PASAL SATU
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1. Ruang Lingkup
Standar ini memuat seluruh persyaratan kerja dan persyaratan keselamatan yang harus
diperhatikan dan ditaati untuk dapat melaksanakan pekerjaan pada instalasi listrik dalam
keadaan bertegangan selama pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
dari :
- Penggunaan tongkat operasi, gawai (device) untuk menguji bahwa sirkuit dalam
keadaan tidak bertegangan, atau gawai yang dirancang untuk melakukan pemeriksaan
dalam keadaan bertegangan dalam kondisi yang sudah dibenarkan.
SPLN 82-1:1991 1
Pekerjaan dalam keadaan bertegangan yang dilaksanakan dalam lingkup standar ini
hanya boleh dipercayakan kepada personel yang bertanggung jawab kepada
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA (PLN) atau kontraktor yang diserahi
pekerjaan pembangunan atau pemeliharaan instalasi listrik untuk PLN. Kontraktor harus
menaati ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam standar ini.
2. Tujuan
Tujuan standar ini adalah untuk memberikan pegangan yang terarah dalam segi
keamanan dan keselamatan kerja bagi pelaksanaan pekerjaan listrik dalam keadaan
bertegangan pada instalasi milik PLN.
Pegangan yang dimaksud mencakup kategori instalasi/tegangan, cara kerja, alat –alat
yang dipakai dan lingkungan kerja untuk pekerjaan dalam keadaan bertegangan.
PASAL DUA
ISTILAH, DEFINISI DAN KETENTUAN
- Instalasi Lisrik diklasifikasikan sesuai tegangan minmal (r.m.s. dalam hal arus
bolak balik (a.c.)). Tegangan nominal harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : dalam operasi normal, tegangan tertinggi (r.m.s. dalam hal a.c.) yang
terdapat antara dua penghantar atau antara penghantar dan bumi tidak boleh
melebihi 10% di atas tegangan nominal tersebut.
SPLN 82-1:1991 2
- Instalasi Kategori III (Instalasi tegangan Tinggi-TT) – Instalasi yang tegangan
nominalnya melebihi 35.000 V
4. Kepala Operasi
Kepala Operasi adalah seorang pegawai yang secara tertulis ditunjuk sebagai penanggung
jawab atas satu atau sejumlah instalasi yang batas – batasnya ditetapkan dengan jelas.
Dalam hal ini Kepala Operasi yang dimaksud adalah Kepala Unit.
Pegawai tersebut dapat diberi wewenang untuk melimpahkan sebagian atau seluruh
tanggung jawabnya kepada pegawai lain yang bersangkutan dengan tugas – tugas
pekerjaan instalasi bertegangan.
Setiap instalasi harus ditempatkan di bawah tanggung jawab Kepala Operasi. Selanjutnya
Kepala Operasi berarti yang bersangkutan sendiri atau orang yang mendapat pelimpahan
tanggung jawab atas pekerjaan pada instalasi yang dikerjakan dalam keadaan
bertegangan.
Pengawas Pekerjaan bertegangan adalah seorang pegawai yang secara efektif memimpin
pekerjaan dan oleh karena itu bertanggung jawab atas tindakan – tindakan mengenai
keselamatan di lokasi.
Pegawai tersebut dipilih dari pegawai PLN atau pegawai kontraktor yang memiliki latar
belakang pengetahuan dan kemampuan teknis dan ditunjuk secara tertulis oleh
perusahaan untuk memimpin pekerjaan instalasi bertegangan di lokasi tersebut.
Pengawas Pekerjaan dinedkan dari pegawai lainhya oelh warna hemlnya yaitu merah dan
ban yang dipasang pada lengan kiri berwarna merah dan ia ahrus merupakan satu-satunya
orang yang mengenakan helm dengan warna tersebut di lokasi. Pekerja instalasi
bertegangan memakai helm warna biru.
Berlakunya SP3B tersebut ahrus dibatasi untuk satu hari atau beberapa hari atau selama
masa yang diperlakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
SPLN 82-1:1991 3
7. Surat Perintah Melaksanakan Pekerjaan Bertegangan (SP3B)(2)
Catatan : SP2B berlaku hingga dibatalkan atau diganti dengan SP2B yang lain.
8. Keadaan Cuaca
8.2. Kabut
SPLN 82-1:1991 4
8.4. Angin Kencang
Untuk komponen hantar tertentu (penghantar fase atau struktur hantar dari jenis apa
saja ), yang potensialnya berbeda dari potensial pekerja, jarak aman minimum di udara D
merupakan jumlah dari jarak tegangan dan jarak lindung.
Jarak tegangan adalah jarak antara fase ke bumi “ t ” atau jarak antara fase ke fase “
T “ sesuai kasusnya.
Jarak ini merupakan jarak minimum teoritis yang harus diperhatikan untuk
menghindari setiap bahaya loncat denyar (flashover ) dalam kondisi tanpa gawai
pengaman yang memadai.
Untuk berbagai tegangan nominal yang lebih umum dipergunakan, jarak fase ke bumi
“ t “ dan jarak tegangan fase ke fase “ T “ yang dinyatakan dalam meter dapat dilihat
pada Tabel I berikut ini, dengan “ U “ sebagai tegangan nominal sistem yang
dinyatakan dalam kV :
U ( kV ) t(m) T(m)
0 0
Kategori I
0,10 0,30
Kategori II 22
0,20 0,40
30
0,30 0,50
Kategori III 66
0,80 1,30
150
1,50 2,60
275
2,90 5,70
500
SPLN 82-1:1991 5
Untuk kategori III, jarak “ t “ dan “ T “ pada Tabel I sesuai dengan ketentuan – ketentuan
umum berikut ini :
- Rasio tegangan lebih berkisar antara 1,9 dan 2,5 terhadap tegangan nominalnya.
