Anda di halaman 1dari 108

ht

tp
s:
//s
ub
an
gk
ab.
bps
.g
o.id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN SUBANG
2020

id
g o.
s.
p
ISSN : -

.b
Nomor Publikasi : 32130.1840
ab
Katalog BPS : 4102004.3213
gk

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm


an

Jumlah Halaman : xv + 88 halaman


ub
//s
s:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis


tp

Naskah :
Statistik
ht

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis


Cover :
Statistik

Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersil tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN SUBANG
2020

id
g o.
Tim penyusun

p s.
Pengarah : Andi Wibowo, SST

.b
ab
gk

Penanggung Jawab : Indra Satrio, S.Si., M.E


an
ub

Naskah : Nur Asri Aprilia, S.Kom


//s
s:

Pengolah Data : Nur Asri Aprilia, S.Kom


tp
ht

Cover Luar : Elven Sukirno, S.Si

Penyunting : Indra Satrio, S.Si., M.E


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
KATA PENGANTAR

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

id
Kabupaten Subang yang menyajikan perkembangan kesejahteraan rakyat

o.
Kabupaten Subang tahun 2019. Publikasi ini berisi berbagai data yang

g
bersumber dari data BPS yaitu hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas)

s.
2019, Sakernas, dan proyeksi Penduduk 2010-2020.

p
.b
Publikasi ini menyajikan berbagai aspek kesejahteraan yang
ab
datanya tersedia dan terukur. Untuk memudahkan interpretasi,
gk

perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut 8 bidang yang mencakup


Kependudukan, Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf
an

dan Pola Konsumsi, Perumahan dan Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial


ub

Lainnya yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup.


//s

Kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak kami harapkan


s:

untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini


tp

mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik bagi instansi/dinas


ht

pemerintah, swasta, kalangan akademisi, maupun masyarakat luas. Kami


ucapkan terima kasih atas partisipasi berbagai pihak sehingga publikasi
ini dapat terbit tepat waktu.

Subang, Desember 2020

Kepala Badan Pusat Statistik


Kabupaten Subang

Andi Wibowo, SST

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 v


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

id
v
…………………………………….................................

o.
Daftar

g
vii
Isi ..…………………………………..………………………………….........

s.
Daftar Tabel

p
ix
………………………………..…………………………………........
Daftar Grafik
.b
ab
xi
……………………………..…………………………………..........
gk
an
ub

1. Kependudukan ..................................................... 1
//s

1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk ................ 4


s:

1.2 Sebaran dan Kepadatan Penduduk ........................... 6


tp

1.3 Rasio Jenis Kelamin dan Angka Beban


8
ht

Ketergantungan .......................................................
1.4 Fertilitas ................................................................... 11
1.5 Wanita Menurut Usia Kawin Pertama ....................... 11
1.6 Penggunaan Alat/Cara KB ......................................... 13
2. Kesehatan dan Gizi ............................................... 15
2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk .................. 17
2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita ............................... 20
2.3 Pemanfaatan Fasilitas tenaga Kesehatan .................. 23
3. Pendidikan ........................................................... 27
3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis ........................ 29
3.2 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah . 31

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 vii


3.3 Tingkat Pendidikan .................................................. 33
3.4 Partisipasi Sekolah (APS dan APM) .......................... 36
4. Ketenagakerjaan ................................................... 41
4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan
44
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) .......................
4.2 Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan ......... 49

id
4.3 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan ..................... 51

o.
4.4 Sektor Formal dan Sektor Informal .......................... 57

g
s.
5. Pola Konsumsi ...................................................... 61

p
5.1 Pengeluaran Rumah Tangga .................................. 63

.b
6. Perumahan dan Lingkungan .................................. 71
ab
6.1 Kualitas Rumah Tinggal ............................................ 74
gk

6.2 Fasilitas Rumah Tinggal ........................................... 77


an

6.3 Status Kepemilikan Rumah Tinggal .......................... 79


ub

7. Kemiskinan ........................................................... 85
//s

7.1 Perkembangan Penduduk Miskin ............................ 87


s:

7.2 Garis Kemiskinan (GK), Indeks Kedalaman


tp

Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 88


ht

7.3 Karakteristik Pendidikan .......................................... 91


7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan ................................. 93
7.5 Karakteristik Perumahan .......................................... 95
7.6 Fasilitas yang Diterima Rumah Tangga Miskin .......... 96
8. Sosial Lainnya ....................................................... 99
8.1 Perjalanan Wisata .................................................... 102
8.2 Akses pada Teknologi Informasi dan Komunikasi ...... 103
8.3 Pemberian Kredit Usaha dan Pelayanan Kesehatan
104
Gratis .......................................................................
8.4 Tindak Kejahatan ..................................................... 106

viii Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


DAFTAR TABEL
Halaman

id
Persentase Penduduk yang Menderita Sakit

o.
Tabel
selama Sebulan Terakhir Menurut Jumlah Hari

g
2.1

s.
Sakit dan Rata-rata Lama Sakit (hari) di

p
Kabupaten Subang, 2018-

.b
2019 ................................................................
ab 19
Tabel Persentase Penduduk yang Menderita Sakit
2.2 selama Sebulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin
gk

di Kabupaten Subang, 2018-


an

2019................................. 20
ub

Tabel Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun


2.3 yang Pernah Kawin Menurut Penolong Proses
//s

Kelahiran Terakhir Kabu[aten Subang 2018-


s:

2019...................... 24
tp

Tabel Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama


ht

2.4 Setahun Terakhir Menurut Tempat Rawat Inap di


Kabupaten Subang,
2019 .......................................... 26
Tabel Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas
3.1 Menurut Jenis Kelamin Dan Kemampuan
Membaca Dan Menulis Tahun 2018-
2019................................. 31
Tabel Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun
3.2 Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan,
2019 .............. 36
Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk
3.3 Berumur 5-18 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur Tahun
2019 .................................................... 37

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 ix


Tabel Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk
3.4 Berumur 5-18 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan
Jenjang Pendidikan,
2019 ..................................................... 38
Tabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut
4.1 Ijazah yang Dimiliki di Kabupaten Subang,
2019 ................. 50
Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

id
Tabel
Menurut Lapangan Usaha Pekerjaan di

o.
4.2
Kabupaten Subang, Agustus

g
2019 ........................................................... 52

s.
Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

p
Tabel

.b
4.3 Informal di Kabupaten Subang,
2019 ...................................... 58
ab
Tabel Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
gk

5.1 Menurut Golongan Pengeluaran dan Kelompok


an

Barang di Kabupaten Subang,


2019 .......................................... 64
ub

Tabel Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan


//s

5.2 Menurut Kelompok Barang dan Wilayah Tempat


Tinggal di Jawa Barat,
s:

2019 ...................................................... 66
tp

Tabel Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator


ht

6.1 Indikator Kualitas Perumahan di Kabupaten


Subang 2018-
2019................................................................ 74
Tabel Rumah Tangga Menurut Beberapa Fasilitas
6.2 Perumahan, Tahun 2018-
2019................................. 78
Tabel Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan
6.3 Rumah Tinggal di Kabupaten Subang, 2018-
2019................ 80
Tabel Rumah Tangga Miskin yang Pernah Menerima
7.1 Raskin, Rata-rata Raskin dan Rata-rata Harga di
Kabupaten Subang, 2016-2017.............................. 97
Tabel 8.1 Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan
di Kabupaten Subang, Tahun 2016-
2017.................... 102

x Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Tabel 8.2 Rumah Tangga yang Mempunyai Akses Teknologi
Informasi dan Komunikasi Menurut Jenis Alat
Komunikasi dan Informasi di Kabupaten Subang,
2016-
2017............................................................. 104

id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp
ht

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 xi


DAFTAR GRAFIK

Halaman

id
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Subang Tahun 2010-

o.
2019 ......................................................................... 5

g
s.
Grafik 1.2 Laju pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Subang

p
.b
Tahun 2010-2019 .....................................................
ab 5

Grafik 1.3 Kepadatan Penduduk per km2 di Kabupaten Subang


gk

Tahun 2019 .............................................................. 7


an

Grafik 1.4 Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Subang Tahun 2019


ub

......................................................................... 9
//s

Grafik 1.5 Angka Beban Ketergantungan di Kabupaten Subang


s:

Tahun 2018-2019..................................................... 10
tp
ht

Grafik 1.6 Persentase Wanita Yang Pernah Kawin Menurut Umur


Perkawinan Pertama di Kabupaten Subang 2018-2019
....................................................................................... 12

Grafik 1.7 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Yang Pernah


Kawin di Kabupaten Subang dan Alat KB/Cara
Tradisional Yang Sedang Digunakan 2018-2019
....................................................................................... 14

Grafik 2.1 Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) Kabupaten


Subang (tahun) 2010-2019........................................... 18

xii Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 2.2 Persentase Anak Usia Kurang dari 2 Tahun yang
Pernah Diberi ASI Menurut Lama Menyusui (bulan), di
Kabupaten Subang 2019 .............................................. 21

Grafik 2.3 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi


Menurut Jenis Imunisasi, di Kabupaten Subang
Tahun 2018-2019..................................................... 23
Grafik 2.4 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun Yang

id
Pernah Kawin Menurut Penolong Persalinan

o.
Terakhir Tahun 2019 ............................................... 24

g
s.
Grafik 3.1 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah

p
di Kabupaten Subang (tahun) 2018-2017................ 32
Grafik 3.2
.b
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas
ab
Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki di
gk

Kabupaten Subang 2019 ......................................... 34


an

Grafik 3.3 Persentase Penduduk Berumur6 5 Tahun ke Atas


yang Masih Sekolah, 2018-2019..............................
ub

35
Grafik 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas dan Angkatan
//s

Kerja di Kabupaten Subang, Agustus 2019 ............... 45


s:

Grafik 4.2 Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja di


tp

Kabupaten Subang Tahun 2019 ............................... 46


ht

Grafik 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis


Kelamin di Kabupaten Subang, Agustus
2019........................................................................ 47
Grafik 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut
Wilayah Tempat Tinggal di Kabupaten Subang,
Agustus 2019 .......................................................... 48
Grafik 4.5 Jumlah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Subang, Agustus 2019 ....................... 49
Grafik 4.6 Struktur Lapangan Usaha Penduduk Bekerja di
Perkotaan Kabupaten Subang, Agustus 2019 ........... 54
Grafik 4.7 Struktur Lapangan Usaha Penduduk Bekerja di
Pedesaan Kabupaten Subang, Agustus 2019 ............ 55

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 xiii


Grafik 4.8 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status
Pekerjaan Utama di Kabupaten Subang Agustus
2019 ....................................................................... 56
Grafik 4.9 Struktur Status Pekerjaan Utama Penduduk Bekerja
di Kabupaten Subang, Agustus 2019 ....................... 57
Grafik 4.10 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Informal
Menurut Ijasah yang Dimiliki dan Wilayah di

id
Kabupaten Subang, 2019 ........................................ 59

o.
Grafik 5.1 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita

g
Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran dan

s.
Kelompok Barang di Kabupaten Subang 2019 .......... 65

p
.b
Grafik 5.2 Indeks Gini Kabupaten Subang, 2017-2019 ...........
ab 69
Grafik 6.1 Persentase Rumahtangga Menurut Luas Lantai Per
gk

Kapita di Kabupaten Subang 2018-2019 .................. 76


Grafik 7.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
an

Kabupaten Subang, 2010-2019 (Maret, ratusan ribu


ub

Orang) .................................................................... 88
//s

Grafik 7.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Subang, 2010 -


s:

2019 (Rupiah/Kapita/Bulan) ................................... 89


tp

Grafik 7.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten


Subang, Tahun 2010 – 2019 .......................................... 90
ht

Grafik 7.4 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten


Subang 2010 - 2019 ................................................... 91
Grafik 7.5 Penduduk Miskin Menurut Pendidikan yang
Ditamatkan di Kabupaten Subang, 2018-2019 ......... 92
Grafik 7.6 Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Status Bekerja di Kabupaten Subang, 2018-2019 ....... 93
Grafik 7.7 Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Status Bekerja dan Bidang Pekerjaan di Kabupaten
Subang, 2018-2019 ............................................... 95
Grafik 8.1 Persentase Penduduk Menjadi Korban Kejahatan di
Kabupaten Subang Sejak Maret 2018 – Februari
2019 ....................................................................... 107

xiv Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
subang

1 KEPENDUDUKAN

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah,


pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas, kondisi kesejahteraan,

id
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta

g o.
lingkungan (Undang-Undang No. 23 Tahun 2006). Penduduk sebagai

s.
pelaku dan sasaran pembangunan, sekaligus juga yang menikmati hasil

p
.b
pembangunan namun juga bisa menjadi masalah yang bisa menghambat
ab
pembangunan suatu negara. Masalah kependudukan sangat
gk

mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan suatu daerah dan


an

Negara.
ub
//s

Masalah yang berkaitan dengan penduduk merupakan tugas


s:

besar dari semua pihak khususnya pemerintah untuk dapat membuat


tp

kebijakan-kebijakan yang tepat dalam mengatasinya. Masalah


ht

kependudukan adalah salah satu masalah krusial yang mengakibatkan


efek domino terhadap permasalahan lain yaitu lingkungan, kemiskinan,
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.

Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk harus


menjadi perhatian utama pemerintah dalam hal kependudukan, karena
Jumlah Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar di kawasan
ASEAN dan merupakan urutan empat terbesar di dunia setelah Cina,
India dan Amerika Serikat. Berdasarkan Proyeksi penduduk Jawa Barat
2010-2020, jumlah penduduk di Kabupaten Subang pada tahun 2019
berjumlah 1.595,83 ribu jiwa dengan dengan rata-rata laju pertumbuhan

2 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


penduduk sebesar 1,08 persen dan tingkat kepadatan penduduk sebesar
843 jiwa/km2.

1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Dengan banyaknya jumlah penduduk yang terdapat di Kabupaten


Subang maka akan mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat

id
o.
kedepannya. Dampak tersebut harus dicarikan solusi yang tepat untuk

g
menanggulanginya. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah dari sisi

p s.
ketenagakerjaan, dimana semakin banyak jumlah pengangguran karena
jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak memadai dengan jumlah
.b
ab
angkatan kerja yang ada. Dengan jumlah penduduk dan tingkat
gk

kepadatan yang ada, Kabupaten Subang tentunya membutuhkan


an

berbagai sarana dan prasarana pendukung sebagai tindakan preventif


ub

dan penyelesaian terhadap berbagai masalah yang disebabkan oleh


//s

kepadatan penduduk yang cenderung terus meningkat dari tahun ke


s:
tp

tahun.
ht

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Subang Tahun 2010-2019

1,595,830
1,579,018
1,562,509
1,546,000
1,529,388
1,513,093
1,496,886
1,480,708
1,464,901
1,449,207

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang 2010 - 2019

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 3


Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk
Kabupaten Subang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Jika dibandingkan dengan sepuluh tahun sebelumnya yaitu pada tahun
2010, jumlah penduduk Kabupaten Subang sebanyak 1.449.207 jiwa
mengalami peningkatan sebesar 10,12 persen pada tahun 2019 atau
dengan kata lain mengalami penambahan sebanyak 146.623 jiwa. Dari

id
jumlah penduduk sebanyak 1.595.830 jiwa pada tahun 2019 tersebar di

g o.
berbagai kecamatan di Kabupaten Subang, dengan penduduk terbanyak

p s.
di Kecamatan Subang sebanyak 139.503 jiwa, dan Kecamatan Ciasem

.b
sebanyak 110.211 jiwa.
ab
gk
an

Grafik 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Subang


Tahun 2011-2019
ub
//s
s:
tp

1.09 1.09
ht

1.08 1.08 1.08 1.08

1.07

1.06 1.06

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang, 2010-2020

Dilihat dari grafik laju pertumbuhan penduduk tahun 2011


hingga tahun 2019, laju pertumbuhan penduduknya mengalami

4 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


penurunan. Pada tahun 2019 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Subang sebesar 1,06 persen atau mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Subang sebesar 1,06 persen dan tidak mengalami
perubahan di tahun 2019 sebesar 1,06 persen. Tetapi pada tahun-tahun
sebelumnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Subang

id
mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa program pengendalian

g o.
jumlah penduduk mulai berhasil dijalankan di Kabupaten Subang.

ps.
.b
1.2 Sebaran dan Kepadatan Penduduk
ab
Persoalan lain yang terkait dengan dengan jumlah penduduk
gk

adalah sebaran penduduk, kepadatan penduduk dan distribusi penduduk


an

yang tidak merata. Apabila kita lihat sebaran penduduk di Kabupaten


ub

Subang, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Subang terpusat di daerah


//s

ibukota Kabupaten Subang yaitu di Kecamatan Subang. Sebaran


s:
tp

penduduk yang tidak merata akan menimbulkan banyaknya


ht

permasalahan kependudukan, seperti kemacetan, pengangguran,


kebutuhan pemukiman dan masalah-masalah lain.
Jika dilihat dari kepadatan penduduk di Kabupaten Subang,
terlihat di wilayah perkotaan lebih padat dibandingkan dengan wilayah
pedesaan. Dari Grafik 1.3 terlihat 7 kecamatan berada di peringkat atas
dari sisi kepadatan penduduk, dengan kepadatan penduduk di atas 1.000
jiwa per km2. Kecamatan Subang menjadi daerah terpadat dengan
tingkat kepadatan mencapai 2.105 jiwa per km2 sedangkan 6 kecamatan
yang lain yaitu Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Pagaden, Kecamatan
Jalancagak, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan
Patokbeusi, dan Kecamatan Ciasem kepadatan penduduk berkisar antara

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 5


1.019 sampai 2.105 jiwa per km2. Secara umum wilayah Kabupaten
Subang pada tahun 2019 memiliki kepadatan penduduk sebesar 740 jiwa
per km2.

Grafik 1.3. Kepadatan Penduduk per Km2 di Kabupaten Subang


Tahun 2019

id
o.
LEGONKULON 307

g
CIJAMBE 394

s.
DAWUAN 463

p
SERANGPANJANG 479

.b
CISALAK 505
CIKAUM 530
ab
CIATER 531
CIPEUNDEUY 538
gk

SAGALAHERANG 549
CIPUNAGARA 607
an

SUKASARI 644
BINONG 652
ub

BLANAKAN 661
TANJUNGSIANG 676
//s

COMPRENG 686
KALIJATI 686
s:

PAGADEN BARAT 692


tp

TAMBAKDAHAN 706
PUSAKANAGARA 723
ht

Kabupaten Subang 740


PURWADADI 743
PUSAKAJAYA 754
CIBOGO 803
JALANCAGAK 867
CIASEM 984
PABUARAN 1019
PATOKBEUSI 1020
KASOMALANG 1114
PAMANUKAN 1291
PAGADEN 1413
SUBANG 2105

0 500 1000 1500 2000 2500

Sumber : Subang Dalam Angka 2020

6 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


1.3 Rasio Jenis Kelamin dan Angka Beban Ketergantungan
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dan angka beban ketergantungan
(Dependency Ratio) merupakan salah satu indikator demografi yang
sangat penting. Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan di suatu daerah, sedangkan angka beban ketergantungan

id
(Dependency Ratio) menunjukkan berapa tingginya beban yang harus

g o.
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk

p s.
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

.b
Komposisi penduduk Kabupaten Subang jika dilihat dari rasio
ab
jenis kelamin, pada tahun 2019 sebesar 102,02. Ini berarti bahwa dari
gk

setiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 102 penduduk laki-laki,


an

atau dengan kata lain jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
ub

jumlah penduduk perempuan. Apabila kita lihat rasio jenis kelamin per
//s

kecamatan di Kabupaten Subang, maka dari 30 kecamatan terdapat 10


s:
tp

kecamatan yang memiliki rasio jenis kelamin di bawah 100, dengan rasio
ht

jenis kelamin terkecil pada Kecamatan Purwadadi yaitu sebesar 89,40,


kemudian diikuti oleh Kecamatan Kalijati sebesar 94,40, Kecamatan
Dawuan sebesar 96,01, Kecamatan Pagaden Barat sebesar 97,40,
Kecamatan Cipeundeuy sebesar 97,80, Kecamatan Pabuaran sebesar
97,90, Kecamatan Sagalaherang sebesar 97,90, Kecamatan Cikaum
sebesar 98,20, Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Cijambe masing-
masing sebesar 98,40 dan 99,60. Hal ini mengindikasikan bahwa di
sepuluh kecamatan tersebut jumlah penduduk perempuan lebih banyak
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 7


Grafik 1.4 Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Subang Tahun 2019

PURWADADI 89.4
KALIJATI 94.4
DAWUAN 96.1
PAGADEN BARAT 97.4
CIPEUNDEUY 97.8
PABUARAN 97.9

id
SAGALAHERANG 97.9

o.
CIKAUM 98.2

g
JALANCAGAK

s.
98.4

p
CIJAMBE 99.6

.b
PAGADEN ab 100.1
CIBOGO 100.5
PATOKBEUSI
gk

100.6
SERANGPANJANG 100.7
an

CIASEM 101
ub

KABUPATEN SUBANG 102.02


SUBANG 102.1
//s

CISALAK 102.1
s:

CIATER 102.1
tp

KASOMALANG 102.9
ht

CIPUNAGARA 103.4
TANJUNGSIANG 103.9
SUKASARI 105.1
TAMBAKDAHAN 105.7
PAMANUKAN 109.4
BINONG 110
BLANAKAN 110.6
PUSAKAJAYA 111.7
COMPRENG 113
PUSAKANAGARA 113.3
LEGONKULON 114.9

0 20 40 60 80 100 120 140

Sumber : Subang Dalam Angka 2020

8 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 1.5. Piramida Penduduk Kabupaten Subang Tahun 2019

75+ 17473 23194


70-75 16841 19215
65-69 26306 25593
60-64 37303 35836
55-59 45819 43709
50-54 54408 53335
45-49 58508 58561

id
40-44 61672 61464
35-39

o.
59418 60819
30-34 54821 53054

g
25-29 57189 55597

s.
20-24 54131 53033

p
15-19 62842 57607

.b
10-14 64935 61034
5-9 64046 60514
ab
0-4 62232 59049
gk

80000 60000 40000 20000 0 20000 40000 60000 80000


an

PEREMPUAN LAKI-LAKI
ub

Sumber : Subang Dalam Angka 2020


//s
s:

Berbagai cara dilakukan untuk menggambarkan struktur


tp

penduduk menurut umur, diantaranya adalah dengan distribusi


ht

frekwensi, distribusi presentase, rasio dan grafik batang atau piramida


penduduk. Dari penduduk menurut umur tersebut dapat dihasilkan
beberapa indikator yang salah satunya adalah Angka Beban
Ketergantungan (dependency ratio), yang menggambarkan beban
penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menggambarkan
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah dengan
piramida penduduk (lihat grafik 1.5). Bentuk piramida penduduk dari
suatu wilayah pada tahun tertentu dapat mencerminkan dinamika
kependudukan di wilayah tersebut, seperti kelahiran, kematian dan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 9


migrasi. Suatu wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi
biasanya ditandai dengan bentuk piramida yang alasnya besar kemudian
berangsur mengecil hingga ke puncak piramida. Sedangkan pada wilayah
dengan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah mempunyai bentuk
piramida dengan alas yang tidak begitu besar dan tidak langsung
mengecil hingga puncaknya.

id
Bentuk piramida penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2018

g o.
terlihat alas piramidanya besar, lebih besar jika dibandingkan bagian

p s.
tengah piramida. Hal ini bisa diartikan bahwa tingkat kelahiran dan

.b
migrasi masuk masih cukup tinggi. Sedangkan bagian puncak piramida
ab
tidak terlalu runcing yang berarti pengendalian terhadap kematian
gk

penduduk cukup berhasil.


an

Angka beban ketergantungan memberikan gambaran


ub

perbandingan antar jumlah penduduk yang produktif (15-64 tahun)


//s

dengan yang tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Untuk
s:
tp

penduduk yang mempunyai struktur muda atau sangat tua sekali, maka
ht

beban ketergantungannya sangat tinggi. Di negaranegara berkembang


karena struktur umur penduduknya muda, maka angka beban
ketergantungannya biasanya relatif tinggi.
Angka beban ketergantungan Kabupaten Subang pada tahun
2019 sebesar 46,37 persen, sedangkan angka ketergantungan penduduk
muda sebesar 34,45 persen dan angka ketergantungan penduduk tua
sebesar 11,91 persen. Jika dilihat angka ketergantungan berdasarkan
jenis kelamin, angka ketergantungan perempuan lebih tinggi daripada
laki-laki.

10 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


1.4 Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor yang bisa
mempengaruhi jumlah penduduk di suatu wilayah. Angka fertilitas yang
tinggi bisa menyebabkan pertambahan penduduk di suatu wilayah,
ledakan jumlah penduduk akan terjadi apabila angka fertilitas yang tinggi
tetapi angka mortalitas atau kematian yang rendah.

id
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang

g o.
dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor

p s.
demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi

.b
antara lain struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin
ab
pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin.
gk

Faktor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk,


an

tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan


ub

industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung


//s

ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.


s:
tp
ht

1.5 Wanita Menurut Usia Kawin Pertama


Usia Kawin Pertama bisa dijadikan salah satu pemicu
pertambahan jumlah penduduk, semakin panjang masa reproduksi
seorang wanita semakin banyak kemungkinan anak yang bisa dilahirkan.
Menurut UU Perkawinan 1 Tahun 1974 pada pasal 7 ayat (1), syarat
menikah untuk laki-laki minimal sudah berusia 19 tahun, dan untuk
perempuan harus sudah berusia minimal 16 tahun. Jika menikah dibawah
usia 21 tahun harus disertai dengan ijin kedua atau salah satu orangtua
atau yang ditunjuk sebagai wali (pasal 6 ayat 2).
Sedangkan menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) usia pernikahan pertama bagi remaja saat ini idealnya

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 11


21 hingga 25 tahun. Pada usia itu, remaja sudah tumbuh pengetahuan
dan kesadaran dalam pengelolaan kesehatan reproduksi. Hal itu
berpengaruh terhadap kesehatan pasangan maupun anak dari pasangan
muda itu, jadi dimasa mendatang usia remaja menikah pertama pada
usia dewasa. Dengan tumbuhnya usia nikah semakin dewasa dapat
menunjang keberhasilan program KB melalui menurunnya angka anak

id
dilahirkan seorang ibu atau Angka kelahiran Total (TFR).

g o.
s.
Grafik 1.6. Persentase Wanita yang Pernah Kawin Menurut Umur

p
Perkawinan Pertama di Kabupaten Subang, 2018 – 2019

.b
ab
Tahun 2018 Tahun 2019
gk

35
an

28.75 30.18 28.87


30
ub

24.91 24.38
25 20.99
21.39 20.53
//s

20
s:

15
tp

10
ht

0
<= 16 17-18 19-20 21+

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2018 – 2019

Berdasarkan grafik 1.6 diatas, sebagian besar wanita di


Kabupaten Subang melakukan perkawinan pertamanya pada tahun
2018 maupun tahun 2019 di usia kurang dari 16 tahun, yang perlu kita
telaah lebih lanjut yaitu wanita yang melakukan perkawinan pertama di
usia kurang dari 16 tahun menunjukkan tren yang meningkat pada
tahun 2018 dan tahun 2019, hal ini menunjukkan ketidaksadaran akan

12 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


pentingnya kesiapan dan kematangan seorang wanita dalam berumah
tangga di Kabupaten Subang. Indikasi tersebut menunjukkan sesuatu
yang negatif bagi penduduk wanita di Kabupaten Subang.

1.6 Penggunaan Alat/Cara KB


Pemerintah saat ini sudah menggalakkan kembali program KB

id
(Keluarga Berencana). Program ini tidak hanya bertujuan untuk menekan

g o.
laju partumbuhan penduduk melalui kelahiran, tetapi juga bisa

p s.
meningkatkan kualitas kesehatan ibu serta mewujudkan bonus

.b
demografi yang berkualitas.
ab
gk

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2019, persentase wanita


an

berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang sedang menggunakan


ub

alat/cara KB adalah 62,38 persen. Sementara yang tidak pernah


//s

menggunakan 26,69 persen dan yang penah menggunakan 10,94 persen.


s:

Sedangkan pada tahun sebelumnya persentase wanita yang


tp

menggunakan alat KB lebih sedikit yaitu 66,11 persen. Hal ini


ht

mengindikasikan kesadaran akan keluarga berencana di kalangan


penduduk Kabupaten Subang semakin menurun dan fenomena ini juga
menggambarkan salah satu usaha dalam menekan laju pertumbuhan
penduduk di wilayah Kabupaten Subang perlu dimaksimalkan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 13


Grafik 1.7. Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah
Kawin di Kabupaten Subang dan Alat KB/Cara Tradisional yang Sedang
Digunakan Tahun 2018-2019

Tahun 2018 Tahun 2019

70

id
60

o.
50

g
s.
40

p
30 62.38
58.43

20
.b
ab
26.69 27.94
10
gk

10.94 13.62

0
an

Ya, pernah Ya, sedang Tidak


ub
//s

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2018 - 2019


s:
tp
ht

14 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
2 KESEHATAN & GIZI

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan


bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan,

id
sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan

g o.
ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah

s.
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi

p
.b
tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
ab
berada di tangan seluruh masyarakat, pemerintah dan swasta bersama-
gk

sama. Dalam mencapai tujuan tersebut pemerintah sudah melakukan


an

berbagai program-program kesehatan untuk meningkatkan derajat


ub

kesehatan masyarakat, seperti dengan meningkatkan fasilitas kesehatan


//s

seperti melalui BPJS, puskesmas-puskesmas, meningkatkan fasilitas


s:
tp

tenaga kesehatan, menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi,


ht

meningkatkan tingkat Imunitas dan gizi balita dan sebagainya.


Berhasil tidaknya program-program pemerintah dalam bidang
kesehatan dapat diukur dengan berbagai indikator kesehatan seperti
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, Angka
Kesakitan, prevalensi Balita Kurang Gizi dan indikator-indikator yang lain
yang berkaitan dengan tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk

Dimensi kesehatan salah satunya dapat diihat dari Angka Harapan


Hidup (AHH) saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang

16 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


dan hidup sehat. Selama periode 2010 hingga 2019, Kabupaten Subang
telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,09
tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten
Subang hanya sebesar 71,04 tahun, dan pada tahun 2019 telah mencapai
72,13 tahun. Semakin meningkatnya angka harapan hidup
mengindikasikan bahwa masyarakat Kabupaten Subang mengalami usia

id
yang lebih panjang dari tahun ke tahun.

g o.
Peningkatan angka harapan hidup sangat dipengaruhi banyak

p s.
faktor, seperti semakin baik dan teraksesnya pelayanan kesehatan bagi

.b
semua kelompok masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas
ab
dan semakin baiknya kondisi sosial-ekonomi masyarakat disertai
gk

dukungan peningkatan kesehatan lingkungan.


an
ub

Grafik 2.1 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Subang


//s

Tahun 2010 – 2019


s:
tp
ht

72.13
71.92
71.71
71.61
71.52

71.22
71.09 71.14 71.19
71.04

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 17


Jika kita lihat Angka Harapan Hidup per tahun pada grafik 2.1,
kenaikan Angka Harapan Hidup yang sangat signifikan terjadi pada tahun
2015 yaitu sebesar 0,3 tahun dari tahun sebelumnya yaitu 71,22 tahun
menjadi 71,52 tahun pada tahun 2015. Sementara Angka Harapan Hidup
tahun 2019 meningkat sebesar 0,21 tahun dari tahun 2018.
Dimensi lain dari tingkat kesehatan masyarakat adalah lamanya

id
sakit yang memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan yang

g o.
dialami penduduk di suatu wilayah. Berdasarkan hasil Susenas tahun

p s.
2017 rata-rata lama sakit penduduk berada pada kisaran 5 hari. Hal ini

.b
menurun jika dibandingkan tahun lalu, dimana rata-rata lama sakit
ab
penduduk Kabupaten Subang adalah 6 hari. Penduduk di Kabupaten
gk

Subang paling banyak mengalami sakit selama 1 sampai 3 hari yaitu


an

sebesar 56,54 persen pada tahun 2017 dan sebesar 41,91 persen pada
ub

tahun 2016. Sementara persentase yang mengalami sakit selama 4


//s

sampai 7 hari sebanyak 34,80 persen. Sedangkan penduduk yang


s:
tp

mengalami sakit diatas seminggu berada pada kisaran dibawah 4 persen.


ht

Tabel 2.1 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit selama Sebulan


Terakhir Menurut Jumlah Hari Sakit dan Rata-rata Lama Sakit (hari) di
Kabupaten Subang, 2016-2017

Jumlah hari sakit Rata-rata


No Tahun lama sakit
≤3 4-7 8-14 15 - 21 22 - 30 (hari)

1 2016 41,91 41,63 7,53 2,64 6,28 6,81

2 2017 56,54 34,80 3,28 2,85 2,53 5

Sumber : Susenas, Maret 2016-2017

18 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Persentase penduduk Kabupaten Subang yang menderita sakit
pada tahun 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu sebesar 14,70 persen, padahal sebelumnya sebesar
12,38 persen. Jika dilihat pada tahun 2019 berdasarkan jenis kelamin
persentase penduduk perempuan yang sakit lebih tinggi dibandingkan
penduduk laki-laki. Penduduk perempuan yang menderita sakit sebesar

id
15,43 persen dan penduduk laki-laki sebesar 13,98 persen. Semakin

g o.
menurunnya penduduk yang menderita sakit mengindikasikan

p s.
Pembiasaan Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) cukup diterapkan dalam

.b
masyarakat.
ab
gk

Tabel 2.2 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit selama Sebulan


an

Terakhir Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Subang, 2018-2019


ub

Laki-laki Perempuan Total


//s

Tahun
Ya / Tidak Ya Tidak Ya Tidak
s:
tp

2018 11,26 88,74 13,52 86,48 12,38 87,62


ht

2019 13,98 86,02 15,43 84,57 14,70 85,30


Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2019

2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita


ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI
mengandung zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi
untuk tumbuh kembang bayi secara optimal (WHO 2001; Prasetyono,
2009). Selain itu peningkatan program ASI eksklusif merupakan salah
satu bentuk upaya pemerintah dalam pencapaian Sustainable
Development Goals (SDGs).

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 19


Air Susu ibu sangat dianjurkan untuk diberikan kepada bayi,
karena ASI merupakan makanan pertama bayi yang sangat dibutuhkan
bayi untuk jangka panjang dalam proses tumbuh kembang. ASI memiliki
nutrisi terbaik dan zat-zat berkualitas tinggi yang bisa memberikan
antibodi dan tingkat kecerdasan untuk bayi.

id
Grafik 2.2 Persentase Anak Usia Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi

o.
ASI dan Rata-rata Lama Menyusu (bulan), di Kabupaten Subang 2019

g
s.
Persentase Baduta Diberi ASI Rata-rata Lama Pemberian ASI

p
100
.b
ab
gk

80
an

60
ub

90.18 87.81
40
//s

20 9.18 9.25
s:

0
tp

Laki-laki perempuan
ht

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2019

Sangat dianjurkan seorang ibu dapat menyusui selama 2 tahun,


karena semakin lama bayi mendapatkan ASI akan memberikan kekebalan
yang lebih kuat pada bayi. Di Kabupaten Subang pada tahun 2019, rata-
rata lama bayi disusui selama 9,21 bulan. Dari grafik diatas terlihat
bahwa di Kabupaten Subang, balita berjenis kelamin perempuan lebih
lama menyusu pada ibunya dibandingkan balita laki-laki. Dimana balita
perempuan menyusu rata-rata selama 9,25 bulan, sedangkan balita aki-
laki hanya selama 9,18 bulan saja. Meskipun demikian, kesadaran

20 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


masyarakat di Kabuaten Subang akan pentingnya memberi ASI pada bayi
nya sudah cukup tinggi. Tergambar pada grafik diatas, bahwa tahun 2019
sebanyak 90,18 persen bayi laki-laki diberi ASI, sedangkan bayi
perempuan sebanyak 87,81 persen.

Selain ASI hal yang sangat diperlukan untuk bagi kesehatan anak

id
dan tingkat kekebalan tubuh anak adalah pemberian imunisasi. Imunisasi

o.
merupakan pemberian sistem kekebalan tubuh anak agar kuat terhadap

g
s.
suatu penyakit, jenis imunisasi ada dua macam yaitu kekebalan tubuh

p
yang sudah ada pada diri anak yang merupakan bawaan sejak lahir dan

.b
ab
kekebalan yang diberikan kepada anak seperti pemberian vaksin bisa
gk

melalui suntik ataupun tetes. Di Indonesia imunisasi ada yang wajib dan
an

juga ada yang dianjurkan, imunisasi wajib seperti BCG, DPT, Polio,
ub

Campak, dan Hepatitis B, sedangkan beberapa imunisasi yang dianjurkan


//s

seperti Typus, influenza, MMR dan masih banyak lagi.


s:
tp

Berdasarkan hasil Susenas 2019, hampir semua balita yang ada di


ht

Kabupaten Subang pernah mendapatkan imunisasi, hal ini terlihat dari


Grafik 2.3 berikut, bahwa lebih dari 80 persen balita mendapat imunisasi
seperti BCG, DPT, Polio, dan Hepatitis B. Pada tahun 2019 persentase
terbesar adalah imunisasi Polio dengan persentase sebesar 90,16 persen
kemudian diikuti oleh imunisasi BCG.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 21


Grafik 2.3 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut
Jenis Imunisasi, di Kabupaten Subang Tahun 2019

100
89.72 90.16
90 85.13 82.17
80
70 64.17
60

id
50

o.
40

g
30

p s.
20

.b
10 ab
0
BCG DPT Polio Campak Hepatitis B
gk
an

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2019


ub

2.3 Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan


//s

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka


s:
tp

Kematian Bayi fasilitas tenaga kesehatan sangatlah penting, tenaga


ht

medis yang handal dan fasilitas kesehatan yang lengkap sangat penting
yang bisa mempengaruhi keselamatan ibu dan bayi. Pemerintah sudah
melakukan upaya-upaya melalui berbagai program-program kesehatan
salah satunya melalui perbaikan fasilitas kesehatan seperti yang
tercantum pada Perpres No 5 tahun 2010.
Secara umum dilihat dari table 2.3 selama dua tahun terakhir, di
Kabupaten Subang persentase perempuan berumur 15-49 tahun yang
pernah kawin jika dilihat dari penolong proses kelahirannya, paling
banyak ditolong oleh bidan, yaitu 73 persen pada tahun 2018 dan 84,19
persen pada tahun 2019. Sementara itu proses kelahirannya dibantu oleh
dokter kandungan pada tahun 2018 sebesar 25,42 persen dan pada

22 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


tahun 2019 sebesar 14,61 persen. Sedangkan persentase penolong
kelahiran oleh tenaga non medis misalnya dukun beranak/paraji sebesar
1,59 persen pada tahun 2018 sedangkan pada tahun 2019 untuk
penolong tenaga non medis tidak ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya penolong persalinan baik
dari segi pengetahuan kesehatan maupun peralatan pendukungnya

id
sangat tinggi.

g o.
s.
Tabel 2.3 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah
Kawin Menurut Penolong Proses Kelahiran Terakhir Kabupaten Subang

p
.b
2018-2019 ab
Tenaga Dukun
gk

Dokter Dokter Tidak


Tahun Bidan Perawat kesehatan beranak/ Lainnya
kandungan umum Ada
lainnya paraji
an
ub

2018 25,42 0,00 73,00 0,00 0,00 0,91 0,68 0,00


//s

2019 14,61 0,00 84,19 1,21 0,00 0,00 0,00 0,00


s:
tp

Sumber : Susenas, Maret 2018-2019


ht

Grafik 2.4 Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang


Pernah Kawin Menurut Penolong Persalinan Terakhir Tahun 2019

Tidak ada 0
Lainnya 0
Dukun Beranak 0
Tenaga Kesehatan Lainnya 0
Perawat 1.21
Bidan 84.19
Dokter Umum 0
Dokter Kandungan 14.61
0 20 40 60 80 100

Sumber : Susenas, Maret 2019

Hal-hal yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan tidak hanya


penolong persalinan, tetapi juga fasilitas tempat berobat. Pemanfaatan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 23


fasilitas kesehatan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi penduduk
dan kondisi wilayah tempat tinggal. Jarak rumah ke tempat berobat
sangat mempengaruhi dalam menentukan pilihan dimana mereka akan
berobat.
Menurut data Susenas 2019 yang diperoleh, ada beberapa
tempat berobat yang jadi pilihan masyarakat untuk berobat jalan seperti

id
rumah sakit negeri dan swasta, praktek dokter/bidan, dokter bersama,

o.
g
puskesmas, dan UKBM. Dari beberapa tempat rawat inap tersebut, di

p s.
Kabupaten Subang persentase terbesar yaitu sebesar 41,17 persen

.b
penduduk yang sakit berobat jalan ke tempat praktek dokter/bidan. Dari
ab
total penduduk di Kabupaten Subang yang dirawat inap tersebut,
gk

terdapat 39,25 persen penduduk laki-laki dan 42,63 persen penduduk


an

perempuan yang berobat jalan ke tempat praktek dokter/bidan. Hal yang


ub

harus menjadi perhatian bahwa persentase penduduk yang berobat jalan


//s

di fasilitas selain praktek dokter/bidan adalah Puskesmas/Pustu juga


s:
tp

cukup besar yaitu 31,67 persen. Fasilitas selain Praktek dokter/bidan dan
ht

Puskesmas/Pustu tersebut terindikasi adalah fasilitas non medis seperti


rumah, pengobatan alternatif dan lainnya.
Tabel 2.4 Persentase Penduduk yang berobat jalan Selama Setahun
Terakhir Menurut Tempat Berobat Jalan di Kabupaten Subang, 2019

2019
No Tempat Berobat Jalan
Laki-laki Perempuan Total

1 Praktek dokter/bidan 39,25 42,63 38,16

2 Puskesmas/Pustu 29,54 33,28 31,67

3 Rumah Sakit 18,6 14,12 16,06

4 Lainnya 12,61 9,97 14,11


Sumber : Susenas, Maret 2019

24 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
3 PENDIDIKAN

Salah satu upaya paling strategis dalam meningkatkan kualitas


sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan sangat

id
penting karena merupakan dasar untuk pengembangan pola berpikir

g o.
konstruktif dan kreatif. Dengan pendidikan yang cukup memadai, maka

s.
seseorang akan bisa berkembang secara optimal baik secara ekonomi

p
.b
maupun sosial. Rumusan tentang pendidikan, lebih jauh termuat dalam
ab
UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar
gk

masyarakat Indonesia mempunyai pengendalian diri, kepribadian,


an

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,


ub

masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dari proses pendidikan


//s

nasional mencakup berbagai aspek kehidupan diri manusia dan


s:
tp

masyarakat untuk survive dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


ht

Beberapa aspek yang berkaitan dengan pendidikan dapat memberikan


gambaran tentang kualitas sumber daya manusia yang ada antara lain
harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, tingkat pendidikan dan
tingkat partisipasi sekolah.

3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis


Kemampuan membaca dan menulis sangat penting karena dapat
mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan.
Membaca akan membuka peluang untuk menyerap sebanyak mungkin
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan dan memungkinkan

26 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


seseorang dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan membaca dan menulis juga bertujuan untuk menumbuhkan
kemampuan kreatif, kritis, analitis dan imajinatif sehingga tercipta
sumber daya manusia yang berkualitas.
Secara umum kemampuan membaca dan menulis penduduk
berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten Subang cukup bagus, hal ini

id
terlihat dari persentase penduduk yang mampu membaca dan menulis

g o.
huruf latin pada tahun 2018 dan 2019 persentasenya cukup besar yaitu

p s.
diatas 90 persen, dimana pada tahun 2018 persentasenya sebesar 94,87

.b
persen dan 96,53 persen pada tahun 2019. Dari hasil tersebut maka
ab
dapat disimpulkan bahwa selama 2 tahun terakhir hampir semua
gk

penduduk di Kabupaten Subang sudah mampu membaca dan menulis


an

huruf latin.
ub

Apabila dirinci berdasarkan jenis kelamin, persentase penduduk


//s

laki-laki yang berusia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis
s:
tp

lebih besar dari pada perempuan baik pada tahun 2018 maupun tahun
ht

2019. Penduduk laki-laki yang bisa membaca dan menulis huruf latin di
tahun 2019 sebesar 97,94 persen dan perempuan sebesar 95,11 persen.
Persentase penduduk laki-laki maupun perempuan di Kabupaten Subang
yang bisa membaca dan menulis huruf arab juga cukup besar yaitu
sebesar 51,56 persen laki-laki dan sebesar 50,89 persen perempuan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 27


Tabel 3.1 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kelamin Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis di Kabupaten
Subang 2018-2019

Laki-laki Perempuan
No Tahun
Huruf Huruf Huruf Buta Huruf Huruf Huruf Buta
Latin Arab Lainnya Huruf Latin Arab Lainnya Huruf

id
1 2018 97,13 54,44 2,39 1,84 92,84 54,84 2,38 4,40

g o.
2 2019 97,40 51,56 2,15 1,79 95,11 50,89 2,49 4,51

ps.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018-2019

.b
Sedangkan untuk angka buta huruf di Kabupaten Subang baik
ab
tahun 2018 maupun tahun 2019, jumlah penduduk perempuan berumur
gk

15 tahun keatas yang buta huruf lebih besar dibandingkan dengan


an
ub

penduduk laki-laki. Penyebabnya disinyalir masih melekatnya anggapan


bahwa pendidikan lebih dibutuhkan oleh laki-laki dibandingkan dengan
//s
s:

perempuan.
tp
ht

3.2 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah

Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator,


yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua
indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2019, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Subang telah
meningkat sebesar 1,10 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah
meningkat 1,01 tahun.

28 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 3.1 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah di
Kabupaten Subang 2010-2019

Rata-rata Lama Sekolah Harapan Lama Sekolah

10.87 11.15 11.38 11.46 11.66 11.67 11.68 11.69


10.59 11.44

id
6.58 6.83 6.84 6.85
6.29 6.45

o.
6.17 6.44
5.84 6.01

g
p s.
.b
ab
gk

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
an

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah


ub
//s

Selama periode 2010 hingga 2019, Harapan Lama Sekolah terus


s:

meningkat perkembangannya setiap tahun. Meningkatnya Harapan Lama


tp

Sekolah dapat diartikan bahwa semakin banyak penduduk yang


ht

bersekolah. Di tahun 2019, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Subang


telah mencapai 11,69 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun
memiliki peluang untuk mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah
menengah atas (SMA).

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan salah satu indikator yang


dapat digunakan untuk melihat kualitas penduduk di suatu wilayah.
Indikator ini merupakan jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke
atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal. Rata-rata Lama
Sekolah di Kabupaten Subang terus meningkat pertumbuhannya dari
tahun ke tahun selama periode 2010 hingga 2019. Pertumbuhan yang

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 29


positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia
Kabupaten Subang yang lebih baik. Hingga tahun 2019, secara rata-rata
penduduk Kabupaten Subang usia 25 tahun ke atas telah mengenyam
pendidikan hingga kelas VI atau lulus sekolah dasar (Grafik 3.1).

3.3 Tingkat Pendidikan

id
Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting

g o.
bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global di masa depan.

p s.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau

.b
masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya
ab
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Kualitas Sumber daya
gk

manusia dapat dilihat dari kemampuan, keahlian dan ilmu pengetahuan


an

yang dimilikinya yang dapat digambarkan melalui tingkat pendidikan.


ub

Berdasarkan data hasil Susenas 2019, penduduk berumur 15


//s

tahun ke atas di Kabupaten Subang yang memiliki ijazah tertinggi SD/MI


s:
tp

mempunyai persentase paling besar yaitu sebesar 30,93 persen atau bisa
ht

dikatakan mayoritas penduduk di Kabupaten Subang baru berpendidikan


tamat SD/MI, kemudian tingkat SMP/MTs yaitu sebesar 23,48 persen dan
SMA/SMK/MA sebesar 21,12 persen. Hal yang perlu menjadi perhatian
serius untuk Pemerintah Kabupaten Subang adalah jumlah penduduk
yang bahkan tidak mempunyai ijazah masih cukup besar di Kabupaten
Subang yaitu sebesar 19,35 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
kejadian putus sekolah masih cukup tinggi. Gambaran diatas juga
menunjukkan bahwa program pemerintah di bidang pendidikan masih
harus terus ditingkatkan demi tercapainya program wajib belajar 9
tahun.

30 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 3.2 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut
Ijazah Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Subang 2019

3.74

1.02

0.36 Tidak Punya Ijazah


19.35
21.12
SD/MI

id
SMP/MTS

o.
SMA/SMK/MA

g
s.
Diploma I dan Diploma II

p
30.93 Akademi/Diploma III
23.48

.b
Diploma IV s.d. S3
ab
gk
an
ub

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2019


//s

Untuk penduduk berumur lima tahun ke atas yang masih


s:
tp

bersekolah pada dua tahun terakhir di Kabupaten Subang persentase


ht

terbesar juga pada tingkat setara SD yaitu sebesar 11,68 persen pada
tahun 2018 dan 11,66 persen pada tahun 2019. Sedangkan yang masih
bersekolah di tingkat Diploma I/ Universitas persentasenya paling kecil
yaitu sebesar 0,74 persen pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan
menjadi 0,61 persen pada tahun 2019. Sedangkan pada jenjang
pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C, jumlah penduduk yang masih
bersekolah pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 3,65 persen
dari sebelumnya sebesar 3,83 persen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 31


Grafik 3.3 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Masih
Sekolah, 2018-2019

11.66

id
11.68

o.
4.31
3.65

g
4.38 3.83

s.
0.74 0.61

p
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Diploma I s.d.

.b
Universitas
ab
2018 2019
gk
an

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat 2018-2019


ub
//s

Jika kita lihat berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki


s:

mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik dari penduduk


tp

perempuan. Persentase penduduk laki-laki yang masih bersekolah lebih


ht

kecil yaitu 63,96 persen, dibandingkan penduduk perempuan sebesar


66,12 persen. Lain halnya dengan persentase penduduk yang tidak
bersekolah lagi lebih besar berada pada penuduk laki-laki yaitu sebesar
33,74 persen, sedangkan penduduk perempuan sebesar 33,67 persen.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa di Kabupaten Subang pada tahun
2019 masih terjadi kesenjangan tingkat pendidikan yang terjadi antara
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Hal ini menjadi tugas
tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Subang dalam mengeliminasi
kesenjangan pendidikan ini pada masa-masa mendatang.

32 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Tabel 3.2 Persentase Penduduk Berumur 7-24 Tahun Menurut
Jenis Kelamin dan Status Pendidikan, 2019
Tidak/Belum Masih Bersekolah Tidak
Karakteristik Pernah SMA/ke bersekolah Jumlah
SD/Sederajat SMP/Sederajat
Bersekolah atas lagi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,30 38,46 12,38 15,12 33,74 100

id
Perempuan 0,21 36,62 16,65 12,85 33,67 100

o.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2019

g
p s.
.b
3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah (APS dan APM)
ab
Peningkatan mutu pendidikan masih terus diupayakan, dimulai
gk

dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk


an

mengenyam pendidikan hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas


ub

sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa banyak


//s

penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari


s:

persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Partisipasi sekolah


tp

dalam suatu wilayah biasa dilihat dari beberapa indikator antara lain
ht

Angka Partisipasi Sekolah (APS), dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Sekolah (APS)


APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat
akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia
sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah
penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan.
Berdasarkan data Susenas 2019 di Kabupaten Subang pada tahun
2019, APS penduduk perempuan lebih tinggi daripada penduduk laki-laki
pada usia 7-12 tahun dimana usia tersebut adalah usia pada jenjang

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 33


pendidikan SD. Pada Tabel 3.3 tercatat bahwa APS penduduk laki-laki
pada kelompok umur pendidikan SMA rendah yaitu 64,27 dibandingkan
dengan penduduk perempuan yaitu 67,45. Namun pada usia pendidikan
SD, perbedaan APS antara penduduk laki-laki dan perempuan tidak
terlalu jauh hanya terpaut 0,78 saja. Keadaan APS ketika usia penduduk
pada kelompok umur 13-15 tahun penduduk laki-laki masih lebih rendah

id
dibandingkan penduduk perempuan. Hal tersebut menggambarkan

g o.
bahwa masih terdapat kesenjangan pendidikan antara penduduk laki-laki

p s.
dan perempuan di Kabupaten Subang untuk kelompok umur 13-15 tahun

.b
dan 16-18 tahun. Perbedaan APS penduduk laki-laki dan perempuan
ab
menunjukkan seberapa besar kesenjangan pendidikan antara laki-laki
gk

dan perempuan, semakin kecil perbedaan APS maka semakin meratanya


an

pendidikan antara laki-laki dan perempuan.


ub
//s

Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Berumur 7-18


s:

Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2019


tp

Jenis Kelamin Kelompok Umur


ht

APS 7-12 APS 13-15 APS 16-18


Laki-laki 99,22 85,54 64,27
Perempuan 100 98,64 67,45
Kab. Subang 99,59 92,16 65,83

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Angka Partisipasi Murni (APM)


Berbeda dengan Angka Partisipasi Sekolah yang dilihat melalui
kelompok umur, Angka Partisipas Murni atau APM digunakan untuk
melihat partisipasi sekolah menurut jenjang pendidikan tertentu, SD,

34 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


SMP maupun SMA. Secara umum di Kabupaten Subang APM SD lebih
tinggi jika dibandingkan dengan APM SMP dan SMA, hal ini
menggambarkan bahwa hampir semua penduduk mengenyam
pendidikan SD.

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Berumur 7-18

id
Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tahun 2019

g o.
Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan

s.
APM SD APM SMP APM SMA

p
.b
Laki-laki 98,22 68,60 47,74
ab
Perempuan 99,62 90,65 56,07
gk

Kab. Subang 98,88 79,74 51,82


an

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah


ub
//s

Jika dilihat menurut jenis kelamin, pola yang sama seperti APS
s:

juga terjadi di APM, APM penduduk perempuan selalu lebih tinggi


tp
ht

dibandingkan penduduk laki-laki pada semua jenjang pendidikan baik


dari SD, SMP maupun SMA. Tetapi secara umum terlihat bahwa
persentase penduduk yang masih bersekolah tersebut semakin sedikit
dengan meningkatnya jenjang pendidikannya. Hal tersebut tergambar
pada persentase APM yang semakin kecil angkanya pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Dua indikator tersebut yaitu APS dan APM memberikan
gambaran bahwa masih terdapat kesenjangan pendidikan di Kabupaten
Subang, baik antara laki-laki dan perempuan. Kesenjangan-kesenjangan
tersebut bisa disebabkan oleh fasilitas pendidikan yang belum memadai,
faktor ekonomi, maupun pola pikir masyarakat. Oleh karena itu

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 35


pemerintah masih harus terus melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan pelayanan, fasilitas dan memberikan penyuluhan tentang
pentingnya pendidikan bagi seluruh kalangan masyarakat.

id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp
ht

36 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
4 KETENAGAKERJAAN

Permasalahan di bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu


masalah terbesar yang menjadi perhatian pemerintah. Masalah

id
ketenagakerjaan merupakan masalah yang sangat sensitif yang harus

g o.
diselesaikan dengan berbagai pendekatan agar masalah tersebut tidak

s.
meluas yang berdampak pada penurunan kesejahteraan dan keamanan

p
.b
masyarakat. Tingginya tingkat pengangguran, rendahnya perluasan
ab
kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya kompetensi dan
gk

produktivitas tenaga kerja merupakan sebagian kecil dari berbagai


an

masalah yang dihadapi pemerintah.


ub

Data dan informasi ketenagakerjaan sangat penting bagi


//s

penyusunan kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan dalam


s:
tp

rangka pembangunan wilayah dan pemecahan masalah ketenagakerjaan.


ht

Kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan yang baik dan benar


sangat ditentukan oleh kondisi ketersediaan data dan informasi
ketenagakerjaan. Selain itu, data dan informasi mengenai
ketenagakerjaan juga dapat mencerminkan tingkat pencapaian
pembangunan yang telah dilaksanakan.
Bab ini menjelaskan beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kondisi ketenagakerjaan. Sumber data
penghitungan indikator ini diperoleh dari Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) tahun 2019 Indikator tersebut, antara lain Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), persentase
pengangguran menurut tingkat pendidikan, persentase penduduk yang

38 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


bekerja menurut status pekerjaan, persentase penduduk yang bekerja
menurut lapangan usaha dan jumlah jam kerja, serta persentase pekerja
menurut kelompok upah/ gaji/pendapatan bersih.

4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat


Pengangguran Terbuka (TPT)

id
o.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat

g
Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator ketenagakerjaan yang

p s.
penting yang digunakan untuk menganalisa dan mengukur capaian hasil

.b
pembangunan. TPAK digunakan untuk mengukur besarnya jumlah
ab
angkatan kerja, indikator ini merupakan rasio antara jumlah angkatan
gk

kerja dengan jumlah penduduk usia kerja (usia produktif 15 tahun ke


an

atas). Selain TPAK, dalam analisis angkatan kerja juga dikenal indikator
ub

yang biasa digunakan untuk mengukur pengangguran yaitu Tingkat


//s
s:

Pengangguran Terbuka (TPT).


tp

Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yang sedang


ht

mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan usaha atau juga


yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi
mendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapat
kerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk
orang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga, sehingga hanya
orang yang termasuk angkatan kerja saja yang merupakan pengangguran
terbuka. TPT dapat mencerminkan besarnya jumlah penduduk dalam
kategori usia kerja yang termasuk dalam pengangguran.
Penduduk usia kerja (lebih dari 15 tahun) di Kabupaten Subang
pada bulan Agustus 2019 sebanyak 1.228,10 ribu orang, bertambah

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 39


sebanyak 18 ribu orang dibandingkan Agustus 2018. Adapun jumlah
angkatan kerja (penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja dan pengangguran) pada Agustus 2019
mencapai 833,68 ribu orang, bertambah sebanyak 54,3 ribu orang
dibanding Agustus 2018.

id
Grafik 4.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas dan Angkatan Kerja

o.
di Kabupaten Subang, Agustus 2018 – 2019 (Ribu jiwa)

g
p s.
1210.1 1228.1

.b
ab
833.68
779.38
gk
an
ub
//s
s:
tp

Tahun 2018 Tahun 2019


ht

Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Angkatan Kerja

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2018 – Agustus 2019

Dari total angkatan kerja sebanyak 833,68 ribu orang pada


Agustus 2019, sebanyak 91,41 persennya melakukan aktivitas bekerja.
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang
lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha/ kegiatan ekonomi.

40 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2019 mencapai 762,07
ribu orang, bertambah 50,09 ribu orang dari keadaan Agustus 2018. Jika
dilihat menurut tipe daerah perkotaan dan perdesaan, maka terlihat
jumlah penduduk yang bekerja di perdesaan bertambah banyak
dibandingkan di perkotaan yang berkurang. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa jumlah pekerjaan di perkotaan tidak cukup tersedia bagi

id
penduduk atau penduduk perkotaan mencari pekerjaan yang jauh lebih

g o.
layak di perdesaan. Pada keadaan Agustus 2019 jumlah penduduk

p s.
bekerja di perkotaan sebanyak 318,08 ribu penduduk sedangkan jumlah

.b
penduduk bekerja di wilayah perdesaan sebanyak 443,99 ribu penduduk.
ab
gk

Grafik 4.2 Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja di Kabupaten


an

Subang Tahun 2019


ub
//s
s:

Pengangguran 71,618
tp
ht

Bekerja 762,065

Angkatan Kerja 833,683

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019

Dari penduduk yang termasuk angkatan kerja tahun 2019 yaitu


833.683 orang, diketahui bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 41


(TPAK) yang tercipta adalah 67,88 persen. Bila dilihat berdasarkan jenis
kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi dari perempuan pada tahun 2019. Hal
ini menunjukkan bahwa dominasi lapangan pekerjaan di Kabupaten
Subang masih dikuasai oleh tenaga kerja laki-laki. Keadaan Agustus 2019
TPAK laki-laki di Kabupaten Subang mencapai 84,83 persen sedangkan
TPAK perempuan 50,78 persen.

id
o.
Grafik 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin di

g
s.
Kabupaten Subang, Agustus 2019

p
.b
ab
Laki-laki 50.78
gk
an
ub

Perempuan 84.83
//s
s:
tp

Total 67.88
ht

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019

Dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten


Subang sebesar 67,88 persen, menghasilkan Tingkat pengangguran
terbuka (TPT) pada keadaan Agustus 2019 sebesar 8,59 persen. TPT di
daerah perkotaan pada Agustus 2019 tersebut berada pada angka 11,36
persen. Sedangkan di daerah pedesaan adalah sebesar 6,50 persen. Bila
dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, TPT di daerah perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan perdesaan pada tahun 2019. Hal ini

42 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


mengindikasikan bahwa jumlah pengangguran di daerah perkotaan lebih
besar dibandingkan di daerah perdesaan.

Grafik 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Wilayah


Tempat Tinggal di Kabupaten Subang, Agustus 2019
11.36

id
9.63

o.
8.65 8.59

g
s.
7.36
6.5

p
Perkotaan

.b
Perdesaan
ab
Perkotaan+Perdesaan
gk
an
ub

2018 2019
//s
s:

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019


tp
ht

Jumlah penganggur pada Agustus 2019 di Kabupaten Subang


adalah 71.618 orang. Bila dilihat berdasarkan daerah tempat tinggalnya,
penduduk yang menganggur lebih banyak ditemukan di daerah pedesaan
daripada di perkotaan. Jumlah penganggur di perkotaan keadaan Agustus
2019 mencapai 40.768 orang, sedangkan di perdesaan mencapai 30.850
orang. Masih cukup tingginya tingkat pengangguran di perkotaan
menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia di perkotaan belum
mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Hal ini
terkait dengan jumlah lapangan kerja yang terbatas dibandingkan dengan
di perdesaan. Sebagian besar tenaga kerja di perdesaan terserap di

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 43


sektor pertanian yang pada bulan Agustus 2019 lahan pertanian sedang
panen yang membuat pekerja di perdesaan pindah sementara untuk
bekerja baik sebagai buruh atau karyawan tetap ataupun pekerja tidak
tetap pertanian.

4.2 Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan

id
Setiap orang selalu berharap dirinya akan mudah mendapatkan

g o.
pekerjaan layak yang sesuai dengan keahlian yang dia miliki serta tingkat

p s.
pendidikan yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

.b
seseorang akan berdampak pada semakin tinggi pula harapan dan
ab
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat
gk

pendidikannya. Namun, keterbatasan lapangan kerja yang tersedia bagi


an

mereka yang mempunyai ijazah tinggi menyebabkan mereka tidak


ub

terserap pada lapangan usaha tersebut. Sebagian besar dari mereka yang
//s

merupakan lulusan pendidikan tinggi enggan menerima pekerjaan yang


s:
tp

tidak sesuai dengan jenis keahlian dan jenjang pendidikan yang telah ia
ht

tamatkan. Sehingga sebagian dari mereka yang tidak mendapatkan


pekerjaan menjadi penganggur.

44 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 4.5 Jumlah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan dan
Wilayah di Kabupaten Subang, Agustus 2019

39.59

23.75

id
15.84 17.32

o.
11.15

g
8.71 8.6

s.
5.77 5.38
2.53 3.55

p
1.02

.b
ab
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
gk

≤ SD SMP SMA Diploma ke atas


an

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019


ub
//s

Jumlah penganggur di Kabupaten Subang yang paling banyak


s:

adalah berijazah SMA/sederajat, yaitu mencapai 39,59 ribu orang.


tp

Angkatan kerja lulusan SMA/sederajat yang menganggur di perkotaan


ht

lebih banyak dibandingkan di perdesaan, yaitu 23,75 ribu orang


dibanding 15,84 ribu orang.
Tingginya tingkat pengangguran pada penduduk berijazah SMA
merupakan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Subang.
Sebagaimana diketahui bahwa, Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah,
telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun, meningkat dari
sebelumnya yang hanya 9 tahun. Memacu tingkat pendidikan masyarakat
tentunya harus diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja, agar
potensi yang dimiliki dapat berkontribusi positif dalam pembangunan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 45


Hal tersebut diharapkan menjadi catatan bagi pemerintah daerah
untuk dapat meningkatkan serta membuka lapangan kerja bagi kelompok
tersebut. Dengan pembukaan lapangan kerja baru bagi mereka di
daerahnya sendiri akan menurunkan angka urbanisasi dan diharapkan
dapat turut serta dalam pembangunan di daerahnya masing-masing.
Sedangkan untuk penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi yang belum

id
terserap lapangan kerja diharapkan dapat berpartisipasi dengan

g o.
berwirausaha sehingga dapat turut serta membangun daerahnya. Peran

p s.
pemerintah daerah dalam hal ini adalah dengan mendorong dan

.b
memberi insentif bagi mereka yang berinisiatif untuk membuka peluang
ab
berwirausaha.
gk
an

4.3 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan


ub

Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada


//s

publikasi ini dibagi menjadi 3 lapangan usaha yaitu Pertanian (pertanian,


s:
tp

kehutanan, perburuan, dan perikanan), Manufaktur, dan Jasa.


ht

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas, Agustus


2019) terlihat bahwa sebanyak 194,39 ribu orang atau sekitar 25,51
persen tenaga kerja terserap pada lapangan usaha Pertanian. Kemudian
sebanyak 187,86 ribu orang atau 24,65 persen tenaga kerja terserap
pada lapangan usaha Manufaktur, dan sebanyak 379,81 ribu orang atau
49,84 persen terserap oleh lapangan usaha Jasa.

46 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 4.6. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Subang, Agustus 2019 (ribu jiwa)

id
g o.
379.81

p s.
194.39 187.86

.b
ab
gk

Pertanian Manufaktur Jasa


an
ub

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019, BPS Provinsi
Jawa Barat
//s
s:
tp

Pada Agustus 2019 jumlah penduduk yang bekerja sebagai


ht

buruh/karyawan masih lebih besar dibandingkan status pekerjaan yang


lain. Penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan pada Agustus 2019
mencapai 274,63 ribu orang atau sebesar 36,04 persen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 47


Grafik 4.7. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
di Kabupaten Subang, Agustus 2019 (ribu jiwa)

274.63

id
165.5

g o.
125.86

s.
p
.b
67.45
54.12 47.75
ab
26.75
gk
an

Pekerja Bebas Non Pertanian


Berusaha Sendiri

Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar

Buruh/Karyawan/Pegawai

Pekerja Bebas di Pertanian

Pekerja Tidak Dibayar


Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak

ub
//s
s: Dibayar
tp
ht

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Barat Agustus 2019, BPS Provinsi
Jawa Barat

48 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
5 POLA KONSUMSI

Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator

id
kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang

g o.
pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi

s.
makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat

p
.b
memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.
ab
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar
gk

untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga tersebut


an

berpenghasilan rendah. Makin tinggi penghasilan rumah tangga, maka


ub

makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh


//s

pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain rumah tangga/keluarga


s:
tp

cenderung semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk


ht

makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk


non makanan.

5.1 Pengeluaran Rumah Tangga


Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok
makanan dan bukan makanan. Perubahan pendapatan seseorang akan
berpengaruh pada pergeseran pola pengeluaran. Semakin tinggi
pendapatan, cenderung akan semakin tinggi pengeluaran untuk bukan
makanan. Pergeseran pola pengeluaran terjadi karena elastisitas
permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah, sebaliknya
elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya

50 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat
konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan
pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan
makanan atau ditabung. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat
digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk, dimana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk

id
perubahan tingkat kesejahteraan.

g o.
s.
Tabel 5.1 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Golongan

p
.b
Pengeluaran dan Kelompok Barang di Kabupaten Subang, 2019
ab
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)
gk

Kelompok Barang
Kurang dari 300.000 – 500.000 - 750.000 –
an

300.000 499.999 749.999 999.999


ub

Makanan 178.774 282.142 395.529 518.990


//s
s:

Non Makanan 95.662 124.884 229.124 350.925


tp
ht

Jumlah Makanan & Non Makanan 274.436 407.026 624.653 869.916

Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2019

Tabel 5.1 Lanjutan


Golongan Pengeluaran
per Kapita Sebulan (Rp)
Kelompok Barang
1.000.000 - Lebih dari
1.499.999 1.500.000

Makanan 735.647 1.035.315

Non Makanan 509.778 1.259.738

Jumlah Makanan & Non Makanan 1.245.426 2.295.053

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 51


Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2019

Tabel 5.1 menyajikan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan


menurut golongan pengeluaran dan kelompok barang. Berdasarkan tabel
ini terlihat bahwa pengeluaran per kapita yang ada di Kabupaten Subang
di dominasi oleh pengeluaran untuk kelompok makanan dibandingkan
dengan kelompok non makanan. Hanya pada golongan pengeluaran

id
diatas Rp 1.500.000,- kelompok non makanan lebih besar

g o.
pengeluarannya dibandingkan kelompok makanan yaitu sebesar Rp

s.
1.259.738,- sedangkan pengeluaran kelompok makanan hanya sebesar

p
.b
Rp 1.035.315,- ab
gk

Grafik 5.1 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan


an

Menurut Golongan Pengeluaran dan Kelompok Barang di Kabupaten


Subang 2019
ub
//s
s:

34.86 30.68 36.68 40.34 40.93


tp

54.89
ht

65.14 69.32 63.32 59.66 59.07 Non Makanan


45.11
Makanan

Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2018

Grafik 5.1 menyajikan persentase pengeluaran rata-rata per


kapita sebulan penduduk di wilayah Kabupaten Subang tahun 2019 per

52 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


kelompok pengeluaran. Dari grafik tersebut terlihat bahwa selama tahun
2019 rata-rata pengeluaran perkapita sebulan masih di dominasi dengan
kelompok barang makanan yang pengeluarannya lebih dari 50 persen
pada setiap golongan pengeluaran kecuali untuk kelompok pengeluaran
diatas 1,5 juta rupiah. Sedangkan pengeluaran untuk kelompok barang
Non Makanan ada pada kisaran 30-54 persen.

id
g o.
Tabel 5.2 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok

s.
Barang dan Wilayah Tempat Tinggal di Jawa Barat, 2019

p
.b
abGolongan Pengeluaran

Kelompok Barang 300.000


500.000 - 750.000 –
Kurang dari 300.000 –
749.999 999.999
gk

499.999
Makanan
an

1. Padi-padian 68,276 66,623 67,899 70,420


ub

2. Umbi-umbian - 2,314 1,751 2,822


//s

3. Ikan 6,186 10,765 15,070 22,975


s:

4. Daging - 7,680 11,762 17,094


tp

5. Telur dan Susu 11,268 19,393 26,398 26,993


ht

6. Sayur-sayuran 4,781 14,552 21,490 28,228

7. Kacang-kacangan 4,017 6,284 8,269 10,349

8. Buah-buahan 650 7,617 10,667 16,679

9. Minyak dan Lemak 4,447 7,226 8,630 9,650

10. Bahan minuman 8,116 10,245 14,502 18,760

11. Bumbu-bumbuan 2,195 4,502 6,746 8,495

12. Konsumsi lainnya 1,831 4,542 8,034 10,316

13. Makanan dan minuman jadi 48,579 83,155 136,452 191,348

14. Tembakau dan sirih 18,429 37,246 57,859 84,861

Jumlah Makanan 178,774 282,142 395,529 518,990

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 53


Golongan Pengeluaran
Kelompok Barang Kurang dari 300.000 – 500.000 - 750.000 –
300.000 499.999 749.999 999.999
Non Makanan
1. Perumahan dan Fasilitas rumah 66,806 79,757 147,425 206,203
tangga
2. Barang dan jasa 14,893 26,583 46,333 78,272

id
7,663 9,497 16,880 26,064

o.
3. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala

g
4. Barang-barang yang tahan lama 264 2,392 4,643 16,059

p s.
5. Pajak dan asuransi 5,994 5,989 9,927 19,425

.b
6. Keperluan pesta dan upacara 42 667 3,917 4,901
ab
Jumlah Non Makanan 95,662 124,884 229,124 350,925
gk
an

Jumlah Makanan dan Non Makanan 274,436 407,026 624,653 869,916


Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2019
ub
//s
s:

Tabel 5.2 Lanjutan


tp
ht

Golongan Pengeluaran
Kelompok Barang
1.000.000 - 1.499.999 Lebih dari 1.500.000
Makanan

15. Padi-padian 79,452 84,334

16. Umbi-umbian 2,641 3,730

17. Ikan 36,681 58,547

18. Daging 21,670 42,558

19. Telur dan Susu 37,614 55,065

20. Sayur-sayuran 34,139 44,581

21. Kacang-kacangan 11,594 14,233

22. Buah-buahan 27,585 63,621

23. Minyak dan Lemak 12,632 15,382

54 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


24. Bahan minuman 23,058 28,297

Golongan Pengeluaran
Kelompok Barang
1.000.000 - 1.499.999 Lebih dari 1.500.000
25. Bumbu-bumbuan 11,593 16,768

26. Konsumsi lainnya 15,770 18,805

27. Makanan dan minuman jadi 282,375 429,077

id
28. Tembakau dan sirih 138,842 160,318

o.
Jumlah Makanan 735,647 1,035,315

g
s.
7. Perumahan dan Fasilitas rumah

p
295,908 569,906
tangga

.b
8. Barang dan jasa 110,127 316,119
ab
9. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 41,377 71,013
gk

22,906 132,884
an

10. Barang-barang yang tahan lama


ub

11. Pajak dan asuransi 23,216 107,314

16,244 62,501
//s

12. Keperluan pesta dan upacara


s:

Jumlah Non Makanan 509,778 1,259,738


tp

Jumlah Makanan dan Non Makanan 1,245,426 2,295,053


ht

Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2019

Peningkatan pendapatan idealnya diikuti dengan pemerataan


pendapatan, karena pemerataan pendapatan merupakan salah satu
strategi dan tujuan pembangunan. Ketimpangan dalam menikmati hasil
pembangunan di antara kelompok penduduk dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah-masalah sosial. Tidak tersedianya data
pendapatan menyebabkan penghitungan distribusi pendapatan
menggunakan data pengeluaran sebagai proxy pendapatan. Walaupun
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, paling tidak
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melihat arah dari

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 55


perkembangan yang terjadi. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat
pemerataan pendapatan penduduk adalah dengan indikator yang sering
digunakan, yaitu Indeks Gini.

Grafik 5.2 Indeks Gini Kabupaten Subang, 2013 – 2017

id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub
//s
s:
tp

Sumber : Pola Konsumsi Penduduk Jawa Barat 2017


ht

Jika dilihat dari grafik 5.2, indeks gini Kabupaten Subang sempat
mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2015 menjadi
0,33 dari 0,31 pada tahun 2014 dan kembali naik pada tahun 2016
menjadi 0,35. Meskipun demikian pada tahun 2017, indeks gini ratio
kembali menurun menjadi 0,34. Dengan melihat angka ini, pada tahun
2015 dan 2016, pemerataan pendapatan masyarakat di Kabupaten
Subang ada pada tingkat ketimpangan sedang.

56 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
6 perumahan & lingkungan

Kebutuhan dasar manusia setelah pangan dan sandang adalah


papan. Papan dalam hal ini adalah kebutuhan akan rumah tempat tinggal

id
yang layak baik dari segi fisik, fasilitas maupun lingkungannya. Rumah

g o.
dan kelengkapannya merupakan kebutuhan dasar dan juga merupakan

s.
salah satu faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah

p
.b
mempunyai pengaruh terhadap pembinaan watak dalam kepribadian
ab
serta merupakan faktor penting terhadap produktivitas kerja dan
gk

kreativitas kerja seseorang. Rumah juga mempunyai fungsi strategis


an

sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan


ub

kualitas generasi yang akan datang. Peningkatan kualitas kehidupan yang


//s

layak dan bermartabat melalui pemenuhan kebutuhan papan maka akan


s:
tp

terwujud kesejahteraan rakyat.


ht

Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal, selain itu juga dapat
rumah menunjukkan status sosial seseorang. Status sosial seseorang
berhubungan positif dengan kualitas/kondisi rumah. Status sosial
seseorang yang makin tinggi, semakin besar peluang untuk memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik dan
fasilitas yang lengkap. Salah satu dari sekian banyak fasilitas yang dapat
mencerminkan kesejahteraan rumah tangga adalah kualitas material
seperti jenis atap, dinding dan lantai terluas yang digunakan, termasuk
juga fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian, sumber air
minum, fasilitas tempat buang air besar, dan sumber penerangan.

58 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan fasilitas perumahan yang
memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

6.1. Kualitas Rumah Tinggal

Terdapat beberapa kriteria rumah tinggal yang harus dipenuhi


sehingga dapat dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai

id
tempat tinggal. Kriteria tersebut diantaranya yaitu rumah yang memiliki

g o.
dinding terluas yang terbuat dari tembok atau kayu, dengan beratapkan

s.
beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki lantai terluas

p
.b
bukan tanah. Data hasil Susenas 2019 menunjukkan bahwa persentase
ab
rumah tangga yang bertempat tinggal di rumah yang berlantaikan bukan
gk

tanah menunjukkan adanya penurunan yang sebesar 5,76 persen. Pada


an

tahun 2019, rumah yang berlantaikan bukan tanah sebesar 100 persen
ub

atau mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2018 yang


//s

sebesar 94,24 persen.


s:
tp
ht

Tabel 6.1 Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator Indikator


Kualitas Perumahan di Kabupaten Subang 2018-2019

Indikator Satuan 2018 2019

(1) (2) (3) (4)


Lantai bukan tanah % 94,24 100
Atap beton, genteng, sirap, seng
% 99,29 94,26
dan asbes

Dinding terluas tembok dan kayu % 86,78 89,92

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 59


Rata-rata luas lantai per kapita ≥ 8
m2 92,24 86,81
m2
Sumber : Statistik Perumahan Provisi Jawa Barat Tahun 2019

Selain jenis lantai terluas, indikator lain yang digunakan untuk


melihat kualitas perumahan untuk rumah tinggal adalah penggunaan
atap dan dinding terluas. Berdasarkan hasil Susenas 2019 rumah tinggal

id
dengan atap beton, genteng, sirap, seng, dan asbes mencapai 99,29

o.
persen dan pada tahun 2019 menurun menjadi 94,26 persen.

g
s.
Selanjutnya kondisi yang sama juga terjadi pada bangunan rumah tinggal

p
.b
yang menggunakan dinding terluas tembok dan kayu yang meningkat
ab
dari 86,78 persen menjadi 89,92 persen pada tahun 2019 atau meningkat
gk

sebesar 3,14 persen.


an

Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan


ub

yang positif. Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih
//s
s:

diperlukan kerja keras untuk mencapainya, tetapi sudah banyak target


tp

yang telah menunjukan kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai.


ht

Berkaitan dengan berakhirnya agenda pelaksanaan MDGs pada tahun


2015, maka dicanangkan agenda SDGs sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan MDGs. Salah satu goals atau tujuan dari SDGs adalah
membuat kota dan pemukiman manusia yang adil, merata, aman,
tangguh dan berkelanjutan. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka
melalui Kemetrian PPN/Bappenas dalam Kebijakan Nasional Perumahan
dan Kawasan Permukiman Kementrian PPN/Bappenas Tahun 2017 yang
tertuang dalam Agenda Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019
ditetapkanlah definisi hunian layak yaitu kebutuhan ruang per orang

60 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


dihitung berdasarkan kecukupan luas tempat tinggal yang memenuhi
standar luas lantai per kapita sebesar 8 m2.

Data hasil Susenas tahun 2019 menunjukan bahwa di Kabupaten


Subang persentase rumah tangga yang memiliki rata-rata luas lantai per
kapita ≥ 8 m2 adalah sebesar 86,81 persen. Jika dibandingkan dengan

id
data tahun 2018, maka terjadi penurunan persentase rumah tangga yang

o.
memiliki rata-rata luas lantai per kapita ≥ 8 m2. Penurunan ini mencapai

g
s.
5,43 persen dari tahun 2018. Penurunan ini mengindikasikan bahwa

p
kemampuan penduduk di Kabupaten Subang memiliki rumah yang layak

.b
ab
sesuai jumlah anggota keluarga semakin berkurang dibandingkan tahun
gk

sebelumnya. Persentase rumah tangga yang memiliki rata-rata luas lantai


an

perkapita ≥ 8 m2 di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Grafik 6.1.


ub

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa Kabupaten Subang rata-rata


//s

luas lantai yang ditempati per kapita ≤ 8 m2 pada tahun 2019 mengalami
s:

penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan luas


tp

lantai dengan kategori ≥ 8 m2 mengalami peningkatan. Hal ini


ht

menggambarkan bahwa tingkat kepadatan hunian dalam suatu rumah


berkurang atau dengan kata lain ruang gerak per kapita dalam suatu
rumah menjadi semakin lebih luas.

Grafik 6.1 Persentase Rumahtangga Menurut Luas Lantai Per Kapita di


Kabupaten Subang 2018-2019

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 61


92.24
86.81

=<8 m²
>8 m²

id
13.19
7.76

g o.
s.
2018 2019

p
.b
Sumber : Statistik Perumahan Provisi Jawa Barat Tahun 2018 dan 2019
ab
6.2. Fasilitas Rumah Tinggal
gk

Fasilitas rumah tinggal merupakan pemenuhan atas kebutuhan


an

aktivitas seluruh anggota rumah tangga. Kelengkapan fasilitas suatu


ub

rumah tinggal akan menentukan kualitas dan kenyamanan rumah tinggal.


//s

Fasilitas-fasilitas tersebut adalah tersedianya air bersih, sanitasi yang


s:
tp

layak, serta penerangan yang baik. Ketersediaan air bersih merupakan


ht

kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam kehidupan


sehari-hari. Air bersih yang tersedia dalam jumlah yang cukup terutama
untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program
penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah.

Rumah tangga di Kabupaten Subang tahun 2018 yang


menggunakan air kemasan/air isi ulang, dan air ledeng sebagai sumber
air minum mencapai 40,17 persen. Terdapat penurunan persentase
rumah tangga yang menggunakan air kemasan/air isi ulang dan ledeng
sebagai air minum dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai
sebesar 39,33 persen. Penurunan ini menunjukkan bahwa masyarakat

62 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Kabupaten Subang memilih sumber air minum lain selain air kemasan/air
isi ulang, dan air ledeng seperti penggunaan sumur terlindung yang
meningkat dari tahun 2019 yang sebelumnya hanya 12,00 persen tahun
2019 menjadi 17,40 persen .

Selanjutnya persentase rumah tangga yang menggunakan air

id
minum bersih pada tahun 2019 telah mencapai 99,31 persen, meningkat

o.
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 98,24 persen. Air minum bersih

g
s.
terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur bor/pompa,

p
sumur terlindung serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat

.b
ab
penampungan akhir tinja lebih dari 10 m.
gk

Tabel 6.2. Rumah Tangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan,


an

Tahun 2018 -2019


ub
//s

Indikator Satuan 2018 2019


s:
tp

(1) (2) (3) (4)


ht

Air Kemasan, air isi ulang &


% 40,17 39,33
ledeng
Air minum bersih *) % 98,24 99,31
Jamban sendiri % 86,69 86,04
Jamban sendiri dengan tangki
% 80,94 81,26
septik
Sumber penerangan listrik PLN % 99,90 99,42
*) Terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan *(sumur bor/pompa, sumur
terlindung serta mata air terlindung) dengan jarak ke tempat penampungan akhir tinja
10 m+
Sumber : Susenas, 2018-2019

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 63


Selain fasilitas ketersediaan air minum, penyediaan sarana
jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
peranannya. Pembuangan kotoran manusia yang tidak sesuai dengan
standar kesehatan akan mencemari lingkungan terutama tanah dan
sumber air. Dampak lebih lanjutnya menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti thypus, disentri, kolera, dan sebagainya. Oleh sebab itu,

id
untuk mencegah dan mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan

g o.
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik sesuai

p s.
dengan ketentuan jamban yang sehat. Salah satu fasilitas rumah tinggal

.b
yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri
ab
dengan tangki septik.
gk
an

Selama tahun 2018-2019 persentase rumah tangga yang memiliki


ub

jamban sendiri tahun 2018 dari 86,69 persen menjadi 86,04 persen. Hal
//s

ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan jamban sendiri sudah menjadi


s:

suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh rumah tangga. Selanjutnya


tp

selain telah memiliki jamban sendiri, penggunaan jamban dengan tangki


ht

septik juga merupakan bagian dari kualitas kehidupan bagi rumah tangga
dalam memenuhi salah satu kriteria rumah sehat. Pada tahun 2019
rumah tangga yang menggunakan jamban dengan tangki septik sudah
mencapai 81,26 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 80,94 persen.

Selain air bersih dan jamban, fasilitas rumah tinggal lainnya yang
juga penting adalah penerangan. Secara umum sumber penerangan
yang utama berasal dari listrik baik dari PLN maupun Non PLN. Cahaya
listrik lebih terang dibandingkan sumber penerangan lainnya. Hasil
Susenas tahun 2019 menunjukan bahwa 99,42 persen rumah tangga di

64 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Kabupaten Subang telah menikmati fasilitas penerangan listrik PLN,
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 99,42
persen.

6.3. Status Kepemilikan Rumah Tinggal


Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat

id
kesejahteraan dan juga peningkatan taraf hidup masyarakat adalah

g o.
status kepemilikan rumah tinggal. Kondisi ekonomi rumah tangga sangat

p s.
berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tinggal. Status kepemilikan

.b
rumah tinggal yang dicakup di sini adalah rumah milik sendiri, kontrak,
ab
sewa, bebas sewa, rumah dinas, rumah milik orang tua/saudara atau
gk

status kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang menempati rumah milik


an

sendiri dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat


ub

tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka panjang.


//s
s:

Tabel 6.3. Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Rumah Tinggal di


tp

Kabupaten Subang, 2018 -2019


ht

Indikator Satuan 2018 2019

(1) (2) (3) (4)


Milik sendiri % 89,57 87,76
Kontrak/Sewa % 4,47 2,87
Bebas Sewa/Rumah Dinas/lainnya % 5,97 9,37
Sumber : Statistik Perumahan Provinsi Jawa Barat 2018 dan 2019

Hasil Susenas 2019 menunjukan 87,76 persen, sisanya 12,24


persen adalah bukan milik sendiri. Rumah tangga yang menempati

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 65


rumah bukan milik sendiri terdiri dari 2,87 persen kontrak/sewa, dan
9,37 persen bebas sewa/rumah dinas/lainnya.

Jika kita amati status kepemilikan rumah pada periode 2018 –


2019, maka dapat kita lihat bawa rumah tinggal yang milik sendiri
mengalami penurunan sebesar 1,81 persen. Hal tersebut terjadi karena

id
adanya indikasi bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan

o.
jumlah keluarga di Kabupaten Subang, maka kebutuhan akan rumah

g
s.
semakin meningkat. Salah satu solusi bagi keluarga yang belum mampu

p
memiliki rumah sendiri adalah dengan kontrak/sewa, bebas sewa atau

.b
ab
menempati rumah dinas/kainnya. Fakta ini didukung dengan
gk

meningkatnya status kepemilikan rumah tinggal yang kontrak/bebas


an

sewa/rumah dinas/lainnya pada periode 2019 sebesar 12,24 persen pada


ub

tahun 2018 sebesar 10,44 persen hal ini mengalami peningkatan sebesar
//s

1,8 persen dari tahun 2018 ke tahun 2019.


s:
tp
ht

66 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
7 kemiskinan

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang


kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya

id
pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif,

g o.
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan

s.
secara terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari

p
.b
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia,
ab
karena aspek dasar yang dapat dijadikan acuan keberhasilan
gk

pembangunan ekonomi adalah teratasinya masalah kemiskinan.


an

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh


ub

berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan,


//s

kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,


s:
tp

geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi


ht

nasional penanggulangan kemiskinan, definisi kemiskinan adalah kondisi


di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan,
tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar yang
diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,
sumber daya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan
atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi menjadi 2 macam.
Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan

68 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang
membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga
membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini
bisa dihilangkan atau bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor
yang menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat
kehidupan yang lebih baik. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu

id
kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidakberdayaan seseorang atau

g o.
sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial

p s.
yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat

.b
lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan
ab
membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau
gk

dengan perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi


an

miskin karena mereka miskin”.


ub

Secara konseptual, kemiskinan dapat dibedakan menurut


//s

kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut, dimana perbedaannya


s:
tp

terletak pada standar penilaiannya. Standar penilaian kemiskinan relatif


ht

merupakan standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara


subyektif oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang
berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin
secara relatif. Standar penilaian kemiskinan secara absolut merupakan
standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non makanan.
Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar ini
disebut sebagai garis kemiskinan.
Pemberantasan kemiskinan merupakan tantangan global terbesar
yang dihadapi dunia saat ini. Berbagai program pemberantasan
kemiskinan dirancang dan diterapkan di berbagai negara baik negara

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 69


maju maupun negara berkembang. Terbentuknya Sustainable
Development Goals (SDGs) sebagai pengganti Millenium Development
Goals (MDGs) merupakan agenda pembangunan Pasca MDGs yang
berakhir tahun 2015. Target yang pertama dari SDGs adalah mengakhiri
kemiskinan, dengan beberapa indikator pendukung antara lain
menurunkan jumlah orang yang hidup kurang dari $1,25 per hari.

id
Indikator lain yang terkait dalam mengakhiri kemiskinan antara lain

g o.
melindungi orang yang miskin dan rentan dengan sistem perlindungan

p s.
sosial.

.b
ab
7.1 Perkembangan Penduduk Miskin
gk

Penduduk miskin di Kabupaten Subang secara total menunjukkan


an

tren menurun selama periode 2011-2019 (keadaan bulan Maret). Tahun


ub

2011, jumlah penduduk miskin sebesar 195,5 ribu jiwa atau 13,35 persen
//s

dari jumlah seluruh penduduk Kabupaten Subang. Pemerintah terus


s:
tp

berupaya menekan angka kemiskinan, dan pada Maret tahun 2019


ht

jumlah penduduk miskin sudah berkurang menjadi 129,18 ribu jiwa atau
8,01 persen dari jumlah penduduk.
Karakteristik rumah tangga miskin dapat dilihat dari kondisi
demografi, pendidikan dan ketenagakerjaan dari kepala rumah tangga;
kondisi perumahan; dan persebarannya menurut kabupaten/kota.
Pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga miskin penting
sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pengentasan
kemiskinan agar tepat sasaran.

70 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Grafik 7.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten
Subang, 2010-2019 (Maret, puluhan ribu Orang)

19.83
19.55 18.54
18.54 17.79 18.72
17.04
16.78
13.66
12.92

id
o.
13.54 13.06 12.49 12.35

g
11.73 12.27 11.05 10.77

s.
8.67 8.01

p
.b
ab
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
gk
an

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun 2019


ub
//s

7.2 Garis Kemiskinan (GK), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1),


Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
s:
tp

Garis Kemiskinan digunakan sebagai batas untuk


ht

mengelompokkan penduduk miskin dan tidak miskin. Penduduk miskin


adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di
bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan Kabupaten Subang mengalami
peningkatan setiap tahun selama periode 2010-2019, tahun 2010 sebesar
Rp 234.803,- dan di tahun 2019 sebesar Rp 339.607,-

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 71


Grafik 7.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Subang, 2010 - 2019
(Rupiah/Kapita/Bulan)

331557 339607
316317
295174 303583
272854 280501

id
257543
234803 243311

g o.
p s.
.b
ab
gk

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
an

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun 2019


ub
//s

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata


s:

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap


tp

garis kemiskinan. Selama periode 2010 – 2019 P1 mengalami fluktuasi,


ht

dimana nilai tahun 2010 sebesar 2,22, kemudian tahun 2012 – 2013
mengalami kenaikan menjadi 1,69 kemudian pada tahun 2014 kembali
menurun meningkat menjadi 1,32. Kemudian pada tahun 2015, indeks
kedalaman kemiskinan naik menjadi 2,49 walaupun kembali turun pada
tahun 2016 menjadi 1,68. Pada tahun 2017 indeks kedalaman kemiskinan
kembali meningkat menjadi 2,20 di tahun 2018 menurun menjadi 1,70
dan tahun 2019 kembali menurun menjadi 1,39. Nilai P1 yang semakin
rendah menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan semakin dekat. Diharapkan dengan nilai P1 yang

72 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


semakin kecil, penduduk miskin yang mendekati garis kemiskinan dapat
terangkat dari kondisi miskin.
Grafik 7.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Subang,
Tahun 2010 - 2019

id
o.
2.49
2.22 2.2

g
p s.
1.67 1.69 1.68 1.7

.b
1.51
1.32
ab 1.39
gk
an
ub

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
//s

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun 2019


s:
tp

Indeks keparahan kemiskinan (P2) menggambarkan sebaran


ht

pengeluaran di antara penduduk miskin. Sama halnya dengan P1, P2 juga


mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2011 – 2012 mengalami
penurunan dari 0,33 memjadi 0,30, kemudian tahun 2012 meningkat
menjadi 0,41. Pada tahun 2015 indeks keparahan kemiskinan meningkat
cukup signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 0,81 dari 0,24
pada tahun 2014. Angka tersebut kemudian menurun pada tahun 2016
menjadi sebesar 0,47 dan kembali meningkat di tahun 2017 menjadi
0,67. Kemudian menurun di tahun 2018 menjadi sebesar 0,51, pada
tahun 2019 kembali menurun menjadi sebesar 0,34. Penurunan nilai
indeks menunjukkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 73


miskin semakin kecil. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Grafik 7.4 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Subang
2010 - 2019

0.81

id
0.67

g o.
s.
0.52 0.51
0.47

p
0.41

.b
0.33 0.34
0.3
ab
0.24
gk
an
ub

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
//s

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten-Kota Tahun 2019


s:
tp

7.3 Karakteristik Pendidikan


ht

Perbaikan tingkat pendidikan memegang peranan penting dalam


upaya pemberantasan kemiskinan. Kepala rumah tangga dengan tingkat
pendidikan yang baik cenderung mengupayakan anggota rumah tangga
yang dipimpinnya juga memiliki tingkat pendidikan yang baik. Dengan
demikian, semakin tinggi tingkat pendidikan kepala rumah tangga
cenderung akan memiliki tingkat pendapatan yang semakin tinggi, dan
semakin kecil kemungkinan rumah tangga tersebut berada dalam kondisi
miskin. Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pengentasan
kemiskinan selain pendidikan kepala rumah tangga yaitu pendidikan anak
dari rumah tangga miskin. Anak dalam rumah tangga miskin apabila

74 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


diberi kesempatan menempuh pendidikan yang memadai maka besar
kemungkinan untuk keluar dari kemiskinannya di masa depan.
Grafik 7.5 Penduduk Miskin Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
di Kabupaten Subang, 2018 – 2019

67.08 68.74

id
g o.
< SD

p s.
Tamat SD/SLTP

.b
23.59 SLTA+
19.82
ab
9.33 11.44
gk
an
ub

2018 2019
//s

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2018-2019, BPS


s:
tp

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Subang menurut


ht

pendidikan yang ditamatkan tahun 2019 menunjukkan sebagian besar


penduduk miskin adalah tamat SLTP ke bawah. Sebanyak 68,74 persen
penduduk miskin tamat SD/SLTP dan sederajat. Kemudian 19,82 persen
penduduk miskin adalah tidak tamat SD. Adapun penduduk miskin yang
pendidikannya tamat SLTA/sederajat atau lebih mencapai 11,44 persen.
Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesempatan rumah tangga untuk
mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi menyebabkan rumah
tangga tersebut rentan dengan kondisi miskin.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018, maka terlihat adanya
peningkatan taraf pendidikan yang ditamatkan bagi penduduk miskin

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 75


terutama pada tingkat pendidikan tamat SD atau SLTP dan SLTA keatas.
Pada tahun 2018 persentase penduduk miskin yang tamat SD atau SLTP
mencapai 67,08 persen, sedangkan pada tahun 2019 meningkat 1,66
persen menjadi 68,74 persen. Untuk jenjang pendidikan SLTA keatas,
persentase penduduk yang menamatkannya pada tahun 2018 mencapai
9,33 persen, meningkat 2,11 persen dibandingkan tahun 2019 yaitu

id
11,44 persen.

g o.
p s.
7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan

.b
Indikator kedua setelah pendidikan yang dapat digunakan untuk
ab
melihat karakteristik rumah tangga miskin yaitu ketenagakerjaan.
gk

Persentase penduduk miskin tahun 2019 yang tidak bekerja mencapai


an

46,94 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, maka mengalami


ub

penurunan 8,54 persen yaitu dari 55,48 persen menjadi 46,94 persen.
//s

Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penduduk miskin bekerja


s:
tp

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


ht

Grafik 7.6 Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Status


Bekerja di Kabupaten Subang, 2018 – 2019

2018 2019

55.48
46.94
26.98 32.21
17.55 20.85

Tidak Bekerja Bekerja di Sektor Bekerja di Sektor


Informal Formal

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2017-2018, BPS

76 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Jika dibandingkan dengan tahun 2019, maka persentase
penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor formal
dan sektor informal mengalami peningkatan untuk sektor formal
mengalami kenaikan sebesar 5,23 persen dan sektor informal mengalami
kenaikan sebesar 3,3 persen. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat
lebih memilih pekerjaan di sektor formal yang sesuai dengan skill dan

id
keterampilan mereka, dibandingkan sektor informal yang tidak

g o.
membatasi kemampuan dan tingkat pendidikan.

p s.
Menurunnya jumlah penduduk yang tidak bekerja

.b
mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang bekerja semakin
ab
meningkat. Menurunnya persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke
gk

atas yang bekerja tersebut tergambar pada persentase penduduk yang


an

bekerja sebesar 53,06 persen dari total 129,18 ribu jiwa penduduk
ub

miskin yang ada di Kabupaten Subang, menurun sebesar 8,54


//s

dibandingkan tahun lalu. Dari 53,06 persen penduduk yang bekerja


s:
tp

tersebut, ada sebanyak 18,99 persen bekerja di sektor pertanian dan


ht

34,07 persen bekerja di luar sektor pertanian. Penurunan pekerja di


sektor pertanian seiring terjadinya musim kemarau dan adanya proyek
infrastruktur Patimban yang menjadikan sektor pertanian terkena
dampak yang berarti.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 77


Grafik 7.7 Penduduk Miskin Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Status
Bekerja dan Bidang Pekerjaan di Kabupaten Subang, 2018 – 2019

55.48

46.94

Tidak Bekerja
33.5 34.07

id
Bekerja di Sektor

o.
Pertanian
18.99

g
Bekerja di Sektor Non

s.
11.03 Pertanian

p
.b
ab
2018 2019
gk
an

Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2018-2019, BPS


ub
//s

7.5 Karakterstik Perumahan


s:

Karakteristik rumah tangga miskin yang tak kalah penting untuk


tp

diperhatikan selain pendidikan dan ketenagakerjaan adalah perumahan.


ht

Salah satu faktor penting dalam unsur tempat tinggal yang perlu
mendapat perhatian adalah ketersediaan fasilitas air minum dan jamban.
Di Kabupaten Subang, persentase rumah tangga miskin yang mengakses
air layak pada tahun 2019 mencapai 78,94 persen. Jauh meningkat bila
melihat kondisi tahun 2018 yaitu sebesar 48,65 persen. Air minum yang
berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng
(keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air
hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur
pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran,
penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air

78 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur
dan mata air tidak terlindung (https://sirusa.bps.go.id ).
Pemerintah terus mengupayakan peningkatan akses rumah
tangga terhadap air bersih. Air bersih sebagai sumber air minum
merupakan komponen penting dalam mendukung kehidupan yang lebih
sehat. Air minum yang tidak terjamin kebersihannya berbahaya bagi

id
kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Ketika kepala rumah

g o.
tangga atau ada anggota rumah tangga yang sakit, pengeluaran untuk

p s.
berobat akan semakin menambah beban rumah tangga tersebut yang

.b
pada akhirnya semakin mendorong ke tingkat kemiskinan yang semakin
ab
dalam (TNP2K, 2010).
gk

Ketersediaan sanitasi untuk setiap rumah tangga miskin di


an

Kabupaten Subang pada tahun 2019 juga sudah cukup memadai. Hal ini
ub

ditunjukkan dengan persentase rumah tangga miskin yang menggunakan


//s

fasilitas jamban sendiri/bersama mencapai 82,03 persen. Meningkat 4,35


s:
tp

persen dibandingkan tahun 2017 yang persentasenya sebesar 77,68


ht

persen.

7.6 Fasilitas yang Diterima Rumah Tangga Miskin


Pemerintah dalam melaksanakan program-programnya untuk
rakyat miskin, banyak memberikan fasilitas-fasilitas demi meringankan
beban rumah tangga miskin, di antaranya pemberian subsidi pada beras
murah Raskin (Beras Miskin) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) atau Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang dapat
digunakan untuk berobat.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 79


Tabel 7.1 Rumah Tangga Miskin yang Pernah Menerima Raskin, Rata-
rata Raskin dan Rata-rata Harga di Kabupaten Subang, 2016 – 2017

Uraian Satuan 2016 2017

Rumah tangga penerima raskin % 81,25 61,74

Rata-rata raskin yang diterima kg 3,81 5,82

id
Rata-rata harga Rp 2.388 2.349

o.
Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2017-2018, BPS

g
p s.
Persentase rumah tangga miskin yang menerima raskin pada

.b
tahun 2016 mencapai 81,25 persen, kemudian menurun cukup signifikan
ab
pada tahun 2017 menjadi 61,74 persen yang berarti mengalami
gk

penurunan sebesar 19,51 persen. Sedangkan rata-rata beras raskin yang


an

diterima mengalami peningkatan, dari 3,81 kilogram pada tahun 2016


ub

menjadi 5,82 kilogram pada tahun 2017. Adapun harga beras raskin per
//s

kilogram yang dibayar rumah tangga miskin mengalami penurunan dari


s:
tp

Rp. 2.388 per kilogram menjadi Rp. 2.349 per kilogram.


ht

80 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id
8 sosial lainnya

Pada Bab ini akan diuraikan beberapa data sosial lainnya yang
merupakan pendekatan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat

id
di Jawa Barat. Cakupan pembahasan meliputi data Perjalanan Wisata

g o.
Penduduk, Akses pada Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pemberian

s.
Kredit Usaha dan Pelayanan Kesehatan Gratis serta Korban Tindak

p
.b
Kejahatan.
ab
gk

Pengertian perjalanan wisata yang dimaksud di sini adalah


an

perjalanan yang dilakukan penduduk dalam wilayah geografis Indonesia


ub

secara sukarela kurang dari 6 bulan dan bukan untuk tujuan memperoleh
//s

upah/gaji di tempat yang dikunjungi atau sekolah serta bersifat


s:

perjalanan bukan rutin. Selanjutnya akses pada teknologi informasi dan


tp

komunikasi juga dapat menjadi indikator yang dapat mengukur


ht

kesejahteraan masyarakat. Gaya hidup modern memicu kebutuhan akan


informasi dan komunikasi yang didapat melalui peralatan komunikasi
seperti telepon selular pintar dan komputer. Harga telepon pintar yang
semakin terjangkau dan semakin luasnya cakupan wilayah jangkauan
frekuensi yang digunakan untuk mengirim dan menerima data internet
semakin mempermudah masyarakat dalam mengakses segala informasi.

Kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat dari akses terhadap


pelayanan publik seperti kredit usaha dan pelayanan kesehatan gratis,
serta tingkat keamanan wilayahnya. Pelayanan kesehatan gratis tersebut
memungkinkan masyarakat dapat mengalihkan pendapatannya pada

82 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


keperluan hidup lainnya guna meningkatkan kesejahteraannya. Selain itu
pula rasa aman dan adanya perlindungan dari negara terhadap
masyarakat dari gangguan dan ancaman kejahatan diperlukan oleh
masyarakat agar dapat beraktivitas.

8.1. Perjalanan Wisata

id
Perjalanan wisata menjadi salah satu indikator sosial yang

g o.
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi

p s.
tingkat kesejahteraan masyarakat, gaya hidup masyarakat juga

.b
cenderung berubah dengan melakukan pemenuhan kebutuhan tersier
ab
yang salah satunya adalah berwisata.
gk
an

Tabel 8.1. Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan di


Kabupaten Subang, Tahun 2016 – 2017
ub

Jenis Kelamin 2016 2017


//s
s:

(1) (2) (3)


tp

Laki-laki 9,91 17,38


ht

Perempuan 9,68 17,06

Laki-laki + Perempuan 9,79 17,22


Sumber : Susenas, 2017

Selama tahun 2017 jumlah penduduk laki-laki lebih banyak


melakukan perjalan dibandingkan penduduk perempuan. Persentase
penduduk laki-laki yang melakukan perjalanan wisata pada tahun 2017
sebesar 17,38 persen, untuk penduduk perempuan sebesar 17,06 persen.
Sementara itu jika dilihat secara total, maka persentase penduduk

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 83


Kabupaten Subang yang melakukan perjalanan selama tahun 2017
sebesar 17,22 persen.

8.2. Akses pada Teknologi Informasi dan Komunikasi

Peningkatan penggunaan telepon seluler (handphone) cenderung

id
berdampak kepada kepemilikan rumah tangga atas telepon biasa atau

o.
telepon kabel/rumah. Telepon rumah semakin jarang digunakan dan

g
s.
cenderung ditinggalkan. Pada saat ini masyarakat cenderung memilih

p
.b
telepon seluler karena praktis, dapat dibawa bepergian kemana-mana
ab
dan lebih bersifat pribadi. Selain itu pula tersedianya kecanggihan
gk

teknologi dalam telepon seluler yang dapat mengakses internet,


an

menyimpan dan mendengarkan musik, menyimpan gambar (foto) dan


ub

video, serta merekam gambar dan suara, dan lain-lain. Di tahun 2017
//s

penggunaan telepon seluler meningkat 6,14 persen dibandingkan tahun


s:

2016, dari 55,55 persen menjadi 61,69 persen. Persentase penggunaan


tp

telepon seluler apabia dilihat lebih detail lebih tinggi pada masyarakat
ht

laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 68,04 persen untuk


masyarakat laki-laki dan 55,22 persen masyarakat perempuan. Dari 61,69
persen masyarakat yang menggunakan telepon seluler, persentase
masyarakat yang memiliki telepon selular sendiri adalah sebesar 56,90
persen.

84 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


Tabel 8.2. Rumah Tangga yang Mempunyai Akses Teknologi Informasi
dan Komunikasi Menurut Jenis Alat Komunikasi dan Informasi di
Kabupaten Subang, 2016 - 2017
Indikator Satuan 2016 2017
(1) (2) (3) (4)
Telepon Seluler % 55,55 61,69

id
Komputer % 9,09 14,25

o.
Akses Internet % 19,68 25,64

g
s.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang, 2017

p
.b
ab
Selanjutnya terkait penggunaan Telepon Seluler dan Komputer,
gk

berdampak pada kemudahan akses internet. Media internet digunakan


an

karena memiliki sifat instan, interaktif dan menarik. Pada tahun 2017,
ub

secara umum terjadi peningkatan sebesar 5,96 persen terhadap rumah


//s

tangga yang mengakses internet, dari 19,68 persen di tahun sebelumnya


s:

menjadi 25,64 persen.


tp
ht

8.3 Pemberian Kredit Usaha dan Pelayanan Kesehatan Gratis


Kredit usaha yang diterima oleh masyarakat akan berdampak
positif pada pergerakan ekonomi rakyat yang pada akhirnya akan
bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bentuk-bentuk
pelayanan pemberian kredit usaha kepada masyarakat dapat berasal dari
pemerintah, perbankan, lembaga keuangan lainnya maupun perorangan.
Pemberian kredit usaha ini akan memberdayakan masyarakat melaui
peningkatan pendapatan, produktifitas, dan penyediaan lapangan kerja.

Program-program kredit usaha dari pemerintah diantaranya KUR


(Kredit Usaha Rakyat) yang diberikan oleh beberapa bank terpilih dan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 85


PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang
terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, Perkotaan, Wilayah Khusus dan
Desa Tertinggal. Selain itu pula terdapat Jenis program penyaluran yang
lain seperti KUPS (Kredit Usaha Pembibitan Sapi), KPEN-RP (Kredit
Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan, dan KKPE
(Kredit Ketahanan Pangan Energi).

id
o.
Pada tahun 2017 rumah tangga penerima kredit usaha

g
s.
meningkat secara signifikan sebesar 11,25 persen dibandingkan tahun

p
sebelumnya dari 18,32 persen pada tahun 2016 menjadi 29,57 persen

.b
ab
pada tahun 2017.
gk

Usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


an

terutama dari segi kesehatan diantaranya adalah program pelayanan


ub

kesehatan gratis untuk masyarakat misalnya Program Puskesmas Gratis


//s

yang dianggarkan oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang lebih


s:
tp

ditujukan kepada rumah tangga yang tergolong kurang mampu. Jaminan


ht

pelayanan kesehatan merupakan wujud pelayanan kesehatan yang baik.


Penggunaan jaminan pelayanan kesehatan yang semakin meningkat
untuk mengakses fasilitas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu karena alokasi dana yang
seharusnya digunakan untuk berobat dapat dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan yang lain.

Berdasarkan hasil Susenas 2017, persentase rumah tangga


pengguna jaminan pelayanan kesehatan meningkat 4,33 persen, dari
21,40 persen di tahun 2016 menjadi 25,73 persen di tahun 2016.
Diharapkan dengan meningkatnya rumah tangga yang menggunakan

86 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


jaminan pelayanan kesehatan akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten Subang. Dengan meningkatnya derajat kesehatan
diharapkan kapabilitas masyarakat untuk bisa hidup sejahtera juga akan
meningkat.

8.4. Tindak Kejahatan

id
Tingkat keamanan di suatu wilayah dapat digunakan sebagai

g o.
salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat. Persentase korban tindak

p s.
kejahatan yang tinggi mengindikasikan masih kurangnya tingkat

.b
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut sehingga mendorong
ab
pelaku untuk melakukan tindak kejahatan. Korban kejahatan yang
gk

dicakup dalam Susenas 2017 ini adalah semua bentuk korban kejahatan
an

kecuali kejahatan kasus pembunuhan.


ub
//s

Pada periode tahun 2017, penduduk yang menjadi korban


s:

kejahatan mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen menjadi 0,73


tp

persen dibanding tahun 2016 yang mencapai dari 0,37. Peningkatan


ht

persentase korban tindak kejahatan terjadi baik pada laki-laki maupun


perempuan. Peningkatan persentase pada laki-laki mencapai 0,3 persen,
sedangkan peningkatan korban tindak kejahatan pada perempuan
mencapai 0,42 persen. Hal tersebut menggambarkan bahwa tingkat
keamanan masyarakat perlu ditingkatkan baik oleh aparat keamanan
maupun oleh swadaya masyarakat.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020 87


Grafik 8.1. Persentase Penduduk Menjadi Korban Kejahatan di
Kabupaten Subang Sejak Maret 2016 – Februari 2017

id
g o.
p s.
.b
ab
gk
an
ub

Sumber : Susenas, 2017


//s
s:
tp
ht

88 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Subang 2020


ht
tp
s:
//s
ub
an
gk
ab
.b
p s.
g o.
id

Anda mungkin juga menyukai