Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk membuat suatu asuhan keperawatn secara professional
(Nursalam, 2007). Manajemen dalam keperawatan sangat pentng untuk diterapkan
demi tercapainya suatu asuhan keperawatan yang maksimal untuk pasien. Menurut
Mugianti, (2016) fungsi manajemen keperawatan antara lain :
2.1.1 Planning
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan
semua fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan.
Maksudnya fungsi-fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara
efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Perencanaan adalah proses
berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian
melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan
melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Perencanaan dibuat berdasarkan
proses berfikir untuk membuat keputusan yang berorientasi pada masa yang
akan datang.
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka
waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek atau yang disebut
sebagai perencanaan operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan
jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun
waktu antara satu tahun sampai lima tahun, sedangkan perencanaan jangka
panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah perencanaan yang
dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun. Dalam perencanaan di ruang
perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka pendek yaitu
rencana harian, bulanan dan rencana tahunan.
Rencana Harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing
perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana dibuat oleh kepala
ruang, ketua tim/perawat primer dan perawat pelaksana. Rencana Bulanan
adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus
disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala
ruang dan ketua tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang
dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan
tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam:
1. Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya masalah
aktual yang dihadapi saat ini.
2. Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah
timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan
kemampuan organisasi.
Sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan
menjadi: Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) dan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity
dan Treat).
1. Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) yaitu Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana
produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan yang muncul
dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan antara sarana
yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan. SALING BANGUN : SA
(Sarana Produksi) LING (Lingkungan masyarakat), BANGUN
(Perkembangan yang menguntungkan).
2. Pendekatan SWOT ( Strenght, Wakness, OpportunitydanThreat) Rencana
disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan menganalisa faktor
internal yang berhubungan dengan kekuatan (Strenght) dan kelemahan
(Weaknes), selanjutnya melakukan analisa faktor eksternal yang
berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat).
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya
disusun rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana
strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang
mencantumkan target yang harus dicapai.

2.1.2 Organizing
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan
baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-
tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-
tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang
biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
1. Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf
dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara
sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar pe rawat

Tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan sebagai berikut:


1. Pencapaian tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara
perorangan dan kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui
penyusunan struktur organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui
supervisi.
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting.

Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai


tujuan organisasi, ada empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada empat
prinsip tersebut adalah:
1) Pembagian kerja
Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis
kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu.
2) Pendelegasian tugas
Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan
tertentu, Dalam pendelegasian mengandung unsur mentoring dan
regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana mengelola
sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan terbatas, Menurut
Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus
melihat The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan
sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik
dan dilakukan supervisi atau evaluasi.
3) Koordinasi
koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan
hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar
terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi keselarasan tindakan,
usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja.
koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : membangun komunikasi
dua arah baik dengan atasan maupun bawahan, membiasakan melakukan
rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent), melakukan pelaporan
dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, membuat pembakuan
formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat
4) Manajemen waktu
Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk
melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan
capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola
waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara :
Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan,
memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada, menentukan
prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak
mendesak/rutin, mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat
pekerjaan

2.1.3 Actuating
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya
mempengaruhi staf agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan bawahan maka ada
beberapa unsur yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh manajer
keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi
orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kemampuannya
2) Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam
keperawatan, karena kita tahu bahwa pelayanan keperawatan memiliki
kontribusi yang besar terhadap mutu layanan kesehatan. Rendahnya kinerja
perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, sebaliknya
bila kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu layanan.
3) Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara manajer
dan pelaksana keperawatan dapat menghindari persepsi salah
(missperception). Komunikasi bisa dilakukan secara vertikal (atas–bawah)
maupun horisontal (samping). Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih untuk
menyampaikan dan meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar
organisasi.

2.1.4 Controlling
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah
usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan
tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin
untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa
aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja. Manfaat pengawasan
dalam manajemen antara lain :
1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf
dalam kurun waktu tertentu
2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang
melaksanakan tugas
3) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan efisien
4) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)

2.2. MAKP

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan


oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan
tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan
harus efektif dan efisien.

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.


Terdapat delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap
unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan berakibat
suatu stres sehingga perlu adanya antisipasi (Nursalam, 2014).

Menurut Nursalam (2014) terdapat 6 unsur yang menjadi pertimbangan


dalam pemilihan metode keperawatan yaitu:

a. Sesuai dengan visi dan misi institusi. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah
sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan
keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat
ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan, harus
selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan
yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan dan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus
dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja
dan frustrasi dalam pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal
yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Metode yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode MAKP


Tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.

Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat


inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. Konsep metode Tim:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan


berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.

Kelebihannya:

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh


b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan: Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk


konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

Konsep metode Tim:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan


berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.

2.2.1. Peran Ketua Tim


1. Fungsi
Dalam metode tim, katim memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala ruang
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi kinarja anggota tim
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
2. Tugas
Tugas ketua tim
a. Perencanaan
1) Mengikuti serah terima pasien dari tim sebelumnya bersama
kepala ruangan
2) Bersama kepala ruangan membagi tugas untuk anggota tim
3) Menyususn rencana asuhan keperawatan
4) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan
6) Melakukan ronde keperawatan brsama kepala ruang
7) Melakukan pelaporan pendokumentasian
b. Pngorganisasian
1) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
2) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien
yangmenjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
3) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana
sesuaidengan tingkat ketergantungan pasien.
4) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
6) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim/pelaksana.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/
pelaksana.
2) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
4) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
5) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
6) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
7) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan
akhirkegiatan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada
pasien.
2) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota
tim/ pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan
dari anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga.
4) Melalui evaluasi :
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana
dan membandingkan dengan peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam
melaksanakan tugas.
c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
d) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
e) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
h) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,
otokratik, pseudo demokartik, situasional, dll
i) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
2.2.2. Peran Perawat Pelaksana
1. Fungsi Perawat Pelaksana
Fungsi perawat pelaksana dalam metode tim yaitu:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antartim
c. Memberikan laporan harian
2. Tugas Perawat Pelaksana
a. Perencanaan
1) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima
tugas.
2) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
3) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
4) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
5) Menerima pasien baru.
6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagaan:
1) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim.
2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
4) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
6) Melaksanakan asuhan keperawatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
c. Pengarahan
1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang
tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
3) Menerima pujian dari ketua tim.
4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
6) erlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d. Pengawasan:
1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk
proses evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi
pasien.
2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai