S DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA KETIDAK EFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
PERIFER DI RUANG RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun Oleh :
NIM : A1180
2021
1
A. Pengertian
Nyeri adalah suatau perasaan yang tidak menyenangkan dan disebabkan oleh
stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau elektrik pada ujung– ujung
syaraf serta dapat diserahterimakan kepada orang lain (Intan, 2011).
Menurut Engel (1970) dalam Potter and Perry (2006) menyatakan nyeri sebagai
suatu dasar sensasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh
dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang
nytaa, ancaman atau fantasi luka.
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional, dengan onset mendadak, atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI,
2016).
B. Etiologi
2
3. Agen pencedera fisik, misalnya abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan
4. Faktor psikososial
a. Kebudayaan
Subjektif
a. Mengeluh nyeri
Objektif
a. Tampak meringis
3
c. Gelisah
e. Sulit tidur
Subjektif
Objektif
e. Menarik diri
g. Diaforesis
1. Patofisiologi nyeri
4
kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamin, bradikini,
serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-
masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel.
Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta, nyeri
lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat. Serat-
serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu
bersinaps di korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat
nyeri bersinaps di neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen. Namun,
sebagian serat berjalan ke atas atau ke bawah beberapa segmen di korda
spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di korda spinalis,
informasi mengenai rangsangan nyeri diikirim oleh satu dari dua jaras ke
otak- traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus (Corwin,
2000 : 225).
5
2. Fisiologi nyeri
6
komplek. Persepsi menyadarkan individu dan mengarti§kan nyeri itu
sehingga kemudian individu dapat bereaksi. Proses persepsi secara
ringkas adalah sebagai berikut:
E. Fokus Pengkajian
1. Status kesehatan
7
a. Status kesehatan saat ini
- Faktor pencetus
- Keluhan utama
- Timbulnya keluhan
- Diagnosa medik
- Pernah dirawat
- Operasi
- Riwayat alergi
- Status imunisasi
8
P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yang
meningkatkan atau mengurangi nyeri.
F. Pathway
Jejas
Nyeri kronik/akut
9
G. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
10
memperberat/meringankan
nyeri.
2. Gangguan pola Setelah dilakukan a. Identifikasi faktor
tidur tindakan keperawatan penganggu tidur
berhubungan diharapkan klien mampu b. Modifikasi lingkungan
dengan tidur dengan mudah, tidak c. Lakukan prosedur untuk
intensitas mengalami ketidakpuasan meningkatkan kenyamanan
nyeri tidur, bisa istirahat d. Anjurkan relaksasi otot
dengan cukup otogenik dan cara
nonfarmakologi lainnya
3. Gangguan Setelah dilakukan a. Identifikasi adanya keluhan
mobilisasi tindakan keperawatan nyeri atau keluhan fisik
berhubungan diharapkan klien dapat lainnya
dengan nyeri melakukan pergerakan b. Monitor kondisi umum
saat bergerak ekstermitas, gerakan selama melakukan
terkoordinasi, dan fisik mobilisasi
yang bugar c. Fasilitasi mobilisasi dengan
alat bantu
d. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
melakukan pergerakan
e. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
f. Anjuran mobilisasi dari hal
yang sederhana
4. Ansietas Setelah dilakukan a. Monitor respon terhadap
berhubungan tindakan keperawatan proses relaksasi
dengan nyeri diharapkan klien dapat e. Ciptakan lingkungan yang
yang dialami lebih tenabg, tegang tenang dan tanpa gangguan
11
berkurang, pola tidur f. Jelaskan tujuan, manfaat
baik, perasaan tidak dan jenis relaksasi
bingung dengan kondisi g. Anjurkan mengambil
yang dihadapi posisi nyaman
h. Anjurkan rileks dan
menikmati sensasi
relaksasi
i. Anjurkan sering
mengulangi dan melatih
teknik yang dipilih
DAFTAR PUSTAKA
12
Herdman, T. Heather & Shigemi, Kamitsuru. 2018. NANDA-I Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC
Rini, Susilo., Indri Heri Susanti. 2018. PENURUNAN NYERI PADA IBU POST
SECTIO CAESARIA PASCA INTERVENSI BIOLOGIC NURTURING BABY
LED FEEDING. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2,
AGUSTUS 2018
13
Tanggal pengkajian : Senin, 18 Januari 2021 Pukul : 09.00 WIB
Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 70 tahun
No. RM : 45950
Dx Medis : Anemia
Nama : Tn. A
Umum : 40 Tahun
2 Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
14
lemas, demam, perdarahan sekitar setengah liter pada daerah post operasi
hernia. Saat dikaji klien mengeluhkan nyeri pada bagian post operasi.
a. Pola bernapas
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan bernapas dengan baik dan tidak
merasa sesak
Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan dapat bernafas dengan baik dan
tidak memerlukan alat bantu nafas
c. Pola eliminasi
15
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi padat, warna kuning. BAK 8 kali sehari dengan
warna kuning jernih
Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan BAB 2 hari sekali, BAK 5-7 kali
sehari dengan warna jernih dan sakit pada saat BAK
d. Pola aktivitas
e. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan tidur 7-8 jam dan sering
terbangun karena merasa tidak nyaman dengan benda asing
yang menempel diperutnya
f. Pola Berpakaian
16
g. Pola Pengaturan Suhu
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan memakai pakaian tebal pada saat
dingin, dan pakain tipis pada saat panas
j. Pola Komunikasi
Saat dikaji : Klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar
karena kondisinya yang lemas dan menahan nyeri.
k. Pola Beribadah
17
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan beragama islam dan dapat
melakukan ibadah sholat 5 waktu setiap harinya
j. Pola Produktivitas
Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan tidak dapat bekerja dan harus
berbaring diatas tempat tidur rumah sakit.
k. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan kurang tahu akan penyakit yang
diderita
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmetis
18
BB : 35 kg
TD : 106/64 mmHg
S : 36,80C
RR : 22x/menit
Nadi : 94x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
b. Mata : sclera ikterik (-), konjungtiva anemis (+), pupil isokor, posisi
pupil ditengah-tengah, refleks langsung cahaya (+)
c. Hidung : napas cuping hidung (-), pembesaran polip (-), bersih (+), lesi
(-), alat bantu pernafasan (-)
d. Mulut dan gigi : Bibir pucat dan kering, bibir hitam (-), stomatitis (-), gigi
kekuningan (+), tonsillitis (-), lidah bersih (+), terdapat gigi tangggal
g. Ekstermitas
Ek. Atas : pada ekstermitas atas bagian kiri terpasang infus NaCL 0,9% 18 tpm
h. Dada
19
a. Paru
b. Jantung
i. Abdomen
Inspeksi : Asites (-), lesi (+) tampak dititup dengan perban kedalaman luka ± 1
cm, berbau (-), darah (+), hematoma (-), terasa panas (+), luka nyeri
(+), kemerahan (+)
20
Auskultasi : Peristaltic usus 12x per menit
Palpasi : Hepar teraba 3 jari, tepi tumpu, rata dan lien tidak teraba
membesar.
Size: 3. < 4 cm
Granulation : 3 : granulasi sehat mencapai 50% tetapi tidak lebih dari 90%
Pengkajian Nyeri
O : 10-15 Menit
R : Abdomen sinistra
S:6
T : 2-3 jam
Pemeriksaan Penunjang
21
Tgl Terima : 16-01-2021 (06:19:52)
22
ANALISA DATA
Intervensi Keperawatan
Tgl/jam No DX SLKI SIKI
18 Januari 1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (3140)
2021 keperawatan selama 2x24 Jam 1. Monitor terapi
Pukul masalah keperawatan Nyeri akut b.d komplementer yang sudah
15.00 penyakit dapat diatasi dengan diberikan
WIB Kriteria hasil : 2. Monitor efek samping
Tingkat Nyeri (0066) penggunaan analgetik
Indikator A T 3. Identifikasi skala nyeri,
Keluhan Nyeri 3 2 lokasi, kulitas dan
Meringis 3 2
Kesulitan Tidur 3 2 intensitas nyeri secara
Menarik Diri berkala
4. Identifikasi respons non
Keterangan :
verbal
1 : Menurun
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
2 : Cukup menurun
6. Kontrol lingkungan yang
3 : Sedang
memperberat rasa nyeri
4 : Cukup meningkat
7. Jelaskan penyebab,
5 : Meningkat
periode, dan pemicu nyeri
8. Kolaborasi pemberian
Indikator A T
Frekensi nadi 3 4 analgetik
Nafsu makan 3 4
Pola Tidur 3 4
Ket:
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
1
06.50 2. Identifikasi skala S :Pasien mengtakana nyeri
nyeri, lokasi, O: pasien nampak meringis
kulitas dan kesakitan
intensitas nyeri
secara berkala
2 S: Pasien mengatakan
3. Memandingkan dan
07.00 lukanya masih sama
catat setiap perubahan
O : luka pasien terlihat masih
luka
mengeluarkan pus
2 S : pasien menanyakan
07.05 4. Mendokumentasikan kenapa lukanya difoto ?
lokasi luka, ukuran dan O : perawat memfoto luka
tampilan untuk dokumentasi dan
konsutasi dengan dokter
terkait
pemberian analgetik
Selasa, 19
januari
2021
Evaluasi Keperawatan
NO DX Jam Evaluasi Paraf
Selasa, 19 S : Pasien mengatakan nyeri pada abdomen bekas post op
januari 2021
seperti di sayat, skla nyeri 4,
09:00
O:
Wajah tampak menahan nyeri
Pengkajian Nyeri
O : 10-15 Menit
P : Nyeri kita dibawa bergerak dan berkurang ketika
tidak bergerak
Q : Terasa perih seperti disayat
R : Abdomen sinistra
S:6
T : 2-3 jam
1 Merintih kesakitan
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 P : Lanjutkan intervensi