Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Transformasi Fourier pada domain Frekuensi

Titi Ellistiowati, 21104644, 4 KB 01, Universitas Gunadarma.


tabby_moshi@student.gunadarma.ac.id

Dokumen : www.fairyprincess.co.cc

Abstraksi

Transformasi Fourier dua dimensi dipergunakan untuk menghitung spektrum energi citra
pada domain frekuensi. Perbaikan penampilan citra dan koreksi linear dapat dilakukan dengan filter
komponen-komponen frekuensi. Pilihan jenis filter tergantung pada frekuensi guling dari peralatan
sistem optik dan faktor linear yang menyebabkan kualitas citra mengalami degradasi. Setelah itu
transformasi Fourier balik pada komponen-komponen frekuensi akan mengembalikan citra
terkoreksi ke domain spasial. Karena data ditra digital sangat besar maka untuk meningkatkan
waktu perhitungan algoritma Transformasi Fourier Cepat (FFT), harus digunakan beberapa unit
pengolah (CPU) yang bekerja secara paralel. Dalam penulisan ini penulis mengajukan pola
interkoneksi untuk komputasi paralel yang sangat cocok untuk meningkatkan kecepatan
perhitungan algoritma FFT, disebut shuffle-exchange atau perfect shuffle yang diterapkan pada
pengolah paralel berbasis Transputer Inmos T800.

1. Pendahuluan adalah suatu algoritma untuk menghitung


Pada dasarnya kontribusi penelitian fourier transformasi Fourier diskrit (Bahasa Inggris:
dalam bidang ini, terdapat fungsi perulangan Discrete Fourier Transform, DFT) dengan
fungsi periodik sebagai jumlah sudut sin dan cepat dan efisien. Transformasi Fourier Cepat
atau cos dari frekuensi yang berbeda, dan diterapkan dalam beragam bidang, mulai dari
dikalikan dengan kofisien yang berbeda pengolahan sinyal digital, memecahkan
disebut dengan a fourier series. persamaan diferensial parsial, dan untuk
Jika fungsi tidak periodik(tetapi area dalam algoritma untuk mengalikan bilangan bulat
garis lengkung terbatas) dapat ditunjukan besar.
dengan perkalian integral dari sin dan atau cos Misalkan ''x0, ...., xN-1 merupakan bilangan
dari fungsi weighing. Formula dalam kasus kompleks. Transformasi Fourier Diskret
ini disebut fourier transform dan kegunaan didefinisikan oleh rumus:
dari fungsi ini lebih besar dari fourier series
dalam kebanyakan masalah pratikal.
Gambaran tadi menunjukkan karakteristik (2.1)
penting dari fungsi. Fungsi fourier series dan Menghitung deret ini secara langsung
fourier transform dapat menyusun kembali memerlukan operasi aritmetika sebanyak
kelengkapan melalui proses invers yang O(N2). Sebuah algoritma FFT hanya
hilang dari informasi. Ini adalah salah satu memerlukan operasi sebanyak O(N log N)
karakter penting yang ditunjukkan karna untuk menghitung deret yang sama. Secara
karakteristik tersebut bekerja di "fourier umum algoritma tersebut tergantung pada
domain" dan kembali ke domain asli dari pemfaktoran N.
fungsi tanpa kehilangan informasi satupun. Setiap algoritma FFT, dengan penyesuaian,
dapat diterapkan pula untuk menghitung DFT
invers. Ini karena DFT invers adalah sama
2. Pembahasan dengan DFT, namun dengan tanda eksponen
Transformasi Fourier Cepat
berlawanan dan dikalikan dengan faktor 1/N.
Transformasi Fourier cepat (Bahasa Inggris:
Fast Fourier Transform, biasa disingkat FFT)
Tambahan dari dimensi satu DFT dan lowpass filter. Sedangkan karakter filter yang
inversnya yang didalamnya ke dimensi dua sebaliknya dinamakan higpass filter.
adalah straightforward. Fungsi (image) dari
DFT f(x,y) dengan ukuran M x M
Seperti kasus 1-D, untuk ekspresi ini harus Korespondensi antara Filtering Spatial dan
dihitung dengan menggunakan nilai dari u = Frekuensi Domain
0, 1, 2, ... , M-1 dan juga untuk v = 0, 1, 2, ... , Hubungan paling dasar antara filtering spatial
N-1. Dengan cara yang sama , dengan dengan frekuensi domain adalah dengan
dibuktikan dengan hasil yang dikenal dengan
memberikan melalui invers Fourier convolution theorem. Prosesnya adalah kita
transform. memindahkan mask dari pixel ke pixel di
dalam satu image dan menghitung quantitas
Dasar Penyaringan di Frekuensi domain dari setiap pixel.
Penyaringan di frekuensi domain adalah
straightforward. Dengan mengikut langkah-
langkah sebagai berikut: (2.2)
Semua fungsi dari pengembangan
1. Kalikan inputan image dengan
pendahuluan mempunyai ukuran size yang
kedalam tranform
sama, . Maka dari itu, kenyataannya,
2. Hitung , sebagai image dari nomor penetapan filter dalam frekuensi domain dan
1. mengambil invers dari transform untuk
3. Kalikan dengan fungsi filter menghitung ekivalen filter domain spatial dari
. ukuran yang sama tidak terlalu membantu
4. Hitung invers DFT dari hasil kali nomor 3. perhitungan point dari view.
5. Berikan real part untuk result dari nomor Dasar filter, berasal dari fungsi Gaussian,
4. penting karna spesifikasi shape dan antara
fungsi forward dan invers fourier transform
6. Kalikan hasil nomor 5 dengan . dari fungsi Gaussian adalah fungsi nyata dari
Gaussian. melambangkan frekuensi
Alasan mengapa disebut filter, karna domain, fungsi Gaussian Filter menjadi :
menyembunyikan frekuensi tertentu
di dalam transform selama berubahan yang (2.3)
dimana adalah standard deviasi dari garis
lain tidak tetap. Persamaan form,
Gaussian.
mewakili inputan image dari cara nomor 1
Hal ini dapat ditunjukkan bahwa
dan sebagai Fourier transform. koresponding filter di domain spatial
. Filter image
didapatkan secara sederhana dengan (2.4)
Dua ekuasi tadi menunjukkan hasil penting
mengambil invers dari Fourier dengan dua alasan: (1) membentuk pasangan
transform : Filter image = . fourier transform, dan komponen yang
Image akhir didapatkan dengan mengambil didalamnya adalah Gaussian dan real. (2)
real part dari hasil filter image dan pengkalian fungsi tersebut berjalan saling berbalas
dengan merespon satu sama lain.
dari untuk membatalkan banyak
perkalian dari inputan image. Smoothing Frequency-Domain Filters
Low-frequency pada Fourier transform Edge dan transisi ketajaman lainnya (seperti
berperan dalam penampilan gray-level dari noise) pada gray level sebuah image, memuat
suatu image di area yang lebih smooth, secara signifikan high-frequency content pada
sedangkan high-frequency berperan dalam Fourier transformnya. Smoothing (blurring)
detail, seperti edge dan noise. Sebuah filter dapat dilakukan dengan menurunkan range
yang mengurangi high-frequency selama pada komponen high-frequency dari
’melewatkan’ low-frequency dinamakan
transformasi image tersebut. Ada tiga tipe bersangkutan. Semakin tinggi radius
lowpas filters, yaitu: ideal, Butterworth, dan filterisasi, maka akan semakin sedikit power
Gaussian (dengan range mulai dari yang image yang terbuang, dan keburamannya
paling sharp/tajam ke yang paling akan semakin berkurang.
smooth/lembut). Butterworth filter merupakan Berdasarkan formula Fourier transform, dapat
transisi dari kedua tipe lainnya, dikarenakan dicari formula lain yang berkaitan dengan
memiliki parameter filter order, jika nilai proses pada domain yang memakan ruang,
parameter ini tinggi hasil filteringnya akan yaitu:
mendekati ke ideal filter, sebaliknya jika nilai g(x,y) = h(x,y) * f(x,y) (2.7)
parameter ini rendah hasil filteringnya akan Dimana, h(x,y) merupakan invers dari fungsi
mendekati ke Gaussian filter. transfer filter H(x,y). h(x,y) memiliki dua
karakteristik utama: komponen dominant dari
Ideal Lowpass Filters origin, dan komponens sirkular dan terpusat
Lowpass filter yang paling untuk diperkirakan dari center component. Center component
gambaran hasilnya adalah filter yang inilah yang paling berperan untuk
menghilangkan semua high-frequency memburamkan. Sedangkan concentric
component dari Fourier transform pada jarak component berperan melingkari area
karakteristik dari ideal filter.
yang lebih besar daripada jarak spesifik
(dari pusat transformasi). Filter semacam ini
Butterworth Lowpass Filters
dinamakan two-dimensional (2-D)Ideal
Fungsi transfer dari Butterworth lowpass
Lowpass filter (ILPF).
filter (BLPF) dengan order n, dan dengan
cutoff frequency pada jarak dari origin,
(2.5) yaitu:
Dimana D(u,v) adalah jarak dari titik (u,v) ke
pusat dari kotak frekuensi (titik pusat
transformasi). Ideal filter mengindikasikan (2.8)
bahwa semua frequency di dalam radius Tidak seperti ILPF, fungsi transfer BLPF
tidak memiliki ketajaman berkelanjutan yang
lingkaran dilewatkan tanpa melalui
menghasilkan cutoff yang jelas antara
attenuasi (pengurangan), sedangkan semua
frequency yang dilewatkan dan frequency
frequency di luar radius dilewatkan dengan
yang difilter. Dalam BLPF, transisi
atenuasi. Pada ideal lowpass filter cross
pemburaman bisa dinyatakan sebagai fungsi
section, titik yang merupakan transisi antara
peningkatan cutoff frequency. Terlebih lagi,
dan dinamakan cutoff tidak mudah untuk melihat ringing
frequency. (pelingkaran) pada setiap image yang diproses
Cara untuk mendapatkan sekelompok dengan menggunakan BLPF, mengingat
standard cutoff frequency lock adalah dengan atribut dari transisi terletak antara low dan
menghitung lingkaran yang mendekati jumlah high frequency. Tetapi ringing akan semakin
spesifik dari total image power . nampak jelas bila order filternya semakin
Perhitungan ini didapat dengan tinggi pula. Order 20 pada Butterworth akan
menjumlahkan semua komponen dari power menampilkan karakteristik yang sama dengan
ILPF. Pada umumnya, BLPF order 2
spectrum tiap titik . merupakan keputusan yang tepat jika
menyangkut lowpass filtering yang efektif
. (2.6) dan memiliki karakteristik ringing yang dapat
Transformasi yang dipusatkan tersebut, diterima.
merupakan sebuah lingkaran dengan radius r
pada titik pusat, dan mendekati persen dari Gaussian Lowpass Filters
power (semakin mendekati 100% semakin Gaussian Lowpass filters (GLPF) bisa
bagus). Hasil penjumlahan spectrum tersebut dimanfaatkan untuk mengetahui lebih dalam
terdapat di dalam lingkaran yang relasi antara spatial dengan frequency
domain. merupakan ukuran penyebaran dari (mengatenuasi) frequency, higpass filter akan
melewatkannya, begitu pula sebaliknya.
kurva Gaussian. Dengan = , persamaan
Ideal Highpass Filters
nya akan menjadi :
Ideal Highpass Filter (IHPF) merupakan
(2.9) kebalikan dari ILPF. IHPF memberikan nilai
0 untuk semua frequency di dalam lingkarang
dimana adalah cutoff frequency. Bila
D(u,v)=D0, filter akan turun hingga 0,607 radius ketika dilewati, tanpa pengurangan,
dari nilai maximum. GLPF tidak dapat semua frequency di luar lingkaran diset
mencapai hasil yang sama smoothnya dengan menjadi 1. IHPF memiliki ringing properties
BLPF order 2 pada nilai cutoff frequency yang
sama seperti ILPF. Semakin besar nilai
sama. Tidak ada ringing pada GLPF, tidak
tampilan yang dihasilkan akan semakin tajam,
seperti BLPF yang pemunculan ringing nya
dengan edge yang semakin jelas, dan objek-
bisa diatur melalui filter order.
objek lain yang lebih kecil akan terfilter
dengan makin sempurna.
Aditional Examples of Lowpass Filtering
Beberapa aplikasi yang menerapkan lowpass
Butterworth Highpass Filters
filtering, di antaranya adalah: character
Sama seperti kasus pada lowpass filtering,
recognition, printing and publishing industry,
hasil dari Butterworth Highpass Filter
dan processing satellite and aerial images.
Pada pengiriman teks melalui fax yang (BHPF) order 2 pada yang diset sama
berulang-ulang, terkadang menyebabkan dengan IHPF, akan nampak lebih smooth
beberapa bagian dari teks mengalami daripada hasil IHPF. Persamaannya adalah:
kerusakan sehingga sulit dibaca, Dengan
menerapakan Gaussian filter pada character
recognition, nantinya huruf-huruf dari teks (2.11)
yang rusak tersebut akan “diperbaiki” menjadi Transisi cutoff frequency ke nilai yang lebih
lebih mudah dibaca. Lowpass filtering juga tinggi, akan menampilkan hasil yang lebih
bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki image lembut dengan menggunakan BHPF.
agar lebih indah dipandang, misalnya: pada
image wajah seseorang, cacat atau kelemahan Gaussian Highpass Filters
pada wajahnya dapat “ditutupi” dengan cara Fungsi transfer pada Gaussian Highpass Filter
diblurr (disamarkan). Lowpass filtering (GHPF) dengan cutoff frequency terletak pada
membantu memudahkan analisa dengan jarak dari origin, adalah:
merata-rata fitur yang penting agar jumlah
fitur yang perlu diperhatikan menjadi lebih (2.12)
kecil. Tampilan yang dihasilkan akan nampak lebih
lembut bila dibandingkan dengan dua filter
Sharpening Frequency Domain Filters sebelumnya, meskipun filtering dari objek-
Image sharpening (penajaman) bisa didapat di objek yang lebih kecil nampak lebih bersih
frequency domain dengan menggunakan dengan Gaussian filter.
proses high-pass filtering, dengan
mengurangi komponen low-frequency tanpa The Laplacian in the Frequency Domain
mengganggu informasi high-frequency pada Laplacian dapat diimplementasikan di
transformasi Fourier-nya. High-pass filtering frequency domain dengan menggunakan
merupakan kebalikan dari low-pass filtering, filter.
persamaannya: Sama seperti semua operasi filtering,
diasumsikan bahwa origin F(u,v) dipusatkan
(2.10) dengan menggunakan operasi
dimana merupakan fungsi transfer prior untuk menerapkan
dari lowpass filter yang berkaitan. Oleh sebab transformasi ke image.
itu, bila lowpass filter mengurangi Image yang telah difilter dengan Laplacian di
spatial domain didapatkan dengan
menghitung invers transformasi Fourier dari mereduksi ke highpass filtering. High-boost
H(u,v)F(u,v). filtering dapat diimplemetasikan dengan
Laplacian tersubstraksi dari (dibandingkan composite filter:
menambahkan ke) original. Sama seperti di
(2.16)
spatial domain, dimana akan didapatkan
Terkadang menguntungkan untuk menekanka
enhanced image dengan single mask, ini
konstribusi ke penambahan yang dibuat oleh
memungkinkan untuk menjalankan seluruh
high-frequency component suatu image.
operasi dalam frequency domain hanya
Dalam hal ini, kita mengkalikan sebuah
dengan menggunakan satu filter,
fungsi highpass filter dengan suatu konstanta
(2.13) dan menmbahkan suatu cabang, sehingga zero
Dalam hal ini, enhanced image didapatkan frequency dalam hal ini tidak tereliminasi
dengan sebuah invers operasi transformasi oleh filter. Proses ini dinamakan high-
single: frequency emphasi, yang biasanya digunakan
(2.14) untuk memperjelas gambar hasil X-ray.
Agar dapat membuat hasil yang tepat dengan
implementasi tersebut, perlu diperharikan Homomorphic Filtering
penskalaan filter, karena variable squared Pada filtering ini sebuah image f(x,y)
filter dapat terdiri dari beberapa order menjalani suatu proses filtering tertentu
magnitude yang lebih besar dar 1. sehingga menghasilkan enhanched image
g(x,y) yang diinginkan. Pendekatan
Unsharp Masking, High-Boost Filtering, Homomorphic secara singkat dideskripsikan
and high-Frequency Emphasis Filtering oleh bagan:
Pada image-image yang terfilter dengan
menggunakan filterisasi-filterisasi di atas,
memiliki satu kesamaan: Intensitas rata-rata
backgroundnya direduksi hingga mendekati
hitam. Hal ini disebabkan bahwa, pada
highpass filter, penerapan ke image adalah Gambar 2.2 Bagan Homomorphic
dengan menghilangkan zero-frequency
component dari transformasi Fourier-nya. Kunci dari pendekatan ini adalah pemisahan
Solusi untuk masalahini adalah dengan antara komponen pencahayaan dengan
menambahkan porsi dari image ke hasil yang komponen pemantulan -- dicapai pada tahap
terfilter. Dalam hal ini, penambahan dengan DFT -- sehingga fungsi homomorphic --
menggunakan Laplacian telah dilakukan H(u,v) dapat dioperasikan pada kedua
dengan tepat. Terkadang akan ada keuntungan komponen ini secara terpisah.
dengan meningkatkan konstribusi yang dibuat Penjelasan Bagan:
oleh original image ke semua hasil yang 1. Pada tahap pertama terdapat image f(x,y).
terfilter. Pendekatan ini dinamakab high-boost
filtering, merupakan generalisasi dari unsharp (2.17)
masking. Namun karena Fourier transform dari
Unsharp masking memuat pembangkitan perkalian produk kedua fungsi tidak dapat
sebuah image yang tajam dengan substraksi dipisahkan maka kita perlu melakukan
dari versi buram image itu sendiri. pendekatan lain.
High-boost filtering menggenerasi ini dengan 2. Kita bisa menentukan bentuk ln dari f(x,y)
mengalikan f(x,y) dengan konstanta :
(2.18)
(2.15) 3. Kemudian dilakukan Fourier transform
High-boost filtering memberikan fleksibilitas terhadap ln i(x,y) dan ln r(x,y)
untuk meningkatkan konstribusi yang dibuat
oleh image ke seluruh hasilnya. Hasil tersebut (2.19)
didasarkan pada highpass daripada lowpass 4. Selanjutnya Z(u,v) diproses dengan fungsi
image. Ketika , high-boost filtering filter H(u,v)
5. Separability
(2.20) Kita dapat menghitung 2-D transform dengan
5. Berikutnya dilakukan inverse Fourier menghitung 1-D transform sepanjang tiap
transform terhadap hasil proses baris pada image inputan kemudian dari
(H(u,v)Fi(u,v)) dan H(u,v))Fr(u,v))) tersebut hasilnya dihitung 1-D transform sepanjang
tiap kolom. Dan sebaliknya. Hal yang sama
(2.21) juga berlaku untuk inverse Fourier transform
6. Hasil akhirnya adalah enhanced image yang disebut Algoritma Forward
g(x,y) Transform. Pada algoritma ini bagian
conjugate yang kompleks dapat diabaikan,
yang perlu dihitung hanyalah bagian yang
real.
(2.22)

Implementasi Fourier Transform Shuffle-Exchange


1. Propeti tambahan untuk 2-D Fourier Pada model ini, tidak ada dilatasi – 1 pada
Transform Translation pohon binomial. Efisiensi algoritma ini jika
Yaitu ketika u0 = M/2 dan v0=N/2 maka: jumlah digabungkan secara berpasangan.
Angka logaritma dari tahapan penggabungan
dapat menemukan total akhir. Setelah
log p shuffle exchange, prosesor O
Pada kasus ini mendapatkan total akhir prosesor.

Parameter n (Number of elements to add)


menjadi P (Number of processing elements)
Global j
Local local set size, local value [1... n/p ], sum,
DAN tmp
Begin
menjadi For all Pi, where ( ) ≤ i ≤ p – 1 do
If i < (n modulo p) then
Local.set.size Å n/p
2. Distribusifitas dan Penskalaan
Else
Fourier transform bersifat distributif pada
Local.set.size Å n/p
penjumlahan tetapi TIDAK pada perkalian. Endif
Sifat yang sama berlaku untuk inverse Fourier Sum Å 0
transform dan untuk dua skalar a dan Endfor
3. Rotasi
For j Å 1 to n/p do
Merotasikan f(x,y) dengan sudut akan For all Pi, Where 0 ≤ i ≤ P-1 do
merotasikan F(u,v) dengan sudut yang sama
If local.set.size ≥ j then
pula, dan sebaliknya.
Sum Å sum + local.value[j]
4. Periodikitas dan simetri konjugasi
Endif
Properti periodikitas (keperiodikan)
Endfor
menunjukkan F(u) memiliki panjang periode
Endfor
M dan properti simetri mengindikasikan
For j Å 0 to log p-1 do
spektrum berpusat pada origin. Karena
For all Pi, Where 0 ≤ i ≤ P-1 do
Fourier transform diformulasikan untuk nilai
u pada interfal [0,M-1] maka ia mengandung Shuffle (sum) ⇐ sum
dua buah setengah period ([0,M/2] dan Exchange (tmp) ⇐ sum
[M/D,M-1]) yang merupakan refleksi satu Sum Å sum + tmp
sama lain di titik M/2. Untuk menampilkan Endfor
satu period penuh maka origin transform Endfor
harus dipindahkan ke u=M/2. Yaitu dengan END
cara mengalikan f(x) dengan (-1)^x.
Waktu Kompleksitas : (n/p + log p) 3. Kesimpulan
Transformasi Fourier Cepat
merupakan algoritma yang sangat cocok
dalam perhitungan spektrum energi citra pada
frekuensi domain. Hal ini disebabkan karena
Algitma ini memiliki waktu yang cepat dalam
penyelesaiannya dan juga agoritma yang
sederhana. Namun penggunaan algoritmaini
tidak terlepas pula dari faktor-faktor
pendukung seperti CPU dan media
penghubung yang lainnya.

Daftar Pustaka

[1]

http://id.wikipedia.org/wiki/Transformasi_Fo
urier_cepat

[2]

http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6
(1)/Elfizar.pdf

[3]
Gambar 2.1 Algoritma Shuffle Exchange
http://www2.eepis-its.edu/~riyanto/citra-
bab6.pdf

[4]

http://agusza.its-
sby.edu/kuliah/citra/bab4_detail.html

[5]

M.T. Suryadi, Perancangan dan Analisis


Algoritma Paralel 1, Gunadarma, Jakarta,
1996.

Anda mungkin juga menyukai