Anda di halaman 1dari 7

1

BURUNG SAKTI PEMBERI NASEHAT

Pada jaman dahulu, di Negeri Ajam.Tinggallah sepasang saudagar kaya


yang bernama Khojan Mubarok beserta istrinya.Akan tetapi, mereka belum
dikaruniai seorang anak. Sang istri kerap bersedih akan nasibnya tersebut.
Cahaya perak rembulan merembes masuk melalui tirai jendela, memperjelas
siluet suami istri yang sedang duduk di atas kasur.Sang istri menyandarkan
dirinya di dinding.Ditekuk kedua lututnya hingga merapat ke dada.Beliau tak bisa
mengelak ketika lapisan sebening kaca terhampar menghalangi bola matanya.
Pak, kapankah kita dapat mempunyai seorang putra?, tanya sang istri kepada
suaminya.
Pasti kelak, kita akan dikaruniai seorang anak, Bu. Jika kita mau berdoa kepada
Allah. Insya Allah, Allah akan mengabulkan permintaan kita, hibur Khojan
Mubarok kepada istrinya.
Sang istri hanya mengangguk pelan.Masih ada dua bulir air bening kembali
menetes dari kelopak mata indahnya.
Sudahlah, Bu. Mari kita berdoa kepada- Nya agar kita diberikan petunjuk, ucap
Khojan Mubarok sembari menghapus air mata istrinya dengan menyunggingkan
sebaris senyum.
Lalu, sepasang suami istri tersebut berdoa pada Tuhannya agar diberi
kebahagiaan yang mereka idam- idamkan.
Sang istri mengintip keluar jendela, mentari pagi masih asyik terlelap di
tempat persembunyiannya.
Tiba- tiba, sang istri merasakan sesuatu yang aneh di dalam perutnya yang
selama ini Beliau tak pernah merasakannya. Mual, ya hanya mual yang
dirasakannya saat itu.
Pak, Tolong! Sakit Pak!, teriak sang istri.
Khojan Mubarok tergopoh- gopoh mencari sosok sang istri yang berteriak
meminta tolong. Tak lama kemudian, Khojan Mubarok kaget melihat istri yang
sedang muntah di belakang rumah.
Ada apa, Bu? Ibu sakit?, tanya Khojan Mubarok seraya mendekap istrinya.
2

Aku pun tak tahu, Pak. Tiba- tiba perutku terasa mual, lirihnya.
Kalau begitu, bapak panggilkan tabib saja ya, Bu. Ibu di rumah saja, ujar sang
suami.
Dituntunnya sang istri menuju kamar. Setelah itu, Khojan Mubarok pergi
mencari tabib yang kediamannya tak jauh dari rumahnya.
Ada kabar baik, Pak. Istri Anda sedang mengandung seorang bayi., kata tabib
gembira.
Binar- binar bahagia tampak jelas di dua pasang bola mata sepasang suami
istri itu.
Alhamdulillah, doa kita didengarkan- Nya, Bu!!, Khojan Mubarok memeluk
istrinya. Keluarlah air mata bahagia dari bola mata Khojan Mubarok.
Iya, Pak! Alhamdulillah!, seru sang istri.
Sembilan bulan sepuluh hari istri Khojan Mubarok mengandung bayi yang
ada dalam rahim sucinya. Hingga akhirnya, beliau melahirkan seorang bayi laki-
laki yang diberi nama Khojan Maimun. Dengan kasih sayang, Khojan Mubarok
beserta istrinya membesarkan Khojan Maimun.
Saat Khojan Maimun berusia lima tahun, ayahnya memintanya untuk belajar
mengaji dengan guru- guru. Setelah umur Khojan Maimun mencapai lima belas
tahun, ia dinikahkan dengan saudagar kaya dan berwajah ayu bernama Bibi
Zainab.
Beberapa lama sesudah Khojan Maimun mempunyai istri, beliau membeli
seekor burung bayan jantan dan dia juga membeli tiung betina, lalu dibawa ke
rumah dan ditaruh satu tempat dengan seekor bayan.
Pada suatu hari, Khojan Maimun tertarik akan pekerjaan perniagaan di laut.
Bu, sebenarnya bapak ingin merantau.Saat ini, bapak tertarik dengan sebuah
pekerjaan, kata Khojan Maimun menoleh kearah istrinya.
Bapak hendak merantau kemana, Pak?, tanya Bibi Zainab.
Entahlah, Bu. Akan tetapi, bapak tertarik akan perniagaan di laut, jawab Khojan
Maimun kemudian.
3

Saat beliau akan berangkat untuk merantau, Khojan Maimun berpesan


kepada istrinya, Jika Ibu mendapatkan suatu pekerjaan atau hendak melakukan
sesuatu, bertanyalah dan bermusyawarahlah dengan burung tiung dan burung
bayan. Ibu mengerti, kan?, sang suami menatap Bibi Zainab sendu.
Ibu mengerti, Pak, lirih Bibi Zainab.
Khojan Maimun tersenyum kepada istrinya.
Bapak berangkat dulu ya, Bu. Doakan bapak, supaya pekerjaan yang bapak dapat
kelak halal dan barokah.Assalamualaikum, sahut Khojan Maimun dan berlalu
meninggalkan Bibi Zainab.
Dari kejauhan tampak sosok pria yang sedang berkuda, ternyata dia adalah
putra mahkota dari Raja Ajam.Saat beliau sedang berkuda, secara tidak sengaja,
beliau melihat wanita yang berparas ayu dan bermata sendu, ialah Bibi
Zainab.Sang putra mahkota terlihat tertarik oleh paras ayunya dan mengajaknya
berkencan pada suatu malam.Bibi Zainab pun juga ingin menemui anak raja itu.
Pada suatu malam, Bibi Zainab berpamitan kepada burung tiung untuk
menemui sang putra mahkota.
Jangan, tuan. Perbuatan tuan melanggar aturan Allah SWT!, cergah burung
tiung.
Bukannya Bibi Zainab menurut oleh apa yang dikatakan oleh burung tiung,
tetapi beliau justru marah terhadap jawaban yang diberikan burung tiung. Lalu,
Bibi Zainab marah dan dikeluarkan burung tiung itu dari sangkarnya dan burung
tiung itu dibunuhnya.
Lalu, Bibi Zainab pun meminta izin kepada burung bayan yang sedang
berpura- pura tertidur, bayan pun berpura- pura terkejut dan mendengar kehendak
hati Bibi Zainab yang ingin pergi menemui anak raja itu. Bayan pun berfikir, bila
ia menjawab seperti burung tiung maka ia juga akan mati.
Setelah ia berfikir, ia berkata, Aduhai, Siti yang berwajah baik, segeralah pergi
menemui anak raja itu. Jika pekerjaan tuan tidak baik (melakukan kejahatan),
Insya Allah diatas kepala hamba yang menanggungnya. Baiklah, jika tuan akan
pergi, karena tuan sudah di nanti anak raja itu. Apakah yang dicari semua manusia
4

di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Tuan seperti hikayat
seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuan (istri saudagar),
Maka, Bibi Zainab berkenan untuk mendengarkan cerita tersebut.Bayan pun
bercerita kepada Bibi Zainab dengan maksud supaya beliau dapat melupakan
perempuan itu (seorang perempuan tua).
Setiap malam, Bibi Zainab yang berkeinginan mendapatkan anak raja dan
setiap berpamitan dengan bayan, maka bayan memberinya cerita hingga sampai
24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita. Akhirnya, Bibi Zainab pun insaf
terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya pulang dari rantauannya.

MUCHNI ILLAHI EFENDI


X MIPA 4
5

KARAKTER TOKOH
1. Khojan Mubarok : sholeh dan kaya. (analitik)
Bukti 1. : Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada
beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan,
Bukti 2 : .maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru
2. Khojan Maimun : berbakti kepada istrinya. (analitik)
Bukti : .Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut,
lalu minta izinlah dia kepada istrinya.
3. Bibi Zainab : sangat cantik, kaya, dan gegabah.(analitik dan dramatik).
Bukti 1 : .ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok
parasnya, namanya Bibi Zainab.
Bukti 2 : .Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung
tiung itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di tentang
perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT. maka marahlah istri Khojan
Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya
sampai mati. (dramatik).
4. Burung Tiung : pemberi nasihat yang bijaksana. (analitik)
Bukti : .Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung
itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di tentang perbuatanya
yang melanggar aturan Allah SWT.
5. Burung Bayan : bijaksana, pemberi pitutur yang baik. (analitik)
Bukti 1 : .berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita
tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud
agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.

Bukti 2 : .Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan
anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita-
cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita,
6

1. Nilai Agama :
Berbaktilah kepada suami. Ketika suami merantau seorang istri harus menjaga
dirinya dari laki- laki lain. Jika seorang istri pergi dengan laki- laki lain tanpa
izin dari suaminya, maka dia harus insaf.
Bukti 1 : hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya
dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Bukti 2 : .maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar
aturan Allah SWT.
2. Nilai Pendidikan : Nasihat yang diberikan sedikit- demi sedikit dapat
meluluhkan hati yang ambisius (Bibi Zinab yang sangat ingin mendapatkan
anak Raja itu).
Bukti 1 : .Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk
mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi
Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.
Bukti 2 : . Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan
setiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita- cerita hingga
sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah
Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan
Maimun pulang dari rantauannya.
3. Nilai Moral :
a. Sikap Sholeh yang dimiliki oleh Khojan Maimun dan Ayahnya.
Bukti 1 : .Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka
saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di
beri nama Khojan Maimun.
Bukti 2 : .maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru
sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun,.
b. Sikap bijaksana yang dimiliki oleh burung tiung.
Bukti 1 : .berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan
cerita tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan
maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.
7

Bukti 2 : .Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin


mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan, maka di
berilah ia cerita- cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung
tersebut bercerita,
c. Sikap gegabah Bibi Zainab yang membunuh burung tiung.
Bukti : .maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung
itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
4. Nilai Budaya : Sejak beumur lima tahun, Khojan Maimun sudah diajarkan
mengaji.
Bukti : Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh
bapaknya mengaji kepada banyak guru.

Anda mungkin juga menyukai