Anda di halaman 1dari 2

A.

Modus

Menurut Furqon (2011: 35) modus (mode) merupakan nilai yang paling sering muncul dalam
suatu pengukuran. Misalnya kecelakaan lalu lintas di daerah tertentu umumnya diakibatkan oleh
kelalaian pengemudi. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa modus penyebab kecelakaan lalu
lintas di daerah itu adalah kelalaian pengemudi. Pernyataan semacam itu biasanya disertai oleh
sebuah tabel yang berisi faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dengan frekuensi atau
persentase masing-masing faktor. Pernyataan seperti "sebagian besar anggota koperasi di daerah
tertentu adalah guru sekolah dasar" juga menunjukkan modus suatu perangkat data berskala
nominal.

Dalam suatu pengukuran terhadap berat badan 8 orang misalnya diperoleh angka 45 46 47 50 50
50 55 dan 57. Pada contoh ini angka 50 merupakan nilai yang paling sering muncul yaitu
sebanyak tiga kali sedangkan angka lainnya masing-masing hanya muncul 1 kali. Oleh karena itu
angka 50 disebut modus dari perangkat data tersebut Contoh terakhir ini merupakan modus dari
perangkat data yang berskala rasio.

Seperangkat data mungkin memiliki hanya satu modus (unnimodus), dua modus (bimodal) atau
lebih modus (multimodal), atau bahkan tidak memiliki modus sama sekali ( misalnya dalam
kasus distribusi rectangular dimana semua nilainya memiliki frekuensi yang identik untuk
memahami hal ini perhatikan contoh pada data di bawah ini

Pada tabel digambarkan dalam bentuk kurva akan diperoleh gambar sebagai berikut

Gambar perangkat data dengan satu modus (a), dua modus (b), dan tanpa modus (c). Modus
untuk perangkat data adalah nilai 33 dengan frekuensi sebesar 15, sedangkan modus untuk
perangkat data b adalah 30 dan 38 dengan frekuensi masing-masing sebesar 10. Perangkat data c
tidak memiliki modus karena frekuensi semua nilainya identik. Modus dari perangkat data yang
telah dikelompokkan ke dalam suatu daftar distribusi frekuensi, secara kasar sama dengan nilai
titik tengah dari interval kelas yang memiliki frekuensi terbanyak. Berdasarkan pengertian ini
modus dari perangkat data pada tabel diatas adalah 66 ( nilai titik tengah dari kelas 63 - 69).
Pengertian seperti ini didapat dengan menggunakan alur berpikir deduksi bahwa (a) modus suatu
perangkat data adalah nilai yang memiliki frekuensi terbanyak, dan (b) titik tengah suatu interval
kelas adalah nilai yang mewakili interval kelas yang bersangkutan. Oleh karena itu, titik tengah
interval kelas yang memiliki frekuensi terbanyak adalah modus dari suatu perangkat data. Nilai
yang diperoleh dengan cara tersebut merupakan ukuran atau perkiraan kasar modus suatu
perangkat data. Secara lebih halus modus perangkat data kuantitatif yang telah dikelompokkan
ke dalam interval kelas pada suatu daftar distribusi frekuensi dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus

Di mana
b = batas bawah interval kelas dengan frekuensi terbanyak,

p = panjang kelas,

b1 = frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi interval kelas sebelumnya dan

b2 = frekuensi terbanyak di kurangi frekuensi interval kelas sesudahnya,

b = 62.5, p= 7, b1=19 - 15 = 4, dan b2 = 19 - 13= 6

Dengan demikian modus perangkat data tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus di
atas seperti berikut:

Mo = 62.5 + 7 (4/10)

= 62.5 + 2,8

Mo = 65,3

Satu hal yang perlu dicatat sebelum mengakhiri topik ini adalah bahwa kegunaan modus sebagai
ukuran gejala Pusat relatif terbatas. Dalam banyak hal modus tidak cocok digunakan sebagai
ukuran gejala Pusat. Ferguson dan takane dalam Furqon (2011: 39) mengatakan bahwa modus
tepat digunakan sebagai ukuran gejala pusat hanya untuk perangkat data yang berdistribusi
secara simetris dan unimodal. Dalam kondisi demikian nilai modus yang diperoleh dari rumus
diatas adalah 65, 3 tidak jauh berbeda dengan nilai titik tengah interval kelas dengan frekuensi
terbanyak 66. jika distribusi data itu tidak simetris dan tidak unimodal maka modus seringkali
tidak menggambarkan gejala pusat suatu distribusi.

B.

Anda mungkin juga menyukai