Anda di halaman 1dari 4

Nama : ~ Pande Putu Kresna Tirta (12)

Hikayat Bayan Budiman


Bermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya,terlalu amat
kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada
Tuhan,maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang
di beri nama Khojan Maimun. Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun,maka
di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur
Khojan Maimun lima belas tahun,ia di pinangkan dengan anak saudagar yang
kaya,amat elok parasnya,namanya Bibi Zainab. Hatta beberapa lamanya khojan
Maimun beristri itu,ia membeli seekor burung bayan jantan.Maka beberapa di
antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu di bawanya ke rumah dan di
taruhnya hampir sangkaran bayan juga. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik
akan perniagaan di laut,lalu minta izinlah dia kepada istrinya.Sebelum dia pergi
,berpesanlah dia pada istrinya itu,jika ada barang suatu pekerjaan,mufakatlah
dengan dua ekor unggas itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia
amat besar lagi tajam dari pada senjata. Hatta beberapa lama di tinggal
suaminya,ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu
elok.Berkencanlah mereka unyuk bertemu melalui seorang perempuan tua.maka
pada suatu malam,pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui
anak raja itu,maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan
Allah SWT.maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari
sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi
mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur.maka bayan pun berpura-pura
terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab perg mendapatkan anak
raja.maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan
binasa.Setelah ia sudah berpikir demikian itu,mak ujarnya,"Aduhai Siti yang baik
paras,pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu.Apapun hamba ini
haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan,Insya Allah di atas kepala
hambalah menanggungnya.Baiklah tuan pergi,karena sudah di nanti anak raja
itu.Apatah di cara oleh segala manusia di dunia ini selain martabat,kesabaran,dan
kekayaan?Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan
yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar. Maka berkeinginanlah
istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut.Maka Bayanpun
berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan
perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak
raja itu,dan setiap berpamitan dengan bayan ,maka di berilah ia cerita-cerita hingga
sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita,hingga akhirnya lah Bibi
Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum
pulang dari rantauannya.

Ringkasan cerita
Cerita yang menjadi bingkai Hikayat Bayan Budiman ini ialah berkenaan kisah seorang
saudagar bernama Khoja Maimun dengan isterinya yang amat cantik Bibi Zainab nama-nya,
serta dua ekor burung, iaitu seekor burung tiung dan seekor lagi burung bayan.
Pada suatu masa Khoja Maimun telah pergi ke sebuah negeri lain kerana berniaga; isterinya
ditinggalkannya bersama-sama dengan kedua ekor burung itu. Sepeninggalan Khoja Maimun
pergi berniaga ke negeri lain itu, maka tersebutlah kisah pada suatu hari tatkala Putera
Mahkota negeri itu sedang berangkat mengedari kuda, tiba-tiba terpandanglah ia kepada
wajah isteri Khoja Maimun yang cantik itu; maka terikatlah rasa cinta berahi antara kedua
pihak. Putera Mahkota ingin bertemu muka dan bercumbu-cumbuan dengan isteri saudagar
itu lalu dimintanyalah supaya perempuan itu datang keistananya pada waktu malam.
Sesungguhnya, bahawa kewajipan dan kehormatan tidak ada makananya di sisi seseorang
yang diharu nafsu berahi, maka demikianlah halnya pada suatu malam isteri Khoja Maimun
itu pun berhias diri dengan tujuan akan pergi; tetapi terlebih dahulu ia telah mendapatkan
burung tiung bertanyakan fikiran sambil menyatakan maksudnya itu lalu burung tiung
memberi nasihat serta mengingatkan perempuan itu dengan cara berterus terang. Hikayat
Bayan Budiman meriwayatkan peristiwa ini demikian:
Setelah sudah isteri Khoja Maimun mendengar kata tiung maka ia pun terlalulah marah,
katanya, "Kerana (laknat) bagimu! Tiada engkau tahu akan hal hati orang berahi?
Kusangkakan engkau ada menaruh timbang rasa, kerana sama perempuan." Maka
disentakkannya tiung itu dari dalam sangkarannya lalu dihempaskannya ke bumi. Maka tiong
itu pun matilah.
Setelah dilihat oleh bayan kelakuan Bibi Zainab membunuh tiung itu tiada dengan semenamenanya, maka ia pun mendiamkan dirinya, pura-pura tidur. Maka Bibi Zainab pergilah
mendapatkan bayan serta dibangunkannya. Maka bayan pun pura-pura terkejut, seraya
katanya, "Apakah pekerjaan tuan datang kemari dengan malam kelam ini?"
Dalam pada itu bayan pun mencari akal bagi menahan isteri tuannya daripada melajakkan
niatnya yang cemar itu dengan tidak mencela-cela perbuatannya, melainkan dengan jalan
bercerita. Maka lekalah isteri Khoja Maimun mendengar cerita bayan yang amat menarik
hatinya itu, hingga tiada jadi ia pergi. Cerita-cerita itu pula makin lama semakin banyak
mengalirkan kias nasihat yimg halus dan dalam ertinya, terutama sekali mengenai: kaum
perempuan.
Demikianah halnya setiap malam-malam bersambut pagi bayan menghabiskan sebanyak
tujuh puluh ceritanya. Segala isi cerita-cerita itu memberi insaf kepada isteri Khoja Maimun,
sehingga pulihlah semula rasa setianya kepada suaminya dan lenyaplah segala niat hatinya
hendak melakukan perbuatan cemar itu sampai suaminya kembali.

Analisis Hikayat
Unsur Intrinsik
1. Tema : Kesetiaan istri kepada suaminya
2. Latar : a. Latar tempat - rumah : lalu di bawanya ke rumah dan ditaruhnya hampir
sangkaran bayan juga.
b. Latar waktu : - Pada suatu hari - Pada suatu malam
c. Latar suasana - Menegangkan : Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya
tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
d. Latar social - perjodohan :
3. Alur : alur maju
- Eksposisi : Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya, terlalu amat
kaya, akantetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka
saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan
Maimun.
- Intrik : Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah
diakepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu
pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah
didunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
- Klimaks : Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu
melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui
seorang perempuan tua.Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung
itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang
melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung
itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi
mendapatkan bayan yang sedang berpura-pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut
dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja.
- Antiklimaks : Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan
binasa. Setelah iasudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, "Aduhai Siti yang baik paras,
pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan,
jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan,Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya.
Baiklah tuan pergi, karena sudah di nantianak raja itu. Apatah di cara oleh segala manusia di
dunia ini selain martabat, kesabaran, dankekayaan? Adapun akan hamba, tuan ini adalah
seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri
saudagar.Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Resolusi : MakaBayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat
memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin
mendapatkan anak raja itu, dansetiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia ceritacerita hingga sampai 24 kisah dan 24malam burung tersebut bercerita, hingga akhirnya lah
Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanyadan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang
dari rantauannya
Tokoh dan penokohan
a. Bibi Zainab - Amat elok parasnya, - Emosional : Maka marahlah istri Khojan Maimun dan
disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
b. Khojan Maimun - Penasihat : Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada
barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada,
karena fitnah didunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.

c. Anak Raja Ajam - Tidak tahu diri : Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab
yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua.
(berkencan dengan wanita yang sudah bersuami)
d. Burung tiung - Penasihat : Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung
tiung itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang
melanggar aturan Allah SWT
e. Bayan
- Pintar : Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa. Cerdik : MakaBayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat
memperlalaikan perempuan itu. Sudut pandang : orang ketiga serba tahu.
- Bukti : Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa
Amanat :
- jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah karena fitnah didunia amat besar lagi tajam dari
pada senjata
- Dengarkanlah baik-baik nasihat yang diberikan kepada kita karena itu akan memberikan
petunjuk baik bagi kita.
- Setia dalam menjalin hubungan.
- Berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak
Unsur Ekstrinsik Hikayat
1. Budaya perjodohan dikalangan masyarakat Setelah umurnya Khojan maimun lima tahun,
maka di serahkan oleh bapaknya mengajikepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan
Maimun lima belas tahun, ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok
parasnya, namanya Bibi Zainab
2. Perselingkuhan dikalangan masyarakat Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak
Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka
untuk bertemu melalui seorang perempuan tua.

Anda mungkin juga menyukai