Untuk memenuhi tugas praktek belajar klinik mata kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh:
(18042)
Tingkat 3A
adalah virus yang menyerang system pernafasan. Penyakit kerena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada system pernafasan,
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama
kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hamper semua Negara, termasuk Indonesia, hanya
Corona Virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi system pernafasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernafasan ringan, seperti flu.
Namun virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernafasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernafasan,
misalnya ketika berada diruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Cororna, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keprahan
gejala.
B. ETIOLOGI
Virologi
yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein
dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein
nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E)
karakteristik genomik yang dapat ditemukan pada kelelawar dan hewan pengerat,
SARS-CoV-2 identik dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai
merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2. Virus ini memiliki diameter sebesar 60–
140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether (75%),
ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksi asetat, dan kloroform. SARS-
CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid,
SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless
selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton selama 24 jam.
Transmisi
Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di pasar basah di Kota Wuhan yang
menjual binatang hidup eksotis. Oleh sebab itu, transmisi binatang ke manusia merupakan
kelelawar dipercayai menjadi inang asal. Akan tetapi, inang perantara karier dari virus ini
individu yang terinfeksi batuk atau bersin pada jarak ± 2 meter. Droplet yang hinggap pada
mulut atau hidung dapat terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Kontak pada
barang yang sudah terkontaminasi oleh droplet pasien COVID-19, yang diikuti dengan
sentuhan pada mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu juga dapat
menjadi salah satu transmisi penyebaran virus, walaupun rute ini bukan transmisi utama
penyebaran virus. Transmisi vertikal dari ibu ke janin secara intrauterine atau saat lahir
C. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko COVID-19 sampai sekarang belum diketahui secara menyeluruh. Faktor
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Wanita hamil
- Neutrofilia
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu,
yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak nafas dan nyeri dada.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu :
- Demam (suhu tubuh diatas 38°C)
- Batuk kering
- Sesak nafas
Ada beberapa gejala lain yang bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu :
- Diare
- Sakit kepala
- Ruam di kulit
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penuruna oksigen tanpa adanya gejala apapu. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam rangka diagnosis Covid-19, terdapat dua jenis pemeriksaan yang bisa
dilakukan. Yang pertama adalah swab test atau RT-PCR. Yang kedua adalah rapid test
atau tes serologis. Keduanya memiliki prosedur dan mekanisme yang berbeda dalam
polymerase chain reaction atau PCR lebih direkomendasikan untuk diagnosis Covid-19.
Namun rapid test juga memiliki peran penting dalam deteksi dini penularan virus corona di
masyarakat. Dari deteksi dini, tim yang bertugas menangani Covid-19 bisa menentukan
mendeteksi materi genetik virus. Pemeriksaan PCR dapat menggunakkan sampel swab
nasofaring (melalui hidung) dan swab orofaring (melalui tenggorokan). Alat yang
Metode PCR terdiri dari beberapa tahap yaitu proses pelepasan dan penggandaan
Pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan laboratorium dan peralatan PCR yang
sesuai dengan standar Biosafety Level 2. Faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan
PCR antara lain faktor pengambilan sampel, transportasi sampel, hingga proses
pengerjaan sampelnya.
Untuk proses pengerjaan sampel hingga dikeluarkan hasil dapat memakan waktu
adanya seseorang terinfeksi virus SARS COV-2 ini dianjurkan menggunakan PCR
SARS COV-2.
- Pemeriksaan Serologis (Rapid Test)
Rapid test lebih berperan sebagai cara penyaringan awal terhadap kasus positif
Covid-19. Hasil rapid test tak bisa dijadikan penopang diagnosis pasien Covid-19.
Sebab, pemeriksaan serologis ini hanya bertujuan melihat ada atau tidaknya sistem
pemeriksaan juga mempengaruhi hasil rapid test. Bisa jadi belum ada respons dari
Rapid test lebih berperan sebagai cara penyaringan awal terhadap kasus positif
Covid-19. Hasil rapid test tak bisa dijadikan penopang diagnosis pasien Covid-19.
Sebab, pemeriksaan serologis ini hanya bertujuan melihat ada atau tidaknya sistem
pemeriksaan juga mempengaruhi hasil rapid test. Bisa jadi belum ada respons dari
Dari penjelasan di atas bisa ditarik poin perbedaan RT-PCR dan rapid test menyangkut
metode, sampel yang diambil, lama pemeriksaan hingga hasil keluar, biaya, hingga
diagnosis Covid-19.
- Metode
- Lama pemeriksaan
diperiksa
- Diagnosis
Saat ini swab test dan rapid test bisa dilakukan secara mandiri di rumah
sakit yang memiliki fasilitas. Sejumlah rumah sakit juga bisa memeriksa secara
drive thru atau tanpa turun dari kendaraan untuk rapid test. Ada pula tes dengan
Kemenkes telah mengeluarkan panduan untuk pencegahan penularan virus corona bagi
Masyarakat Hidup Sehat). Berikut adalah panduan pencegahan virus corona dari
Kemenkes di Indonesia:
buah-buahan
- Segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami batuk, pilek, dan sesak napas
Anda
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Gangguan pernapasan
G. DIAGNOSIS
Infeksi coronavirus umumnya diketahui melalui gejala dan pemeriksaan fisik yang
dikeluhkan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang
pemeriksaan pembekuan darah, fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan virologi. Selain
itu, spesimen dari hidung dan faring (tenggorokan) pasien pun akan diambil dengan teknik
swab. Demikian pula, sediaan dahak dan, bila diperlukan, cairan bronkus (saluran
oleh virus atau sebab yang lain. Sementara itu, plasma darah pasien pun akan diperiksa
dan CT-scan dada. Sebagian besar pasien akan menunjukkan gambaran kekeruhan di
kedua paru.
H. DAFTAR PUSTAKA
Wu C, Chen X, Cai Y, Xia J, Zhou X, Xu S, et al. Risk Factors Associated With Acute
Respiratory Distress Syndrome and Death in Patients With Virus corona Disease 2019
Pneumonia in Wuhan, China. JAMA Intern Med. 2020;1–10.
Fang L Karakiulakis G, Roth M. Are patients with hypertension and diabetes mellitus at
increased risk for COVID-19 infection? Lancet Respir. 2020;2600(20):30116.
Fang L, Karakiulakis G, Roth M. Are patients with hypertension and diabetes mellitus at
increased risk for COVID-19 infection? Lancet Respir. 2020;2600(20):30116.
Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin,
transmission and clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak -
an update on the status. Mil Med Res. 2020;7(1):11.
https://kawalcovid19.id/content/1183/rapid-test-atau-swab-test-apa-bedanya-mana-yang-
lebih-baik
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Virus Corona dari Cina Diduga Menular
Antar Manusia. Published: 2020-01-21. URL:
https://www.kemkes.go.id/article/view/20012200002/virus-corona-dari-cina-diduga-
menular-antar-manusia.html