Anda di halaman 1dari 5

Nama : Heny Rupaida

NIM : 1711013220004
Mata Kuliah : Restorasi Ekosistem dan Lanskap
Dosen : Anang Kadarsah, S.Si., M.Si

Catatan poin penting atau rangkuman materi kuliah dari pertemuan 1- 5.


Berdasarkan perkuliahan sebelumnya, perbedaan dari keempat kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Restorasi, ditekankan pada pemulihan ekosistem sampai keadaan ekosistem tersebut
kembali seperti sebelum rusak (kondisi awal)
2. Rehabilitasi, lebih di arahkan ke revegetasi atau penanaman
3. Remediasi, mengurangi jumlah polutan yang ada di ekosistem
4. Reklamasi, proses yang diharapkan untuk meningkatkan kondisi lingkungan sesuai
dengan tujuan intensifnya.
Restorasi ekologi adalah pemulihan kembali struktur, produktivitas, dan
keanekaragaman jenis asli dari hutan yang ada, Pada saatnya proses dan fungsi ekologi
akan kembali sama seperti aslinya/kondisi hutan pada awalnya. Istilah restorasi
biasanya digunakan untuk menggambarkan tidak hanya proses (yaitu aktivitas yang
dilakukan) tetapi juga hasil yang dicari (yaitu keadaan pemulihan). Standar ini
mendukung istilah pemulihan untuk aktivitas yang dilakukan dan pemulihan untuk hasil
yang diinginkan atau dicapai. Dengan demikian, Standar mendefinisikan sebagai
aktivitas restorasi setiap proyek yang bertujuan untuk memajukan ekosistem sejauh
mungkin menuju pemulihan penuh, relatif terhadap ekosistem referensi adat lokal yang
sesuai - terlepas dari periode waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.
Pemulihan penuh didefinisikan sebagai keadaan di mana semua atribut ekosistem sangat
mirip dengan ekosistem referensi.
Restorasi ekologi adalah salah satu etika konservasi, perbaikan dan
pembaharuan. Ada pengakuan global bahwa ekosistem asli lokal memiliki nilai
biologis, sosial, dan ekonomi intrinsik yang tinggi tetapi semakin berkurang dalam
luasan dan kondisinya. Meskipun melindungi ekosistem yang tersisa sangat penting
untuk melestarikan warisan alam kita, perlindungan saja tidak cukup. Masyarakat
manusia semakin menyadari bahwa kita perlu mencapai keuntungan bersih dalam
cakupan dan fungsi ekosistem asli melalui melengkapi konservasi dengan perbaikan
lingkungan. Oleh karena itu, restorasi ekologi mengupayakan hasil konservasi tertinggi
dan terbaik untuk semua ekosistem pada skala yang semakin besar. Artinya, restorasi
ekosistem tidak hanya berupaya untuk mengkompensasi kerusakan dan memperbaiki
kondisi ekosistem tetapi juga memperluas wilayah yang tersedia untuk konservasi alam
secara substansial. Etika ini menginformasikan dan mendorong proses upaya pemulihan
scaling-up.
Pemulihan Ekosistem yang dipulihkan harus memiliki atribut-atribut berikut:
keragaman dan struktur komunitas yang sama dibandingkan dengan lokasi referensi,
keberadaan spesies asli, adanya kelompok fungsional yang diperlukan untuk stabilitas
jangka panjang, kapasitas lingkungan fisik untuk menopang populasi reproduksi yang
mampu menyangga kebutuhan bagi hewann dan tumbuhan mampu tumbuh den
berkenbang biak, fungsi normal, integrasi dengan lanskap, penghapusan potensi
ancaman, ketahanan terhadap gangguan alam dan keberlanjutan diri.
Gambar 1. Contoh Restorasi ekosistem lansekap
Kembalinya ekosistem hutan asli yang ada sebelum terjadinya deforestasi, tetapi
tidak dapat mengembalikan semua jenis flora fauna yang dulunya pernah hidup di hutan
asli sebelum deforestasi dalam satu tahapan. Tujuan utama restorasi hutan taitu
mengembalikan struktur dan fungsi ekosistem awal, dengan cara menanam jenis-jenis
pohon kunci yang memainkan peranan penting di dalam ekologi hutan alam. Adapun
Kesuksesan kegiatan restorasi dapat diukur dengan:

