TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Organizing
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan
baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-
tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-
tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang
biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini:
1. Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf
dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya
2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar
komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari
3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara
sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar pe rawat
2.1.3 Actuating
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya
mempengaruhi staf agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan bawahan maka ada
beberapa unsur yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh manajer
keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi
orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kemampuannya
2) Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam
keperawatan, karena kita tahu bahwa pelayanan keperawatan memiliki
kontribusi yang besar terhadap mutu layanan kesehatan. Rendahnya kinerja
perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, sebaliknya
bila kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu layanan.
3) Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara manajer
dan pelaksana keperawatan dapat menghindari persepsi salah
(missperception). Komunikasi bisa dilakukan secara vertikal (atas–bawah)
maupun horisontal (samping). Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih untuk
menyampaikan dan meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar
organisasi.
2.1.4 Controlling
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah
usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan
tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin
untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa
aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja. Manfaat pengawasan
dalam manajemen antara lain :
1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf
dalam kurun waktu tertentu
2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang
melaksanakan tugas
3) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan efisien
4) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)
2.2. MAKP
a. Sesuai dengan visi dan misi institusi. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah
sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan. Proses
keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan
keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat
ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan, harus
selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan
yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan dan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus
dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja
dan frustrasi dalam pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal
yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Kelebihannya: