PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adanya peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik
sebesar ≥90 mmHg. Hipertensi juga sering disebut sebagai penyakit sillent killer
dikarenakan tanpa adanya gejala dan juga menyebabkan kematian (World Health
Organization, 2015).
Angka kejadian hipertensi di dunia sangat tinggi. Berdasarkan WHO, sekitar 1,13
miliar orang di seluruh dunia terkena hipertensi. Banyaknya penderita hipertensi di dunia
biasanya terjadi pada usia ≥25 tahun dimana dengan prevalensi sekitar 40% (WHO,
2015). Indonesia salah satu negara yang masuk dalam deretan 10 negara dengan
prevalensi hipertensi tertinggi di dunia. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar
25,8% dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 65.048.110 jiwa yang menderita
hipertensi. Berdasarkan usia biasanya terjadi pada usia 35-45 tahun sebesar 6,3%, pada
usia 45-54 tahun (11,9%) serta usia 55-64 tahun (17,2%) dari total kejadian hipertensi
lansia di Indonesia dari hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan tekanan darah
urutan ketiga jumlah kasus hipertensi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan Hasil dari
dari total jumlah penduduk D.I Yogyakarta yang terdiri dari penduduk Kota Yogyakarta,
1
Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman dan Bantul.
Bantul salah satu Kabupaten di D.I Yogyakarta yang memiliki tingkat kejadian
hipertensi tinggi. Laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2018
menjelaskan bahwa kunjungan rawat jalan dan rawat inap di dominasi oleh pasien
dengan penyakit tidak menular yaitu pasien hipertensi. Pada tahun 2018 pasien hipertensi
rawat jalan di Rumah Sakit Panembahan Senopati adalah 17.952 pasien, sedangkan
pasien rawat inap adalah 1204 pasien. Menurut Profil Kesehatan Bantul (2019)
menyebutkan angka kunjungan rawat jalan pasien hipertensi yang dilaporkan puskesmas
se - Kabupaten Bantul tahun 2018 adalah lebih dari 60.000 kunjungan. Hal ini
Apabila hipertensi tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan komplikasi
seperti serangan jantung, gagal jantung dan stroke (WHO, 2015). Upaya yang harus
dilakukan agar tidak terjadinya komplikasi yaitu dengan penanganan farmakologi dan
antihipertensi yang terbukti dapat menurunkan tekanan darah, sedangkan terapi non
farmakologis atau disebut juga dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi berhenti
serta yang mencakup psikis antara lain mengurangi stress, olah raga, dan istirahat
mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi dan melakukan modifikasi gaya hidup
2
tentang penggunaan obat berdasarkan resep (WHO, 2015).
Berdasarkan hal di atas maka mini project ini perlu dilakukan untuk mengetahui
gambaran mengenai faktor resiko hipertensi usia produktif di Posbindu yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Dlingo 2. Data penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh sebagai
data demografi kesehatan penduduk dan untuk memberi edukasi kepada masyarakat
setempat.
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah sebagai berikut : “Apa saja faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko hipertensi
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Dlingo 2.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
3
Mengetahui Faktor resiko hipertensi pada usia produktif di posbindu Puskesmas
kedokteran.
2. Masyarakat
hidupnya.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data faktor resiko hipertensi
pada usia muda terhadap penyakitnya, terutama sebagai masukan bagi tenaga
sebagai upaya preventif dalam pengelolaan hipertensi dan sebagai masukan atau
4
E. Keaslian Penelitian
Perbedaan
N Nama Peneliti dan
Judul Penelitian Metode Hasil dengan
O Tahun
Penelitian
1 Maryani, Rizki Hubungan Jenis Kepatuhan Penelitian ini
(2017) kepatuhan minum penelitian ini minum obat dilakukan di
obat terhadap adalah pada pasien desa Plandi
peningkatan deskriptif hipertensi Dusun
tekanan darah dengan adalah patuh Parimono
pada penderita pendekatan dengan Jombang
hipertensi cross sectional tingkat sedangkan
kepatuhan yang
sebesar dilakukan
92,6% peneliti di
Dukuh
Banyon dan
Dadapan
DIY
2 Jhaj Ratinder, et Association A cross- Penelitian ini Pendekatan
al, (2018) between sectional menjelaskan SPSS dengan
medication survey using tentang Uji-Chi
adherence and a structure hubungan Square
blood pressure questionnare antara sedangkan
control in urban kepatuhan pada
hypertensive minum obat penelitian ini
patient in central pasien mengunakan
india hipertensi analisis
dengan deskriptif
kenaikan dengan
tekanan distribusi
darah. frekuensi
5
3 Gabriel UP et al, Medication A cross- Didapatkan Dilakukan
(2013) adherence and sectional hasil 42.9% dirumah sakit
blood pressure study pasien sedangkan
control amongst descriptive dengan peneliti
adult with primary study kepatuhan lakukan di
hypertension terhadap posyandu
attending a minum obat lansia.
tertiary hospital dengan
primary care tekanan
clinic in eastern darah yang
nigeria terkontrol
4 Noorhidayah Hubungan Penelitian Terdapat Penelitian ini
Sholehah,(2016) kepatuhan minum bersifat hubungan dilakukan di
obat antihipertensi koresional antara desa
terhadap tekanan dengan kepatuhan salamrejo
darah pasien rancangan minum obat sedangkan
hipertensi di desa cross- antihipertensi yang
salamrejo sectional terhadap dilakukan
menggunakan tekanan peneliti di
intrumen darah pasien desa Banyon
kepatuhan hipertensi dan Dadapan
minum obat baik tekanan DIY.
Morisky darah sistolik
Medication maupun
Adherence diastolik
Scale(MMAS-
8)