Anda di halaman 1dari 15

Sistem Ekonomi dan

Mata Pencaharian
Masyarakat
Minangkabau
Pertemuan ke 11
Materi Ajar

Jenis dan Pola Mata Pencaharian


Masyarakat di Minangkabau
Jenis dan Pola Mata Pencaharian
Masyarakat MK di Rantau
Jenis dan Pola Mata Pancarian di MK

 Jenis Mata Pencaharian:  Tambang (Batu bara, batu bata,


emas)
Bersawah
 Pegawai (zaman penjajahan dan
Perkebunan
kemerdekaan)
Berladang
Ternak
Perikanan/ nelayan
Dagang
Pertukangan
Kerajinan
Pola Mata Pencaharian
1. Persawahan
Pengelolaan sawah pusaka sistem giliran. (kelola sendiri, saduokan)
Pengelolaan sawah sistem sewa/pagang gadai
Pengeloaan sawah dengan ternak sapi/ kerbau, tradisionil
Pengelolaan sawah sistem kelompok dan julo julo
Pertanian padi ditunjang usaha lain, ternak, perikanan dan ladang.
2. Perkebunan
Jenis tananam dikebun tradisionil adalah tanaman keras (Kelapa,pinang,
kopi, Kulit manis, Pala, cengkeh, getah, buah buahan)
Usaha perkebunan usaha kaum dan keluarga
Pengelolaan gotog royong dan upahan
Pembibitan tradisionil dan moderen
perkebunan tradisionil ini tidak permanen
Perkebunan moderen setelah terbukanya Agro Industri
3.Berladang
Perladangan di areal persawahan, dataran, kaki gunung dan perbukitan.
Jenis jenis sayuran dan umbi-umbian
Digarap sendiri, upahan dan gotong royong
Hanya untuk kebutuhan pasar tradisionil
Berladang diantaranya usaha pendukungan pertanian
4 Ternak
Peternakan umumnya untuk mendukung usaha pertanian (Tenaga kerja,
sambilan)
Jenis ternak: kerbau, sapi , kambing, ayam.
5. Perikanan
Budaya daya ikan kolam dan karamba
Ikan kolam sebagai dampingan, karamba menjadi usaha ekonomi produktif
Perikanan laut andalan ekonomi nelayan.
6. Perdagangan.
Dagang eceren, penjualan kaki lima, kedai dan lepau
Dagang babelok, dari pasar ke pasar sesuai Hari Pakan
Dagangan kuliner (rumah makan dan restoran, kue dan makanan ringan)
Usaha perdangangan, penjualan besar besaran...
Usaha dagang dapat diandal, sehingga pedagang jarang yang petani
7. Pertukangan.
Dimulai dari, umunya kuli bangunan dapat ketrampilan sampai menjadi tukang
Jenis tukang adalah tukang batu dan tukang kayu, tukan perabot
8. Kerajinan
Jenis kerajinan : menjahit pakaian, sepatu, kerawitan, pandai besi dan pandai
emas.
Pusat kerajinan Sungai Puar ( besi dan emas), Pariaman (jahit jahitan, sepatu)
Pandai Sikek (sulaman dan bordir) Silungkang (kerawitan)
Mata Pencaharian di Rantau
 Mengapa Merantau
1. Belum Berguna di Kampung
2. Menuntut Ilmu Pengetahuan
3. Mencari isi periuk
4. Mencari Pangkat atau Jabatan
5. Mambangkik Batang Tarandam
Mengapa Merantau?
 Faktor Ekologis, Wilayah Minangkabau dianggap tak bisa
dikembangkan. (Anggapan ini salah!)
 Faktor Ekonomi, daya tarik ekonomi di rantau jauh lebih
kuat, karena luasnya lahan usaha di rantau
 Faktor Keresahan Politik , khusus setelah kekalahan
Sumatera Barat dalam pemberontakan PRRI tahun 1958,
timbul rasa malu.
 Faktor Sosial, tradisi turun temurun laki laki Minangkabau,
merantau merupakan warisan dan kebiasaan.
 Faktor Harga Diri, tak laki laki seorang Minang kalau tak
merantau. Tak merantau dianggap bodoh, gadang sarawa.
Jumlah Penduduk Minangkabau

Jumlah Penduduk Sumbar tahun 2015 :


5,1 juta
Jumlah Orang Minang diluar Sumbar : 8
juta jiwa.
Di kota Pakan Baru saat ini 36 persen
Orang Minang, tahun 1971, 65 persen
Orientasi Merantau

 Rantau Politik, taklukan kerajaan Minangkabau


 Rantau
Pedesaan, pindah secara berkelompok
mencari pemukiman baru di luar Minangkabau
 RantauKota , Perjuangan hidup umumnya individu
tak berkelompok seperti orang Jawa Merantau.
Dari Segi Kedudukan:
Rantau dagang
Rantau Pegawai
Rantau Campuran
Profesi Perantau
 Pedagang, dari pedagang kecil sampai eksportir.
(Kosentrasi pedagang Minang di Tanah Abang, Senen dan
hampir semua pasar di seluruh kota Indonesia ada atau
banyak pedagang Minangkabau. Muchtar Naim : 65 %.
 Pekerjaan formal (pegawai pemerintah ataupun swasta)
Muchtar Naim: 17 %
 Tenaga Profesional lain (Wartawan, guru/dosen, dokter,
pengacara dan politisi, pendakwah dan militer) Munchtar
Naim :18 %
Kontribusi Perantau Minangkabau
 Memperkokoh perjuangan politik untuk
kemerdekaan
 Turut menjadi pendiri dan pemimpin bangsa ini
 Turut menjadi penyelenggara negara
 Memajukan daerah lokasi domisili perantauan
 Ikut memutar roda ekonomi masyarakat
 Memperkokoh ekonomi keluarga di Minangkabau
 Membantu pembangunan di Minangkabau (sekali
lebaran perantau habis Rp.2 triliyun di kampungnya)
Sampai sikolu....

Anda mungkin juga menyukai