Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHASA INDONESIA

MENGUBAH HIKAYAT MENJADI CERPEN

Oleh : Afiza Milladunka Rokhmah


Kelas/No. Absen : 01

SMA NEGERI MOJOAGUNG

NOVEMBER 2018
Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya,terlalu amat kaya,akan


tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan,maka saudagar
Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.

Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun,maka di serahkan oleh bapaknya mengaji
kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun,ia di pinangkan
dengan anak saudagar yang kaya,amat elok parasnya,namanya Bibi Zainab.

Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu,ia membeli seekor burung bayan
jantan.Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu di bawanya ke
rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga.

Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut,lalu minta izinlah dia kepada
istrinya.Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya itu,jika ada barang suatu
pekerjaan,mufakatlah dengan dua ekor unggas itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah
di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.

Hatta beberapa lama di tinggal suaminya,ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa
Bibi Zainab yang terlalu elok.Berkencanlah mereka unyuk bertemu melalui seorang
perempuan tua.maka pada suatu malam,pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak
menemui anak raja itu,maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan
Allah SWT.maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari
sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.

Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura2 tidur.maka bayan pun
berpura2 terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab perg mendapatkan anak
raja.maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.Setelah
ia sudah berpikir demikian itu,mak ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan
segeranya mendapatkan anak raja itu.Apapun hamba ini haraplah tuan,jikalau jahat sekalipun
pekerjaan tuan,Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya.Baiklah tuan
pergi,karena sudah di nanti anak raja itu.Apatah di cara oleh segala manusia di dunia ini
selain martabat,kesabaran,dan kekayaan?Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat
seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.

Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut.Maka


Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan
perempuan itu.

Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu,dan setiap
berpamitan dengan bayan ,maka di berilah ia cerita2 hingga sampai 24 kisah dan 24 malam.
Burung tersebut bercerita,hingga akhirny lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan
menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Sumber:http://sepengatahuanku.blogspot.com/2013/01/cerita-singkat-hikayat-bayan-
budiman.html
Cerpen Bayan Budiman

Dahulu kala, ada seorang saudagar kaya raya dari Kerajaan Ajam yang bernama Khojan
Mubarok. Dia tidak memiliki anak dan ia selalu berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai seorang
anak. Setelah sekian lama, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi
nama Khojan Maimun.
Setelah Khojan Maimun berumur lima tahun, Khojan Mubarok menyuruh seorang guru
mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji. Ketika Khojan Maimun berumur lima belas
tahun, ia dinikahkan dengan anak saudagar kaya yang sangat cantik bernama Bibi Zaenab.
Setelah beberapa lama menikah dengan Bibi Zaenab, ia membeli seekor Burung Bayan
jantan. Selain membeli Burung Bayan, ia juga membeli Burung Tiung betina. Kedua burung
tersebut dibawanya ke rumah dan di taruh pada dua sangkar yang sama.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik untuk berdagang di laut, lalu Khojan Maimun
meminta izin kepada istrinya. Sebelum dia pergi, ia berpesan kepada istrinya, ”Jika ada suatu
permasalahan maka bermusyawarahlah dengan kedua burung itu, ingatlah itu karena fitnah
itu lebih tajam dari pada senjata.”
Setelah beberapa lama ditinggal suaminya, ada seorang anak Raja yang sedang berkuda
melihat wajah Bibi Zaenab yang sangat cantik. Alhasil mereka saling jatuh cinta. Kemudian
mereka pun bertemu dengan dibantu oleh seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam,
Bibi Zaenab berpamitan kepada Burung Tiung untuk bertemu dengan Pangeran, tetapi
Burung Tiung menasehati Bibi Zaenab karena perbuatannya itu melanggar aturan Allah
SWT. Mendengar nasehat Burung Tiung, Bibi Zaenab marah dan dilemparkanlah sangkar itu
sampai Burung Tiung mati.
Ketika Bibi Zaenab hendak pergi, ia melihat Burung Bayan yang sedang berpura-pura
tertidur. Burung Bayan berpura-pura terkejut mendengar keinginan Bibi Zaenab yang hendak
pergi menemui anak Raja. Maka Bayan berpikir, jika ia menjawab seperti yang dikatakan
Tiung maka dia pun akan mati. Setelah lama berpikir, Bayan berkata, “Bibi Zaenab yang
cantik, cepatlah pergi menemui anak Raja itu. Apapun yang anda lakukan itu baik atau buruk
sekalipun, hamba yang akan menanggungnya. Segeralah tuan pergi, karena anak Raja sudah
menunggu. Apa yang dicari manusia didunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?
Adapun hamba ini adalah seperti hikayat seekor Burung Bayan yang dicabut bulunya oleh
istri tuannya sendiri.” Alhasil, Bibi Zaenab tertarik dengan cerita tersebut. Kemudian Bayan
pun bercerita panjang lebar kepada Bibi Zaenab dengan maksud agar Bibi Zaenab melupakan
pertemuannya dengan anak raja.
Akhirnya, disetiap malam ketika Bibi Zaenab akan bertemu dengan anak Raja, dan setiap
berpamitan dengan Bayan, Bayan selalu bercerita hingga 24 kisah dan 24 malam terus
bercerita, hingga akhirnya Bibi Zaenab insyaf terhadap perbuatannya dan menunggu
suaminya Khojan Maimun pulang dari berdagang.

Anda mungkin juga menyukai