Anda di halaman 1dari 20

PRE PLANNING KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PENTINGNYA MENGETAHUI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT, 6 LANGKAH CUCI TANGAN DAN COVID-19

1. Nama Kegiatan : Pentingnya Mengetahui Perilaku Hidup Bersih


Sehat, 6 Langkah Cuci Tangan Dan Covid-19

2. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah upaya untuk

memperkuat budaya seseorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli dan

mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas.

PHBS merupakan perilaku yang harus dipraktikkan secara terus menerus agar

menjadi suatu pola kebiasaan (Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, 2020)

Anak-anak lebih berpotensi meniru perilaku orang dewasa, daripada

melakukan perintah (suara) ataupun instruksi dari orang dewasa. Orang dewasa

harus mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat secara terus-menerus

(konsisten) dan benar baik saat di rumah maupun di luar rumah. Dengan begitu,

maka anak-anak akan mempunyai pola perilaku hidup bersih dan sehat yang akan

dipraktikkan sepanjang hidupnya (Direktorat Jendral Rehabilitasi Anak, 2020).

Salah satu indikator PHBS yaitu cuci tangan. Mencuci tangan di air mengalir dan

memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang

menempel di tangan sehingga tangan bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah

tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan

tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum

memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. Pada situasi

berkembangnya virus korona seperti saat ini.

Virus corona adalah zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia.


Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus

pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina.

Pada tanggal 07 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak

diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru corona virus disease, COVID-19.

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD) atau Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC). Penambahan jumlah kasus

COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara.

Sampai dengan 03 Maret 2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi

di 72 negara dengan 3.112 kematian (CFR 3,4 %). Di Indonesia sendiri kasus

terkena covid-19 ini sudah mencapai 16.006 orang pada tanggal 14 mei 2020.

Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan

terinfeksi. Hingga pada tanggal 15 mei 2020 sudah ada 22 kasus positif terinfeksi

virus Corona yang terkonfirmasi di Provinsi Gorontalo [ CITATION Kem20 \l

1057 ].

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-

6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat

dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian

besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas,

dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. COVID-

19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak
melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang

kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19.

Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci

tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak

secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat

dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan

bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat

berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat [ CITATION Kem20 \l

1057 ].

Dari Penjelasan di atas maka sangat penting untuk selalu menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan 6 langkah dengan benar serta

mengetahui tanda gejala dan juga pencegahan virus corona pada anak sekolah.

Walaupun anak-anak bukanlah golongan yang sangat rentan terinfeksi Covid-19,

tetapi ada kemungkinan anak sekolah dapat terinfeksi dengan kontak langsung

dengan penderita dan tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah diadakan penyuluhan secara tentang pentingnya mengetahui

perilaku hidup bersih dan sehat, 6 langkah cuci tangan yang benar dan

COVID-19, anak-anak usia sekolah diharapkan dapat mengetahui dan

menerapkan perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat


2) Untuk mengetahui cara cuci tangan yang benar dengan 6 langkah

3) Untuk mengetahui definisi, tanda dan gejala serta pencegahan COVID-

19.

4. Strategi

a. Permohonan izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penyuluhan

pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, cara cuci tangan 6

langkah dengan benar, serta pengetahuan anak-anak usia sekolah terkait

COVID-19.

b. Mahasiswa menyampaikan tujuan dilaksanakannya penyuluhan

c. Melakukan demonstrasi 6 langkah cuci tangan bersama anak usia sekolah.

5. Kegiatan

a. Pendidikan kesehatan terkait penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,

cara cuci tangan 6 langkah dengan benar, serta pengetahuan anak-anak

usia sekolah terkait COVID-19.

b. Mensimulasikan 6 langkah cuci tangan bersama anak usia sekolah.

6. Indikator Output/Outcome

Para anak mampu:

a. Menjelaskan kembali perilaku hidup bersih dan sehat

b. Melakukan 6 langkah cuci tangan dengan baik dan benar secara mandiri

sebagai bentuk pencegahan penularan penyakit menular.

c. Menjelaskan kembali definisi, tanda-gejala serta pencegahan COVID-19.

7. Teknik Evaluasi

a. Evaluasi Struktur
1) Tim penyelenggara terbentuk sebelum acara dimulai.

2) Anak-anak berkumpul 10 menit sebelum kegiatan penyuluhan.

3) Setting tempat yang digunakan disesuaikan menggunakan ruangan yang

luas pencahayaan yang cukup.

4) Alat-alat yang dibutuhkan seperti sound system, mic, handrub, air, tisu,

dan masker yang telah siap pakai pada saat kegiatan akan berlangsung.

b. Evaluasi Proses

1) Adanya partisipasi dan keterlibatan aktif dari anak-anak terhadap

rangkaian kegiatan yang diselenggarakan.

2) Siswa yang berpartisipasi lebih dari 2/3 keseluruhan siswa yang hadir.

3) Acara dapat berjalan sesuai rencana.

4) Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif.

c. Evaluasi Hasil

1) 50% kehadiran anak.

2) 50% dari anak antusias terhadap kegiatan yang diselenggarakan.

3) Terbentuknya care giver yang berkualitas.

4) Penyuluhan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat , cara

cuci tangan 6 langkah dengan benar serta pengetahuan terkait COVID-

19.

8. Sasaran Kegiatan

Anak usia sekolah (Kelas 3,4,5).

9. Penanggung Jawab

a. Leader : Jenis Tahir, S.Kep


b. Co-Leader : Hijrah Fahlevi Sumardi, S.Kep

c. Moderator : Bonita Rumondor, S.Kep

d. Pemateri : Sri Devi Yahya, S.Kep

e. Fasilitator : 1. Salwiya Hadi, S.Kep

2. Vanra Dela Rahman, S.Kep

3. Yusriyanti Akuba, S.Kep

4. Abdul Wahab Saleh, S.Kep

f. Observer : 1. Rukmala Cyntia Mauke, S.Kep

2. Desiyanti S. Rahman, S.Kep

3. Karsum Daud, S.Kep

g. Dokumentasi : Rahayu Lestari Djafar, S.Kep

h. Konsumsi : 1. Meisin Abdulatif, S.Kep

2. Abdul Muis Ahmad, S.Kep

3. Febriyanti S. Nalole, S.Kep

10. Waktu dan Tempat

a. Hari/Tanggal : Kamis/21 Januari 2021

b. Tempat : SDN 7 Bulango Selatan

c. Waktu : 10.00 s/d selesai

11. Pembiayaan

Konsumsi peserta kegiatan dan mahasiswa ± Rp. 100.000,00

12. Standar Kegiatan


No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam 5 menit
2. Melakukan perkenalan diri
3. Memberikan games
4. Menjelaskan tujuan dan
manfaat
5. Melakukan kontrak waktu
6. Melakukan validasi
2. Penyajian materi dan Menjelaskan tentang : 30 menit
simulasi 6 langkah 1. Pengertian covid-19
2. Tanda dan gejala covid-19
cuci tangan
3. Cara penyebaran covid-19
4. Pencegahan covid-19
5. Definisi perilaku hidup
bersih dan sehat
6. Tujuan dan manfaat
perilaku hidup bersih dan
sehat
7. Indikator PHBS di sekolah
8. Demonstrasi prosedur cuci
tangan & mempraktekkan
bersama.
3. Penutup 1. Menyimpulkan hasil 5 Menit
penyuluhan.
2. Memberikan games
3. Ucapan terima kasih dan
salam penutup.
LAMPIRAN MATERI
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah
A. Definisi

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak

luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,

minuman, serta lingkungan.16 PHBS di institusi pendidikan adalah upaya

pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan

sehat di tatanan institusi pendidikan.

Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

h. Membuang sampah pada tempatnya

B. Tujuan PHBS

PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,

keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program perilaku hidup bersih

dan sehat. Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif

dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup

sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku

perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat

meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental,

spiritual maupun sosial.

C. Manfaat PHBS

Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah

yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses

belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah

sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat

orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang

pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

D. Indikator PHBS di Sekolah


Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air

mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare,

kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung,
dan lain sebagainya terutama saat ini sedang mewabah Virus Corona. WHO

menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat

meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci tangan

ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas diluar

sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah bersin atau batuk, setelah

menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet.

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang

bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung

karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang

akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah

harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta

penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi

syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan

terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari

sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak

mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan.

d. Olah raga yang teratur dan terukur

Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan

pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah raga disekolah

bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah
sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan

fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar. Dengan

melakukan olahraga secara teratur akan dapat memberikan manfaat antara lain:

meningkatkan kemampuan jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot,

mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan berat badan, memperbaiki

bentuk tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta

memperlancar peredaran darah.

e. Memberantas jentik nyamuk

Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang

disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.

Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan

3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak

mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal

seminggu sekali.

f. Tidak merokok di sekolah

Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya

kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Di sekolah

siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman, guru, maupun

masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap bahwa dengan

merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di lingkungan sekolah sangat

tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat

membahayakan kesehatan anak sekolah.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan


Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan

dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk

deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah.

h. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun alam. Sampah ditampung dan dibuang setiap hari

ditempat pembuangan yang memenuhi syarat karena membuang sampah tidak

pada tempatnya akan dapat mengakibatkan penyakit dan akan mencemari

udara disekitarnya. Mendidik anak untuk selalu membuang sampah pada

tempatnya akan dapat menekan angka penyakit yang dapat muncul di

lingkungan sekolah.

2. 6 Langkah Cuci Tangan

A. Definisi Cuci Tangan

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran

dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci

tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari

penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang

(Kemenkes, 2016).

B. Tujuan Cuci Tangan

1. Menjaga kebersihan diri

2. Mencegah infeksi silang

3. Sebagai pelindung diri


C. Manfaat Cuci Tangan

1. Untuk menghindari penularan penyakit melalui tangan

2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan)

3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar

4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain

D. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan

1. Keracunan Bakteri Salmonella

Jika anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena

infeksi bakteri sallmonela. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari

berbagai tempat. Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran

mentah tanpa dicuci. Telur bakteri salmonella akan berpindah dari makanan

atau tangan kedalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa hidup di dalam

usus dan saluran pencernaan lainnya. Tanda keracunan bakteri ini seperti

suhu badan naik, diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah.

(Risnawaty, 2016)

2. Keracunan Bakteri E.Colli

Keracunan bakteri E.Colli juga bisa terjadi jika anda makan tanpa

mencuci tangan. Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti sekolah,

kampus kantor, rumah sakit bahkan dari toilet. Misalnya jika anda setelah

dari tempat umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.Colli bisa

masuk ke dalam tubuh secara langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan

diare yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah jika tidak segera

diobati. (Risnawaty, 2016)


3. Resiko Tertular Flu atau Pilek

Tertular flu dan pilek menjadi resiko yang sering terjadi secara

umum. Penularan ini terjadi ketika anda baru saja menggunakan fassilitas

umum atau bersentuhan dengan orang lain yang lagi flu atau pilek.

Kemudian ketika anda makan secara langsung tanpa cuci tangan maka bisa

menyebabkan virus masuk kedalam tubuh. Virus ini akan menyebar secara

cepat, tidak hanya masuk kedalam tubuh tapi juga bisa masuk lewat saluran

pernapasan. (Risnawaty, 2016)

4. Tertular Infeksi Tenggorokan

Jika anda mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum

makan, maka bisa menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika

ada banyak bakteri yang sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke

saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran tenggorokan akan

berhubungan langsung dengan lendir. Kemudian bakteri akan tinggal dalam

bagian lendir tersebut dan berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa

menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang lebih buruk seperti

peradangan pada tenggorokan. (Risnawaty, 2016)

5. Diare

Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan

terkena penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri

yang sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran

pencernaan lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan tangan

tersebut. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa


menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga

membuat reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya

segera kunjungi dokter anda. (Risnawaty, 2016)

6. Infeksi Penyakit Hepatitis B

Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan dan bersentuhan

langsung dengan orang dengan penyakit hepatitis B bisa terkena penyakit

hepatitis B. Penyakit Hepatitis ini akan menyerang organ hati dan

menyebabkan penderita sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B

termasuk jenis penyakit yang mudah menular. Salah satu cara untuk

mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan menurunkan

resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat sentuhan

kulit secara langsung dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa

menjadi tempat endemi hepatitis B. (Risnawaty, 2016)

7. Resiko Radang Pernapasan

Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum

makan juga bisa terkena penyakit radang pada saluran pernapasan. Penyakit

ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan.

Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang masuk ke dalam

tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi

berntuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan

berkembang pada tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan

sistem kekebalan tubuh dan membuat penderita mudah sakit. Sumber

penyebab penyakit seperti bakteri atau virus mungkin memang tidak terlihat
oleh mata secara langsung. Sumber infeksi ini bisa saja berasal dari

makanan, lingkungan, atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk

mengatasi berbagai bahaya tersebut maka kebiasaan untuk selalu mencuci

tangan sebelum makan sering dilakukan agar tidak terkena resiko penyakit.

(Risnawaty, 2016)

E. Prosedur Cuci Tangan

1. Waktu Cuci Tangan

a) Sebelum dan setelah makan

b) Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan

sesudah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan

c) Setelah ganti pembalut (bagi perempuan)

d) Setelah memegang hewan atau kotoran hewan

e) Setelah mengusap hidung atau bersin di tangan

f) Sebelum dan setelah memegang orang yang sakit atau orang terluka

g) Setelah menangani sampah

h) Setelah menggunakan fasilitas umum (mis; toilet, sekolah, kampus,

rumah sakit dll)

i) Pulang berpergian atau setelah bermain

j) Sesudah buang air besar dan buang air kecil

2. Langkah Cuci Tangan

Berdasarkan ketentuan World Health Organization 2009, Cuci

tangan menggunakan Handrub dilakukan selama 20-30 detik:


a) Tuang Cairan Handrub pada tangan kemudian usap dan gosok kedua

telapak tangan secara lembut dengan Arah memutar

b) Usap dan Gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

d) Bersihkan Ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

3. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)


A. Pengertian
WHO menjelaskan coronavirus menjadi bagian dari keluarga besar virus

yang menyebabkan penyakit yang terjadi pada hewan ataupun manusia.  Manusia

yang terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi

saluran pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

atau sindrom pernapasan akut berat. Coronavirus sendiri jenis baru yang

ditemukan manusia sejak muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, dan

diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2).

Sehingga, penyakit ini disebut dengan Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).

B. Tanda dan gejala Covid-19

Ciri-ciri virus Corona pada gejala awal mirip flu sehingga kerap

diremehkan pasien. Namun, berbeda dengan flu biasa, infeksi virus Corona atau

COVID-19 berjalan cepat, apalagi pada pasien dengan masalah kesehatan

sebelumnya.

1. Batuk
2. Demam ( suhu >380 C )

3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh

4. Sakit Tenggorokan

5. Letih

C. Cara Penyebaran

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu

kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,

coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti

flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti

pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS).

Cara penularan virus tersebut yaitu antara lain:

1. Melalui droplets (cairan/liur yang keluar saat batuk dan bersin tanpa

menutup mulut, bahkan berbicara). 

2. Melalui sentuhan atau jabat tangan orang yang terinfeksi. 

3. Menyentuh permukaan atau benda yang terdapat virus, kemudian

menyentuh hidung, mata, atau mulut.

D. Pencegahan

COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui

transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang

berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-

19. Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan

kesehatan an masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di


masyarakat meliputi:

1. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan

tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat

kotor;

2. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut

dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat

sampah;

4. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan

kebersihan tangan setelah membuang masker;

5. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan

pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA

CDC,C.f.(2020). Dipetik Mei 14, 2020, dari


https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-
healthy-life.html

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak - Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial


Kementerian Sosial. 2020. Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga:
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kemenkes. (2016). Cara Cuci Tangan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Dipetik Januari 20, 2021,


dari https://www.kemkes.go.id/

Risnawaty, G. (2016). Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun.


Jurnal Promkes.

WHO. (2009). 6 Langkah Cuci Tangan.

WHO. (2019). Coronavirus Disease (COVID-19) Pandemic.

WHO,W.H.(2020).Dipetik Januari 20, 2021,, dari


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-
for-public

Anda mungkin juga menyukai