Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian

Article Info

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH PARE (MOMORDICA


CHARANTIA) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH
JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) YANG DI INDUKSI SUKROSA

Taufik Hidayat. 2017


Tugas akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Pembimbing : Sukendro Sendjaja. dr,MSc,Sp PD

ABSTRAK

Salah satu bahan alam yang bisa dijadikan alternatif dalam pengobatan
diabetes mellitus adalah pare (momordica charantia), karena tanaman ini
mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida
cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah pare
(momordica charantia) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan (rattus
norvegicus) yang di induksi sukrosa. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan (rattus norvegicus) yang sehat dan berumur 2-3 bulan dengan berat
badan kurang lebih 70-100 gram dengan jumlah sampel sebesar 30 ekor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus buah pare (momordica charantia)
cukup efektif dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih yang di induksi
sukrosa, dimana pemberian jus buah pare yang paling efektif terlihat adalah
dengan dosis 5 ml/100kgbb yang menunjukan efektifitas terkuat dalam
menurunkan gula darah pada tikus putih dibandingkan dosis kelompok lainnya

Kata Kunci : Jus Buah Pare (Momordica Charantia), Kadar Glukosa


Darah, Sukrosa

PENDAHULUAN menjaga keseimbangan kadar glukosa


di dalam darah yaitu sekitar 60-20
Diabetes melitus (DM) merupa- mg/dl pada waktu puasa dan dibawah
kan kelompok penyakit metabolik, 140 mg/dl sesudah makan pada orang
dimana penyakit ini ditandai dengan normal. Merupakan suatu jenis penya-
adanya hiperglikemi (kadar glukosa kit yang disebabkan menurunnya hor-
darah yang melebihi normal) akibat mon yang diproduksi oleh kelenjar
kelainan sekresi insulin. (Wiguna, pankreas. Diabetes mellitus suatu pe-
2014) nyakit metabolik dengan karakteristik
Diabetes mellitus (DM) muncul hiperglikemia yang terjadi karena
karena tidak tercukupi hormon insulin kelainan sekresi insulin, kerja insulin
di dalam tubuh hormon itu berperan atau kedua-duanya yang tidak dapat

Taufik Hidayat. 2017


1
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

mengontrol gula darah. Hiperglikemia menjadi 2,1% dengan jumlah 250 juta
kronik pada diabetes berhubungan jiwa (Riskesdas 2013).
dengan kerusakan jangka panjang, Penggunaan bahan alam sebagai
disfungsi atau kegagalan beberapa obat tradisional telah diterima secara
organ tubuh, terutama mata, ginjal luas di hampir seluruh dunia karena
saraf, jantung dan pembuluh darah dan dinilai memiliki efek samping yang
lain nya yang dapat menyebabkan lesu, relatif lebih sedikit dari pada obat
kurang tenaga, haus dan lain nya. modern dan sangat terjangkau. Salah
World Health Organization (WHO) satu bahan alam yang bisa dijadikan
sebelum nya telah merumuskan bahwa alternatif dalam pengobatan diabetes
diabetes mellitus (DM) merupakan mellitus adalah pare (momordica
sesuatu yang tidak dapat dituangkan charantia). Di Indonesia, pare sudah
dalam satu jawaban yang jelas dan banyak digunakan oleh masyarakat
singkat tetapi secara umum dapat sebagai obat tradisional. Salah satu
dikaitkan sebagai suatu kumpulan manfaat tanaman ini yang belum
problema anatomik dan kimiawi akibat banyak digali adalah efeknya sebagai
dari sejumlah faktor dimana di dapat tanaman pare merupakan salah satu
defisiensi insulin absulot atau relative alternatif dalam penyembuhan diabetes
dan gangguan fungsi insulin. (Sudoyo mellitus, karena tanaman ini
Aru W. et all, 2009) mengandung saponin, flavonoid, dan
Dan selain itu karena diabetes polifenol (antioxidant kuat), serta
sudah merupakan suatu penyakit global glikosida cucurbitacin, momordicin,
dan banyak penelitian dilakukan untuk dan charantin yang dapat menurunkan
mencoba mengatasinya. Saat ini gula darah. (Febriyanti R, 2011).
terdapat berbagai penelitian yang bertu- Indonesia merupakan negara
juan untuk memperbaiki kehidupan tropis yang memiliki iklim bagus,
orang diabetes baik itu dengan obat- terutama untuk pertanian dan
obatan herbal sampai yang mahal dan perkebunan khusus nya pulau Jawa, hal
ada juga yang berusaha untuk mencari tersebut menjadikan salah satu
obat untuk menyembuhkannya dan ada perkebunan pare sebagai sektor
pula yang mempelajari dampak andalan. Telah diketahui ada 52 jenis
diabetes pada beberapa populasi di tanaman yang terdapat di Indonesia
dunia. (Purnamasari D, 2009) memiliki sifat antifertilitas salah
Hal ini didukung oleh survei satunya adalah buah pare (Momordica
yang telah dilakukan oleh badan charantia). Buah pare yang sering
kesehatan dunia World Health digunakan sebagai lalapan ternyata
Organization (WHO 2014) bahwa mengandung khasiat lebih bagi
diabetes mellitus memiliki prevalensi kesehatan dan terlebih ketersedian nya
sebesar 8,6% dari jumlah penduduk cukup dan mudah di dapatkan untuk di
dunia, dan diperkirakan penderita konsumsi (Yuda Angga K et Al. 2013).
diabetes mencapai 387 juta jiwa orang. Berdasarkan uraian di atas
Dan Indonesia menempati urutan ke 7 penulis tertarik dan ingin mengkaji
dengan penderita diabetes mellitus lebih jauh tentang pemanfaatan jus
dengan penderita total 8,5 juta buah pare terhadap kadar glukosa darah
penderita. Tahun 2007 meningkat 1,1% tikus jantan yang di induksi dengan
sukrosa

Taufik Hidayat. 2017


2
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

METODE PENELITIAN Analisis Data


Data yang dikumpulkan diolah
Rancangan Penelitian menggunakan program SPSS dan
Penelitian ini merupakan pene- dilakukan uji One-sample Kolmogrov-
litian experimental dengan postest only Smirnov Test. Apabila hasil
control group design. Dengan mem- menunjukan data berdistribusi normal
berikan perlakuan yaitu memberi jus yaitu (p ≥ 0,05) dan dilanjutkan dengan
buah pare terhadap sampel tikus putih Uji One Way Anova setelah itu
(Rattus Norvegicus), kemudian sampel dilakukan uji post-hoct test untuk
di observasi dan di lakukan penga- melihat pebedaan signifikan antar
matan data. Rancangan yang diper- kelompok control dan kelompok
gunakan dimana subjek dibagi dalam 5 perlakuan.
kelompok secara simple random
sampling.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini
adalah tikus putih jantan (rattus
norvegicus) yang sehat dan berumur 2-
3 bulan dengan berat badan kurang
lebih 70-100 gram dengan jumlah
sampel sebesar 30 ekor.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Uji Normalitas
Tabel 1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

GDpost
N 20
Normal Parametersa Mean 110.535
Std. Deviation 4.3711
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .086
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .433
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel diatas, didapatkan data pengukuran kadar glukosa darah


mempunyai nilai p = 0,992 dengan nilai distribusi normal p > 0,05. Hal ini berarti
data pengukuran kadar glukosa darah mempunyai distribusi normal.

Taufik Hidayat. 2017


3
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

Uji Homogenitas
Tabel 2 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
GDpost
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.538 3 16 .243

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Levene untuk glukosa darah mempunyai
nilai p = 0,243. Hal ini berarti varians data glukosa darah homogen (p > 0,05).
Sehingga pengujian ada tidaknya perbedaan antar kelompok digunakan uji
ANOVA

Uji Hasil beda


Tabel 3 Hasil Uji ANOVA
ANOVA
GDpost
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 178.722 3 59.574 5.172 .011
Within Groups 184.304 16 11.519
Total 363.026 19

Dari tabel diatas menunjukkan signifikansi p-value = 0,011 yaitu < α (0,05)
sehingga ada perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan.
Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc LSD untuk mengetahui lebih rinci
mengenai pasangan kelompok sampel yang saling berbeda secara signifikan dan
pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda (Triton, 2006) maka akan
diketahui perlakuan mana yang paling berpengaruh terhadap penurunan kadar
glukosa darah pada tikus yang diberi glukosa. Perbandingan glukosa darah pada
masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 4 Uji Post-Hoc LSD


Kelompok Perlakuan Glukosa Darah
KK 115,14 ± 3,60a
K1 110,74 ± 2,12ab
K2 109,34 ± 3,16b
K3 106,92 ± 4,31b
Keterangan: Superscript a,b,c,d,e dengan huruf yang sama pada kolom variabel penelitian
(Glukosa Darah) berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05).

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rata-


rata glukosa darah antar kelompok kontrol KK dengan kelompok K2 dan K3,
terbukti dengan signifikansi < 0,05. Nilai rata-rata glukosa darah kelompok
perlakuan 1, 2 dan 3 lebih kecil dari pada kelompok kontrol. Hal ini menjukkan

Taufik Hidayat. 2017


4
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

bahwa pemberian jus buah pare (momordica charantia) berpengaruh terhadap


kadar gluosa darah pada tikus jantan (Rattus Norvegicus) yang diinduksi sukrosa
PEMBAHASAN buah pare (Momordica Charantia)
terhadap kadar glukosa darah tikus
Penelitian ini bertujuan untuk putih jantan (Rattus Norvegicus) yang
mengetahui pengaruh pada jus buah di induksi sukrosa.
pare dalam menurunkan kadar glukosa Penurunan kadar glukosa darah
darah pada tikus jantan yang di induksi pada penelitian ini karena kerja buah
sukrosa. Sampel penelitian berjumlah pare yang mengandung senyawa aktif
30 ekor rattus norvegicus yang di ambil ialah charantin dan polypeptida-P yang
dengan secara simple random sampling memiliki protein seperti insulin, yang
yang kemudian di bagi menjadi 5 berfungsi meningkatkan sekresi insulin,
kelompok 4 kelompok sebagai perla- asupan glukosa jaringan, sintesis
kuan dan 1 kelompok sebagai kelom- glikogen otot hati, oksidasi glukosa,
pok cadangan dan setiap kelompok dan menurunkan proses glukoneoge-
masing-masing berjumlah 6 ekor tikus. nesis hati. Dalam percobaan dengan
Hasil yang diperoleh kemudian tikus pare diduga memiliki mekanisme
diolah dan dianalisis dengan meng- mirip dengan insulin dalam menu-
gunakan program SPSS 16.0 for runkan kadar gula darah.
windows.uji hipotesis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
menggunakan uji parametik One Way bahwa ada pengaruh pemberian jus
Anova untuk menguji perbedaan di buah pare (Momordica Charantia)
antara tiap kelompok terhadap kadar glukosa darah tikus
Dalam penelitian ini dibagi putih jantan (Rattus Norvegicus) yang
dalam 5 kelompok yaitu kelompok di induksi sukrosa. Tetapi tikus yang
control dengan pemberian sukrosa diinduksi sukrosa ini tidak terlalu
dengan aquadest 1 ml, kelompok mengalami peningkatan kadar glukosa
perlakuan 1 dengan dosis jus buah pare darah. Peningkatan kadar glukosa
2,5/100gbb, kelompok perlakuan 2 darah yang tidak terlalu tinggi dapat
dengan dosis jus buah pare 5 diakibatkan oleh beberapa faktor,
ml/100gbb, kelompok perlakuan 3 diantaranya adalah :
dengan dosis jus buah pare 10ml/gbb 1. Dosis sukrosa di induksikan ke
dan kelompok cadangan sebagai tikus kurang.
antisipasi untuk tikus apabila mati. 2. Cara penyondean yang kurang
Sebelum dilakukan pengujian tikus baik, sehingga dapat menimbulkan
dipuasakan makanan selama 8 jam stress pada hewan coba. Faktor
sebelum diberi perlakuan, dan di cek stress ini dapat mengakibatkan
kadar glukosa darah nya (t0). gangguan nutrisi pada tikus yang
disebabkan karena nafsu makan
Pengaruh Pemberian Jus Buah Pare tikus yang menurun.
(Momordica Charantia) Terhadap 3. Beberapa tikus saat di lakukan
Kadar Glukosa Darah Tikus Putih penyondean berontak, sehingga
Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Di tidak seluruhnya sukrosa dalam
Induksi Sukrosa. spuit masuk kedalam lambung
Hasil penelitian menunjukkan tikus.
bahwa ada pengaruh pemberian jus

Taufik Hidayat. 2017


5
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

4. Tikus dalam keadaan sehat dan 1. Pemberian jus buah pare


tidak mempunyai kelainan genetik, momordica charantia cukup efektif
sehingga saat diinduksi sukrosa dalam menurunkan kadar gula
tikus bisa beradaptasi dengan darah tikus putih yang di induksi
sukrosa yang diberikan. sukrosa
5. Karena tikus β-pankreas nya tidak 2. Pemberian sukrosa cukup efektif
rusak, sehingga peningkatan kadar dalam menaikan kadar gula darah
sukrosa hanya bersifat sementara tikus putih jantan
(tidak permanen). 3. Pemberian jus buah pare dalam
6. Keadan psikologis tikus. penelitian yang paling efektif
terlihat dengan dosis 5 ml/100kgbb
Dosis efektif Jus Buah Pare itu menunjukan efektifitas yang
(Momordica Charantia) terkuat dalam menurunkan gula
Hasil penelitian menunjukan darah pada tikus putih diban-
bahwa dosis pemberian jus buah pare dingkan dosis kelompok lainnya
10ml/100gbb lebih efektif dalam
menurunkan kadar gula darah yang di Saran
induksi sukrosa dengan aquades. Hasil 1. Penggunaan jus buah pare
ini menunjukkan bahwa semakin besar (momordica charantia) lebih
dosis pemberian jus buah pare yang diperhatikan lagi dengan meneliti
diberikan semakin efektif dalam variasi dosis nya yang lebih baik
menurunkan kadar gula darah tikus dan sebelum nya menguji
yang diinduksi sukrosa. toksisitas nya.
Kandungan dalam buah pare 2. Dan memilih buah pare disrankan
yang berguna dalam penurunan gula yang lebih tua karena kandungan
darah adalah charantin, dan polypeptide-p dan chrantin nya
polypeptide-P insulin (polipeptida yang lebih banyak dari pada buah pare
mirip insulin) yang memiliki kompo- yang masih muda
nen yang menyerupai sulfonylurea 3. Jus buah pare terbukti dapat
(obat antidiabetes paling tua dan menurunkan kadar gula darah,
banyak dipakai). Manfaat dari sehingga masyarakat awam bisa
charantin ini adalah menstimulasi sel mengkonsumsi buah pare sebagai
beta kelenjar pancreas tubuh mempro- pencegah kenaikan gula darah dan
duksi insulin lebih banyak, selain menurunkan kadar gula darah
meningkatkan deposit cadangan gula
glycogen di hati. Efek pare dalam
menurunkan gula darah pada tikus DAFTAR PUSTAKA
diperkirakan juga serupa dengan meka-
nisme insulin, sedangkan polypeptide-P Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu
insulin menurunkan kadar glukosa Penyakit Dalam, jilid II, edisi V
darah secara langsung (Fernandes, at Jakarta : Interna Publishing
al., 2007)
Candra Wiguna, 2012, Kejadian
PENUTUP Diabetes Mellitus (Kencing
Manis),
Kesimpulan http://candrawiguna.com/diabetes

Taufik Hidayat. 2017


6
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Jurnal Penelitian
Article Info

-mellitus-kencing-manis/ 2012,
Diakses pada 1 Juli 2014

Febriyanti R, 2011. Pengaruh


Pemberian Ekstrak Buah Merah
(Pandanus Conoideus) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Tikus
Putih (Rattus Norvegicus)
Diabetik. Vol 8 (1). Hal 21-26.

Fernandez, E., Martin, M.A., Fajardo,


S., Bailbe, D., Gangnerau, M.N.,
Portha, B., Escriva, F., Serradas,
P., Alvarez, C., (2006),
Undernutrition does not alter the
activation of beta-cell neogenesis
and replication in adult rats after
partial pancreatectomy, American
Journal Of
PhysiologyEndocrinology &
Metabolism, 291(5):E 21-913

Purnamasari, D, et all. 2009. Buku Ajar


Penyakit Dalam. Interna
Publishing. Edisi 4.Jakarta :
Pusat Penerbitan FK UI. Hal
1881-1883.

Riskesdas., 2007. Epidemologi diabetes


mellitus di Indonesia.

Triton, 2006. Riset Statistik


Parametrik, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Yuda Angga, K, Anthara Suma M, et


all. 2013. Identifikasi Golongan
Senyawa Kimia Estrak Etanol
Buah Pare (Momordica
charantia) dan Pengaruhnya
Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Tikus Putih
Jantan (Rattus novergicus) yang
Diinduksi Aloksan. Vol 5 (2). Hal
88

Taufik Hidayat. 2017


7
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai