tp
s:
//s
ub
an
gk
ab.
bps
.g
o.id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN SUBANG
2020
id
g o.
s.
p
ISSN : -
.b
Nomor Publikasi : 32130.1840
ab
Katalog BPS : 4102004.3213
gk
Naskah :
Statistik
ht
KABUPATEN SUBANG
2020
id
g o.
Tim penyusun
p s.
Pengarah : Andi Wibowo, SST
.b
ab
gk
id
Kabupaten Subang yang menyajikan perkembangan kesejahteraan rakyat
o.
Kabupaten Subang tahun 2019. Publikasi ini berisi berbagai data yang
g
bersumber dari data BPS yaitu hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas)
s.
2019, Sakernas, dan proyeksi Penduduk 2010-2020.
p
.b
Publikasi ini menyajikan berbagai aspek kesejahteraan yang
ab
datanya tersedia dan terukur. Untuk memudahkan interpretasi,
gk
Halaman
Kata Pengantar
id
v
…………………………………….................................
o.
Daftar
g
vii
Isi ..…………………………………..………………………………….........
s.
Daftar Tabel
p
ix
………………………………..…………………………………........
Daftar Grafik
.b
ab
xi
……………………………..…………………………………..........
gk
an
ub
1. Kependudukan ..................................................... 1
//s
Ketergantungan .......................................................
1.4 Fertilitas ................................................................... 11
1.5 Wanita Menurut Usia Kawin Pertama ....................... 11
1.6 Penggunaan Alat/Cara KB ......................................... 13
2. Kesehatan dan Gizi ............................................... 15
2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk .................. 17
2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita ............................... 20
2.3 Pemanfaatan Fasilitas tenaga Kesehatan .................. 23
3. Pendidikan ........................................................... 27
3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis ........................ 29
3.2 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah . 31
id
4.3 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan ..................... 51
o.
4.4 Sektor Formal dan Sektor Informal .......................... 57
g
s.
5. Pola Konsumsi ...................................................... 61
p
5.1 Pengeluaran Rumah Tangga .................................. 63
.b
6. Perumahan dan Lingkungan .................................. 71
ab
6.1 Kualitas Rumah Tinggal ............................................ 74
gk
7. Kemiskinan ........................................................... 85
//s
id
Persentase Penduduk yang Menderita Sakit
o.
Tabel
selama Sebulan Terakhir Menurut Jumlah Hari
g
2.1
s.
Sakit dan Rata-rata Lama Sakit (hari) di
p
Kabupaten Subang, 2018-
.b
2019 ................................................................
ab 19
Tabel Persentase Penduduk yang Menderita Sakit
2.2 selama Sebulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin
gk
2019................................. 20
ub
2019...................... 24
tp
id
Tabel
Menurut Lapangan Usaha Pekerjaan di
o.
4.2
Kabupaten Subang, Agustus
g
2019 ........................................................... 52
s.
Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
p
Tabel
.b
4.3 Informal di Kabupaten Subang,
2019 ...................................... 58
ab
Tabel Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
gk
2019 ...................................................... 66
tp
id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp
ht
Halaman
id
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Subang Tahun 2010-
o.
2019 ......................................................................... 5
g
s.
Grafik 1.2 Laju pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Subang
p
.b
Tahun 2010-2019 .....................................................
ab 5
......................................................................... 9
//s
Tahun 2018-2019..................................................... 10
tp
ht
id
Pernah Kawin Menurut Penolong Persalinan
o.
Terakhir Tahun 2019 ............................................... 24
g
s.
Grafik 3.1 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
p
di Kabupaten Subang (tahun) 2018-2017................ 32
Grafik 3.2
.b
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas
ab
Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki di
gk
35
Grafik 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas dan Angkatan
//s
id
Kabupaten Subang, 2019 ........................................ 59
o.
Grafik 5.1 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita
g
Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran dan
s.
Kelompok Barang di Kabupaten Subang 2019 .......... 65
p
.b
Grafik 5.2 Indeks Gini Kabupaten Subang, 2017-2019 ...........
ab 69
Grafik 6.1 Persentase Rumahtangga Menurut Luas Lantai Per
gk
Orang) .................................................................... 88
//s
1 KEPENDUDUKAN
id
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
g o.
lingkungan (Undang-Undang No. 23 Tahun 2006). Penduduk sebagai
s.
pelaku dan sasaran pembangunan, sekaligus juga yang menikmati hasil
p
.b
pembangunan namun juga bisa menjadi masalah yang bisa menghambat
ab
pembangunan suatu negara. Masalah kependudukan sangat
gk
Negara.
ub
//s
id
o.
kedepannya. Dampak tersebut harus dicarikan solusi yang tepat untuk
g
menanggulanginya. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah dari sisi
p s.
ketenagakerjaan, dimana semakin banyak jumlah pengangguran karena
jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak memadai dengan jumlah
.b
ab
angkatan kerja yang ada. Dengan jumlah penduduk dan tingkat
gk
tahun.
ht
1,595,830
1,579,018
1,562,509
1,546,000
1,529,388
1,513,093
1,496,886
1,480,708
1,464,901
1,449,207
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
id
jumlah penduduk sebanyak 1.595.830 jiwa pada tahun 2019 tersebar di
g o.
berbagai kecamatan di Kabupaten Subang, dengan penduduk terbanyak
p s.
di Kecamatan Subang sebanyak 139.503 jiwa, dan Kecamatan Ciasem
.b
sebanyak 110.211 jiwa.
ab
gk
an
1.09 1.09
ht
1.07
1.06 1.06
id
mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa program pengendalian
g o.
jumlah penduduk mulai berhasil dijalankan di Kabupaten Subang.
ps.
.b
1.2 Sebaran dan Kepadatan Penduduk
ab
Persoalan lain yang terkait dengan dengan jumlah penduduk
gk
id
o.
LEGONKULON 307
g
CIJAMBE 394
s.
DAWUAN 463
p
SERANGPANJANG 479
.b
CISALAK 505
CIKAUM 530
ab
CIATER 531
CIPEUNDEUY 538
gk
SAGALAHERANG 549
CIPUNAGARA 607
an
SUKASARI 644
BINONG 652
ub
BLANAKAN 661
TANJUNGSIANG 676
//s
COMPRENG 686
KALIJATI 686
s:
TAMBAKDAHAN 706
PUSAKANAGARA 723
ht
id
(Dependency Ratio) menunjukkan berapa tingginya beban yang harus
g o.
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
p s.
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
.b
Komposisi penduduk Kabupaten Subang jika dilihat dari rasio
ab
jenis kelamin, pada tahun 2019 sebesar 102,02. Ini berarti bahwa dari
gk
atau dengan kata lain jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
ub
jumlah penduduk perempuan. Apabila kita lihat rasio jenis kelamin per
//s
kecamatan yang memiliki rasio jenis kelamin di bawah 100, dengan rasio
ht
PURWADADI 89.4
KALIJATI 94.4
DAWUAN 96.1
PAGADEN BARAT 97.4
CIPEUNDEUY 97.8
PABUARAN 97.9
id
SAGALAHERANG 97.9
o.
CIKAUM 98.2
g
JALANCAGAK
s.
98.4
p
CIJAMBE 99.6
.b
PAGADEN ab 100.1
CIBOGO 100.5
PATOKBEUSI
gk
100.6
SERANGPANJANG 100.7
an
CIASEM 101
ub
CISALAK 102.1
s:
CIATER 102.1
tp
KASOMALANG 102.9
ht
CIPUNAGARA 103.4
TANJUNGSIANG 103.9
SUKASARI 105.1
TAMBAKDAHAN 105.7
PAMANUKAN 109.4
BINONG 110
BLANAKAN 110.6
PUSAKAJAYA 111.7
COMPRENG 113
PUSAKANAGARA 113.3
LEGONKULON 114.9
id
40-44 61672 61464
35-39
o.
59418 60819
30-34 54821 53054
g
25-29 57189 55597
s.
20-24 54131 53033
p
15-19 62842 57607
.b
10-14 64935 61034
5-9 64046 60514
ab
0-4 62232 59049
gk
PEREMPUAN LAKI-LAKI
ub
id
Bentuk piramida penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2018
g o.
terlihat alas piramidanya besar, lebih besar jika dibandingkan bagian
p s.
tengah piramida. Hal ini bisa diartikan bahwa tingkat kelahiran dan
.b
migrasi masuk masih cukup tinggi. Sedangkan bagian puncak piramida
ab
tidak terlalu runcing yang berarti pengendalian terhadap kematian
gk
dengan yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Untuk
s:
tp
penduduk yang mempunyai struktur muda atau sangat tua sekali, maka
ht
id
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang
g o.
dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor
p s.
demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi
.b
antara lain struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin
ab
pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin.
gk
id
dilahirkan seorang ibu atau Angka kelahiran Total (TFR).
g o.
s.
Grafik 1.6. Persentase Wanita yang Pernah Kawin Menurut Umur
p
Perkawinan Pertama di Kabupaten Subang, 2018 – 2019
.b
ab
Tahun 2018 Tahun 2019
gk
35
an
24.91 24.38
25 20.99
21.39 20.53
//s
20
s:
15
tp
10
ht
0
<= 16 17-18 19-20 21+
id
(Keluarga Berencana). Program ini tidak hanya bertujuan untuk menekan
g o.
laju partumbuhan penduduk melalui kelahiran, tetapi juga bisa
p s.
meningkatkan kualitas kesehatan ibu serta mewujudkan bonus
.b
demografi yang berkualitas.
ab
gk
70
id
60
o.
50
g
s.
40
p
30 62.38
58.43
20
.b
ab
26.69 27.94
10
gk
10.94 13.62
0
an
id
sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan
g o.
ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
s.
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi
p
.b
tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
ab
berada di tangan seluruh masyarakat, pemerintah dan swasta bersama-
gk
id
yang lebih panjang dari tahun ke tahun.
g o.
Peningkatan angka harapan hidup sangat dipengaruhi banyak
p s.
faktor, seperti semakin baik dan teraksesnya pelayanan kesehatan bagi
.b
semua kelompok masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas
ab
dan semakin baiknya kondisi sosial-ekonomi masyarakat disertai
gk
72.13
71.92
71.71
71.61
71.52
71.22
71.09 71.14 71.19
71.04
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
id
sakit yang memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan yang
g o.
dialami penduduk di suatu wilayah. Berdasarkan hasil Susenas tahun
p s.
2017 rata-rata lama sakit penduduk berada pada kisaran 5 hari. Hal ini
.b
menurun jika dibandingkan tahun lalu, dimana rata-rata lama sakit
ab
penduduk Kabupaten Subang adalah 6 hari. Penduduk di Kabupaten
gk
sebesar 56,54 persen pada tahun 2017 dan sebesar 41,91 persen pada
ub
id
15,43 persen dan penduduk laki-laki sebesar 13,98 persen. Semakin
g o.
menurunnya penduduk yang menderita sakit mengindikasikan
p s.
Pembiasaan Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) cukup diterapkan dalam
.b
masyarakat.
ab
gk
Tahun
Ya / Tidak Ya Tidak Ya Tidak
s:
tp
id
Grafik 2.2 Persentase Anak Usia Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi
o.
ASI dan Rata-rata Lama Menyusu (bulan), di Kabupaten Subang 2019
g
s.
Persentase Baduta Diberi ASI Rata-rata Lama Pemberian ASI
p
100
.b
ab
gk
80
an
60
ub
90.18 87.81
40
//s
20 9.18 9.25
s:
0
tp
Laki-laki perempuan
ht
Selain ASI hal yang sangat diperlukan untuk bagi kesehatan anak
id
dan tingkat kekebalan tubuh anak adalah pemberian imunisasi. Imunisasi
o.
merupakan pemberian sistem kekebalan tubuh anak agar kuat terhadap
g
s.
suatu penyakit, jenis imunisasi ada dua macam yaitu kekebalan tubuh
p
yang sudah ada pada diri anak yang merupakan bawaan sejak lahir dan
.b
ab
kekebalan yang diberikan kepada anak seperti pemberian vaksin bisa
gk
melalui suntik ataupun tetes. Di Indonesia imunisasi ada yang wajib dan
an
juga ada yang dianjurkan, imunisasi wajib seperti BCG, DPT, Polio,
ub
100
89.72 90.16
90 85.13 82.17
80
70 64.17
60
id
50
o.
40
g
30
p s.
20
.b
10 ab
0
BCG DPT Polio Campak Hepatitis B
gk
an
medis yang handal dan fasilitas kesehatan yang lengkap sangat penting
yang bisa mempengaruhi keselamatan ibu dan bayi. Pemerintah sudah
melakukan upaya-upaya melalui berbagai program-program kesehatan
salah satunya melalui perbaikan fasilitas kesehatan seperti yang
tercantum pada Perpres No 5 tahun 2010.
Secara umum dilihat dari table 2.3 selama dua tahun terakhir, di
Kabupaten Subang persentase perempuan berumur 15-49 tahun yang
pernah kawin jika dilihat dari penolong proses kelahirannya, paling
banyak ditolong oleh bidan, yaitu 73 persen pada tahun 2018 dan 84,19
persen pada tahun 2019. Sementara itu proses kelahirannya dibantu oleh
dokter kandungan pada tahun 2018 sebesar 25,42 persen dan pada
id
sangat tinggi.
g o.
s.
Tabel 2.3 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah
Kawin Menurut Penolong Proses Kelahiran Terakhir Kabupaten Subang
p
.b
2018-2019 ab
Tenaga Dukun
gk
Tidak ada 0
Lainnya 0
Dukun Beranak 0
Tenaga Kesehatan Lainnya 0
Perawat 1.21
Bidan 84.19
Dokter Umum 0
Dokter Kandungan 14.61
0 20 40 60 80 100
id
rumah sakit negeri dan swasta, praktek dokter/bidan, dokter bersama,
o.
g
puskesmas, dan UKBM. Dari beberapa tempat rawat inap tersebut, di
p s.
Kabupaten Subang persentase terbesar yaitu sebesar 41,17 persen
.b
penduduk yang sakit berobat jalan ke tempat praktek dokter/bidan. Dari
ab
total penduduk di Kabupaten Subang yang dirawat inap tersebut,
gk
cukup besar yaitu 31,67 persen. Fasilitas selain Praktek dokter/bidan dan
ht
2019
No Tempat Berobat Jalan
Laki-laki Perempuan Total
id
penting karena merupakan dasar untuk pengembangan pola berpikir
g o.
konstruktif dan kreatif. Dengan pendidikan yang cukup memadai, maka
s.
seseorang akan bisa berkembang secara optimal baik secara ekonomi
p
.b
maupun sosial. Rumusan tentang pendidikan, lebih jauh termuat dalam
ab
UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar
gk
id
terlihat dari persentase penduduk yang mampu membaca dan menulis
g o.
huruf latin pada tahun 2018 dan 2019 persentasenya cukup besar yaitu
p s.
diatas 90 persen, dimana pada tahun 2018 persentasenya sebesar 94,87
.b
persen dan 96,53 persen pada tahun 2019. Dari hasil tersebut maka
ab
dapat disimpulkan bahwa selama 2 tahun terakhir hampir semua
gk
huruf latin.
ub
laki-laki yang berusia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis
s:
tp
lebih besar dari pada perempuan baik pada tahun 2018 maupun tahun
ht
2019. Penduduk laki-laki yang bisa membaca dan menulis huruf latin di
tahun 2019 sebesar 97,94 persen dan perempuan sebesar 95,11 persen.
Persentase penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Subang
yang bisa membaca dan menulis huruf arab juga cukup besar yaitu
sebesar 51,56 persen laki-laki dan sebesar 50,89 persen perempuan.
Laki-laki Perempuan
No Tahun
Huruf Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Huruf Buta
Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf
id
1 2018 97,13 54,44 2,39 1,84 92,84 54,84 2,38 4,40
g o.
2 2019 97,40 51,56 2,15 1,79 95,11 50,89 2,49 4,51
ps.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018-2019
.b
Sedangkan untuk angka buta huruf di Kabupaten Subang baik
ab
tahun 2018 maupun tahun 2019, jumlah penduduk perempuan berumur
gk
perempuan.
tp
ht
id
6.58 6.83 6.84 6.85
6.29 6.45
o.
6.17 6.44
5.84 6.01
g
p s.
.b
ab
gk
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
an
id
Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting
g o.
bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global di masa depan.
p s.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau
.b
masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya
ab
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Kualitas Sumber daya
gk
mempunyai persentase paling besar yaitu sebesar 30,93 persen atau bisa
ht
3.74
1.02
id
SMP/MTS
o.
SMA/SMK/MA
g
s.
Diploma I dan Diploma II
p
30.93 Akademi/Diploma III
23.48
.b
Diploma IV s.d. S3
ab
gk
an
ub
terbesar juga pada tingkat setara SD yaitu sebesar 11,68 persen pada
tahun 2018 dan 11,66 persen pada tahun 2019. Sedangkan yang masih
bersekolah di tingkat Diploma I/ Universitas persentasenya paling kecil
yaitu sebesar 0,74 persen pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan
menjadi 0,61 persen pada tahun 2019. Sedangkan pada jenjang
pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C, jumlah penduduk yang masih
bersekolah pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 3,65 persen
dari sebelumnya sebesar 3,83 persen.
11.66
id
11.68
o.
4.31
3.65
g
4.38 3.83
s.
0.74 0.61
p
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Diploma I s.d.
.b
Universitas
ab
2018 2019
gk
an
id
Perempuan 0,21 36,62 16,65 12,85 33,67 100
o.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2019
g
p s.
.b
3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah (APS dan APM)
ab
Peningkatan mutu pendidikan masih terus diupayakan, dimulai
gk
dalam suatu wilayah biasa dilihat dari beberapa indikator antara lain
ht
id
dibandingkan penduduk perempuan. Hal tersebut menggambarkan
g o.
bahwa masih terdapat kesenjangan pendidikan antara penduduk laki-laki
p s.
dan perempuan di Kabupaten Subang untuk kelompok umur 13-15 tahun
.b
dan 16-18 tahun. Perbedaan APS penduduk laki-laki dan perempuan
ab
menunjukkan seberapa besar kesenjangan pendidikan antara laki-laki
gk
id
Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tahun 2019
g o.
Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan
s.
APM SD APM SMP APM SMA
p
.b
Laki-laki 98,22 68,60 47,74
ab
Perempuan 99,62 90,65 56,07
gk
Jika dilihat menurut jenis kelamin, pola yang sama seperti APS
s:
id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp
ht
id
ketenagakerjaan merupakan masalah yang sangat sensitif yang harus
g o.
diselesaikan dengan berbagai pendekatan agar masalah tersebut tidak
s.
meluas yang berdampak pada penurunan kesejahteraan dan keamanan
p
.b
masyarakat. Tingginya tingkat pengangguran, rendahnya perluasan
ab
kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya kompetensi dan
gk
id
o.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
g
Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator ketenagakerjaan yang
p s.
penting yang digunakan untuk menganalisa dan mengukur capaian hasil
.b
pembangunan. TPAK digunakan untuk mengukur besarnya jumlah
ab
angkatan kerja, indikator ini merupakan rasio antara jumlah angkatan
gk
atas). Selain TPAK, dalam analisis angkatan kerja juga dikenal indikator
ub
id
Grafik 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas dan Angkatan Kerja
o.
di Kabupaten Subang, Agustus 2018 – 2019 (Ribu jiwa)
g
p s.
1210.1 1228.1
.b
ab
833.68
779.38
gk
an
ub
//s
s:
tp
Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2018 – Agustus 2019
id
penduduk atau penduduk perkotaan mencari pekerjaan yang jauh lebih
g o.
layak di perdesaan. Pada keadaan Agustus 2019 jumlah penduduk
p s.
bekerja di perkotaan sebanyak 318,08 ribu penduduk sedangkan jumlah
.b
penduduk bekerja di wilayah perdesaan sebanyak 443,99 ribu penduduk.
ab
gk
Pengangguran 71,618
tp
ht
Bekerja 762,065
id
o.
Grafik 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin di
g
s.
Kabupaten Subang, Agustus 2019
p
.b
ab
Laki-laki 50.78
gk
an
ub
Perempuan 84.83
//s
s:
tp
Total 67.88
ht
id
9.63
o.
8.65 8.59
g
s.
7.36
6.5
p
Perkotaan
.b
Perdesaan
ab
Perkotaan+Perdesaan
gk
an
ub
2018 2019
//s
s:
id
Setiap orang selalu berharap dirinya akan mudah mendapatkan
g o.
pekerjaan layak yang sesuai dengan keahlian yang dia miliki serta tingkat
p s.
pendidikan yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
.b
seseorang akan berdampak pada semakin tinggi pula harapan dan
ab
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat
gk
terserap pada lapangan usaha tersebut. Sebagian besar dari mereka yang
//s
tidak sesuai dengan jenis keahlian dan jenjang pendidikan yang telah ia
ht
39.59
23.75
id
15.84 17.32
o.
11.15
g
8.71 8.6
s.
5.77 5.38
2.53 3.55
p
1.02
.b
ab
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
gk
id
terserap lapangan kerja diharapkan dapat berpartisipasi dengan
g o.
berwirausaha sehingga dapat turut serta membangun daerahnya. Peran
p s.
pemerintah daerah dalam hal ini adalah dengan mendorong dan
.b
memberi insentif bagi mereka yang berinisiatif untuk membuka peluang
ab
berwirausaha.
gk
an
id
g o.
379.81
p s.
194.39 187.86
.b
ab
gk
Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019, BPS Provinsi
Jawa Barat
//s
s:
tp
274.63
id
165.5
g o.
125.86
s.
p
.b
67.45
54.12 47.75
ab
26.75
gk
an
Buruh/Karyawan/Pegawai
ub
//s
s: Dibayar
tp
ht
Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019, BPS Provinsi
Jawa Barat
id
kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang
g o.
pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi
s.
makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat
p
.b
memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.
ab
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar
gk
id
perubahan tingkat kesejahteraan.
g o.
s.
Tabel 5.1 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Golongan
p
.b
Pengeluaran dan Kelompok Barang di Kabupaten Subang, 2019
ab
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)
gk
Kelompok Barang
Kurang dari 300.000 – 500.000 - 750.000 –
an
id
diatas Rp 1.500.000,- kelompok non makanan lebih besar
g o.
pengeluarannya dibandingkan kelompok makanan yaitu sebesar Rp
s.
1.259.738,- sedangkan pengeluaran kelompok makanan hanya sebesar
p
.b
Rp 1.035.315,- ab
gk
54.89
ht
id
g o.
Tabel 5.2 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
s.
Barang dan Wilayah Tempat Tinggal di Jawa Barat, 2019
p
.b
abGolongan Pengeluaran
499.999
Makanan
an
id
7,663 9,497 16,880 26,064
o.
3. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala
g
4. Barang-barang yang tahan lama 264 2,392 4,643 16,059
p s.
5. Pajak dan asuransi 5,994 5,989 9,927 19,425
.b
6. Keperluan pesta dan upacara 42 667 3,917 4,901
ab
Jumlah Non Makanan 95,662 124,884 229,124 350,925
gk
an
Golongan Pengeluaran
Kelompok Barang
1.000.000 - 1.499.999 Lebih dari 1.500.000
Makanan
Golongan Pengeluaran
Kelompok Barang
1.000.000 - 1.499.999 Lebih dari 1.500.000
25. Bumbu-bumbuan 11,593 16,768
id
28. Tembakau dan sirih 138,842 160,318
o.
Jumlah Makanan 735,647 1,035,315
g
s.
7. Perumahan dan Fasilitas rumah
p
295,908 569,906
tangga
.b
8. Barang dan jasa 110,127 316,119
ab
9. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 41,377 71,013
gk
22,906 132,884
an
16,244 62,501
//s
id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp
Jika dilihat dari grafik 5.2, indeks gini Kabupaten Subang sempat
mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2015 menjadi
0,33 dari 0,31 pada tahun 2014 dan kembali naik pada tahun 2016
menjadi 0,35. Meskipun demikian pada tahun 2017, indeks gini ratio
kembali menurun menjadi 0,34. Dengan melihat angka ini, pada tahun
2015 dan 2016, pemerataan pendapatan masyarakat di Kabupaten
Subang ada pada tingkat ketimpangan sedang.
id
yang layak baik dari segi fisik, fasilitas maupun lingkungannya. Rumah
g o.
dan kelengkapannya merupakan kebutuhan dasar dan juga merupakan
s.
salah satu faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah
p
.b
mempunyai pengaruh terhadap pembinaan watak dalam kepribadian
ab
serta merupakan faktor penting terhadap produktivitas kerja dan
gk
Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal, selain itu juga dapat
rumah menunjukkan status sosial seseorang. Status sosial seseorang
berhubungan positif dengan kualitas/kondisi rumah. Status sosial
seseorang yang makin tinggi, semakin besar peluang untuk memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik dan
fasilitas yang lengkap. Salah satu dari sekian banyak fasilitas yang dapat
mencerminkan kesejahteraan rumah tangga adalah kualitas material
seperti jenis atap, dinding dan lantai terluas yang digunakan, termasuk
juga fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian, sumber air
minum, fasilitas tempat buang air besar, dan sumber penerangan.
id
tempat tinggal. Kriteria tersebut diantaranya yaitu rumah yang memiliki
g o.
dinding terluas yang terbuat dari tembok atau kayu, dengan beratapkan
s.
beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki lantai terluas
p
.b
bukan tanah. Data hasil Susenas 2019 menunjukkan bahwa persentase
ab
rumah tangga yang bertempat tinggal di rumah yang berlantaikan bukan
gk
tahun 2019, rumah yang berlantaikan bukan tanah sebesar 100 persen
ub
id
dengan atap beton, genteng, sirap, seng, dan asbes mencapai 99,29
o.
persen dan pada tahun 2019 menurun menjadi 94,26 persen.
g
s.
Selanjutnya kondisi yang sama juga terjadi pada bangunan rumah tinggal
p
.b
yang menggunakan dinding terluas tembok dan kayu yang meningkat
ab
dari 86,78 persen menjadi 89,92 persen pada tahun 2019 atau meningkat
gk
yang positif. Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih
//s
s:
id
data tahun 2018, maka terjadi penurunan persentase rumah tangga yang
o.
memiliki rata-rata luas lantai per kapita ≥ 8 m2. Penurunan ini mencapai
g
s.
5,43 persen dari tahun 2018. Penurunan ini mengindikasikan bahwa
p
kemampuan penduduk di Kabupaten Subang memiliki rumah yang layak
.b
ab
sesuai jumlah anggota keluarga semakin berkurang dibandingkan tahun
gk
luas lantai yang ditempati per kapita ≤ 8 m2 pada tahun 2019 mengalami
s:
=<8 m²
>8 m²
id
13.19
7.76
g o.
s.
2018 2019
p
.b
Sumber : Statistik Perumahan Provisi Jawa Barat Tahun 2018 dan 2019
ab
6.2. Fasilitas Rumah Tinggal
gk
id
minum bersih pada tahun 2019 telah mencapai 99,31 persen, meningkat
o.
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 98,24 persen. Air minum bersih
g
s.
terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur bor/pompa,
p
sumur terlindung serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat
.b
ab
penampungan akhir tinja lebih dari 10 m.
gk
id
untuk mencegah dan mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan
g o.
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik sesuai
p s.
dengan ketentuan jamban yang sehat. Salah satu fasilitas rumah tinggal
.b
yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri
ab
dengan tangki septik.
gk
an
jamban sendiri tahun 2018 dari 86,69 persen menjadi 86,04 persen. Hal
//s
septik juga merupakan bagian dari kualitas kehidupan bagi rumah tangga
dalam memenuhi salah satu kriteria rumah sehat. Pada tahun 2019
rumah tangga yang menggunakan jamban dengan tangki septik sudah
mencapai 81,26 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 80,94 persen.
Selain air bersih dan jamban, fasilitas rumah tinggal lainnya yang
juga penting adalah penerangan. Secara umum sumber penerangan
yang utama berasal dari listrik baik dari PLN maupun Non PLN. Cahaya
listrik lebih terang dibandingkan sumber penerangan lainnya. Hasil
Susenas tahun 2019 menunjukan bahwa 99,42 persen rumah tangga di
id
kesejahteraan dan juga peningkatan taraf hidup masyarakat adalah
g o.
status kepemilikan rumah tinggal. Kondisi ekonomi rumah tangga sangat
p s.
berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tinggal. Status kepemilikan
.b
rumah tinggal yang dicakup di sini adalah rumah milik sendiri, kontrak,
ab
sewa, bebas sewa, rumah dinas, rumah milik orang tua/saudara atau
gk
id
adanya indikasi bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
o.
jumlah keluarga di Kabupaten Subang, maka kebutuhan akan rumah
g
s.
semakin meningkat. Salah satu solusi bagi keluarga yang belum mampu
p
memiliki rumah sendiri adalah dengan kontrak/sewa, bebas sewa atau
.b
ab
menempati rumah dinas/kainnya. Fakta ini didukung dengan
gk
tahun 2018 sebesar 10,44 persen hal ini mengalami peningkatan sebesar
//s
id
pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif,
g o.
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan
s.
secara terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari
p
.b
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia,
ab
karena aspek dasar yang dapat dijadikan acuan keberhasilan
gk
id
kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau
g o.
sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial
p s.
yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat
.b
lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan
ab
membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau
gk
id
Indikator lain yang terkait dalam mengakhiri kemiskinan antara lain
g o.
melindungi orang yang miskin dan rentan dengan sistem perlindungan
p s.
sosial.
.b
ab
7.1 Perkembangan Penduduk Miskin
gk
2011, jumlah penduduk miskin sebesar 195,5 ribu jiwa atau 13,35 persen
//s
jumlah penduduk miskin sudah berkurang menjadi 129,18 ribu jiwa atau
8,01 persen dari jumlah penduduk.
Karakteristik rumah tangga miskin dapat dilihat dari kondisi
demografi, pendidikan dan ketenagakerjaan dari kepala rumah tangga;
kondisi perumahan; dan persebarannya menurut kabupaten/kota.
Pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga miskin penting
sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pengentasan
kemiskinan agar tepat sasaran.
19.83
19.55 18.54
18.54 17.79 18.72
17.04
16.78
13.66
12.92
id
o.
13.54 13.06 12.49 12.35
g
11.73 12.27 11.05 10.77
s.
8.67 8.01
p
.b
ab
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
gk
an
331557 339607
316317
295174 303583
272854 280501
id
257543
234803 243311
g o.
p s.
.b
ab
gk
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
an
dimana nilai tahun 2010 sebesar 2,22, kemudian tahun 2012 – 2013
mengalami kenaikan menjadi 1,69 kemudian pada tahun 2014 kembali
menurun meningkat menjadi 1,32. Kemudian pada tahun 2015, indeks
kedalaman kemiskinan naik menjadi 2,49 walaupun kembali turun pada
tahun 2016 menjadi 1,68. Pada tahun 2017 indeks kedalaman kemiskinan
kembali meningkat menjadi 2,20 di tahun 2018 menurun menjadi 1,70
dan tahun 2019 kembali menurun menjadi 1,39. Nilai P1 yang semakin
rendah menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan semakin dekat. Diharapkan dengan nilai P1 yang
id
o.
2.49
2.22 2.2
g
p s.
1.67 1.69 1.68 1.7
.b
1.51
1.32
ab 1.39
gk
an
ub
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
//s
0.81
id
0.67
g o.
s.
0.52 0.51
0.47
p
0.41
.b
0.33 0.34
0.3
ab
0.24
gk
an
ub
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
//s
67.08 68.74
id
g o.
< SD
p s.
Tamat SD/SLTP
.b
23.59 SLTA+
19.82
ab
9.33 11.44
gk
an
ub
2018 2019
//s
id
11,44 persen.
g o.
p s.
7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan
.b
Indikator kedua setelah pendidikan yang dapat digunakan untuk
ab
melihat karakteristik rumah tangga miskin yaitu ketenagakerjaan.
gk
penurunan 8,54 persen yaitu dari 55,48 persen menjadi 46,94 persen.
//s
2018 2019
55.48
46.94
26.98 32.21
17.55 20.85
id
keterampilan mereka, dibandingkan sektor informal yang tidak
g o.
membatasi kemampuan dan tingkat pendidikan.
p s.
Menurunnya jumlah penduduk yang tidak bekerja
.b
mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang bekerja semakin
ab
meningkat. Menurunnya persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke
gk
bekerja sebesar 53,06 persen dari total 129,18 ribu jiwa penduduk
ub
55.48
46.94
Tidak Bekerja
33.5 34.07
id
Bekerja di Sektor
o.
Pertanian
18.99
g
Bekerja di Sektor Non
s.
11.03 Pertanian
p
.b
ab
2018 2019
gk
an
Salah satu faktor penting dalam unsur tempat tinggal yang perlu
mendapat perhatian adalah ketersediaan fasilitas air minum dan jamban.
Di Kabupaten Subang, persentase rumah tangga miskin yang mengakses
air layak pada tahun 2019 mencapai 78,94 persen. Jauh meningkat bila
melihat kondisi tahun 2018 yaitu sebesar 48,65 persen. Air minum yang
berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng
(keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air
hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur
pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran,
penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air
id
kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Ketika kepala rumah
g o.
tangga atau ada anggota rumah tangga yang sakit, pengeluaran untuk
p s.
berobat akan semakin menambah beban rumah tangga tersebut yang
.b
pada akhirnya semakin mendorong ke tingkat kemiskinan yang semakin
ab
dalam (TNP2K, 2010).
gk
Kabupaten Subang pada tahun 2019 juga sudah cukup memadai. Hal ini
ub
persen.
id
Rata-rata harga Rp 2.388 2.349
o.
Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2017-2018, BPS
g
p s.
Persentase rumah tangga miskin yang menerima raskin pada
.b
tahun 2016 mencapai 81,25 persen, kemudian menurun cukup signifikan
ab
pada tahun 2017 menjadi 61,74 persen yang berarti mengalami
gk
menjadi 5,82 kilogram pada tahun 2017. Adapun harga beras raskin per
//s
Pada Bab ini akan diuraikan beberapa data sosial lainnya yang
merupakan pendekatan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat
id
di Jawa Barat. Cakupan pembahasan meliputi data Perjalanan Wisata
g o.
Penduduk, Akses pada Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pemberian
s.
Kredit Usaha dan Pelayanan Kesehatan Gratis serta Korban Tindak
p
.b
Kejahatan.
ab
gk
secara sukarela kurang dari 6 bulan dan bukan untuk tujuan memperoleh
//s
id
Perjalanan wisata menjadi salah satu indikator sosial yang
g o.
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi
p s.
tingkat kesejahteraan masyarakat, gaya hidup masyarakat juga
.b
cenderung berubah dengan melakukan pemenuhan kebutuhan tersier
ab
yang salah satunya adalah berwisata.
gk
an
id
berdampak kepada kepemilikan rumah tangga atas telepon biasa atau
o.
telepon kabel/rumah. Telepon rumah semakin jarang digunakan dan
g
s.
cenderung ditinggalkan. Pada saat ini masyarakat cenderung memilih
p
.b
telepon seluler karena praktis, dapat dibawa bepergian kemana-mana
ab
dan lebih bersifat pribadi. Selain itu pula tersedianya kecanggihan
gk
video, serta merekam gambar dan suara, dan lain-lain. Di tahun 2017
//s
telepon seluler apabia dilihat lebih detail lebih tinggi pada masyarakat
ht
id
Komputer % 9,09 14,25
o.
Akses Internet % 19,68 25,64
g
s.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang, 2017
p
.b
ab
Selanjutnya terkait penggunaan Telepon Seluler dan Komputer,
gk
karena memiliki sifat instan, interaktif dan menarik. Pada tahun 2017,
ub
id
o.
Pada tahun 2017 rumah tangga penerima kredit usaha
g
s.
meningkat secara signifikan sebesar 11,25 persen dibandingkan tahun
p
sebelumnya dari 18,32 persen pada tahun 2016 menjadi 29,57 persen
.b
ab
pada tahun 2017.
gk
id
Tingkat keamanan di suatu wilayah dapat digunakan sebagai
g o.
salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat. Persentase korban tindak
p s.
kejahatan yang tinggi mengindikasikan masih kurangnya tingkat
.b
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut sehingga mendorong
ab
pelaku untuk melakukan tindak kejahatan. Korban kejahatan yang
gk
dicakup dalam Susenas 2017 ini adalah semua bentuk korban kejahatan
an
id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub