Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG SABAR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Remedial Aqidah Akhlak

Disusun oleh :
Sela Fitriani (Kelas XI RPL C)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BABUNNAJAH MENES
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SABAR”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas remedial mata pelajaran “Aqidah Akhlak”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Menes, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sabar........................................................................................................... 3
B. Konsep Sabar dalam Al-Qur’an dan Hadits ................................................................. 3
C. Jenis-jenis Sabar ........................................................................................................... 5
D. Manfaat dan Hikmah Sabar .......................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesabaran adalah salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah
SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya
keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan
antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan
yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki
kepala. Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat
pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan
seseorang dikatakan dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk,
pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk
melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu
berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah.
Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal
kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu
pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan
bekal kesabaran. Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala
tertimpa musibah.Maka disini akan menjelaskan bahwasanya sabar termasuk bagian
dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh
hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir Allah.
Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar yang banyak muncul dalam diri orang-
orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan
alasan itulah maka akan diterangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan
tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu juga kami ingin
memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan
meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sabar ?
2. Bagaimana konsep sabar dalam Al-Qur’an dan Hadits ?
3. Apasaja jenis-jenis dari sabar ?
4. Apa manfaat dan hikmah dari sabar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Sabar.
5. Untuk mengetahui konsep sabar dalam Al-Qur’an dan Hadits.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis sabar.
7. Untuk mengethui manfaat dan hikmah dari sabar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (َ‫صبَ َر‬
َ ), hanya tidak yang
berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (‫علَى‬
َ ‫صبَ َر‬
َ )
berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (َ‫عن‬
َ ‫ص َب َر‬
َ ) berarti memohon atau mencegah,
shabarabihi (َ‫صبَ َربِ ِه‬
َ ) berarti menanggung.
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan di antara
yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu
dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah
menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang
kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap
taqdir Allah yang menyakitkan.
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan
seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan
pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa
dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah
agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam
mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan
duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
Dalam pendekatan ilmu Fikih, sabar didefinisikan sebagai tabah, yakni dapat
menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan huum Islam, baik
dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat
menggoncangkan iman. Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti menahan diri dari kelih
kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari
tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.

B. Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Dan Hadist


1. Sabar Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai
kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-
Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun
fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang

3
Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Di bawah ini adalah ayat-ayat Al-
Qur’an tentang sabar :
ََ‫واََّللاَلَعَلَّ ُكمَتُف ِل ُحون‬
َ َّ ُ‫واَواتَّق‬
َ ‫ط‬ ُ ِ‫واَو َراب‬
َ ‫صابِ ُر‬ َ ‫يَاأَيُّ َهاَالَّذِينَ َ َءا َمنُواَاصبِ ُر‬
َ ‫واَو‬
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah
kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan
bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
ََ‫صا ِب ِرين‬
َّ ‫ِرَال‬ َ ‫َوالث َّ َم َرات‬
َِ ‫َِو َبش‬ َ ‫َواألَنفُ ِس‬
َ ‫صَمِ نَ َاألَم َوا ِل‬
ٍ ‫َونَق‬
َ ‫وع‬ َ ِ‫َولَنَبلُ َونَّ ُكمَ ِبشَيءٍ َمِ نَ َالخَوف‬
ِ ‫َوال ُج‬
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)
َ‫ب‬ َ ِ‫صا ِب ُرونَ َأَج َرهُمَ ِبغَي ِرَح‬
ٍ ‫سا‬ َّ ‫ِإنَّ َماَي َُوفَّىَال‬
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas." (Az-Zumar:10)
2. Sabar Dalam Hadist
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda
Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab
Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan
sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai
berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah
SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…"
(HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal.
Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang mensabar-
sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang
yang sabar…" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW
mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan
lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih).
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana
hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang
yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan
kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah

4
memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim).

C. Jenis-jenis Sabar
1. Jenis sabar yang pertama :
Yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah, karena
sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit bagi
manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat atas
badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan keletihan
ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah (sesuatu yang
berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari
masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan
menanggung bebannya, Allah berfirman:
ََ‫واََّللاَلَعَلَّ ُكمَتُف ِل ُحون‬
َ َّ ُ‫واَواتَّق‬
َ ‫ط‬ ُ ِ‫واَو َراب‬
َ ‫صابِ ُر‬ َ ‫يَاأَيُّ َهاَالَّذِينَ َ َءا َمنُواَاصبَِ ُر‬
َ ‫واَو‬
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah
kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan
bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
‫علَي َها‬ َ ‫َواص‬
َ َ‫ط ِبر‬ َّ ‫َوأ ُمرَأَهلَكَ َ ِبال‬
َ ‫صالَ ِة‬
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya." (Thaahaa:132)

2. Jenis sabar yang kedua:


Yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah haramkan sehingga seseorang
menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan kepadanya, karena
sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan menyeru kepada
kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan dirinya,
seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang
bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri dan lain-
lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak.
Maka kita harus menahan diri kita dari hal-hal tadi jangan sampai
mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran dan butuh pengendalian jiwa dan
hawa nafsu. Di antara contoh dari jenis sabar yang kedua ini adalah sabarnya Nabi
Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya Al-'Aziiz (raja Mesir) ketika dia mengajak

5
(zina) kepadanya di tempat milik dia, yang padanya ada kemuliaan dan kekuatan
serta kekuasaan atas Nabi Yusuf, dan bersamaan dengan itu Nabi Yusuf bersabar
dan berkata:
ََ‫َوأ َ ُكنَمِ نَ َال َجا ِهلِين‬
َ ‫عنِيَكَيدَه َُّنَأَصبُ َإِلَي ِه َّن‬
َ َ‫َِوإِالََّت َصَ ِرف‬ َّ َ‫بَالسِجنَُأ َ َحبُّ َإِل‬
َ ‫يَمِ َّماَيَدعُونَنِيَإِلَيه‬ َ ‫قَال‬
ِ ‫ََر‬
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku
tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)
dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (Yuusuf:33).
3. Jenis sabar yang ketiga:
yaitu sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan
manusia). Karena sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia itu
ada yang bersifat menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan. Taqdir yang
bersifat menyenangkan: maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu sendiri
termasuk dari ketaatan, sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang pertama
(yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah). Sedangkan taqdir yang
bersifat menyakitkan: yaitu yang tidak menyenangkan manusia, seperti seseorang
yang diuji pada badannya dengan adanya rasa sakit atau yang lainnya, diuji pada
hartanya –yaitu kehilangan harta-, diuji pada keluarganya dengan kehilangan salah
seorang keluarganya ataupun yang lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan
difitnah, direndahkan ataupun yang sejenisnya. Allah berfirman:
َ ‫فَاصبِرَ ِل ُحك ِم‬
ََ‫َربِك‬
"Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (Al-
Insaan:24) Maka masuk dalam ayat ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir.
Dan di antara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
َ‫َو َالَت َست َع ِجلَلَ ُهم‬
َ ‫س ِل‬ ُّ َ‫صبَ َرَأُولُوَالعَز ِمَمِ ن‬
ُ ‫َالر‬ َ َ‫فَاصبِرَ َك َما‬
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan
hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab)
bagi mereka." (Al-Ahqaaf:35)
Ayat ini menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan
risalah dan dalam menghadapi gangguan kaumnya.

6
D. Manfaat dan Hikmah Sabar
1. Sabar Sebagai Penolong
Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari
bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya
di dalam berkendaraan.
Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan
penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia
pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak
melebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada
di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki
atau pengguna sepeda.
Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan
bermotor, maka Insya Allah ia akan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari kejaran
polisi karena tidak mengebut di dalam kota sampai melampaui batas kecepatan, dan
orang lain pun akan selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu
cepat.
2. Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang
sedang berdagang, ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari
dagangannya. Seorang siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan
keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik
kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence.
Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut, “Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran [3]:
200).
Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah
dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi
dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa,
keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di
akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan
benar-benar sabar.

7
3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar
Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang
beruntung besar, nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT
dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-
hamba-Nya yang sabar.
Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw,
meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang
dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Dengan demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput Anda
ke tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai
akhirnya Anda akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembahasan tentang sabar yang kami bahas hanyalah pokok-pokoknya saja
yaitu tentang pengertian sabar, konsep sabar dalam al-qur’an dan hadist, jenis-jenis
sabar dan manfaat sabar. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah satu sifat dan
karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan.
Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini
dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada,
atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk
merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh
karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya
Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-
Nya.

B. Saran
Pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar
dalam hidupnya. Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi
yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif,
untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh
karena itu, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya
Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-
Nya. Amin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. 2010. Kutipan Ayat Al-Quran Tentang Sabar. http:// www.anneahira.com
Aisyah. 2010. Dalil - Dalil Tentang Sabar. http://filekajianku.blogspot.com
Aisyah. 2010. Kiat Sabar Dalam Islam. http://aisyahkusnadi.multiply.com
Daffawwaz, Ummina. 2010. Sabar.http://sanyfamily.blogspot.com
Epriya, Aulia. 2010. Sabar Menurut Al-Quran. http://tarbiyahweekly.wordpress.com
Herry. 2010. Sabar Adalah Gerbang Segala Kebaikan. http://suluk.blogsome.com

Anda mungkin juga menyukai