serta memberi
Kolaborasi pemberian dukungan
cairan dan elektrolit fisiologis/psikologis
Kolaborasi
1. Memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit pada
klien
3. Gangguan mobilitas Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi Dukungan Mobilisasi
fisik Setelah diberikan asuhan Observasi Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi adanya nyeri 1. Untuk membantu dalam
3x24jam diharapkan atau keluhan lainnya. perencanaan keperawatan
mobilitas fisik dapat 2. Identifikasi toleransi tambahan
meningkat, dengan kriteria
fisik melakukan 2. Agar tidak terjadi cedera
hasil :
1. Pergerakan pergerakan. saat melakukan pergerakan
ekstermitas meningkat 3. Monitor frekuensi 3. Agar tidak terjadi
(nilai 5) jantung dan tekanan pelonjakan tekanan darah
2. Kekuatan otot darah sebelum memulai secara tiba-tiba
meningkat (nilai 5) mobilisasi. 4. Agar tidak terjadi
3. Rentang gerak (ROM) 4. Monitor frekuensi keparahan pada kelemahan
meningkat (nilai 5)
umum selama otot yang dialami
melakukan mobilisasi. Terapeutik
Terapeutik 1. Agar memudahkan dalam
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
mobilisasi dengan alat 2. Agar membuat pasien lebih
bantu (mis. Pagar tempat semangat dalam melakukan
tidur). ambulasi
2. Libatkan keluarga untuk Edukasi
membantu pasien dalam 1. Agar pasien mengetahui
meningkatkan manfaat dari mobilisasi
pergerakan. secara teratur
Edukasi 2. Agar kelemahan otot tidak
1. Jelaskan tujuan dan semakin parah
prosedur mobilisasi. Edukasi
2. Anjurkan melakukan 1. Agar otot yang
mobilisasi dini melemah tidak mengalami
3. Ajarkan mobilisasi syok sehingga dapat pulih
secara perlahan dan tidak
sederhana yang harus
memperparah keadaan
dilakukan (mis. Duduk 2. Untuk mengurangi
ditempat tidur, duduk kekauan pada sendi
disisi tempat tidur, 3. Agar bisa melakukan
pindah dari tempat tidur mobilisasi secara bertahap,
ke kursi). dan mencegah kekagetan
pada otot
4. Implemetasi Keperawatan
Jam 15.00
Monitor pola napas (frekuensi,
WIB
kedalaman, usaha napas)
Respon : Saat dimonitor klien
mengikuti anjuran perawat
Jam 15.15
Monitor bunyi napas tambahan
WIB
(mis. grugling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
Respon : Klien mengikuti arahan
perawat untuk dilakukan
monitoring
Jam 15.40
WIB Pemberian terapi oksigen
Respon : Klien mengikuti apa
yang dianjurkan perawat, klien
meggunakan alat bantu napas
terpasang O2
Jam 16.10
WIB Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Respon : Klien memerhatikan
perawat saat perawat melakukan
2. monitoring sputum
Jam 16.20
WIB Posisikan semi fowler/fowler
Respon : Klien mengikuti apa
yang dianjurkan perawat, klien
merasa nyaman
Jam 17.00
WIB Berikan minum air hangat
Respon : Klien mengikuti apa Klien mengatakan badannya merasa
yang dianjurkan perawat, klien lemas. Klien mengatakan mual dan
meminum air hangat muntah ketika makan.
Hasil TTV :
Kolaborasi pemberian - TD 140/70 mmHg
Jam 18.00 bronkodilator, ekspektoran, - N 145 x/menit
WIB mukolitik, jika perlu - RR 52 x/menit
- S 39,30 C
Respon : Klien akan meminum
obat yang telah dianjurkan oleh
dokter dan perawat
14
Desember
2020/
Jam 14.10 Melakukan pengkajian
WIB Respon : Klien mengikuti dan
menjawab perawat saat dilakukan
pengkajian
Jam 14.15
WIB Mengukur TTV
Respon : Klien mengikuti
pemeriksaan TTV yang
Jam 15.00 dianjurkan oleh perawat
WIB Mengidentifikasi penyebab
hipertermi (mis. dehidrasi,
terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
Respon : Klien mengatakan
belum mengetahui akibat dari
hipertermi ini berasal dari mana,
klien tampak lemas
Jam 15.15
WIB Monitor suhu tubuh
Respon : Klien mengikuti arahan
untuk dimonitor suhu tubuhnya
oleh perawat, suhu tubuh klien S
39,30 C
Jam 15.40 Monitor pengeluaran urin
WIB Respon : Klien mengikuti arahan
dari perawat
Jam 16.20
WIB Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
Respon : Klien mengikuti arahan
dari perawat untuk melonggarkan
atau melepaskan pakaiannya yang
tebal
Jam 17.00
WIB Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
Respon : Klien mengikuti arahan
dari perawat untuk membasahi
dan mengkipasi tubuhnya yang
panas
Jam 17.35
WIB Memberikan cairan oral
Respon : Klien mengikuti arahan
dari perawat untuk banyak minum
air putih dan memakan buah-
buahan
Jam 17.55
WIB Lakukan pendinginan eksternal
(mis. kompres hangat pada dahi,
leher, dada, abdomen dan aksila)
Respon : Klien mengikuti arahan
dari perawat untuk melakukan
kompres hangat pada bagian-
bagian tubuhnya
14
Desember
2020/ Mengukur TTV
Jam 14.10 Respon : Klien mengikuti
WIB pemeriksaan TTV yang
dianjurkan oleh perawat
Jam 14.15
Mengidentifikasi adanya nyeri
WIB
atau keluhan lainnya
Respon : Klien mengatakan tidak
mengetahui apakah ada nyeri atau
Jam 15.00 tidak. Klien tampak terlihat lemas
WIB
Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
Respon : Klien mengatakan tidak
Jam 15.15 bisa melakukan pergerakan salah
WIB satu tangan dan kakinya
Mengidentifikasi penyebab
hipertermi (mis. dehidrasi,
Jam 15.00 terpapar lingkungan panas,
WIB penggunaan inkubator)
Respon : Klien mengatakan
belum mengetahui akibat dari
hipertermi ini berasal dari mana,
klien tampak lemas
Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan
(mis. duduk ditempat tidur, duduk
disisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Respon : Klien dan keluarga
menyimak informasi yang
diberikan oleh perawat
1. 16
Desember
2020/
Jam 14.10 Mengukur TTV Klien mengatakan sesak sedikit
WIB Respon : Klien mengikuti berkurang setelah mendapatkan
pemeriksaan TTV yang nebulisasi, namun klien mengatakan
badan masih terasa sedikit lemas.
dianjurkan oleh perawat
Sputum sedikit berkurang setelah
Jam 14.15 dilakukan nebulisasi.
WIB Monitor pola napas (frekuensi, Hasil TTV :
kedalaman, usaha napas) - TD 120/80 mmHg
- N 100 x/menit
Respon : Saat dimonitor klien - RR 42 x/menit
mengikuti anjuran perawat - S 37,60 C
Jam 15.00
WIB
Monitor bunyi napas tambahan
(mis. grugling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
Respon : Klien mengikuti arahan
perawat untuk dilakukan
Melakukan nebulisasi
Jam 17.30
Respon : Klien merasa nyaman
WIB
setelah dilakukan nebulisasi, dan
merasa sesak sedikit berkurang
Kolaborasi pemberian
16
Desember bronkodilator, ekspektoran,
2020/ mukolitik, jika perlu Klien mengatakan sudah tidak begitu
Jam 14.10 Respon : Klien meminum obat
demam, karena klien telah
WIB mengkonsumi obat penurun demam
yang dianjurkan oleh dokter dan
dan melakukan kompres hangat.
perawat dengan meminum obat
Klien masih terlihat sedikit lemas.
Klien mengatakan terkadang
Jam 14.15 merasakan mual dan muntah
3. WIB Hasil TTV :
- TD 120/80 mmHg
Mengukur TTV - N 100 x/menit
Respon : Klien mengikuti - RR 42 x/menit
Jam 15.00 pemeriksaan TTV yang - S 37,60 C
WIB dianjurkan oleh perawat
Mengukur TTV
Jam 15.00
WIB Respon : Klien mengikuti
pemeriksaan TTV yang
dianjurkan oleh perawat
Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan
(mis. duduk ditempat tidur, duduk
disisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Respon : Klien dan keluarga
menyimak informasi yang
diberikan oleh perawat
5. Evaluasi Keperawatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI