Anda di halaman 1dari 53

*&ilxs

FnffifljsrAffi&eh{ lvl
FT. F.ll.hd{Foreg;s1 Js}xe Tr}knr*{ K/Fhatnken

SiTAI\ItrIAtrI SiF LN 7 5:19a-7


Lampiran Surat Keputusan Direksi pLN
PERUSAHAANUMUM LISTRIKNEGARA No. 06VD|R/87,tanggal 4 Juli 1987

Gangguan pada sistcllrt suplai


yang diakibatkan oleh pernanfaat
listnik dan Penlengkapan siGll.Lrpa

D E P A R T E M E NP E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I

PERUSAHAAN
U M U M L I S T R I KN E G A R A
JATAN TRUNOJOYO BLOK M I/135 KEBAYORANBARU JAKARTA
SPLN 75:1987

GANGGUAN PADA SISTEM SUPLAI


YANG DIAKIBATKAN OLEH PEMANF'AAT LISTRIK
DAN PERLENGKAPANSERUPA

Disusun oleh:
l. Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi
dengan Surat Keputusan Direksi Perusa-
haan Umum Listrik Negara No.:l2l/DIR/
85 tanggal 23 Agustus l9t5;
2. Kelompok Kerja Kesesuaian Elektromag-
nitik dengan Surat Keputusan Kepala
Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
No.:037ILMK/S6 tanggal I Oktober '86
dan No.2 O42|LMK|S6 tanggal 3 Desem-
ber 1985.

Diterbitkan oleh:
DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA
Jln.Trunojoyo Blok M I/135 Kebayoran Baru
JAKARTA
1987

- l -
SPLN 7 521987

SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK PEMBAKUAN


BIDANG DISTRIBUSI
Berdasarkansurat KeputusanDireksi Perusahaan
Umum Listrik Negara
-
N o . : l z l l D I R l S 5 t a n g g a l2 3 A g u s t u sl 9 g 5

l. pembakuan, pusat Penyelidikan


.Kepala Dinas MasalahKelistrikan
(ex-officio) *)
Ketua
merangkap Anggota Tetap
2 . I r . S o e n a r j oS a s t r o s e w o j o SebagaiKetua Harian
merangkap Anggota Tetap
3. Ir. Hoedojo SebagaiSekretaris
merangkap Anggota Tetap
4. Ir. Achmad Sudjana Sebagai Wakil Sekretaris
merangkap Anggota Tetap
5. Ir. Moeljadi Oetji SebagaiAnggota Tetap
6. Ir. Komari SebagaiAnggota Tetap
7 . I r . S a m b o d h oS u m a n i SebagaiAngg;t,r Tetap
8. Ir. Ontowirjo Suwarno SebagaiAnggota Terap
9. lr.. Soemarto Soedirman SebagaiAnggota Tetap
10. Ir. R.Soedarjo 5ebagai ,{nggota Tetap
I l. Ir. Adiwardojo Warsito S e b a g a rA n g g o t a T e t a p
!?. lr. S o e j o k o H a r d j o d i r o n o S ebagaiAnggota Tetap
13. Ir. J.Soekarto
Sebagal,{nggota Tetap
14. Masgunarto Budiman M.Sc
S e b a g a iA n g g o t a T e t a p
15. Ir. Rosid
S e b a g a iA n g g o t a T e t a p
16. Ir. Wardhani
S e b a g a rA n g g o t a T e t a p

surat Keputusan tersebut diperbaharur


cengan:
surat Keputusan Direksi perusahaan Umum
Listrfk Negara
N o . : 0 8 4 / D I R / g Gt a n g g a l 1 9 N o v e m b e r
l9g6
l. Kepala Dinas pembakuan, pusat Penyelidikan
(ex-officio) *) \lasalah Kelistrikan
Ketua
merangkap Anggota Tetap
2. Ir.SoenarjoSastrosewojo
S e b a g a iK e t u a H a r i a n
merangkap Anggota Tetap
3. Ir. Hoedojo
S e b a g a iS e k r e t a r i s
merangkap Anggota Tetap
4. Ir.Achmad Sudjana
S e b a g a iW a k i l S e k r e t a r i s
merangkap Anggota Tetap
2. Ir. Moeljadi Oetji
'6 SebagaiAnggoia Tetap
. I r . S a m b o d h oS u m a n i
SebagaiAnggota Tetap
7. Ir. Ontowirjo Suwarno
SebagaiAnggota Tetap
8. Ir. Soemarto Soedirman
SebagaiAngg. a Tetap
9. Ir. R. Soedarjo
SebagaiAnggota Tetap
10. Ir. Adiwardojo Warsito
SebagaiAnggota Tetap
ll. 1.. Soejoko Hardjodirono SebagaiAnggcta Tetap
12. Ir. J. Soekarto
SebagaiAnggota Terap
13. Masgunarto Budiman M.Sc.
SebagaiAnggota Tetap
14. Ir. Rosid
SebagaiAnggota Tetap
15. Ir. Wardhani
SebagaiAnggota Tetap
16. Sudijono BEE
SebagaiAnggota Tetap

*) Ir. Mahmud Junus


r
SPLN 75=1987

SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK KERJA


KESESUAIANELEKTROMAGNITIK
Surat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
No.:037llmf/85 tanggal I Oktober I985 dan
N o . : 0 4 2l y f r l K l S 6 t a n g g a l 3 D e s e m b e r 1 9 8 5

l. Ir. Wardhani Ketua


merangkap Anggota
2. Ir.lman Santoso Sekretaris
merangkap Anggota
3. I r . M a h m u dJ u n u s Anggota
4. Ir.Achmad Sudjana Anggota
5. Ir.Emmy Sriamiati A n g g ot a
6. I r . B a m b a n gN u g r o h a d i W . Anggota
7. Ir.Pribadi Kadarisman Anggota
8. Ir.Jakob Ginting Anggota

- t v -
SPLN 75:1987

Daftar lsi

Halaman:

Bagian I - Definisi
l. Ruang Lingkup dan Tujuan ...............................or..................r.o.. I
2. Istilah Umum t -3
3. Impedans ' . a a o a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a o a a a a a o a a a a a a a a a a a a a a
3 - 4
4. Harmonik 4 - 5
5 . P g r u b a h a n t e g a n g a n ( v o l t a g e c h a n g e s ). . o . . . . . . . . . . . . . . . . . o . . . . . . . o . . . . . . . . . . 5 - 6
6 . K e d i p ( t t i c t < e r ) . . . . . . . . . . . . . . . . o . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . a . . ' . e r o . . . . . . .6
GAMBAR-GAMBAR 7- 9

Bagian 2 - Harmonik
l. Ruang Lingktlp................o.......................o....o.o....r.o.................. l0
2a Tu juafl .. a!............................ o... o.. a..... aa . . . . . . a r....o.. a....aaa o........a a....o l0 - ll
3. Definisi . 1l t2
4 . P e r s y a r a t a n u m u m d a n b a t a s a n u n t u k p e r l e n g k a p a n. . . . . . . . . . r . . . . . . . . 1 2 -t4
5. Metode pengujian Jenis t 5 - l9
5 . P e n g g u n a a nP r a k t i s d a r i p e r s y a r a t d . F r . . . . . . . . . . . o . , . . . . o . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . o T9
GAMBAR-GAMBAR 2 0 - 2l
LAMPIRAN A 22

Bagian 3 - Fluktuasi tegangan


I . Ruang Lingktrp 23-24
" . . . . . .o . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . o . o . .o. . . . . . .
2t TujuaD a.aa..........a4a..o.............o....oo.....o..............................oa.oo.a.o 24
3t Defini'Si,.......o...ooo...o.........o............................................o..oo..... 24-26
4. Jenis bentuk gelombangfluktuasi tegangan 26-29
5t Kondisi Pengujian.o....r..r......................................o............o......o 2 7- 2 9
6. Pgnilaian fluktuasi tegangElfl ............................o......s................ 29-34
LAMPIRAN.t......o..............o..................................oo...o........o.......o. 35-39
GAMBAR-GAMBAR 40-47
SPLN 7 521987

GANrcUAN PADA SISTEM SUPLAi


YANG DIAKIBATKAN OLEH PEMANFAA]:, LISTRIK
DAN PERLENGKAPAN SERUPA

Bagian I : Definisi

l. Ruang Lingkup dan Tujuan


Standar ini merupakan seri yang membahas gangguan pa,da sistem suplai yang
diakibatkan oleh pemanfaat listrik dan perlengkapanserupa.
Seri ini terdiri dari tiga bagian:
Bagian I : Definisi
Bagian 2 t Harmonik
Bagian 3 : Fluktuasi Tegangan

2. Istilah Umum
2.1 KesesuaianElektromagnitik
Kemampuan perlengkapan berf ungsi dengan baik dalam lingkungan
elektromagnitiknya tanpa menimbulkan gangguan di luar toleransi dalam
lingkunganitu atau peralatan lainnya.

2.2 Kontrol daya masuk (atau keluar)


Metode dan perlengkapanuntuk mengatur suplai energi listrik ke (atau dari)
aparatus, mesin atau sistem untuk memperoleh unjuk kerja yang diinginkan.

2.3 Sistem kontrol


Kombinasi dari aparatus kontrol atau koordinasi perlengkapan untuk
menjalankankontrol yang telah disetel atau menjaga harga pra setel.

2.4 Daur hidup/mati kontrol hubung (cyclic on/off switching control)


Kontrol daya masuk untuk suplai aparatus dengan menggerakkansakelar hidup
dan mati secara berulang.
Catatan: Dalam sistem daur kontrol hubung (cyclic switching control) dapat
dipakai sakelar mekanik atau elektronik.

2.5 Program (dari sistem kontrol)


Seperangkatsinyal perintah dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh
suatu urutan kerja tertentu.

2.6 Kontrol mala-daur (multicycle)


Proses mengubahrasio antara jumlah setengahdaur konduksi arus (fratt cyclic

- l
SPLN 7 5zl9E7

of current) dengan jumlah setengah daur non-konduksi (non-condtrction).


Catatan: Memungkinkan variasi kombinasi waktlt dari konduksi dan
non-koriduksi, misalnya variasi daya rata-rata )'ang disuplai ke beban
yang dikontrol.

2.6.1 Kontrol mala-daur (multicycle) secara sinkron


Kontrol mala-daur di mana saat mulai (start) dari interval operasi
disirrkronkan dengan tegangan salura.n.

Catatan: 1. Llntuk beban resistif, saat start secara normal pada tegangan nol
dan arus mengalir untuk seluruh setengah daur komplit. Ini
(kontrol
kadang-kadang dikenal sebagai "Burst f iring contro[f'
p.nyul-uun tetup) dan jangan dikacaukan dengan teknik pengapian
Lntut thyristor, di mana digunakan letuDan atau sederetan pulsa
picu (trigger
-f pulses).
2. Gambar h a laman 7, memperlihatkan contoh ideal arus yang
disuplai k e b e b an resistif fasa tunggal )'ang dikontroI dengan prinsip
ini.

2 . 7 K o n t r o l f a s a L r m u m( g e n e r a l i z e d p h a s e c o n t r o l ) ( s e b a g a i c c n t o h l i h a t G a m b a r 2 t
halaman 7).
Proses mengubah, dalam satu daur (atau setengah daur) tegangan suplai,
interval waktu atau interval selama terjadi konduksi arus.

2.7.1 Kontrol fasa (phasecontrol)


Proses mengubah, selama satu daur (atau setengah daur) tegangan suplai,
saat terjadinya konduksi arus. Pada proses ini konduksi berhenti pada
saat sekitar harga arus menjadi nol.
'ata'1an:i
. [:":::i],::::
*'#dq,::"T-::il,,^::":T;,
tunda), memungkinkan mengubah suplai daya ke beban
tersambung.
3. Gambar 2d halarnan 7, rnenunjukkancontoh ideal dari suplai
arus ke beban resistif fasa tunggal dengan kontrol fasa
simetris.

2.8 Sudut tunda (delay angle)


-r
Waktu yang dinyatakan dalam satuan sudut di rTrol saat start dari kondisi arus
ditunda melalui pengaturan fasa.
Catatan: Sudut tunda dapat konstan atau bervariasi dan tidak perlu ditujukan
untuk menyamakan daur setengah positif dan negatif"

2.9 Kontrol simetris (fasa tunggal)


Kontrol oleh perlengkapan yang didesain untuk bercperasi dengan cara yan8
sama baik pada setengah daur positif marrpun negatif dari tegangan atau arus
bolak-bafik.

- 2 -
SPLN 7 5t1987

Catatan: Jika setengah gelombang positif dan r,-':6atif dari surnber rnasukan
mempunyai besar dan bentuk yang sarna,
a. Kontrol fasa secara unturn adalah srr,rletrisjika bentuk gelombang
arusnya sama' baik untuk setengah daur positif maupun negatif.
b. Kontrol mala-daur adalah simetris jika dalam setiap periode
konduksi jumlah setengah daur positif dan negatif sama.

2.10 Kontrol -ak simetris (fasa tunggal)


Kontrol peralatan yang didesain untuk beroperasi dengan cara yang berbeda
pada setengah daur positif dan negatif dari tegangan atau arus bolak-balik.

Catatan: Jika setengah gelombang positif dan neqar-if dari surnber masukan
mempunyaibesar dan bentuk yang sarna,
a. Kontrol fasa secara urnum adalal, iak simetris jika bentuk
gelombang arusnya tidak sama untul< setengah daur positif dan
negatif.
b. Kontrol mala daur adalah tak simetris jika dalam setiap periode
konduksijumlah setengahdaur positif dan negatif tidak sama.

z.Ll Bentuk gelombang


Pernyataan harga lokal atau sesaat dari suatu fungsi gelombang.

2.12 Daur (cycle)


Julat komplit dari keadaan atau harga yang dilalui suatu gejala atau
seperangkatbesaranyang melewati urutan berulangtertentu.

2.13 Daur operasi (cy'cleof operation)


SederetanoPerasi 1'angdapat diulang secara sembarangatau otomatis.

3.' Impedans

3.1 ritik kopling bersama(point of common coupling, p.c.c.)


(dari dua beban atau lebih) (tifrat Gambar 3, halaman g).
Titik kopling bersama dengan konsumen lain adalah titik pada jaringan suplai
umumr YanB terdekat secara listrik ke konsumen pada instalasi mana
perlengkapanterhubung atau akan dihubungkan,pada mana instalasi konsumen
lain terhubung atau dapat dihubungkan.

Catatan: P.C.C. mungkirt terletak di sembarangtitik pada sistenr suplai tetap


biasanya di titik sambungdari ZA dai ZB.

3.2 Impedanssistem suplai (ZA) (tifrat Gambar 3)


Impedanssistem sampai pada p.c.c. dengankonsumenlain.

- 3 -
SPI-N 7 521987

3.3 Impedans pelayanan (ZB) (tifrat Gar"rrbar3)


Impedans dari P.C.C. dengan konsumen lain sampai pada titik meter sisi

pemakai.

3.q Impedans pengawatan (wiring) rumah QC) (tifrat Gambar 3)


Impedans pengawatan rumah antara titik rneter dan kotak kontak.

3.5 Impedans pemanfaat listrik QD) (titrat Gambar 3)


Impedans pemanf aat listrik adalah jum lah dua impedans: impedans kabel
fleksibel antara kotak kontak dan alat dan impedans Pengawata.ndalam.

3.6 Impedans referens


Suatu impedans konvensional yang dipakai untuk rnenghitung atau mengukur
gangguan yang disebabkan oleh pemanfaat listrik.

4. Harmonik
4.1 Komponen dasar (fundainental cornponent)
Komponen orde I (tingkat l) deret Fourier dari suatu besaran periodik.

Catatan: Sesuai tujuan standar ini, frekuensi dasar adalah frekuensi sistem
suplai.

4.2 Komponen harmonik


Suatu komponen orde lebih besar dari I dari suatu besaran periodik deret
Fourier.

4.3 Orde harrnonik (n)


Orde harmonik adalah rasio frekuensi harmonik terhadap frekuensi dasar.

Catatan: Sebagai contoh, suatu harmonik yang frekuensinya 2 kali frekuensi


dasar disebut harmonik kedua.

4.4 Rasio harmonik (dari komponen harmcnik)


Untuk kornponen harmonik orde n dari suatu gelombang yang cacat, rasio
harmoniknya (dapat dinyatakan dalanr persen) adalah rasio antara nilai efektif
komponen harmonik dengan nilai efektif komponen dasar dari gelombang yang
sama.

4.5 Kandungan harmonik (harrnonic content)


Besaran yang diperoleh dengan mengurangkan kornponen dai.rr dari besaran
bolak-baliknya.

4.6 (Total) cacat harmonik (harmonic distortion)


Rasio nilai efektif kandungan harmonik terhadap nilai efektif besaran

bolak-balik.

- 4 -
SPLN 75zl9E7

4.7 Faktor dasar (fundamental factor)


(Dari teganganatau arus bolak-balik non-sinus)
Rasio nilai efektif komponendasar terhadap nilai efektif besaranbolak-balik.

5. Perubahantegangan (voltage changes)

Catatan: Untt,k keperluan yang mungkin berbeda, dalarn definisi berikut kata
fteganganfrdapat berarti tegangan efektif atau tegangan puncak.

5.1 Perubahantegangan(tifrat Gambar 5, halaman 9)


Perubahanharga R.l\4.S.(efektif) atau harga puncak dari dua tingkat tegangan
suplai yang berdekatan, masing-masing tingkat tetap untuk rvaktu terbatas
tapi tidak tertentu.

5.2 Besar perubahantegangan(magnitudeof voltage changes)


(tifrat Gambar 5).
Beda antara nilai ef ektif (atau puncak) tegangan, sebelum dan sesudah
perubahantegangan.

5.3 Perubahanteganganrelatif (tifrat GamL'ar5)


Rasio dari besar perubahanteganganterhadap harga tegangantertentu.

5.4 Lama (duration)perubahantegangan(lihat Gambar 4 &. 5, halaman S & 9)


Waktu yang diperlukan tegangan untuk bertambah atau berkurang dari harga
awal ke harga akhir.

5.5 Interval perubahantegangan (lihat Gambar 5)


Interval waktu yang diperlukan dari awal suatu perubahan tegangan sampai
awal perubahantegangan berikutnya.

5.6 Fluktuasi tegangan (lihat Gambar 4 dan 5)


Suatu deretan perubahan tegangan atau suatu variasi berulang dari batas luar
tegangan.

5.7 Bentuk gelombangfluktuasi tegangan(tifrat Gambar 4 dan 5)


Untuk suatu fluktuasi tegangan, bentuk selubungdari tegangan puncak sebagai
fungsi waktu.

5.8 Fluktuasi tegangan sinus (tifrat Gambar 4)


Fluktuasi tegangan yang bentuk gelombangfluktuasinya sinus.

5.9 Besar fluktuasi tegangan (lhat Gambar 4 dan 5)


Beda harga tegangan terbesar dan terkecil selama tegangan berfluktuasi.

- 5 -
SPLN "1521987

5.10 Angka (rate) perubahantegangan


Jumlah perubahantegangan),angterjadi selama satuan u,aktu.

6. Kedip (ttictcer)

6.1 Kedip (flicker)


Kesan subyektif dari kuat penerangan)/ang,berfluktuasi.

Catatan: Istilah I'kedip[ tidak dipakai untuk menggantikan 'ffluktuasi


tegangantt.

6.2 Meter kedip (flickermeter)


Alat yang didesain untuk rnengukur besaran yang berhubrrngandengan fluktuasi
kuat penerangan.

6.3 Ambang tampak kedip (threshold of flicker perceptibility)


Fluktuasi minimum kuat penerangan yang mulai tampak oleh sejumlah
tertentu dari penduduk.

Catatan: Hal ini mungkin tergantung dari kegiatan penduduk, ukuran dan jenis
penerangan dan faktor lain.

6.t+ Ambang gangguan kedip (threshold of flicker irritability)


Fluktuasi maksimum kuat penerangan yang dapat diterima, tanpa dirasakan
sebagai gangguan oleh jumlah tertentu dari penduduk.

Catatan : Hal ini mungkin tergantung dari kegiatan penduduk, ukuran dan
jenis penerangan dan faktor lain.

6.5 Frekuensi fusi (fusion frecuency)


Frekuensi dari bayangan retina yang berurutan, di atas mana perbedaan
tingkat terang atau warna tidak bisa dilihat lagi.

- 6 -
SPLN 7 521987

I
k' --N
;

-2l n l
I
lr=
I
I @ l
-'.<

k d a nk ' : b i 1a n g a nb u la t
Gbr.1 K o n t r o l m a la d a u r s e c a r as i n k r o n ,
bentukarus i deal

G a m b a2r a

G a m b a2r b

---\ / \

\-- /

G a m b a2r d

G b r . 2 . - K o n t r o l f a s a s e c a r au m u m
B e n t u kg e l o m b a nagr u s i d e a l
u n t u k b e b a nr e s i s t i f
- 7 -
SPLN 7 521987

Pengal'ratan
K o ns u m e nI a ' in
r u r n ha T u s u kk o n t a k
/
z8 zo

Pemanfaa
l i ts t r i k

T i t i k k o p li n g b e r s a m a Titi k meter

Gbr. 3. D ' ai g r a mI m p e d a n s

\ /

L
o =T e g a n g a sne s a a t 5 0 H z
@ = F l u k t u a s i t e g a n g a ns i n u s d a r i AUiO

Gbr. 4 - F l u k t u a s it e g a n g a n
s i n u s d a r i f r e k u e n s ji 0 H z

- 8 -
SPLN 75:1987

r O

o =CB ea st aatrapne:r u b a h apnteerguabnaghaannAt eUg a n g a nd i t u n j u k k a np a d ag a m b a r


.Tuju
@ = L a m ap e r u b a h a nt e g a n g a n
o =I n t e r v a l p e r u b a h a nt e g a n g a n
Gbr. 5. I l u s t r a s i p e r u b a h a nt e g a n g a np u n c a k

- 9 -
SPLN 7 521987

Bagian 2 : Harmonik

Pendahuluan

Standar ini merupakan seri yang rnembahas gangguan pada sistem suplai yang
diakibatkan oleh pemanfaat listrik dan perlengkapan serupa.

Seri ini terdiri dari Lrga bagian:


Bagian I : Definisi
Bagian 2 : Harmonik
Bagian 3 : Fluktuasi tegangan

Banyak pemanfaat listrik dan perlengkapan serupa, diperlent!<a.;i dengan atau tanpa
alat kontrol elektronik yang dapat menirnbulkan goncangan khususnya harmonik dari
frekuensi suplai, pada sistem di mana perlengkapan tersebut dihubungkan.
Perlengkapan semacam ini, selayaknya tidak rnernberikan pengaruh yang merugikan
terhadap karakteristik sistem, tegangan suplai ataupun unjuk kerja dari perlengkapan
lainnya yang dihubungkan ke sistem suplai, sehingga harus dibuat ketentuan untuk
membatasi pengaruh gangguan dan membantu terciptanl'a kesesu:ian elektrcmagnitik.

l. Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk perlengkapan listrik dan elektronik untuk pemanfaat
listrik dan gangguan serupa, )'ang dirnaksudkan untuk dihubungkan ke sistem
distribusi tegangan rendah bolak-balik dari jenis berikut:
- Tegangan nominal sampar 240 V, fasa tunggal, dua atau tiga kawat
- Tegangan nominal sampai 415 V, fasa tiga, tiga atau empat kawat
- Frekunesi nominal 50 Hz atau 60 Hz

Contoh perlengkapan listrik yang dimaksud dalam standar ini adalah pemanf aat
listrik untuk memasak dan pemanas, pemanfaat listrik yant digerakkan secara
magnitik atau dengan motor, perkakas portabel, penyuram lampu (tigfrt dimmers),
radio dan televisi.

Standar ini tidak berlaku untuk :


- Perlengkapan yang telah diberitahukan kepada atau disetujui olr h kuasa usaha

ketenagalistrikan.
- Perlengkapan yang semata-mata ditujukan untuk pemakaian profe *'t';al.

2. Tujuan
Tujuan dari standar ini adalah memberikan :

l0-
SPLN 7 521987

a. Persyaratan dan nilai maksimum komponenyang diperbolehkandari arus masukan


yang mungkin dihasilkan oleh salah satu peralatan yang diuji secara tersendiri
pada kondisi yang ditentukan.
b. Metode praktis untuk pengujian jenis
C. Pedomanpada gangguanpraktis dari persyaratan.

3. Def inisi

3.1 KesesuaianElektromagnitik
Kemampuan peralatan berf ungsi dengan
baik dalam lingkungan
elektromagnitiknya tanpa menimbulkan gantguan ,Ci luar toleransi dalam
lingkunganitu atau peralatan lainnya.

3.2 Komponendasar (fundamental component)


Komponenorde l(tingkat t) deret Fourier dari suatu besaranperiodik.

Catatan: Sesuai tujuan standar ini, frekuensi dasar adalah frekuensi sistem
suplai.

3.3 Komponenharmonik
Suatu komponenorde lebih besar I dari suatu besaranperiodik deret Fourier.

3.4 Orde harmonik (n)


Orde harmonik adalah rasio frekuensi harmonik terhadap frekuensi dasar.

Catatan: Sebagai contoh, suatu harmonik yang frekuensinya 2 kali frekuensi


dasar disebut harmonik kedua.

3.5 Rasio harmonik (dari komponenharmonik)


Untuk komponen harmonik orde n dari suatu gelombang yang cacat, rasio
harmoniknya (dapat dinyatakan dalam persen) adalah rasio antara nilai efektif
komponen harmonik dengan nilai efektif komponen dasar dari gelombangyang
sama.

3.6 Kontrol f asa secara umum (generalized phase control) (sebagai contoh lihat
Gambar I halaman 20).
Proses mengubah,dalam satu daur (cycle) atau setengahdaur tegangan suplai,
interval waktu atau interval selama terjadi konduksiarus.

3.6.1 Kontrol fasa (phasecontrol)


Proses mengubah, selama satu daur (atau setengah daur) tegangan
suplair saat terjadinya konduksi arus. Pada proses ini konduksi berhenti

-il
SPLN 75:1987

pada saat sekitar harga arus menjadi nol'

Catatan: l. Kontrol fasa adalah suatu hal khusus dari kontrol fasa secara
umum
(r'ariasi dari sudut tunda),
2. Variasi saat di mana konduksi arus rnulai
memungkinkan mengubah suplai daya ke beban tersambung.

3. Gambar ld halarnan 20, rnenunjukl<anccntoh ideal dari suplai arus


resistif fasa tunggal dengan kontrol fasa simetris.
",e beban

4. Persyaratan umum dan batasan untuk perlengkapan


persyaratan dan batasan yang ditentukan dalam pasal ini berlal<u untuk

perlengkapan yang akan dihubungkan pada tegangan nominal 2201380 V' 2301400 V
dan 2401t+tl V pada sistem 50 Hz.
Persyaratan di luar ketentuan di atas akan diatur kemudian.
Prinsipkontrolyan8cenderungmenghasiIkanharmonikorderendah(n<
misalnya kontrol fasa secara. umurn dengan jumlah operasi hubung kurang dari atau
pemanas
sama dengan q0 dalam setengah daur (siklus) tegangan suplai ke elemen
ke
dan pemanfaat panas khususnya, dioda harus tidak dipakai untuk setengah daya
elemen pemanas.
Larangan ini tidak berlaku untuk:
a. Daya yang dikontrol lebih rendah atau sama dengan 200 Wr asal peralatan ini
memenuhi persyaratan yang ditentukan pada Sub-ayat 4.1.
b, Motor yang dikontrol dengan resistor yang dipakai pada rangkaian pengatur motor
asal peralatan ini memenuhi persyaratan Sub-ayat 4. l.
(beberapa
c. perlengkapan yang mempunyai konstanta rvaktu termal yang kecil
yang
detik) dan yang digunakan untuk waktu singkat (beberapa menit) saja, dan
dalam pemakaian normal harus menggunakan tangan, dan yan8 dilengkapi kabel
fleksibel dua inti, sebagai contoh pengering rambut.

Catatan : penyuram lampu (tigfrt dimmer) tiaat dianggap sebagai pengontrol


pemanfaat Panas.

q.L perlengkapan selain perlengkapan khusus yang ditentu!<an dalarn Sub-ayat 4-2

Untuk perlengkapan selain perlengkapan khusus yang ditentukan pada Sub-ayat


4.2, harmonik dari arus masukan diukur sesuai Ayat 5 tidak boleh melebihi
nilai yant dapat dihitung dari Tabel 1. Nilai-nilai pada Tabel I berlaku untuk
arus fasa dan perlengkapan (yaitu fasa tunggal 200 V sampai 260 V dan fasa
tunggal 340 V sampai 450 V dan fasa tiga seimbang dan tidak seimbang). Jika
pengujian dilakukan pada tegangan suplai selain 230 V fasa ke netral atau 400

12-
SPLN 7521987

V (fasa ke f asa) batasannya dikalikan dengan faktor yang besarnya sama


dengan tegangan uji dibagi dengan 230 V atau 400 V.
Batasan Tabel I berlaku untuk harmonik keadaan sementara (transitory) atau
keadaan ajek (steady state), diukur menurut Ayat 5, dengan pengecualian
sebagaiberikut:

a. Arus lrarmonik tak berulang yant tertentu tidak lebih dari beberapadetik,
sebagai contoh ketika mengasut salah satu perlengkapan,diabaikan.

b. Batasan untuk arus harmonik sementara (transitory) berulang yang


disebabkanoleh pemasukanperlengkapanmotor, akan diatur kemudian.

Tabel l. Batasanarus harmonik

Arus harmonik maksimum


Orde harmonik yang diizinkan
. (Amper)

Harmonik Ganjil

3 2,30
5 I rl4
7 0r77
9 0r40
1l 0r33
t3 0rzl
l5< n (39 0 , 1 5x L 5 l n

Harmonik Genap

2 I,08
4 ar47
6 0,3ii
8 0123 x 8/n

Catatan: Penurunan(batasan)arus harmonik yang ditenrukan


dalam Tabel I, dibahas pada Lampiran A.

-13-
SPLN 75:19t7

4.2 Batasan khusus untuk perlengkapan khusus


d. perkakas portabel batasan dalam Sub-ayat 4.1 harus dikalikan dengan

faktor l15.
b. Pesawat penerima televisi pandangan langsurrguntuk rurnah tangga.
(directly-viewed television receivers for household use).
Batasan pada Tabel 2 berlaku untuk arus harnronik yang diukur menurut Ayat 5
dengan ketentuan sebagai berikut:
Televisi yang menggunakan penyearah gelombang Penuh tanpa pengontrol sudut
harus dianggap memenuhi persyaratan standar ini tanpa pengukuran arus
harmonik, asal konsumsi daya yant diukur sesuai kondisi kerja nominal tidak
melebihi 165 W.

Catatan: Konsumsi daya harus diukur menurut Sub-ayat 5.4.

Tabel 2. Batasan arus harmonik untuk


pesawat penerima televisi

Arus harmonik maksimum


Orde harmonik yang diizinkan
(Amper)

Harmonik Ganjit

3 0,80
5 0160
7 0r45
9 0 r30
n 0rI7
T3 0r l 2
1 5< n ( 3 9 0,10x 15ln

Harmonik Genap

2 0Ja
4 0 rl5

Arus Searah 0,05

c. Pengisi baterai untuk kendaraan listrik akan termasuk dalam standar ini-
Batasanya akan ditentukan kemudian.

: 14-

\
SPLN 7 5zl9E7

5. Metode pengujian jenis


5.1 Pertimbangan umum
Nilai yang diukur dari komponen harmonik arus masukan (tifrat Sub-ayat 5.2),
mencakup arus f asa-f asa In dan arus netral In' (lihat Gambar 3 halaman 2lr,
harus dibandingkan dengan batas-batas yang diberikan dalam Ayat 4.

5.2 Pengukul"ankomponen harmonik dari arus masukan


5.2.1 Peralatan yang diuji dihubungkan seri dengan alat bantu ukur (shunt) RM
(tifrat Gambar 2 dan 3 halaman 2L) atau trafo arus dan disuplai dari
suatu sumber frekuensi pengenal dari peralatan yang diuji.
Bila harmonik arus bervariasi tidak sebanding dengan besarnya tegangan
sumber, maka harus dilakukan pengujian pada tegangan suplai sebesar
0194 kali dan 1106 kali dari tegangan pengenal.
Peralatan dengan tegangan pengenal lebih dari satu, harus diuji pada
tegangan pengef,ial yang menghasilkan harmonik tertinggi dibandingkan
dengan batas yang diizinkan.
Untuk peralatan yang ditandai dengan suatu julat (range) tegangan
pengenal, pengukurannya harus dilaksanakan pada nilai terendah dan
tertinggi dari julat suplai tersebut.
Rangkaian pengukuran untuk peralatan fasa tunggal diperlihatkan pada
Gambar 2.
Rangkaian pengukuran untuk peralatan fasa 3 terdapat pada Gambar 3.

5.2.2 Sumber untuk pengujian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


d. Selama pengukuran, tegangan harus dipertahankan dalam batas + 2o/o
dari' nilai yang dipilih dan frekuensinya dalam batas + 0r57o dari nilai
nominal.
b. Impedans dalam dari sumber suplai, termasuk impedans dari alat ukur,
pada setiap f rekuensi di mana pengukuran dilakukan cukup rendah,
sehingga komponen harmonik yang diukur dari arus.urui.un tidak
menyimpang dari harga ideal (diperoleh dengan suatu sumber suplai
dengan impedans nol) lebih dari 5% darr batas-batas yang diizinkan.

Catatan: Dalam keadaan tertentu, mungkin diperlukan perhatian khusus


untuk menghindari suatu resonans antara induktans dalam dari
sumber dan kapasitans dari peralatan yang diuji.
c. Rasio harmonik dari tegangan yang disuplai oleh sumber (pada tanpa
beban dan sewaktu menyuplai suatu beban resistif pada daya pengenal
dari peralatan yang diuji) harus tetap kecil untuk tidak mempengaruhi
pengukurannya.

- 1 5 -
SPLN 7 521987

Nilai-nilai maksimum berikut diberikan sebagai pedoman:


0r9o/ountuk harmonik orde 3;
untuk harmonik orde 5;
074o/o
0r3% untuk harmonik orde 7;
untuk harmonik orde 9;
072o/o
untuk harmonik-harmonik genap orde 2 sampai l0;
Ae7o/o
0rIo/ountuk harmonik-harmonik ganjil orde I I sampai 40. j
l

d. Selama pengukuran arus harmonik dari pesawat penerima televisi yang tidak
pada butir b) dari Sub-ayat 4.2, sumber harus mempunyai
Ii
tercakup
induktans dalam lebih kecil dari 013 mH dan nilai maksimum cacat
tegangan sebagai berikut:
0r4Yountuk harmonik orde 3;
untuk harmonik orde 5;
Ae2"/o
ArI5"/" untuk harmonik orde 7;
0)o/" untuk harmonik orde ), 9.
Ketelitian yang diharapkan dari pengukuran adalah 0,05 A.

5.2.3 a. Alat bantu ukur (shunt) harus mempunyai resistans tidak lebih dari 0rl
ohm dan betul-betul non-induktif (yaitu konstanta waktunya tidak lebih dari
0,00001 detik).
b. Trafo arus dan perangkat alat ukurnya harus mempunyai impedans seri yang
bisa diabaikan terhadap rangkaian dan harus ditera pada setiap frekuensi
harmonik.

Catatan: Bila menggunakan trafo arus, harus dijamin komponen arus searah
yang mungkin timbul, tidak mengakibatkan kesalahan lebih besar dari
5"/o dari batas yang diizinkan.

5.2.4 Sembarang jenis dari wave analyzer dapat dipergunakan (misal: selective
amplifier, heterodyne, multiple passive filters, spectrum analyzer dll.).
instrumennya dapat jenis penunjukan (indicating) atau jenis rekam (recording).
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
€r. Kesalahan (error) dalam pengukuran komponen harmonik konstan dari arus
orde ke-n (2 .( n ( a0) tidak lebih 5o/odart batas-batas yang diizinkan (lihat
Ayat 4).

Catatan: Ketelitian ini dapat diperiksa dengan kalibrasi dalam atau luar'.

b. Selektifitas instrumen ditentukan untuk masing-masing nilai fn dengan


persyaratan berikut, fn adalah frekuensi harmonik orde ke-n yang akan
diukur (untuk mana peralatan itu diset) dan fl adalah frekuensi suplai dari
alat yang dites (50 Hz atau 60 Hz).
- 1 6 -
SPLN 7 521987

1. Pelemahan (attenuation) minimum untuk in jeksi f rekuensi lebih rendah


dari atau sama dengan fn-f I atau lebih tinggi dari atau sama dengan
fn + f I yang ditentukan oleh nilai berikut:

Pelemahan Minimum

bila 3f I ( fn .( lzf.L 3 0 dB
b i l al z f I ( f n < 2 0 f I 20 dB
bila 20f I ( fn < 40f I L5 dB

2. Sebagai tambahan, pelemahan harus lebih tinggi atau sama dengan 34


dB untuk frekuensi yang diinjeksikan lebih rcndah dari 0r25fn bila fn
lebih tinggi LZfl.

3. Bila wave analyzer diset pada harmonik orde ke-2 pelemahan


(penghilangan) f rekuensi f I (:O Hz atau 60 Hz) sekurang-kurangnya
,
harus 4A dB, oleh karenanya pelemahan f rekuensi 3f.I
sekurang-kurangnya harus 30 dB.

Catatan : fn = n.fl (2 < n ( 40).

c. Jika komponen-komponen harmonik dari arus masukan bervariasi selama


pengujian, perlu tambahan persyaratan berikut:

l. Bila suatu tegangan sinus yang mempunyai f rekuensi f n diberikan ke


peralatan selama I detik, penunjukan maksimum harus terletak di
antara 447" dan 60"/"dari hasil pemberian tegangan kontinu yang sama.
2. Bila suatu tegangan sinus yang mempunyai frekuensi fn diberikan
mendadak ke instrumen, penunjukan maksimum (oleh ayunan lebih/by
overshoot) tidak boleh melampaui penunjukan ajek (steady state) lebih
dari 57o.

5.3 Kondisi umum pengujian jenis

5.3.1 Kondisi umum bagi peralatan yang diuji


Peralatan yang bekerja secara kontrol otomatis, campuran atau manual
pengukurannya harus dilakukan pada beban normal atau kondisi pelepasan
panas yang cukup, pada kondisi operasi normal.
Kontrol kerja bagi pemakai atau kontrol dengan program otomatis harus
disetel untuk menghasilkan komponen harmonik yang maksimum untuk
masing-masing komponen harmonik.

- 1 7 -
SPLN 75:19E7

Definisi dari beban pormal atau kondisi pelepasan panas yang cukup
dapar dilihat di pubtikasi tEC yang beihubungan dengan perlengkapan
yang diuji.
Suatu perlengkapan dapat menrpunyai beberapa sirkit kontrol yang

terpisah. Setiap sirkit dianggap sebagai sebuah satuan perlengkapan'


jika perlengkapan tersebut dapat dioperasikan sendiri dan terpisah dari
sirkit lainnya.
Bila diperlukan pengukuran cacat harnronik dari suatu pesawat

penerima televisi yang akan dihubungkan ke sistem 50 Hz, 22Al3S0 V,


2301400 V dan 2401415 V nraka pesawat penerima televisi ini harus
dioperasikan pada tegangan suplai 230 V. Kondisi lainnya harus sama
seperti diberikan dalam Sub-ayat 5.4 untuk menentukan konsumsi daya.
Kondisi pengujian yang berkaitan dengan tegangan suplai yang
rercantum pada Sub-ayat 5.2.1 dari Publikasi 555-2 tidak berlaku bagi
pesawat penerima televisi.

5.4 Menentukan konsumsi daya dari pesawat perrerima televisi


5.4.1 Kondisi umum
Pesawat penerima televisi harus dioperasikan pada tegangan

pengenalnya atau pada nilai rata-rata dari julat tegangan pen$enal dan
frekuensi pengenalnya. Pengukuran harus nrencakup pembebanan dari
setiap sirkit bantu di dalam pesawat penerima tapi tidak termasuk
beban dari perlengkapan catudaya dari pesawat penerima.

5.4.2 Aparat pengukuran


Konsumsi daya dari pesawat penerima televisi harus diukur dengan
wattmeter elektro-dinamik atau wattmeter lainnya yang cukup teliti
baik untuk kondisi operasi normal maupun kondisi operasi tambahan
Konsumsi daya dinyatakan dalam watt (W) dibulatkan ke angka

terdekat.

5.4.3 Kondisi pengukuran


Sinyal frekuensi radio yang dimodulasi sesuai dengan Sub-ayat 5.4.3.1
harus disuplai oleh generator uji dan pesawat penerima harus diatur
u n t u k m e n u nj u k k a n g a m b a r d e n g a n s e t e l a n y a n g c o c o k u n t u k k u a t
terang, kontras dan tingkat suara sesuai Sub-ayat 5.4.3.2.
5.4,3.1 Pesawat penerima televisi diisi dengan frekuensi radio melalui
sinyal masukan televisi dengan level 65 dBiV pada 75 ohm dan

- 18-
SPLN 7521987

daya modulasi uji sebagai berikut:


a. Televisi berwarna
Sinyal frekuensi radio; sinyal televisi penuh, dengan gambar
berwarna dan pembawa suara yang dimodulasi;
- Faktor modulasi suara adalah 10A7"pada 1000 Hz.
- Kadar modulasi gambar adalah pola uji balok warna (color

bar pattern) dengan:


Referensi L00Y" balok putih, referensi 0"/" balok hitam dan
balok warna normal dengan am plitudo 7 5% (putih sebagai
referensi) dan kejenuhan 100"/".
b. Televisi hitam putih (Monochrome Television)
Sinyal frekuensi radio; sinyal televisi penuh, dengan gambar

:il:H,,.:::,1,:1T",,'5:""L,
' Modulasi gambar adalah pola uji monochrome dengan

tingkat hitam dan putih sesuai butir a) dan kepadatan


gambar keseluruhan rata-rata adalah 50"/" dari tingkat
referensi putih (50"/" of the reference white [evel).

5.4.3.2 Pesawat penerima harus disetel dan diatur sesuai Ayat 37 IEC
Publication 107-l : Recom mended Methods of Measurement on
Receivers for Television Broadcast Transmission, Part l:
General Considerations-Electrical Measurements Other than
Those at Audio-Frequencies.
Tingkat referensi putih adalah 80 cdlm2 dan tingkat putih
kurang dart 2 cdlm2.
Tingkat suara disetel sedemikian rupa sehingga diperoleh
seperdelapan dari daya keluaran pengenal, diukur pada terminal
pengeras suara pada frekuensi 1000 Hz.

Catatan: Untuk alat beroperasi pada sinyal pita dasar (base


band signals) sinyal masukan gambar (vidio) yang
sesuai harus digunakan dan setelan yang dipakai untuk
kuat terang, kontras dan suara.

6. Penggunaan praktis dari persyaratan


Dalam kasus tertentu tidak perlu menyerahkan perlengkapan untuk diuji untuk
meyakinkan bahwa persyaratan sudah dipenuhi. Kasus ini ialah apabila dimungkinkan
menentukan komponen harmonik maksimum dari arus masukan dengan perhitungan
sederhana atas dasar informasi yang cukup dan karakteristik pengenal, diagram dll.

19-
r
SPLN 7 521987

G a r ' r b a1ra

G a m b a1
r t)

G a m b a1r c

'1d
Gambar

G a m b air [..ontroI fasa s.ecaraun]um


B e n t u kg e l o m b a nagr u s y a n g i d e a l
u r t t i r ks r : a t ub e b a nr e s i s t i f ( c o n t o h )

-20-
SPLN 7 5zl9E7

G a m b a2r. R a n g k a i apng n g u k u r aunn t u k p e r l e n g k a p a n


fasa tunggal

:r-r -
nMr h

8uz

\ Z _
z.s3 gs3

-CF
'nM4
t^

G a m b a3r. R a n g k a ' ! apne n g u k u r aunn t u k p e r l e n g k a p a n


f a s at ' i g a

K et e r a n g a n g a m b a r Z d a n 3 :
S = s u m b esr u p a l i
A = p e r a l a t a ny a n gd j u j ' i
0 = p e n g a n iasl a g e 1o m b a n g
R M =a l a t b a n t uu k u r s h u n t( m e a s u r i nsgh u n t )
Z S = i m p e d a ndsa r i s u m b esr u p la i
I n = k o m p o n ehna r m o n i ok r d e n d a r i a r u s f a s a
I n ' = k o m p o n ehna r m o n i k orden dari arus netral

- 2 7
SPLN 75:1987

Larn piran A

PenurunanBatasan Harnronik

Dalam kerja pendahuluan, tingkat silih pengaruh (interference level) dari suatu
perlengkapan dan batasannyd, dinyatakan sebagai rasio harmonik tegangan. Rasio

harrnonik tegangan ini ditimbulkan oleh suatu perlengkapan tunggal yang disuplai
dengan tegangan pengenal pada terminalnya dari suatu jeringan bebas biasa yang
m e m b e r i k a n i m p e d a n s d a l a m t e r t e n t u d i s e b u t ,i r l p e d a n s r e f e r e n s .
Akhir-akhir ini batas arus dipakai untuk standar ini agar sederhana dan jelas.
Untuk perlengkapan fasa tunggal dengan tegangan per)genal 220 V dan 260 V, 50 Hz,
batas arus dalam standar ini sesuai dengan batas rasio harmonik tegangan berikut bila I
j

impedans referens pada masing-masing frekuensi harmonik sama dengan (0,4 + in or25)
I

i
ohm (n adalah orde dari harmonik).
{

Rasio Harmonik maksinrum


Orde Harmonik Tegangarr maksirnum
( t ' " )

H a r m o n i k G a nj i l

3 0,85
5 0165

7 0 160

9 0,40
II 0,40
T3 0,30
1 5 s a m p a i1 9 0r25

Harnronik Genap

2 0,30
4 sampai 40 0,20

Nilai dari impedans referens dan rasio harmonik tegangan di atas harus dianggap
sebagai nilai jenis atau nilai petunjuk sistem distribusi tegangan rendah. Ini dipakai
u n t u k m e n i l a i g a n g g u a na k i b a t p e r l e n g k a p a n .

-22
SPLN 75:19t7

Bagian 3 : Fluktuasi Tegangan

Pendahuluan

Standar ini merupakan seri yang membahas gangguan pada sistem suplai yang
diakibatkan oleh pemanfaat listrik dan perlengkapan serupa.
Seri ini terdiri dari tiga bagian:
Bagian I : Definisi
Bagian 2 : Harmonik
Bagian 3 : Fluktuasi tegangan

Pemanfaat listrik dan perlengkapan serupa yang memitiki peralatan kontrol elektronik
atau elektromekanik, dapat menimbulka,n f luktuasi tegangan pada sistem suplai, di
mana mereka dihubungkan.
Kombinasi dari varia.si arus yang besar dan impedans sistem suplai yang tinggi dapat
mengakibatkan perubahan tegangan suplai yang berlebihan. Apabila perubahan tegangan
yang berlebihan terjadi berulangkali dalam interval waktu pendek, f luktuasi cahaya
(keOip) yang tidak menyenangkan akan dihasilkan oleh sumber cahaya yang dihubungkan
pada jaringan suplai yang sama.
Contoh perubahan tegangan diberikan pada Gambar I dan 2, halaman 40.
Fluktuasi teganga.n yang ditimbulkan oleh pemanfaat listrik tidak boleh mengakibatkan
pengaruh yang merugikan terhadap perlengkapan penerangan pada sistem suplai yang
sama.

I. Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk perlengkapanlistrik dan elektronik untuk pemanfaat listrik
dan penggunaanserupa, yang dimaksudkanuntuk dihubungkanke sistem distribusi
teganganrendah bolak-balik dari jenis berikut:
- Tegangannominal sampai 240 V, fasa tunggal, dua atau tiga kawat
- Tegangannominal sampai 415 V, fasa tiga, tiga atau empat kawa.t
- Frekuensi nominal 50 Hz atau 60 Hz.

Contoh perlengkapan listrik yang dimaksud dan standar ini adalah pemanfaat listrik
untuk memasak dan pemanas, pemanfaat listrik yang digerakkan secara magnitik
ata.u dengan motor, dan perkakas portabel.
Standar ini tidak berlaku untuk :
- Perlengkapan yang telah diberitahukan kepada atau disetujui oleh kuasa usaha
ketenagalistrikan (persetujuan oleh kuasa usaha ketenagalistrikan mungkin

-23
SPLN 75:1987

dikehendaki untuk pemanf aat dengan daya besar yang hanya digunakan pada

s i s t e m y a n g m e m p u n y a i i m p e d a r r sl e b i h r e n d a h d a r i i m p e d a n s r e f e r e n s . P e r s e t u j u a n
u m u m d a p a t d i n y a t a k a n u n t u k p e n g g u n a a ns u a t u j e n i s d a r i p e r n a n f a a t l i s t r i k p a d a
bagian tertentu dari sistem suplai).
P e r l e n g k a p a n y a n g s e m a t a - m a t a d i t u j u k a t r u n t u k p e m a k a i a r rp r o f e s i o n a l .
Pemanfaat listr;k dan perlengkapantanpa alat-alat kontroi otom.rtis.
Pemanfaat listrik yang menimbulkan perubahantegangan kurang dari satu kali
per jam.
p e m a n fa a t l i s t r i k y a n g m e n i m b u l k a n p e r u b a h a n t e g a n g a n l e b i h d a r i 1 8 0 0 k a l i p e r

menit.
Gangguanyang diakibatkan oleh hubunganmanual (manual switching).

2. Tujuan
Tujuan dari standar ini adalah menetapkan :
d. Batasan f luktuasi tegangan' yang mungkin ditimbulkan oleh suatu pemanfaat

listrik tersendiri, ketika diuji pada kondisi yang ditetapkan.


b. Metoda pengujian dan perhitungan.

Catatan: Syarat-syarat ini tidak boleh dikacaukan dengan syarat-syarat yang


b e r h u b u n g a nd e n g a n m u t u d a r i s u p l a i y a n g d i h u b u n g k a n k e k o n s u m e n .

3. Definisi
3.1 Sistem kontrol
Kombinasi dari aparatus kontrol atau koordinasi perlengkaPan untuk
menjaiankan kontrol yang telah disetel atau menjaga harga pra setel.

3.2 Program (dari sistem kontrol)


Seperangkatsinyal perintah dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh
suatu urutan kerja tertentu.

3.3 Bentuk gelombang


Pernyataan harga lokal atau sesaat dari suatu fungsi 8L'lombang.

3.4 Daur (cycle)


Julat komplit dari keadaan atau harga yang dilalui suatu gejala atau
seperangkatbesaran yang melewati urutan berulang tertentu.

3.5 Daur operasi (cycle of operation)


Sederetan operasi yang dapat diulang secara sembarangatau otomatis.

-24
SPLN 75:1987

3.6 Impedans refererrs

Suatu impedans konverrsional yanii dipakai untui< nrerrghitung'atau mengukur

gangguan yang disebabkan oleh penlanf.rat Iistrik.

3.7 Komponen harmonik

Suatu komponen orde lebih besar ciari I dari suatu besararr periodil< deret
Fourier.

3.8 (Totat) cacat harnrorrik (harmonic distortion)

Rasio nilai ef ektif kar-rdungarr harrnonik terhadap rril.ri efektif besaran


bolak-balik.

3.9 Perubahan tegangan (lihat Gambar 2 haiaman 40 )

Perubahan harga R.M.S. (efektif) atau harga puncak dari dua tingkat tegangan
suplai yang berdekatan,masing-nrasiirg tingkat tetap untuk waktu terbatas tapi
tidak ter ten tu.

3.10 Besar perubahan tegangan (magnitude of voltage changes) (tifrat Gambar 2)

Beda antara nilai ef ektif (atau puncak) tegantan, sebelum dan sesudah
perubahan tegangarr.

3.II P e r u b a h a n t e g a n g a r rr e l a t i f ( l i h a t G a r r b a r 2 )

Rasio dari besar perubahan tegairgari terhadap harga tegarrgan tertentu.

3.12 L a m a ( d u r a t i o n ) p e r u b a l - r a nt e g a r r g a r r( l i f , a t G a n r b a r I d a n 2 )
Waktu yang diperlukan tegangcin urrtuk bertanrbah atau berkurang dari harga

awal ke harga akhir.

3.13 Interval perubahan tegangan (lihat Gambar 2)

Interval waktu yang diperlukan dari awal suatu perubahan tegangan sampai awal

perubahan tegangan berikutnya.

3.14 Fluktuasi tegangan (lihat Garnbar i dan 2)

Suatu deretan perubahan tegangan atau suatu variasi berulang dari batas luar
tegangan.

3.15 Fluktuasi tegangan sinus (tifrat Gamhar l)


Fluktuasi tegangan yang bentuk gelornbang f luktuasinya sinrrs.

3.16 Besar fluktuasi tegangan (lihat Gambar I dan 2)

Beda harga tegangan terbesar dan terkecil selama tegangalt berfluktuasi.

- 2 5 -
SPLN 7 5zl9ET

1.17 Angka (rate) perubahan tegangarl


Jumlah perubahan tegangan yang terjadi selama satLtanuuaktu.

3.18 Kedip (fticker)


K e s a n s u b y e k t i f d a r i k u a t p e n e r a n g a n) / a n g h e r f l r r k t u a s i .

C a t a t a n : I s t i l a h " k e d i p " t i d a k d i p a k a i i r n t r r k r n e n g g a . n t i k a n" f l u k t u a s i t e g a n g a n "

3.19 Meter kedip (flickermeter)


A l a t y a n g d i d e s a i n u n t u k m e n g u k u r b e s a r a n y a n g b e ' r h u b u r r g r nd e ' t - i g . rfi tI u l < t u a s i
kuat penerangan,

4. Jenis bentuk gelornbang fluktuasi tegangan


Ada beberapa jenis fluktuasi teganganr yang rnemerlukan metode penilaian yang
berbeda.
Untuk maksud standar ini, bentuk gelombang fluktuasi tegangan digolongkan sebagai
berikut:
Jenis a) Perubahan tegangan empat persegi panjang secara periodik dengan besar
y a n g s a m a ( m i s a l n y a k e l u a r m a s r r k n l , ab e b a n t u n g g a l r e s i s t i f ) .
(tifrat Gambar 3a, halaman 4l ).
Jenis b) Sederetan perubahan tegangan langkah (step) yang tidak beraturan menurut
waktu. Besarnya mungkin sama atau tidak dan da.lam arah positif atau
negatif (misalnya keluar masuknya beberapa bebarr).
(tifrat Gambar 3b, halarnan4l).
Jenis c) Perubahan tegangan yang jelas terpisah, di rnana tidak semua perubahan
berbentuk langkah (misalnya keluar masuknya beban non resistif).
(titrat Gambar 3c, halaman 4l).
Jenis d) Sederetan perubahan tegangan ),ang acak atau kontinu (misalnya perubahan
beban secara siklus atau acak).
(tifrat Gambar 3d, halaman 4l).

Perlu dicatat bahrva dua atau lebih perubahan dalarn .-'rah yang sama yang terjadi
sefama periode tidak lebih dari 30 rrrilidetik dianggap sebagai perubahan tunggal
(tifrat Gambar 5, halaman l+4).
Jenis fluktuasi tegangan dapat disimpulkan dari karakteristik penranfaat listrik atau
pengamatan dengan instrumen.

- ? 6 -
SPLN 7 521987

5. Kondisi Pengujian
P e n g u j i a n j e r r i s a d a l a h p e n g u j i a r ry a n g c l i n i l " r ib e r d a s a r k . r r r: ; t . r r r d a ri n i .

5.1 Peralatan
S a t u p e m a n f a a t l i s t r i k d a p a t r n e n r p u r r y ab
i eberapa sirkit-kontrol yarrg terpisah.
M a s i n g - m a s i r r g s i r k i t d i a n g g a p s e b , r g a i p e r n a n fa a t l i s t r i k t u n g g a l k a l a u s i r k i t
tersebu. dimaksudkan untuk dipergunakan terscndiri, asal kontrol-korrtrol
t e r s e b u t t i d a k d i s i n k r o n k a n u n t u k n r e n g e r j a k a ns a k l a r s e c a r a b e r s a r n a a n ,s e l a i n :
a) Hal ini terjadi secara acak
b ) H a l i n i t e r j a d i m e l a l u i p e m a k a i a n s u a t u s a k [ . r . rw a k L u
c) Sinkronisasidiatur mengeluarkan satu bebarr di rnana pada saat yang sama
beban lain dirnasukkan.
Beberapa sirkit yarrg dinraksudkarruntuk clipakai secara tersendiri mungkirr
dikendalikan oleh saklar sinkronisasi otomatis, asal beban kombinasi tidak
menghasilkan fluktuasi tegangan yar)g nrelebihi batasair yang diberikan dalanr
Ayat 6.
J i k a s i s t e m k o n t r o l h a n y a m e n g a t u r s e b a g i a nd a r i b e b a r rk e s e l u r u h a n ,f l u k t u a s i
tegangan yanB diperhitungkan/dianggap hanya f luktuasi tegangan yang
d i h a s i l k a no l e h penrakai atau secara progranr otonratis dipilih untuk
m e n g h a s i l k a ng a n g g u a nt e r b e s a r y a n g t i d a k d i i n g i n k a r r .
Suatu definisi dari beban normal biasanyadapat diperoleh pada publikasi IEC
yang sesuai dengan pemanfaat listrik.

5.2 Suplai

5.2.1 Tegangan
T e g a n g a n uj i r a n g k a i a n t e r b u k a h a r u s l a h p a d a t e g a n g a n p e n g e n a l d a r i
perlengkapar).
Untuk perlengkapan yang Inenrpunyai lebih dari satu tegangan pengenal,
pengukuran atau perhitungan haruslah dilakukan pada tegangan
perlSenalrlya, atau tegarrgan-tegangan yang rnenghasilkan perubaharr
tegangan yang paling tidak diinginkan.
Metoda pengukuran harus nrenjamin bahwa fluktuasi dari tegangan uji
tidak memberi pengaruh yang merugikan pada hasil oengukuran.
Rincian dan toleransi lihat Ayat A3 dari Lanrpiran A.

5 . 2 . 2 I m p e d a n sR e f e r e n s
Impedans ref erens adalah suatu impedans biasa (konvensional) yang

27-
SPLN 7 521987

yang disebabkan
dipakai untuk menghitung atau mengukur Sangguan
cleh suatu Pemanfaat listrik'
digolongkan
Karakteristik dari irnpedans referens dan susunan hubungan
menurut sistern suPlai.
impedances
catatan: IEC publicat ron 7252 Considerations on reference
characteristics of
for use in deterrnining the disturbance
household appliance"s and sirnilar electrical equipment'
yang mengarah ke pem ilihan
merntahas pertimbantan
i m P e d a n sr e f e r e n s t e r t e n t u '
dalam yang
I\detoda pengujian harus menjarnin bahwa nilai impedans
tidak menentu tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
A.
Rincian dan toleransi lihat Ayat A3 dari La:-npiran
Hz.
5.2.2.1 Suptai tiga fasa ernpatkavtat 230 V/400 V' 50
pemanfaat
Impedans referens yang rnengaitkan pada hubungan
listrik ke suplai antara f asa atau f asa netral dapat
diperlihatkan pada Gambar t halarnan 47).
Impedans dari berbagai elemen adalah sebagai berikut:
RA = 0124 Q

jXA = jwLN = j0,15 A Pada 50 Hz


RN = 0,16Q
jXN - jvrlN = j0,10 A Pada 50 Hz

Hz
5.2.2.2 Suplai fasa tunggal, dua kawat, 230 V, 50
Impedans referens yang dipakai haruslah :
(nn+nN) + j(Xn+Xru) = 0,4 Q + i0,25 Q fasa ke netral pada 50
47.
Hz seperti yang terlihat pada Gambar 9, halaman

pada hubungan pemanfaat


5.2.2.3 Impedans referens yang rnengaitkan
lebih tinggi
listrik pada tegangan )'an8 lebih rendah atau )'ang
diperlihatkanpadaGambarl0,halarnan4T.
berikut:
Irnpedans dari berbagai elemen tersebut adalah sebagai
(nilai-nilai masih dalam pembahasan)'

5.3 Periode Pengamatan


periode pengarnaran yang dipakai dalarn penilaian harus mencakup seluruh
urutan perubahan tegangan
rvaktu pada mana pemanfaat listrik r^nenghasilkan
yang Paling tidak diinginkan'
15
periode pengamatan harus tidak kurang, dari i menit dan tidak lebih dari

menit.

- 2 8 -
SPLN 7 521987

Untuk Pemanfaat listrik yang dap.rt berhenti sccara otomatis pada akhir suatu
daur kerja yang berakhir tidak lebih dari 5 rncirit daur tersebut harus diulang
s a m p a i d i p e r o l e h p e n g a r n a t a r - rl 0 p e r u b a h a r r t e g a i r g a p . W a k t u m i n i m u m u n t u k
menstart ulang Pemanfaat listrik harus termasuk dalarn periode perrgamatan
ini.
Untuk pemanfaat listrik dengan daur kerja yang melampaui 5 menit, periode
pengamatan harus dipilih periode yang lebih pendek dari selama daur kerja
atau I5 menit.

6. Penilaian fluktuasi tegangan


U n t u k m e n i l a i f l u k t u a s i t e g a n g d n , i r n p e d a n s s u p l a i p r : r n , r naf a t l i s t r i k h a r u s s a m a
d e n g a n i m p e d a n s r e f e r e n s i s e b a g a i m a n a d i u r a i k a n p a d a S u b - a y at 5 . 2 . 2 . p e r r i l a i a n
menurut standar ini dilakukan dengan rnenemukan perubahan nilai efektif tegangan
pada terminal penranfaat. listrik bila bekerja pada kondisi normal selama periode
pengamatan seperti disebutkan pada Sub-ayat j.3.

Rincian dan toleransi lihat Ayat A3 Lampiran A.

Semua jenis fluktuasi tegangan dapat dinilai dengarr flickermeter. Beberapa jenis
f luktuasi tegangan dapat dinilai derrgan perhitungan dan beberapa jenis lagi
dapat dinilai dengan pengukuran. Tabel I mengikhtisarkan metode penilaian
fluktuasi tegangan dari jenis yang diuraikan dalam Ayat 4.

-29
Tabc--l I

lkhtisar Metode Pcrrtlatarr

Jenis bentuk A
gelonrbang A r u s
Cac l -ot.rl ) 596
f luktuasi Cacat Harmonik

P e n g u k u r a nl a n g s u n gk e d i P : P c i i l { u k u r . i i l l . r r l g s urrg k c c l i p :
A) atau
Flickerrneter F l i c k t ' r t t t e t' c r
atau C)

ataLl
atau

Pengukurarr tegangan: P c r r : l i i i \ L : i . . r t le g a r t g c r r l :
I
Hitung AU/u dari karaktertstik H i t t r r r S iA L I / U d ; r r i k a r a k t e r -
I
desain atau dari pengukura. I i t t i i < d e s a i r ra t e r u d a r - i p e r ) g -

l a n g s u n g( n i l a i p u n c a k a t a u r r i l a i u k u r a n t a r r g s u n gr r i t ' r i c - f e k -
I
efektif) l'it*gc'lornb'rrrg

atau
Pengukurat) arus:

Hitung A U / U d a r t P e r r g u k u r ' r r rI
(nilai puncak atau rrrlai efcktrf )

dan cos

atau I ardu

P e n g u k u r a nd a y a , daya:
Peng,ukuan
I
Hitung AU/U dari pengukur.rrr Uitut,g AU/U dari perrgukurarr
I
lp dan Iq tO darr Iq
I

P e n g u k u r a nl a n g s u n gk e d t P : P e r r g u k u r a r tl a r r g s u r r gk e d i P :

Flickermeter Flickerltlei-er

30
SPLN 75:1987

6.1 Pengukurankedip secara langsung


S e m u a j e n i s f l u k t u a s i t e g a n g a n d a p a t d i n i l a i d e n g a n m e n g g u n a k a nf l i c k e r m e t e r .
Flickermeter harus memberikan p e n u nj u k a n langsung kedip yang tidak
mengenakkan yang d i h a s i l k a n p e m a n fa a t iistrik yang sedang diuji, bila
d i h u b u n g k a ns e s u a i A y a t 5 .
P e r s y a r a t a n u n t u k f l i c k e r m e t e r h a r u s m e m e n u h i I E C P u b l i c a t i o n 8 5 8 :I 9 8 6
Flickermeter functional and design spesifications.
Pengujian untuk penilaian menurut standar ini dengan pengukuran
m e n S g u n a k a n f l i c k e r m e t e r y a n g m e m e n u h i p e r s y a r a t a n P u b l i k a s i 8 5 8 :I 9 8 5
Flickermeter function and design spesifications, cukup untuk memenuhi
pemanfaat listrik yang sedangdiuji.

6.2 Penilaian secara analitis

6.2.1 Fluktuasi tegangan jenis a)


Besar setiap pbrubahan tegangan dari fluktuasi tegangan jenis a) harus
ditentukan dengan salah satu metode berikut:
(l) Besar perubahan tegangan dari fluktuasi tegangan jenis a) dapat
ditentukan dengan perhitungan (lif,at Lampiran A Ayat Al) atau
d e n g a n p e n g u k u r a n( l i h a t L a m p i r a n A A y a t 3 ) .

(2) Bita cacat arus yang diambil pemanfaat listrik dapat diabaikan
(kurang dari 57"), arus dapat ditentukan dengan perhitungan (tinat
Lampiran A Ayat A2 butir b) atau dengan pengukuran (tifrat
Lampiran A, Ayat A2, butir a).
BilacacatarUScukupberarti(cacattotalharmonik>
pendekatan perlu mengukur komponen sefasa dan komponen kuadra-
ture dari bentuk gelombang arus, reiatif terhadap tegangan suplai,
atau daya aktif dan daya reaktif.
Bila + daur yang berseling dari bentuk gelombang arus amplitudonya
tidak sama besar, arus dinilai dengan :

di mana Il dan 12 adalah nilai efektif dari dua * rl:ur yang berbeda.

( 3 ) P e n i l a i a n t e r i r a d a p p e m a n fa a t l i s t r i k yang menghasilkan f luktuasi


tegangan jenis a) dilakukan dengan pemakaian langsung Kurva batas
yang diperlihatkan dalam Gambar 4a, halaman 42 (Gambar 4b,

-31
SPLN 7 521987

h a l a m a n 4 3 a t a u T a b e l I I j u g a d a p a t d i g u n a k a t r ,l i h a t S u b - a y a t 6 . 2 - 2 ) -
(detik) yarrg
T a b e l I I a t a u G a m b a r 4 b m e r r n b e r i l < a "nm e m o r y t i m e " A t
ditimbulkan oleh perubahan relatif tegangan (perubahan langkair)

AU/U.
Besar perubahan tegangan tidak boleh melebihi nilai batas yang

ditunjukkan pada kurva untuk jumlah perubahantegangan per menit yang


sesuai.

6,2.2 Fluktuasi tegangan jenis b)


Besar perubahan setiap tegangan dari f luktuasi tegarrgan jenis b) harus
(lihat Sub-ayat
ditentukan dengan cara yang san)a seperti untuk jcnis a)
6.2.1).
penilaian pemanfaat listrik yang menimbulkan fluktuasi tegangan jenis b)

d a p a t d i p e r i k s a d e n g a n m e n S g u n a k a nm e t o d e a n a l i t i k .
Di dalam rnetode ini, besar setiap perubahan tegangan (lihat Sub-ayat 3.10)
harus ditentukan dan setiap perubahan harus dinyatakan sebagai suatu
o/o. time" untuk setiap
persentase perubahan tegangan AU/U "Memory
perubahan diberikan di dalam Tabel II atau Gambar 4b.
persyaratan untuk memenuhi adalah jumlah "memory time" untuk semua

perubahan yang dicatat selama waktu pengamatan harus tidak melampaui


Iama waktu pengamatan (seperti didefinisikan pada Sub-ayat 5.3).
Metode analitik ini hanya boleh dipakai bila jumlah perubahan tegangan
kurang dari 1000 per menit (kira-kira L7 per detik).

- 3 2 -
SPLN 7 521987

Tabel I I
P e r u b a h a np e r r n e nti d a n " m e m o r _t ivm e "
d a l a r nd e t i k u n t u k b e r b a g a i
p e r u b a h a nt e g a n g a nr e l a t i f

LU lU ("/") Perubattan/ntcni t Waktu (detik)

310 0,0167
310 0,76 79
2r9 0,84 7I
I 2rB 0 ,9 5 6 3 ,5
2,7 1 ,0 6 5 6 ,5
2,6 I'20 50,0
2r5 1 ,3 6 44,I
2r4 1 ,5 5 38,7
213 I,7B 33,7
2r2 2 ,0 5 2 9, 2
2rI ? r3 9 2 5, 2
2,0 2,79 2 I, 5
1,9 3 ,2 9 I B, 2
1rg 3, 92 15,3
r17 4,7I T ?, 7
r16 5,72 1 0 ,5
1r5 7,04 8,5
r14 8,79 6,8
1,3 1 1 ,i 6 5r 4
Lr2 1 4 ,4 4 4,16
111 1 9 ,1 0 3, I 4
1r0 2 6 ,6 2, ? 6
0,95 3 2 ,0 1,BB
0 ,90 3 9 ,0 I ,54
0 ,85 48,7 r,23
0 ,80 6 1 ,B 0,97
0 ,75 8 0 ,5 0,75
0 ,70 110 0, 5 5
0 ,65 175 0, 3 4 3
o'60 275 0, 2 I B
0, 5 5 380 0,158
0, 5 0 475 0,125
0,45 580 0,103
0,40 590 0,087
0,35 795 0,076
0,29 1052 0,057
0,30 11 8 0
0,35 1400
0,40 t62A
0 ,45 1800

C a t a t a n: N i l a i d i d a l a n rt a b e l ( d j b u l a t k a n) a d a la h
k o or d i ! a t y a n g m e m b e n t u kk u r v a y a n g
d i p e r l ' i h a t k a n p a d a G a r n b a r4 a d a n 4 b

33
SPLN 75:1987

6.2.3 Fluktuasi tegangan jenis c)


p e n g u k u r a n k e d i p s e c a r a l a i r g s u r r g( l i t r a t S u b - a y a t 5 . 1 ) l e b i f r d i s u k a i

untuk penilaian fluktuasi tegangan jenis c)'


Metode analitis' boleh dipakai untuk r r l c l r n p e r o l e l rs u a t u p e n i l a i a n

p e n d e k a t a n ( l i h a t S u b - a y at 6 - 2 . 2 ) .
Di dalanr metode analitis setiap tegangan yang bukan jenis langkah
. (step type) dinyatakan deng,an su.rtu perubahan langkah setara.
perubahan langkah setara rnempunyai besar sarna seperti perubahan
tegangan sebenarnya. Perubahan larrgkah setara dipilih sedemikian

hingga luas di bawah kurva tegangarr adalah sama untuk perubahan


tangkah setara dan perubahan sebenarnya (linat Gantbar 5, hal.rman 44).
Perubahan penilaian tegangan jenis c) dengan memakai perubahan
langkah setara pada metode analitis cenderurrpiuntuk memberikan hasil
pesimis.
B i l a p e m a n fa a t ' l i s t r i k dapat diterima dengan metode ini, alat tersebut
memenuhi standar ini. Bila tidak dapat diterima berdasarkan ini,

penilaian dapat dilakukan dengan pengukuran kedip secara lang,sung


(tifrat Sub-ayat 6.1).

6.2.4 Fluktuasi tegangan jenis d)


p e n g u k u r a n k e d i p s e c a r a l a n g s u n g( l i r r a t S u b - a y a t 6 . 1 ) d i s y a r a t k a n u r r t u k

fluktuasi tegangan jenis d.

6.3 perubahan tegangan yang ditimbulkan olc'h asut rnotor-motor pemanfaat listrik-
Dalam pembahasan.

34
SPLN 75:1987

Lampiran A

Perhitungan dan Pengukurarr

Al. Perhitungan besarnya perubahan tegangan


Besarnya perubahan tegangan dihitung dari rurnus yang diberikan dalam Sub-ayat
A l.l dan A I .2.

Dalam rumus :
- Besaran yang digaris bawahi menunjukkan besaran faktor (misal
U adalah faktor

lpzl );

lt = Te$angan pada terminal pemanfaat listrik bila arus tidak mengalir.

!'z = Tegangan pada terminal pemanfaat listrik bila arus mengalir.

-U*n,\ = Tegan$an fasa ke netral pada terminal pemanfaat listrik bila


arus
lFNr / tidak mengalir

!nNz\ = Tegan8an fasa ke netral pada terminal pemanfaat listrik bila


arus
tjrNz /
mengalir.
lhnz = Tegangan antara fasa pada terminal pemanfaat listrik bila arus
m e n g a l ir
I = Arus yang tidak cacat yang disuplaikan ke pemanfaat listrik.
Ip = KomPonen dasar sefasa dari suatu arus cacat yang disuplaikan
ke
pemanfaat listrik.
Iq
= Komponen dasar quadrature dari suatu arus cacat yang disuplaikan
ke pemanfaat listrik.
P = Daya aktif yang diserap oleh pemanfaat listrik.

a = Daya reaktif yang diserap oleh pemar-rfaatlistrik.

Impedansreferens didefinisikan di dalam sub-ayat j.z.z

Ra = Resistansdari suatu penghanar, fasa.


Rry = Resistansdari suatu penghantar netral.
Xa Reaktarrs dari suatu penghantar fasa.
Xp = Reaktans dari suatu penghantar netral.

- 3 5 -
SPL[{ 75:1987

Catatan: Dalam kasus di rnana pericrrgk.rpaii nrernpurry';ri bcbcrapa beban yalrg


m e l r y e b a b k a r r f l u k t u . r s i j e r r i s b ) , t e g . r n B c l nd i a i t t . r r a t c t t t r i r t a l p e r l e r l g k a P a r r
s e s a a t s e b e l u n r s u a t u p e r u b . r h a n b e b a i - i , i t . r r u s c J i , : r r g g a ps e b a g a i n i l . i i d a r i
IJ1 , 9*xr atau grNt
Al.l P e r u b a h a n t e g a n g a n d i t u r u n k . r r r d a r i p c n g u k u r - a i rd r u s a t . r u p e r h i t u t l g a r l .

a) P e m a n f a a t l i s t r i k f a s a - t u n g g . t I y a r r g t e r s a r r r b u l r ga i r L . r r a f . i s a d a t t r t e t r a l . ( l i h . r t

Gambar5, halarnar-r
44 ).
LU lU,l-lU4 It(nn+ Rx)+ j(Xn+ XN)l!+ 9| - lgrl (l)
m-looff(%\- iF !t:-
di n ra n a :
AU
= Perub'rhari tegarlgarl rela tif dinyatakan sebaqai proserttase dari
m.
t e g a n g a l r t a t ) P a b e b a r r l r ( U i t a b e b a r t c l a l a t r rk c a d a a n t e r b u k a ) .

b) P e m a n f a a t t i s t r i k f a s a t u r r g g , a ly a n g t e r s a t r r b u t t g a n t a r a d u a f a s a .
(lihat Garnbar 7, halanran 45 ).

Untuk tu juan perhiturigan ini, d i a n g g a p b a h w a p e r n a r t fa a t listrik yanB peka

terhadap fluktuasi-tegangalr ( m i s a l n y a l a r n p u ) s e l a l u t e r s a r r r b u t ' r gd i a r r t a r a f a s a

dan netral.

S e b a g a i c o n t o h f a s a R d a n T d a r i j a r i n g , a r r:

_
A UnN
I

I unNrI
'*Wt*' Q)

- r
A tlrN
llhrurI
roow('/.) (3)

dl n'raira
I
(4)
9nn, - ;-Y J [t } rn2+ J(2R ^+ t2X e)l c-' -5-

gnnz - !*n' t J( Rr + tXr) (5)


I .r
jtxr- t 9 . * t + t ( 2 p , 1+ j 2 X a ) l e - : 5 (6)
ff
-J(R^ + jX^)
{rx2 - lrNr (7)

AUrN
= perubaharr tegangan resultan rela tif dinyatakan sebagai prosentase
itl"J
dari tanpa beban {nx,
AUnx
= perubaharr tegangan result.rri rela Lif dirryatakan sebagai prosentase
i!i-,1
te g a t-rg a n ta n p a b eban U tN r

c) P e m a n f a a t l i s t r i k f a s a - t i g a s e i r n b a n g s e n l p u r n a , L . r t p a s a r n b u l - r g a nk e n e t r a l .

AU
- loo U z + { ( R n + j X n ) l - l U(%)
zl
ig, | jxdl
l y z +J ( R n+ (8)

- 3 6 -
SPLN 75:1987

dimana:

AU P e r u b a h atne g a n g a nr e s u l t a n r e l a t i f s e b a g a ip r o s e n t a s e
dari
lg,i t e g a n g a nt a n p a b e b a nu t

9, l e g a n g a an n t a r a f a s a d a n n e t r a l b i l a a r u s m e n q a l i r

P e n y e d e r h a n a ar unm u s

B i I a m a n ak o n t r o l b e r o p e r a s i p a d ar e s ' i s t a ny a n g p r a k t i s
non-induktif,
r u m u st e r d a h u lu d i s e d e r h a n a k adni t u l i s s e b a g a jb e r i
kut :

a ) P e m a n f a alti s t r i k f a s a - t u n g g a lt e r s a m b u n ag n t a r a f a s a d a n n e t r a J

AU - (Ra + RN)I
100 (vo) (e)
lEl- l!r I

b ) P e m a n f a al ti s t r i k f a s a - t u n g g a lt e r s a m b u n ag n t a r a d u a f a s a

#-rooffi r(o) (l0)

c a t a t a n : R u m u si n i m e m b e r i k anni l a i e k s a k
u n t u k f a s a d e n g a np e r u b a h a n
t e g a n g a nl e b i h t i n g g i b i l a R a _ v rx a .
I m p e d a n rse f e r e n s y a n g d i b e r i k a n d a r a m S u b - a y a t
5.2.2 akan
m e m b e r i k akne s a l a h a nk u r a n gd a r i 3 , j %

37
SPLN 7 521987

c ) P e r n a n f a aI it s t r i k f a s a - t i g a s e i m b a n sg e m p u r n a 't a n p a s a m b u n g a nk e
netral.

(l l)
ffi-rooffr*l

Catatan : n m us ,
D a la m p e n y e d e r h a n a ar u I J l a d a la h t e g a n g a na n t a r a f a sa
dannetral.

A I . 2 P e r u b a h a tne g a n g a nd j t u r u n k a nd a r i p e n g u k u r a dn a y a a t a u p e r h i t u n g a n .
-
c o n t o h : P e m a nafa t I ' i s t r i k f a s a - t u n g g a 'yl a n g t e r s a m b u n ga n t a r a f a s a
dan netral.

/e(RA+ RN) + xN)


(9/c)
Y- 100 1 ./q(xA (t2)
l 9 rI l u rI

R u m u sp e n d e k a t a n n yaad a la h :

P(Rn+RN)+Q(Xa+Xx)
(%) (13)
ffi-roo I urlz

C a t a t a n : R u m u s1 2 d a n 1 3 m u n g kni m e n ' i m bkual n a n g k ap e r u b a h a nt e g a n g a n


s e d ik i t I e b ' hi r e n d a hd a r i n ' iI a i y a n g s e b e n a r n y a . K e t e li t i a n
t e r g a n t u n g p a d a f a k t o r d a y a d a n m e n i n g k a td e n g a n p e r u b a h a n
t e g a n g a ny a n g s e b e n a r n y a .

D e n g a n m e n g a n g g a fpa k t o r d a y a a n t a r a 1 d a n 0 , 4 , rumus 12
m e n u n j u k k asnu a t u p e r u b a h a nh a n y as e b e s a r2 , 9 8 5 % ( k e s a la h a n
0 , 5 % ) u n t u k 3 %p e r u b a h a yn a n g s e b e n a r n y a .
D e mk' 'i ia n p u la , r u m u si 3 m e n uj nu k k a n p e r u b a h a nh a n y as e b e s a r
? , 8 9 5 % ( k e s a la h a n - 3,5%) untuk 3% perubahan yang
sebenarnya.
SPLN 75:1987

A2. Penentuan Arus Daya


Mengingat contoh yang diberikan dalanr Sub-ayat Al.l dan AL.z nraka arus atau
d a y a d a p a t d i t e n t u k a n d e n g a n p e n g u k u r a na t a u p e r h i t u r ' i g a r r .

a) Pengukuran
Metode ini terdiri atas perrgukuranarus (besar dan sudut fasanya) atau daya
y a n g d i 5 r ' r l a i l i a nk e p e n r a r raf a t l i s t r i k b i l a p e n g uj i a n r n e n u r u t k o n d i s i A y a t 5 .
B i l a m a n a p a d a p e n g u k u r a n , t e r l a l u s e r i n g d i n y a l a - m a t i l < a n ,p a d a b e b e r a p a k a s u s
i n t e r v a l d a p a t d i p e r p a n j a r r gd e n g a n m e r r g u r r c ip e r a l a t a n k o n t r o l a s a l p r o s e s i n i
tidak mengubaharus yang diambil oleh penranfaat listrik.
Perlatan untuk mengukur arus atau daya harus merrpunyai ketelitiarr + l% atau
kurang.

b) Perhitungan
Arus (besar dan sudut fasanya) atau daya, didapatkan dari rrilai pengenal dan
f aktor d a y a d a r i p e m a n fa a t l i s t r i k , y a n g r n e n g g u n a k a n 2 2 Al n } l Z 4 O V atau
3 8 0 1 4 0 0 1 t + tVS s e b a g a i n i l a i d a r i ! 2 . .
B i l a c a c a t t o t a l h a r m o n i k d a r i a r u s l e b i h b e s a r 5 % , n ' r a k ad i p e r l u k a n p e n g u k u r a n
daya.

A 3 . P e n g u k u r a nl a n g s u n gp e r u b a h a nt e g a n g a r r
P e r l e n g k a p a nh a r u s d i u j i r n e n u r u t k o r i d i s i A y a t 5 .
Perubahan relatif tegangan efektif (6U/U-.) harus ditentukan dengan suatu
ketelitian total yang lebih baik dari pada + 8%.
Impedans total dari rangkaian uji, tidak termasuk pemanfaat listrik yang diuji,
t e t a p i t e r m a s u k i m p e d a n s d a l a m s u m b e r s u p l a i d a r i i r n p e d a n sr e f e r e n s h a r u s c u k u p
menjamin tercapainya ketelitian ke seluruh + 8% selama prosedur penilaian.
Bita sumber impedans tidak diketahui dengan pasti, suatu impedans yang
mempunyai resistans dan induktans sama dengan impedans referens dapat
d i h u b u n g k a na n t a r a s u p l a i d a n t e r r n i n a l pemanfaat listrik.
K e m u d i a n p e n g u k u r a n t e g a n g a n d a p a t d i l a k u k a r - rp a d a t e r m i r r a l s u p l a i d a n t e r m i n a l
p e m a n f a a t l i s t r i k . P e r u b a h a n t e g a n g a n d a p a t d i h i t u r r 6 im e n g g u r - r a k a n
rumus I yang
diberikan dalam Sub-ayatA I.l Lampiran A.
Seperti yang diturrjukkan dalam butir a) Ayat A2, di rnana pembukaan dan
P e n u t u p a ns a k l a r t e r l a l u s e r i n g t e r h a d a p p e r u b a h a n t e g a r r g a n y . t n g d i u k u r , d a l a m
keadaan tertentu irrterval dapat diperpanjang dengan mengunci peralatan kontrol
asal proses ini tidak mengubah arus yang diambil oleh pqmanfaat listrik.

- 3 9 -
SPLN 7 521987

Bilamana kontrol bekerja pada resistans yang praktis non-induktif, perubahan


tegangan dapat ditentukan dengan menggunEkan rangk-ian yang disederhanakan
untuk pengukuran (lihat Gambar 8a dan 8b, halaman 45).
- Gambar 8a : Pemanfaat listrik fasa tunggal
- Gambar 8b : Pemanfaat listrik fasa tiga yang seimbang tanpa sambungan ke
netral.

Ilustrasi secara diagram. Nilai R.l\{.S. harus


dipakai untuk penilaian fluktuasi tegangan.
- Q,'l 5
I
u l I T
I t
t r l
a
AUto i tf.
I
i
T'
lT.
=T :-r'l-o
/ \
ll -o
i/\/\ / \
I
i
t
t
l
a

I
!
I
\
f=<
II

l - tegangan sesaat jaringan frekuensi : 50 Hz


2 - fluktuasi tegangan sinus besarnya AUrO
Gambar I. Fluktuasi tegangan sinus, frekuensi l0 Hz

AU r @
I l.t't
iau ?

I - perubahan tegangan besarnya AU


Catatan - tujuh perubahan ditunjukkan dalam gambar.
2 - lama perubahan tegangan
3 = selan8 perubahan tegangan

Gambar 2. Ilustrasi perubahan tegangan puncak

-40-
SPLN 75:1987

I
I
I
3 ra .-
Gamba a ) s u a t u d e r e t p e r i o d 1s y a n g t e r k o m p o ssii
: : l ] ' p e r u b a h a nt e g a n g a nr e k t a n g u l a r b e r a t u r a n .

+
I f - n n ' - L-,-rr y
| Ll ll

G a m b a3r b . - J e n i s b ) s u a t u d e r e t t e r k o m p oss'ii p e r u b a h a snt e p d a r i


t e g a n g a ny a n g t a k b e r a t u r a nd a la mw a k t u . B e s a r n y d
aa-
p a t s a m aa t a u t i d a k d a n j u g a a r a h p o s i t i f a t a u n e g a t i f .

G a m b a3r c . - J e n i r g ) su a t u d e r e t t e r k o m p o s i s iO u r i p e r u b a h a nt e g a n g u n
y a n g D rs a a t a u t i d a k t e r m a s u kb e b e r a p ap e r u b a h a ns t e p .

,l

G a m b a3r d . - J e n r s d ) p e r u b a h a rne g a n g a na c a k a t a u t e r u s - m e n e r u s
yang terkomposi .

G a m b a3r. - B e b e r a p ial u s t r a s i d a r j b e n t u k g e l o m b a n pg e r u b a h a nt e g a n g a n .

4t
SPLN 7 52L987

d.e 5.0

=l r i l5
--r-l
,.
'a0 l i i l I
I

+J I 'r.
11: l'''
rl I
;Y i i l o l i i
l f C .
| l l
i i i
v r i
C ;
r O l

\) irn
\
! - . v
? i
i l

ilil
I
=
(-
o
-c
lq.
\
t\
i i

n !
i i i i l i l l

r n
nai
na
0 85'
0.8
0.75

I t l I r t t l l l | l
0.65'
06'
nci t l
l t l i l l l l l t l
0{5

0.{
l t i i l
i t i i l
n't

ii
il
! i
I

6 - 6 A 6 4 n G d
c:^?^b s9-9 10 nP *9,"919 e?.o9 ^9^9^o ^Q^o
+9 ie r v v/-v
T r 9- €i <c"\y
1- b- cr"

l t t i
J u mal h p e lu b ah a n t e g a n g
t
an n p rI
i.v

A ^ A A
qP q|q?q9q3.o
6f s.
ao"t oS otlofof * 1o 19 b"bY 1'.o-
Q:

J u m al h p e r u b a h a nt e g a n g a nc e r d et i l <

G a m b a4r a - B e s a rr n a kism u mp r o s e n t a s ep e r u b a h a nt e g a n g a nA U / U( " 1 )y a n g d i i j i n k a n


b e r k aj t a n d e n o a nj u m la h p e r u b a h a nt e g a n g a np e r d e t ' ik a t a u p e r m e n ti .
l^-+-+-^
\-ct Lo Lclil. - i a t d a r i t i t ' ik - t i t i k k h u s u s .B a t a s 3 %p e r -
L i h a t T a b e l I I , u n t u k k o o r dn
u b a h a nt e g a n g a nm e n g g u n a k da an r r s a t u p e r L r b a h apne r J a m ( 0 . 0 1 6p7e r u b a h
a n p e r m e ntj ) s a m p a 0i . 7 6 p e r u b a h apne r m e ntj.

-42-
SPLN 75:1987

AU
P e r u b a h at e
n g a n g a rne l a t i f (ii
U )
O O o o o o o o O o O o o o o ( i o -
a v ^ f
; u 3 ; $ - g v v @ D @ @ o

I
iitl I
I

9r,
i\t \ ll I o\
.-)
(
l

t\l
l
l

rl H
]J
-$ al

oo
; (U
l-
o-
"3 rTl
o
o.rg
'' uo
(-
(o
Qs bo
P

IU

G
-o
) l-

.C,

lo

?5 |||l J
frt

-lo
J.c V)

l6
1.5. o
:c P

l-

(-
(U
?c L

'n.l
:J
+J

IU

*\to
llTt iI if
l-
nl

9o o(.
J+
1C l-

13.
rl t r t t l l l r 1
:o
.t:i'
Y5,

- 4 3 -
r
SPLN 7 5zl9ET

G a m b a5r .
K o n s t r u k s i k e s a m a ap
n e r u b a h a nt e g a n g a nJ e n i s b ) d a r i p e r u b a h a nJ e n i s c )

(84 + Fsf / ,lx^+&l!

G a m b a6r. P e r h i t u n g abl e s a r n y ap e r u b a h atne g a n g a np: e m a n f a al it s t r i k


f a s a - t u n g g as' la m p a2i 4 0V .

-44-
S P L N 75 : 1 9 8 7
I

I
I
II
-tt
7-'
o
'Ro I
-,i^!
Ltr,
I
\
S"i

G a m b a7r .
l ' is t r i k
P e r h it u n g a n b e s a r n y a p e r u b a h a nt e g a n g a nd i s e b a b k a no l e h q e m a n f a a t
gntara dua fasa sampa'i 4 1 5
r i s a - t u n ! g a 1y a n g t e r s a m b u n a

-45-
SPLN 75:1987

S a m b u n gaannt a r a f a s a d a n n e t r a l : $ , = t +
ft
S a m b u n g a n t a r a d u a f a s a t R M= \ | { T T

G a m b aBr a . - P e m a n f a al its t r i k f a s a t u n g g a l .

G a m b aBr ,b . - P e m a n f a al ti s t r i k f a s a - t i g a s e i m b a n g4 1 5 V .
S = s u m b e rs u p la i
Z S = ' i m p e d a ndsa l a m d a r i s u m b e rs u p la i
A = p e m a n f a al ti s t r i k y a n g d i u j i
V = v o lt m e t e r
R M =a i a t u u n t t u k u t "( s h u n t )

G a m b a8r . - R a n g k a ' i a sne d e r h a n au n t u k p e n g u k u r a np e r u b a h a nt e g a n g a n


u n t u k p e m a n f a alt' i s t r i k r e s i s t i f .

-46-
SPLN 7 521987

:'^1.*"
G a m b a9r . - J a r i n g a nr e f e r e n s u n t u k s u p l a i f a s a - t u n g g a d
l anfasa-tiga
d ' it u r u n k a nd a r i f a s a - t i g a , e m p a tk a w a t , - 2 S O / q OVO
.

n5v

230V

! tq'.,'

G a m b a1r 0 . - J a r i n g a nr e f e r e n s , f a s a - t u n g g a l ,s u p i a i t ' i g a k a r v a t ,I 1 5 / 2 3 0V .

-+7-

Anda mungkin juga menyukai