- Tidak ada komponen atau pekerja yang dapat mengubah atau pekerja yang dapat
mengubah medan listrik yang terjadi antara fase ke bumi atau fase ke fase.
Apabila menyimpang dari ketentuan – ketentuan umum tersebut, maka jarak “ t ” dan “ T
” akan berbeda dan biasanya lebih penting untuk diperhatikan.
Jarak lindung “g” ini bertujuan agar pekerja tidak usah selalu memikirkan perihal
penyesuaian jarak tegangan sehingga dengan demikian dapat mencurahkan seluruh
perhatiannya pada pekerjaan dan sekaligus melindunginya terhadap akibat gerakan yang
tidak disengaja.
Besarnya jarak lindung adalah 0,30 m untuk kategori I dan 0,50 m untuk kategori II dan
III.
Jarak lindung dapat dikurangi dengan cara – cara khusus yang ditetapkan dalam
Persyaratan Kerja ( lihat ayat 20 ), baik untuk membatasi gerakan yang tidak disengaja
(misalnya. memasang penyekat ) atau untuk menghindarkan akibat gerakan yang tidak
disengaja tersebut (misalnya. menggunakan sarung tangan ).
Untuk berbagai tegangan nominal yang lebih umum dipergunakan, jarak aman minimum
“D” ( fase ke fase ) dan “d” (fase ke bumi ) tanpa ketentuan khusus dalam persyaratan
kerja dapat dilihat pada Tabel II berikut ini :
SPLN 82-1:1991 6
Tabel II – Ketentuan Jarak Aman Minimum
d (m) D ( m )
U ( kV )
Fase ke bumi Fase ke fase
Kategori II
22 0,60 0,80
30 0,70 0,90
Kategori III
66 0,80 1,00
150 1,30 1,80
275 2,00 3,10
500 3,40 6,20
Jarak “D” dan “d” tersebut berlaku dalam kondisi yang sama seperti pada jarak “t” dan
“T”.
Walaupun jarak aman minimum dipenuhi, namun pekerja harus selalu berada sejauh
mungkin dari komponen – komponen yang berbeda potensial dengan potensial dirinya
sehingga memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan.
Daerah terlarang bagi pekerja adalah daerah yang tidak dapat dimasuki tanpa
perlindungan yang sesuai dengan tingkat tegangannya dan hanya dapat dimasuki dengan
perkakas atau perlengkapan yang memadai untuk pekerja dalam keadaan bertegangan.
Daerah terlarang bagi pekerja adalah semua titik yang terletak pada jarak kurang dari
jarak tegangan “t” atau “T” sebagaimana ditetapkan pada ayat 9 atau dari penghantar
telanjang atau yang berisolasi tidak sempurna (atau struktur bertegangan ) dan apabila
potensialnya berbeda dari potensial pekerja.
Daerah terlarang dapat dipersempit sesuai syarat – syarat yang terkandung dalam
persyaratan kerja dengan menggunakan sebuah gawai (pelindung, penyekat dan
sebagainya) yang dirancang dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
timbulnya bahaya busur api atau sentuhan antara pekerja dan penghantar (atau struktur
bertegangan) yang potensialnya berbeda dengan potensial pekerja.Daerah terlarang
tersebut dengan demikian dipersempit hingga ke ruang antara penghantar (atau struktur
bertegangan) dan gawai tersebut.
SPLN 82-1:1991 7
PASAL TIGA
HIRARKI, PELATIHAN DAN KEWENANGAN PEGAWAI
11. Hirarki.
Dalam setiap satuan pekerjaan instalasi bertegangan atau penyelenggara yang bertujuan
melaksanakan pekerjaan bertegangan lebih dahulu harus diberikan penjelasan singkat
tentang hirarki agar kondisi khusus untuk penerapan cara yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut dapat dipahami.
Pelatihan pegawai harus dilakukan oleh Pusdiklat PLN atau badan pendidikan yang
dinilai setaraf.
Program pelatihan pegawai tersebut harus mencakup praktek yang dilakukan pada
instalasi bertegangan.
Mereka yang bertanggung jawab atas praktek tersebut, pada akhir pelatihan harus
membuat penilaian mengenai kemampuan masing – masing pegawai dalam
menggunakan peralatan dan cara kerja yang telah diajarkan.
Pemberi pekerjaan (Kepala Unit di Satuan PLN ), setelah menerima penilaian tersebut di
atas dan dengan menilai perilaku orang yang bersangkutan dapat memberi kepadanya
sebuah Sertifikat Kewenangan yang sesuai (lihat contoh pada Lembaran 1A)
SPLN 82-1:1991 8
Berbagai tingkat kewenangan diuraikan dalam Pasal Tujuh, Delapan dan Sembilan.
- Pemindahan
- Perubahan jabatan
- Tidak melakukan pekerjaan pada instalasi bertegangan untuk jangka waktu yang
lama,
- Pembatalan medis
- Tidak mengindahkan peraturan yang mengatur bekerja dalam keadaan bertegangan.
Peninjauan ini setiap saat dapat mengakibatkan perubahan atau pencabutan kembali
Sertifikat Kewenangan tersebut.
PASAL EMPAT
CARA KERJA
Ada tiga cara kerja sesuai keadaan pekerja yang berkenaan dengan daerah terlarang
dalam hubungannya dengan penghantar (atau struktur bertegangan) yang sedang
dikerjakan.
SPLN 82-1:1991 9
15. Perlindungan Pekerja dari Penghantar (atau Struktur Bertegangan) selain yang
sedang ia kerjakan.
Pada ketiga cara tersebut di atas, perlindungan pekerja dari penghantar (atau struktur
bertegangan) selain yang sedang ia kerjakan, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Tetap tinggal di luar daerah terlarang yang bersangkutan, bila perlu daerah terlarang
ini dapat dipersempit dengan menggunakan gawai isolasi/penyekat yang memenuhi
syarat seperti tersebut dalam ayat 10.
b. Memenuhi daerah terlarang tersebut, hanya bila syarat – syarat yang ditetapkan
dalam ayat 10 telah dipenuhi.
PASAL LIMA
PERLENGKAPAN DAN PERKAKAS YANG KHUSUS DIRANCANG UNTUK
PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN
Perlengkapan dan perkakas harus memenuhi standar, atau apabila tidak ada, harus
sesuai dengan spesifikasi teknis. Standar atau spesifikasi teknis tersebut harus
menetapkan khususnya sifat isolasi dan bila perlu juga kekuatan mekanisnya.
Pengujian dapat dilakukan baik di pabrik atau di laboratorium yang telah disahkan
oleh LMK.
SPLN 82-1:1991 10
18.2. Pemeriksanaan dan Pengujian
Perlengkapan berisolasi harus diperiksa atau diuji secara teratur sesuai dengan
cara yang ditetapkan dalam Lembaran Teknik yang bersangkutan (ayat 19 ).
Dalam sertiap Organisasi atau Perusahaan, harus ada seorang pegawai yang cukup
mampu yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk menjamin agar pemeriksaan
dan pengujian dilakukan pada waktunya.
Di samping itu Pengawas Pekerjaan harus memastikan bahwa pekerja yang ada di
bawah perintahnya, masing – masing memastikan diri bahwa perlengkapan pribadinya
ada dalam keadaan baik yaitu : sabuk pengaman, sarung tangan, helm, perkakas dan
sebagainya. Khususnya, pengecekan sarung tangan berisolasi sesuai dengan cara yang
ditetapkan dalam Lembaran Teknik yang bersangkutan, harus dilakukan sebelum
memulai suatu pekerjaan.
Setiap penurunan/pemburukan sifat dari perlengkapan yang diamati harus segera diikuti
dengan panarikannya dari pemakaian, bersamaan dengan pemasangan sebuah label atau
tanda yang terlihat jelas. Pemulihan kembali ke keadaan dapat dipakai, harus dilakukan
dengan cara yang diuraikan dalam Lembaran Teknik. Apabila ternyata perlengkapan
tersebut tidak mungkin dipulihkan kembali ke keadaan dapat dipakai, maka
perlengkapan itu harus dimusnahkan.
SPLN 82-1:1991 11
PASAL ENAM
PERSYARATAN KERJA
Dokumen – dokumen PK tersebut harus disahkan oleh Direksi PLN atau oleh suatu
badan yang ditunjuk oleh Direksi PLN. (Lihat SPLN 82-2:1990).
c.Ciri – ciri khusus setempat mengenai pekerjaan di mana Pengawas Pekerjaan itu
mungkin akan terlibat.
Catatan :
Setiap Kepala Unit di Satuan PLN atau Pimpinan Kontraktor yang stafnya diminta
untuk melaksanakan pekerjaan bertegangan harus menyiapkan ketentuan yang perlu
untuk menetapkan :
- Wewenang khusus yang diberikan kepada staf bawahannya sehubungan dengan
keputusan untuk kerja bertegangan;
- Cara memeriksa kondisi di mana Persyaratan Umum ini ditetapkan.
PASAL TUJUH
PEKERJAAN PADA INSTALASI KATEGORI PERTAMA
(TEGANGAN RENDAH)
Berlaku untuk tegangan pengenal yang sama dengan atau kurang dari :
SPLN 82-1:1991 12
- 1.000 volt untuk arus bolak balik (a..c.)
- 1.500 volt untuk arus searah (d.c.)
Catatan : Dengan pengecualian instalasi tegangan sangat rendah ( lihat ayait 1 : Ruang
Lingkup ).
Tingkat kewenangan pegawai untuk pekerjaan pada instalasi dari kategori pertama
berdasarkan sertifikat kewenangan yang dimiliki adalah sbb :
a. Pada instalasi saluran udara di luar gedung dengan penghantar telanjang atau
penghantar berisolasi tidak penuh, yang memerlukan kehadiran satu atau dua
pekerja pemegang Sertifikat TR1 atau TR2 (tdak termasuk Pengawas
Pekerjaan) dan bila perlu dapat ditambah satu orang yang tidak memiliki
Sertifikat untuk bekerja sebagai pembantu;
b. pada instalasi kabel tertanam atau kabel dalam seluruh dan pada instalasi
saluran udara di luar gedung dengan penghantar berisolasi, yang memerlukan
kejadiran seorang Pengwas Pekerjaan, pemegang Sertifikat Kewenangan TR2
atau TR3 ditambah satu atau dua orang yang mempunyai atau tdak
mempunyai Sertifikat Kewenangan, tergantung pada sifat pekerjaannya.
SPLN 82-1:1991 13
memerlukan kahadiran lebih dari dua orang bersertifikat (tdak termasuk
Pengawas Pekerjaan) untuk membantu bekerja dalam keadaan bertegangan dan
dapat ditambah seperlunya dengan beberapa orang yang tidak bersertifikat untuk
membantu pekerjaan tersebut.
Catatan :
Yang dimaksud dengan orang yang tidak mempunyai sertifikaat kewenangan
untuk membantu pekerjaan dalam keadaan bertegangan adalah orang yang
melaksanakan pekerjaan yang dapat dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan
misalnya penggalian, penggelaran, penyiapan kabel, pekerjaan persiapan dan
pelayanan yang masuk dalam bagian pekerjaan bertegangan. Dalam keadaan
bagaimanapun juga orang – orang tersebut tidak boleh bekerja pada perlengkapan
bertegangan.
24.1. Instalasi Saluran Udara dari Kategori Pertama dengan Penghantar Telanjang atau
dengan Penghantar Berisolasi tidak Penuh Pasangan Luar.
a) Keadaan Cuaaca.
Kabut 3) 3) 3)
Badai Petir 4) 4) 4)
Angin kencang 5) 5) 5)
Keterangan :
SPLN 82-1:1991 14
Apabila keadaan cuaca mengakibatkan dihentikannya pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, para petugas haruslah meninggalkan tempat bekerja, tetapi membiarkan
gawai isolasi tetap terpasang pada tempatnya; dan para petugas harus memastikan
bahwa lokasi kerja aman terhadap keselamatan masyarakat umum. Apabila keadaan
tersebut diatas diperkirakan akan berlangsung lama, Pengawas Pekerjaan harus
melaporkannya kepada Kepala Operasi.
b) Kerja Sentuhan
Dalam hal kerja sentuhan, pekerja harus mengenakan sarung tangan isolasi dari
jenis yang sesuai. Disamping itu, penghantar telanjang atau penghantar berisolasi
tidak penuh yang mungkin dapat tersentuh olehnya, harus ditutup. Secara umum,
penghantar yang mungkin dapat tersentuh harus ditutup dengan tutup isolasi yang
sesuai.
c) Kerja Berjarak.
Dalam hal kerja berjarak, jarak aman minimum yang harus ditaati antara pekerja
dan penghantar telanjang atau antara pekerja dan penghantar berisolasi tidak penuh
tidak boleh kurang dari 0,3 m.
Apabila jarak minimum ini tidak dapat dicapai, penghantar tersebut harus ditutup
dengan tutup isolasi yang sesuai.
d) Kerja Potensial.
Dalam hal kerja potensial, pekerja harus mengisolasi dirinya terhadap tanah,
terhadap konstruksi yang bersifat penghantar dan terhadap penghantar di sekitar
tempat bekerja.
24.2. Instalasi Saluran Udara Kategori Pertama dengan Penghantar Berisolasi Pasangan
Luar.
a) Keadaan Cuaca
Ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam sub-ayat 24.1 (a) harus dipenuhi.
b) Kerja Sentuhan
Dalam hal kerja sentuhan, pekerja harus menggunakan sarung tangan isolasi dari
jenis yang sesuai.
Disamping itu ia harus memastikan bahwa isolasi penghantar selain dari yang
sedang dikerjakan, dalam keadaan baik, jika tidak demikian harus ditutup dengan
tutup isolasi yang sesuai.
SPLN 82-1:1991 15
c) Kerja Berjarak
Dalam hal kerja berjarak, tidak ada jarak aman minimum yang perlu ditaati bila
isolasi penghantar dalam keadaan baik.
Jika tidak demikian, pekerja harus mentaati jarak aman minimum sejauh 0,30 meter
dari penghantar yang isolasinya dalam kondisi buruk atau harus menutupi
penghantar tersebut dengan tutup isolasi yang sesuai.
d) Kerja Potensial
Dalam hal kerja potensial, pekerja harus mengisolasi dirinya terhadap tanah,
terhadap konstruksi yang bersifat penghantar dan terhadap penghantar di sekitar
tempat ia bekerja.
24.3. Instalasi Kategori Pertama dengan Kabel Tanah yang Ditanam atau
Dalam Saluran.
a) Keadaan Cuaca
Dalam keadaan cuaca basah pekerjaan tidak boleh dilaksanakan atau
diselesaikan, kecuali bila lokasi kerja terlindung dari cuaca basah dan tetesan
air, dan apabila diterangi dengan cahaya yang cukup.
Dalam hal terjadi badai petir, pekerja tidak boleh dilaksanakan mapun
diselesaikan.
b) Persyaratan Kerja
Kabel yang akan dikerjakan harus dapat dipastikan lokasinya oleh Kepala
Operasi di hadapan Pengawas Pekerjaan dan bila perlu, diberi satu atau lebih
tanda yang tahan lama untuk menghindari keraguan selama pelaksanaan
pekerjaan.
Dalam hal terdapat gangguan pada kabel dari sistem kategori Pertama, sebelum
memberi tegangan uji yang lebih tinggi dari tegangan operasi pada kabel
tersebut, Kepala Operasi harus memastikan bahwa tidak dilakukan pekerjaan
SPLN 82-1:1991 16
bertegangan pada kabel tersebut dan apabila hal itu ternyata dilakukan, harus
melarangnya untuk selama berlangsungnya pengujian.
c) Kerja Sentuhan.
Dalam hal kerja sentuhan, pekerja harus menggunakan sarung tangan isolasi
dari jenis yang sesuai dan bila perlu menambah pengaman tersebut dengan cara
seperti yang diuraikan dalam perintah kerja.
Disamping itu, pekerja harus menutupi konstruksi yang bersifat penghantar
yang dapat tersentuh badan, dengan menggunakan tutup isolasi yang sesuai
selama bekerja pada penghantar bertegangan.
d) Kerja Potensial.
Dalam hal kerja potensial dengan tangan telanjang atau dengan sarung
tangan bukan dari bahan isolasi, maka para pekerja yang sedang melaksanakan
pekerjaan harus memberi pelindung isolasi atau sekat isolasi yang sesuai di
daerah kerja pada :
Disamping itu setiap orang yang akan bersentuhan dengan seorang pekerja, baik
secara langsung atau melalui perkakas atau benda lain, harus menggunakan sepatu
karet (sepatu berisolasi) dan sarung tangan berisolasi.
a) Keadaan Cuaca
Dalam hal terjadi badai petir, pekerjaan tidak boleh dilaksanakan maupun
diselesaikan.
b) Persyaratan Kerja.
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam gedung, tetap harus mengikuti ketentuan yang
ditetapkan untuk instalasi udara (Sub-ayat 24.1 dan 24.2). Namun penggunaan
sepatu karet (atau sepatu berisolasi hanya diharuskan apabila lantai ruang tempat
pekerjaan dilaksanakan bersifat penghantar, baik alami atau karena kelembaban.
Catatan :
Panel – panel meter yang terletak di dalam kubikel pasangan luar dan berada
dekat gedung, baik yang berada pada batas bangunan maupun yang menempel
pada gedung itu sendiri, dianggap sebagai bagian dari instalasi pada kategori ini.
Dalam hal khusus ini, keadaan cuaca adalah sebagaimana ditetapkan di muka bagi
instalasi udara (sub-ayat 24.1 dan 24.2). Penggunaan sepatu karet (atau sepatu
berisolasi) merupakan kaharusan.
SPLN 82-1:1991 17
25. Perlengkapan Dan Perkakas.
Pemeriksaan dan pengujian ulang memiliki periode waktu antara tanggal saat
perlengkapan itu dapat dipakai setelah dilakukan pemeriksaan pengujian dan
tanggal diadakannya pengujian atau pemeriksaan berikutnya. Periode waktu
tersebut harus diperiksa oleh orang yang diberi kewenangan yang khusus
ditugaskan untuk maksud itu di setiap satuan PLN atau Perusahaan.
SPLN 82-1:1991 18
- Jika dapat, Pengawas Pekerjaan memilih cara kerja paling sesuai untuk
tugas yang akan dilaksanakan;
- Jika tidak dapat, Pengawas Pekerjaan melaporkannya kepada Kepala
Operasi.
Pengawas Pekerjaan harus memberi pengarahan dan pengawasan yang tepat dan
bertanggung jawab atas semua langkah yang diambil untuk keselamatan di
lokasi. Apabila luasnya pekerjaan tidak memungkinkan untuk diawasi sendiri,
Pengawas harus menunjuk untuk mewakilinya :
- Seorang pekerja yang harus memiliki Sertifikat Kewenangan TR2 atau TR3
apabila pengawasan menyangkut pekerja;
- Atau seseorang yang tidak memiliki Sertifikat khusus jika menyangkut hal –
hal lain (keamanan jalan masuk).
SPLN 82-1:1991 19
Pada waktu pekerjaan selesai, Pengawas Pekerjaan harus memeriksa bahwa
pekerjaan telah dilakukan dengan baik.
PASAL DELAPAN
PEKERJAAN PADA INSTALASI KATEGORI KEDUA DAN KETIGA
(TEGANGAN MENENGAH, TINGGI DAN SANGAT TINGGI)
Tingkat kewenangan pegawai untuk bekerja pada instalasi Kategori Kedua atau Ketiga
adalah sebagai berikut :
SPLN 82-1:1991 20
(tidak termasuk Pengawas Pekerjaan) dan dapat ditambah dengan satu orang
yang tidak bersertifikat untuk bekerja sebagai pembantu.
29.1. Instalasi Saluran Udara Kategori Kedua atau Ketiga dengan penghantar Telanjang
Pasangan Luar.
a) Keadaan Cuaca
TEGANGAN
KEADAAN KERJA BERJARAK (1)
PENGENAL KERJA SENTUHAN
CUACA KERJA POTENSIAL
( KV )
Tidak boleh dikerjakan
U ≤ 35
Cuaca sedikit atau diselesaikan Pekerjaan dapat dilaksanakan
absah dan diselesaikan
U > 35 Dilarang
Tidak boleh dikerjakan tetapi
Tidak boleh dikerjakan
U ≤ 35 yang sedang dikerjakan dapat
Cuaca sangan atau diselesaikan
diselesaikan
basah
Tidak boleh dikerjakan atau
U > 35 Dilarang
diselesaikan
Tidak boleh dikerjakan tetapi
Tidak boleh dikerjakan
U ≤ 35 yang sedang dikewrjakan dapat
Kabut atau diselesaikan
diselesaikan
U > 35 Dilarang Tidak boleh dikerjakan
Tidak boleh dikerjakan
U ≤ 35
atau diselesaikan Tidak boleh dikerjakan atau
Badai petir
diselesaikan
U > 35 Dilarang
Tidak boleh dikerjakan
U ≤ 35
Angin kecang atau diselesaikan Tidak boleh dikerjakan atau
(2) diselesaikan
U > 35 Dilarang
SPLN 82-1:1991 21
Keterangan :
(1) Membersihkan instalasi dilarang dalam saluran kasus diatas (cuaca sedikit basah atau
sangat basah, kabut, badai petir dan angin kencang)
b) Kerja Sentuhan
Kerja sentuhan hanya diijinkan untuk tegangan kurang dari atau sama dengan 35 kV
Dalam hal kerja sentuhan, pekerja harus mengenakan sarung tangan isolasi, pelindung
lengan dan bila perlu, dilindungi dengan penghalang berisolasi, seperti keranjang
(bucket) dan sebagainya.
c) Kerja Berjarak
Dalam hal tidak ada gawai pelindung yang dapat mencegah resiko sentuhan atau
terjadinya busur listrik (arcing) dari suatu komponen hantar yang potensialnya
berbeda dengan potensial pekerja, jarak aman minimum (dalam meter) yang harus
ditaati adalah sebagaimana ditetapkan dalam Ayat 9.
d) Kerja Potensial
SPLN 82-1:1991 22
Sebelum menyentuh penghantar bertegangan pekerja harus menghubungkannya
secara listrik ke dasar logam dalam keranjang (bucket) atau dasar logam pada gawai
isolasi yang bersangkutan untuk memastikan bahwa ia berada pada potensial yang
sama.
Dalam hal bila pekerja melaksanakan kerja potensial, pemakaian sarung tangan
berisolasi dilarang, tetapi setiap pekerja harus mengenakan sepatu khusus
bertelapak penghantar (conducting sole) dan pakaian konduktif.
Catatan :
Dalam hal instalasi bertegangan kurang dari atau sama dengan 35 kV, cara kerja ini harus
memperhatikan jarak aman minimum atau dengan memberi tutup isolasi yang sesuai pada
penghantar atau struktur bertegangan disekitarnya yang potensialnya berbeda dengan dirinya.
29.2. Instalasi Saluran Udara Kategori Kedua dengan Penghantar Berisolasi Pasangan
Luar.
a) Keadaan cuaca
Ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam Sub-ayat 29.1 (a) harus ditaati.
b) Kerja Sentuhan
Pekerjaan hanya akan diijinkan pada perlengkapan bertegangan pada kabel
berinci tunggal atau yang serupa (1) di mana tegangan pengenal ke tanah adalah
14.5 kV atau kurnag, atau 25 kV antara fase pada sistem tiga fase.
------------------
(1) Kabel pra-rakitan disampaikan dengan kabel berinci satu untuk maksud pekerjaan pada ujungnya bila fase-
fasenya telah dipisahkan sejarak sedikitnya sama dengan yang ditetapkan dalam Lembaran Teknik dan
Metode Operasi.
Ketentuan lain yang tercantum dalam Sub-ayat 29.1 (b) harus pula ditaati.
c) Kerja Berjarak
Kerja berjarak hanya dapat diijinkan pada kabel berinci tunggal atau yang
dianggap sejenisnya dalam Sub-ayat 29.1 (c)
d) Kerja Potensial
Kerja potensial dapat dilaksanakan dari keranjang berisolasi (bucket) atau dari
gawai isolasi yang sesuai untuk tingkat tegangan tersebut.
Ketentuan yang tercantum dalam Sub-ayat 29.1 (d) harus ditaati.
29.3. Instalasi Kategori Kedua dengan Kabel Tanah yang ditanam atau dalam
Saluran
Kerja bertegangan hanya dapat diijinkan pada kabel berinci tunggal yang memiliki
tegangan ke tanah kurang dari atau sama dengan :
SPLN 82-1:1991 23
- 3,5 kV (atau 6 kV antar fase) apabila kabel tersebut berselubung konduktif atau
berpelindung logam.
- 14,5 kV (atau 25 kV antar fase pada sistem tiga fase) apabila kabel tersebut
tidak berselubung konduktif maupun tidak berpelindung logam.
a) Keadaan Cuaca
Dalam hal terjadi cuaca basah, pekerjaan tidak boleh dilaksanakan atau diselesaikan,
kecuali apabila lokasi kerja terlindung dari cuaca basah dan tetesan air dan apabila
diterangi dengan cahaya yang cukup.
Dalam hal terjadi badai petir, pekerjaan tidak boleh dilaksanakan atau diselesaikan.
b) Persyaratan Kerja.
Kabel yang akan dikerjakan harus dapat dikenal dengan pasti di lokasi kerja oleh
Kepala Operasi dihadapan Pengawas pekerjaan dan bila perlu, diberi satu atau lebih
tanda yang tahan lama untuk menghindari keraguan selama pelaksanaan pekerjaan.
c) Kerja Sentuhan
Kerja sentuhan hanya diperkenankan bilamana pekerja mengenakan sarung tangan
berisolasi dari jenis yang sesuai, bila perlu dilindungi dengan sarung lengan
pelindung dan harus menggunakan perkakas berisolasi. Di samping itu pekerja harus
memakai pelindung lengan dan sepatu karet (atau sepatu berisolasi) dengan pelindung
lutut berisolasi.
SPLN 82-1:1991 24
Di samping itu, setiap orang yang mungkin bersentuhan dengan seorang pekerja, baik
langsung atau melalui perkakas atau suatu benda, harus mengenakan sapatu karet
(atau sepatu berisolasi) dan sarung tangan bersisolasi dari jenis yang sesuai.
a) Keadaan Cuaca
Dalam hal terjadi badai petir, pekerjaan tidak boleh dilaksanakan atau diselesaikan
b) Persyaratan Kerja
Pekerjaan yang dilaksanakan di dalam gedung, tetap harus mengikuti ketentuan –
ketentuan seperti yang ditetapkan sebalumnya untuk instalasi pasangan luar (Sub-
ayat 29.2), kecuali yang bersangkutan dengan keadaan cuaca.
Namun demikian, dalam hal – hal tertentu, tali dari bahan sintetik dapat
digunakan tanpa ikal isolasi asal persyaratan mengenai kebersihan,
SPLN 82-1:1991 25
pemeriksaan dan pemeliharaan tali tersebut sebagaimana tercantum dalam
Lembaran Teknik yang bersangkutan ditaati.
Setiap pekerja yang bekerja pada instalasi bertegangan Kategori Kedua atau
Ketiga berhak menerima perlengkapan perorangan.
Tidak ada pekerja yang boleh ikut serta untuk melaksanakan pekerjaan
bertegangan pada instalasi Kategori Kedua atau Ketiga apabila pekerja
tersebut tidak membawa semua perlengkapan perorangan sebagaimana
ditetapkan dalam Persyaratan Kerja (PK) dan Lembaran Teknik Metode
Operasi (LT – MO) yang harus diterapkannya.
Pemeriksaan dan pengujian ulang memiliki periode waktu antara tanggal saat
perlengkapan itu dapat dipakai setelah dilakukan pemeriksaan atau pengujian
dan tanggal diadakannya pengujian atau pemeriksaan berikutnya. Periode
waktu tersebut harus diperiksa oleh orang yang diberi kewenangan yang
khusus ditugaskan untuk maksud itu di setiap satuan PLN atau perusahaan.
Jika tidak dapat, Pengawas Pekerjaan melaporkan hal ini kepada Kepala
Operasi.
b) Tindakan Pendahuluan
SPLN 82-1:1991 26
Kepala Operasi pertama-tama mengambil tindakan khusus agar perlengkapan
memenuhi Syarat Operasi Khusus ( S O K )
- Tindakan khusus yang sesuai untuk sifat dan tingkat tegangan instalasi dan
untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Di samping itu perlu membentuk komunikasi dengan lokasi kerja (radio, telpon
….) untuk memungkinkan setiap manuver (switching) darurat.
Komunikasi ini harus dimungkinkan dari lokasi kerja atau tempat terdekat.
Tetapi apabila komunikasi tersebut tidak dapat dibentuk, pekerjaan tetap dapat
dilaksanakan asal perlindungan terhadap pekerja dapat dijamin dengan sebuah
gawai yang bila diperlukan, memungkinkan instalasi dapat dimatikan dari loaksi
kerja.
Apabila tindakan – tindakan tersebut telah diambil, Kepala Operasi dapat
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan kewenangan untuk bekerja dalam
keadaan bertegangan.
SPLN 82-1:1991 27
Pada kesempatan ini Pengawas Pekerjaan harus memastikan bahwa setiap anggota
regunya telah mengerti benar bagian pekerjaan masing – masing dan cara bagian ini
dipadukan seluruh pekerjaan.
- Seorang pekerja yang sudah memiliki sertifikat kewenangan TT2 atau TT3
apabila pengawasan menyangkut pekerja;
-
- Atau seorang pekerja yang memegang sertifikat kewenangan TT1, atau bahkan
seseorang yang tidak memiliki sertifikat khusus untuk bekerja dalam keadaan
bertegangan pada perlengkapan Kategori Kedua atau Ketiga apabila hanya
menyangkut keamanan jalan masuk.
Perlu diperhatikan bahwa Pengawas Pekerjaan harus mengeluarkan dari lokasi kerja
setiap pekerja yang berperilaku tak normal (karena sakit, obat-obatan atau alkohol)
dan melarang setiap penggunaan minuman keras selama pekerjaan berlangsung.
SPLN 82-1:1991 28
PASAL SEMBILAN
PEKERJAAN PADA INSTALASI KONTROL
DAN TELEKOMUNIKASI SERTA PENGUJIAN LISTRIK
32. U m u m
Pada sirkuit tertentu dalam instalasi kontrol dan telekomunikasi maupun pada waktu
dilakukan pengujian listrik pada perlengkapan distribusi, mungkin terdapat atau
mungkin timbul tegangan yang lebih tinggi dari batas Kategori Pertama (tegangan
r.m.s. di atas 1.100 V arus bolak balik atau 1.650 V arus searah, yang berasal dari 10%
toleransi pada tegangan nominal).
Karena keadaan ini dan karena sifat khusus pekerjaan yang dilaksanakan dalam
keadaan bertegangan pada sirkuit tersebut dan karena pengujian listrik tersebut diatas,
maka spesialis yang bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut harus memiliki salah
satu Sertifikat Kewenangan yang tersebut pada Ayat 33.
SPLN 82-1:1991 29
Pekerjaan dipercayakan kepada Pengawas Pekerjaan :
- Stelah penyerahan kewenangan untuk bekerja dalam keadaan bertegangan
(SP3B) dan
- Dalam lingkup perintah untuk bekerja dalam keadaan bertegangan (SP2B).
Perlengkapan isolasi dan perkakas berisosali harus disimpan dan diangkut sesuai
dengan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Lembaran Teknik yang
bersangkutan. Pengawas Pekerjaan harus memastikan bahwa persyaratan tersebut
ditaati.
Setia pekerja yang berwenang untuk bekerja pada instalasi kontrol dan telekomunikasi
harus diperlengkapi dengan perlengkapan perorangan.
Pada umumnya pekerjaan dilaksanakan dalam lingkup suatu perintah kerja khusus yang
menunjukkan pekerjaan mana yang dapat diputuskan oleh Pengawas Pekerjaan (atau
pekerja yang bekerja sendiri) tanpa perlu memperoleh wewenang untuk bekerja dari
Kepala Operasi.
Pengawas Pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi pekerjaan memilih cara kerja yang
paling sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan di antara cara – cara kerja yang
berlaku yang disesuaikan terhadap instalasi untuk bekerja dalam keadaan bertegangan.
Untuk suatu pekerjaan yang dilaksanakan dalam gardu induk atau pusat listrik di mana
terdapat instalasi Kategori Kedua atau Ketiga, Pengawas Pekerjaan memberitahu
SPLN 82-1:1991 30
Kepala Operasi dengan pesan tertulis mengenai dimulainya dan selesainya pekerjaan
tersebut.
Perlu diperhatikan agar Pengawas Pekerjaan mengeluarkan dari lokasi kerja setiap
pekerja yang kedapatan berperilaku tak normal (karena sakit, obat-obatan atau alkohol)
dan melarang setiap penggunaan minuman karas selama pekerjaan berlangsung.
PASAL SEPULUH
KESELAMATAN KERJA DAN ASURANSI
37.1. Standar ini mengatur cara kerja peralatan kerja untuk Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan dengan memperhatikan keselamatan kerja.
37.2. Semua peralatan keselamatan kerja yang ada kaitannya dengan kelistrikan
berlaku pula untuk Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.
38. Asuransi
38.1. Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan adalah pekerjaan beresiko tinggi, oleh
karena itu untuk para pelaksana pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan perlu
mendapat asuransi pekerjaan dalam keadaan bertegangan yang diatur tersendiri.
38.2. Bagi para pelaksana pekerjaan dalam keadaan bertegangan selain asuransi bagi
pekerjaan dalam keadaan bertegangan juga berlaku asuransi bagi pegawai PLN
umumnya.
SPLN 82-1:1991 31
L A M P I R A N
Contoh Dokumen
SPLN 82-1:1991 32
CONTOH DOKUMEN : 1A
HALAMAN : 2 ( lanjutan)
CATATAN :
1. Lihat di balik untuk perintah mengenai persiapan
dan penyerahan sertifikat kewenangan
KETERANGAN :
I. - Sertifikat Kewenangan ini harus dibuat dan ditandatangani oleh pemberi kewenangan dan
diserahkan kepada yang bersangkutan yang juga harus menandatanganinya.
- Huruf kedua R, T atau K adalah sebagai penentu golongan atau sifat instalasi di mana
yang bersangkutan dapat diberi kewenangan untuk mengerjakan;
- Indeks angka 1, 2 atau 3 (untuk instalasi kontrol dan telekomunikasi hanya 1 atau 2)
sebagai penentu tingkatan tugas ang dapat dipercayakan kepadanya;
- Setiap keterangan tambahan sebagai pembatasan secara tepat ruang lingkup Sertifikat
Kewenangan.
V - Suatu Sertifikat Kewenangan dengan angka indeks tertentu mencakup Sertifikat dengan
angka indeks lebih rendah, tetapi hanya untuk Sertifikat yang berhuruf sama.
Contoh :
Sertifikat TR3 secara otomatis mencakup Sertifikat TR2 dan TR1, tetapi tidak mencakup
Sertifikat TT2 atau TT1
VI - Suatu pekerjaan atau tugas tidak boleh diberikan kepada seorang pegawai apabila
pekerjaan atau tugas tersebut berada di luar lingkup Sertifikat Kewenangan yang
dimilikinya.
SPLN 82-1:1991 33
CONTOH DOKUMEN : 1A
HALAMAN :1
SERTIFIKAT KEWENANGAN
Sertifikat Kewenangan
No. . . . . . . . . . . . . . . .
Pemegang
( nama dan tanda tangan ) Pemberi Kewenangan
Nama :
Jabatan :
Tanda tangan :
SPLN 82-1:1991 34
CONTOH DOKUMEN : 1B
Satuan Operasi
.............
No. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanggal : . . . .. . . . . . . . . . . . . .
KETERANGAN TAMBAHAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Operasi
( )
Pengawas Pekerjaan
( )
SPLN 82-1:1991 35
( Di belakang halaman formulir 1B )
Kepala Operasi
( )
Pengawas Pekerjaan
( )
CATATAN : ..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
SPLN 82-1:1991 36
CONTOH DOKMEN : 1B
Kontraktor
.............
No. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
( ) ( )
Pengawas Pekerjaan
( )
SPLN 82-1:1991 37
( Di belakang halaman formulir 1B )
Pimpinan Kontraktor
( )
Pengawas Pekerjaan
( )
CATATAN : ...................................................................................................................
....................................................................................................................
...................................................................................................................
SPLN 82-1:1991 38
CONTOH DOKUMEN : 1C
Satuan Operasi
............
No. . . . . . . . . . . . . . . . . . tanggal : . . . . . . . . . . . . . . .
- Pada
instalasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Operasi
( )
SPLN 82-1:1991 39
( Di Belakang halaman Formulir 1C )
No. . . . . . . . . . . . . . . Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . .
(...............................)
SPLN 82-1:1991 40
CONTOH DOKUMEN : 1C
Kontraktor
..............
No. . . . . . . . . . . . . . . . . . tanggal : . . . . . . . . . . . . . . .
- Pada
instalasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pimpinan Kontraktor
( ............................. )
SPLN 82-1:1991 41
Di Belakang halaman Formulir 1C )
No. . . . . . . . . . . . . . . Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . .
( ..........................)
SPLN 82-1:1991 42
CONTOH DOKUMEN : 1D
Tegangan sistem : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.........................................................
Lokasi pekerjaan :
.........................................................
Waktu pelaksanaan :
.........................................................
Satuan PLN
K e p a l a
( ....................... )
SPLN 82-1:1991 43
SPLN 82-1:1991 44