1. Kanopi yang bertingkat


2. Pertambahan jumlah jenis yang kembali (terutama jenis-jenis yang
langka atau spesies kunci)
3. Peningkatan kondisi tanah
4. Pulihnya populasi jenis flora atau fauna tertentu [1].
Daftar Pustaka:
[1] H. Gunawan and E. Subiandono, “Spatial Design for Restoration of Degraded
Ecosystem in Mount Ciremai National,” Indones. For. Rehabil., vol. 2, pp. 67–
78, 2014.
Perbedaan Antara Restorasi, Rehabilitasi, Remediasi dan Reklamasi

Restorasi merupakan upaya memulihkan kawasan hutan yang mengalami


kerusakan (degraded) atau terganggu (disturbed) akibat aktivitas manusia atau gangguan
alam dengan upaya restorasi, kemungkinan pulihnya proses ekologi akan kembali, serta
ketahanan yang menjadi syarat berlangsungnya pemulihan sistem dapat tercapai [2].
Rehabilitasi adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan
fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Salah satu kegiatan dalam
penanaman rehabilitasi yaitu penghijauan, yang dilakukan untuk menjaga dan
meningkatkan fungsi perlindungan tata air dan pencegahan bencana alam seperti banjir,
tanah longsor, dan/atau untuk meningkatkan produktivitas lahan. Salah satu kegiatan
dalam penghijaun tersebut adalah pembangunan hutan rakyat [3]. Remediasi adalah
kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar, ada 2 jenis remediasi
tanah yaitu in-situ (on-site/pembersihan di lokasi) dan ex-situ (off-site). Remediasi
secara in-situ bisa dengan menggunakan fungi atau bakteri (bioremediasi) atau dengan
menggunakan tanaman akumulator logam berat (fitoremediasi) Remediasi merupakan
kegiatan yang memiliki setidaknya beberapa tujuan terkait pelarutan, pengendapan dan
perubahan senyawa logam berat [4]. Reklamasi merupakan perbaikan infrastruktur
wilayah guna meningkatkan manfaat sumber daya lahan baik dari segi lingkungan, dan
sosial ekonomi. Reklamasi merupakan bentuk campur tangan (intervensi) manusia
terhadap keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan seimbang
dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola
arus, erosi dan sedimentasi pantai, berpotensi meningkatkan bahaya banjir [5].
Daftar Pustaka:
[2] A. D. SETYAWAN, “Mangrove ecosystem in Java: 1. recent status,”
Biodiversitas, J. Biol. Divers., vol. 4, no. 2, pp. 130–142, 2003, doi:
10.13057/biodiv/d040211.
[3] D. Rahman, Gitahapsari and dan A. Z., “Implementasi Program Rehabilitasi
Hutan Dan Lahan Melalui Kegiatan Hutan Rakyat Di Desa Kalisidi Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang,” 2017, [Online]. Available:
file:///C:/Users/youhe/Downloads/kdoc_o_00042_01.pdf.
[4] J. Purwani, “Remediasi Tanah dengan Menggunakan Tanaman Akumulator
Logam Berat Akar Wangi (Vetiveria zizanioides L.),” Balai Penelit. Tanah.
Bogor, pp. 287–298, 2010.
[5] R. Refliss, “Reklamasi Dan Restorasi Ekologi Kawasan Tanjung Api – Api
Provinsi Sumatera Selatan,” J. AGRISEP, vol. 16, no. 1, pp. 57–70, 2017, doi:
10.31186/jagrisep.16.1.57-70.

Menilai dan menjelaskan kemampuan anda serta dan potensi yang dimiliki
sendiri dalam upaya menguasai materi dan keterampilan dari mata kuliah
Restorasi Ekosistem dan Lanskap
Restorasi Ekosistem (RE) merupakan upaya untuk memulihkan kondisi hutan
alam sebagaimana sedia kala sekaligus meningkatkan fungsi dan nilai hutan baik
ekonomis maupun ekologis. Restorasi Ekosistem sendiri adalah upaya pengembalian
unsur hayati (flora dan fauna) dan nonhayati (tanah, iklim, tofograpi) suatu kawasan
kepada jenis aslinya berikut keseimbangan hayati dan ekosistemnya. Bila selama ini
kayu sebagai primadona, melalui RE banyak jenis manfaat yang bisa dipetik. Mulai dari
tanaman biofarmaka (obat) dan bioenergi, penyerap karbon, ekowisata dan ilmu
pengetahuan, hingga jasa lingkungan. Hasil kayunya juga dapat dimanfaatkan
berbarengan dengan komoditas hasil hutan bukan kayu (non-timber forest products)
seperti madu, jernang, rotan, bambu, getah, dan buah-buahan. Dalam memahami
perkuliahan pada mata kuliah Restorasi Ekosistem dan Lanskap dari pertemuan 1
sampai dengan pertemuan 6 ini saya dapat mempelajari materi yang diberikan oleh
dosen pengajar seperti mendownload materi-materi yang dibagikan melalui e-learning
simari ulm dan kemudian memahaminya. Dalam mempelajari mata kuliah Restorasi
ekosistem Lansekap bapak/ibu dosen biasanya menambahkan beberapa materi penting
juga seperti penggunakan berbagai macam aplikasi salah satunya adalah mendelay.
Aplikasi mendelay dapat membantu penulisan sitasi dengan daftar pustaka yang
terintegrasi dengan software pengolah kata seperti Microsoft word, pengelolaan sitasi
yang terintegrasi dapat dilakukan dengan menggunakan tools atau menu perangkat
lunak tersebut. Aplikasi mendelay merupakan software manajemen referensi dan
jaringan akademis dalam pengorganisiran penelitian baik dalam memanfaatkan
beberapa perangkat lunak, serta bergabung dengan penulis lain secara online agar karya
atau tulisan yang dipublikasi bersumber dari penelitian terakhir. File referensi (buku,
artikel dari jurnal, dokumen online, dan sebagainya) dapat diberi keterangan gar
mempermudah dalam pencarian, biasanya dalam format PDF .Dengan adanya aplikasi
mendelay ini mengerjakan suatu laporan maupun tugas sangat membantu saat
pembuatan sitasi secara otomatis dan mudah.

Menjelaskan mengapa anda tertarik mempelajari Restorasi Ekosistem dan


Lanskap? Jelaskan apa cita-cita anda setelah mempelajari Restorasi Ekosistem
dan Lanskap terkait dengan pembuatan tugas akhir S1 (skripsi)

Alasan saya mengambil mata kuliah Restorasi Ekosistem dan Lanskap yaitu saya ingin
mempelajari lebih lanjut tentang pelajaran mengenai ekologi dengan memperdalam lagi
ilmu yang berhubungan dengan lingkungan seperti aktivitas makhluk hidup,
sebelumnya saya sudah mempelajari mata kuliah tentang Ekologi Dasar, AMDAL,
Bioindikator Pencemaran Lingkungan (BPL), Flora Kalimantan, Konservasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Hayati (KPSDH), Ekologi Kalimantan dan Ekologi Lanjut.
Dari mata kuliah yang sudah saya ambil tersebut banyak pelajaran yang dapat diambil,
seperti terjun kelapangan untuk praktikum, mengenal alam, masyarakat dan lingkungan.
Menurut saya belajar Restorasi Ekosistem dan Lanskap sangat bermanfaat dan berguna
untuk kehidupan sehari-hari, karena seperti yang kita ketahui bahwa sekarang sangat
banyak permasalahan terkait ekosistem yang rusak akibat olah dari manusia maupun
dari alam sendiri. Kita sebagai mahasiswa yang berpengetahuan berusaha sebaik
mungkin yang terbaik untuk memulihkan kondisi ekosistem yang rusak menjadi
ekosistem semula dimana dapat hidup berbagai makhluk hidup lain guna melestarikan
keanekaragaman hayati melalui riset dan kajian teori yang mendalam menjadi inovatif
sehingga dapat di terapkan dalam pembelajaran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai