Article Info
ABSTRAK
Salah satu bahan alam yang bisa dijadikan alternatif dalam pengobatan
diabetes mellitus adalah pare (momordica charantia), karena tanaman ini
mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida
cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah pare
(momordica charantia) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan (rattus
norvegicus) yang di induksi sukrosa. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan (rattus norvegicus) yang sehat dan berumur 2-3 bulan dengan berat
badan kurang lebih 70-100 gram dengan jumlah sampel sebesar 30 ekor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus buah pare (momordica charantia)
cukup efektif dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih yang di induksi
sukrosa, dimana pemberian jus buah pare yang paling efektif terlihat adalah
dengan dosis 5 ml/100kgbb yang menunjukan efektifitas terkuat dalam
menurunkan gula darah pada tikus putih dibandingkan dosis kelompok lainnya
mengontrol gula darah. Hiperglikemia menjadi 2,1% dengan jumlah 250 juta
kronik pada diabetes berhubungan jiwa (Riskesdas 2013).
dengan kerusakan jangka panjang, Penggunaan bahan alam sebagai
disfungsi atau kegagalan beberapa obat tradisional telah diterima secara
organ tubuh, terutama mata, ginjal luas di hampir seluruh dunia karena
saraf, jantung dan pembuluh darah dan dinilai memiliki efek samping yang
lain nya yang dapat menyebabkan lesu, relatif lebih sedikit dari pada obat
kurang tenaga, haus dan lain nya. modern dan sangat terjangkau. Salah
World Health Organization (WHO) satu bahan alam yang bisa dijadikan
sebelum nya telah merumuskan bahwa alternatif dalam pengobatan diabetes
diabetes mellitus (DM) merupakan mellitus adalah pare (momordica
sesuatu yang tidak dapat dituangkan charantia). Di Indonesia, pare sudah
dalam satu jawaban yang jelas dan banyak digunakan oleh masyarakat
singkat tetapi secara umum dapat sebagai obat tradisional. Salah satu
dikaitkan sebagai suatu kumpulan manfaat tanaman ini yang belum
problema anatomik dan kimiawi akibat banyak digali adalah efeknya sebagai
dari sejumlah faktor dimana di dapat tanaman pare merupakan salah satu
defisiensi insulin absulot atau relative alternatif dalam penyembuhan diabetes
dan gangguan fungsi insulin. (Sudoyo mellitus, karena tanaman ini
Aru W. et all, 2009) mengandung saponin, flavonoid, dan
Dan selain itu karena diabetes polifenol (antioxidant kuat), serta
sudah merupakan suatu penyakit global glikosida cucurbitacin, momordicin,
dan banyak penelitian dilakukan untuk dan charantin yang dapat menurunkan
mencoba mengatasinya. Saat ini gula darah. (Febriyanti R, 2011).
terdapat berbagai penelitian yang bertu- Indonesia merupakan negara
juan untuk memperbaiki kehidupan tropis yang memiliki iklim bagus,
orang diabetes baik itu dengan obat- terutama untuk pertanian dan
obatan herbal sampai yang mahal dan perkebunan khusus nya pulau Jawa, hal
ada juga yang berusaha untuk mencari tersebut menjadikan salah satu
obat untuk menyembuhkannya dan ada perkebunan pare sebagai sektor
pula yang mempelajari dampak andalan. Telah diketahui ada 52 jenis
diabetes pada beberapa populasi di tanaman yang terdapat di Indonesia
dunia. (Purnamasari D, 2009) memiliki sifat antifertilitas salah
Hal ini didukung oleh survei satunya adalah buah pare (Momordica
yang telah dilakukan oleh badan charantia). Buah pare yang sering
kesehatan dunia World Health digunakan sebagai lalapan ternyata
Organization (WHO 2014) bahwa mengandung khasiat lebih bagi
diabetes mellitus memiliki prevalensi kesehatan dan terlebih ketersedian nya
sebesar 8,6% dari jumlah penduduk cukup dan mudah di dapatkan untuk di
dunia, dan diperkirakan penderita konsumsi (Yuda Angga K et Al. 2013).
diabetes mencapai 387 juta jiwa orang. Berdasarkan uraian di atas
Dan Indonesia menempati urutan ke 7 penulis tertarik dan ingin mengkaji
dengan penderita diabetes mellitus lebih jauh tentang pemanfaatan jus
dengan penderita total 8,5 juta buah pare terhadap kadar glukosa darah
penderita. Tahun 2007 meningkat 1,1% tikus jantan yang di induksi dengan
sukrosa
Uji Normalitas
Tabel 1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GDpost
N 20
Normal Parametersa Mean 110.535
Std. Deviation 4.3711
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .086
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .433
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.
Uji Homogenitas
Tabel 2 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
GDpost
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.538 3 16 .243
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Levene untuk glukosa darah mempunyai
nilai p = 0,243. Hal ini berarti varians data glukosa darah homogen (p > 0,05).
Sehingga pengujian ada tidaknya perbedaan antar kelompok digunakan uji
ANOVA
Dari tabel diatas menunjukkan signifikansi p-value = 0,011 yaitu < α (0,05)
sehingga ada perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan.
Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc LSD untuk mengetahui lebih rinci
mengenai pasangan kelompok sampel yang saling berbeda secara signifikan dan
pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda (Triton, 2006) maka akan
diketahui perlakuan mana yang paling berpengaruh terhadap penurunan kadar
glukosa darah pada tikus yang diberi glukosa. Perbandingan glukosa darah pada
masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
-mellitus-kencing-manis/ 2012,
Diakses pada 1 Juli 2014