Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara

Pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan. Meskipun demikian, mereka mampu berinteraksi
sosial, mengembangkan kegiatan ekonomi, menciptakan teknologi dan budaya, serta mengenal sistem
kepercayaan. Hasil analisis berbagai kemampuan manusia pada masa praaksara tersebut didasarkan pada
peninggalan berupa artefak. Artefak digunakan manusia pada masa kini untuk mengkaji kehidupan masyarakat
pada masa praaksara. Untuk mengetahui corak kehidupan pada masa praaksara berdasarkan aspek sosial
budaya, perhatikan pembahasan berikut.

1. Kehidupan Manusia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan manusia. Salah
satu ciri kehidupan manusia pada masa ini adalah tingginya ketergantungan manusia terhadap alam.
Pada masa ini manusia menghabiskan 90% waktu hidupnya untuk kegiatan berburu dan mengumpulkan
makanan. Selain berburu, manusia mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, dan menangkap ikan.
a. Kehidupan Sosial Budaya
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan kehidupan manusia purba masih sederhana.
Pada masa ini manusia purba sudah hidup secara berkelompok meskipun dalam jumlah relatif kecil
kira-kira 10–15 orang. Dengan hidup berkelompok, manusia purba memiliki rasa aman dan mampu
menghadapi bahaya serangan binatang buas. Selain itu, mereka lebih mudah mendapatkan makanan
untuk dikonsumsi. Mereka juga telah mengenal pembagian peran dan tugas dalam kelompok.
Tugas berburu binatang dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan bertugas
mengumpulkan makanan, mengurus anak, dan mengajari anaknya meramu makanan.
Sebagian besar hasil kebudayaan peninggalan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan berupa alat-alat batu yang masih sederhana. Beberapa peralatan tersebut seperti berikut.
1) Kapak perimbas memiliki permukaan meruncing pada salah satu sisinya dan kulit batu masih
melekat pada bagian pangkal. Kapak perimbas digunakan untuk merimbas kayu, memecah
tulang, dan senjata.
2) Kapak genggam berupa batu yang dibentuk menjadi
semacam kapak tetapi belum bertangkai. Peralatan ini
digunakan dengan cara digenggam. Kapak genggam
digunakan untuk mengorek umbi-umbian, memotong,
dan menguliti daging.
3) Kapak penetak memiliki bentuk mirip dengan kapak
perimbas, tetapi ukurannya lebih besar. Alat ini berfungsi
Kapak genggam
untuk membelah kayu, pohon, dan bambu. Sumber: https://web.archive.org/web/20201029
4) Alat-alat serpih atau flakes merupakan batu pecahan sisa 203146/http://idsejarah.net/2019/04/
pengertian-kapak-genggam-dan.html,
pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. diunduh 9 Februari 2021
Alat ini misalnya pisau (memotong daging dan mengupas
umbi-umbian), gurdi (membuat lubang pada kulit), dan
tombak (menusuk binatang buruan).
b. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan berkaitan
erat dengan aktivitas berburu binatang dan mengumpulkan umbi-umbian serta dedaunan untuk
dikonsumsi. Pada masa itu manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil, sering berpindah
(nomaden), dan tinggal di gua-gua karang sekitar sungai, danau, atau pantai. Biasanya mereka
tinggal lebih lama di daerah yang menyediakan cukup banyak makanan. Apabila di daerah tersebut
binatang buruan tinggal sedikit, mereka akan berpindah ke tempat lain.

2. Kehidupan Manusia pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Pada masa bercocok tanam dan beternak kemampuan berpikir manusia perkembangan. Pada
masa ini manusia sudah hidup menetap di suatu wilayah. Dalam kehidupan menetap tersebut manusia
memenuhi kebutuhan dari hasil bercocok tanam dengan menanam jenis-jenis tanaman yang semula
tumbuh liar. Dari pola kehidupan bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasai lingkungan alam.
a. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan sosial manusia pada masa bercocok tanam mengalami perkembangan pesat.
Mereka memiliki tempat tinggal tetap dengan cara membangun permukiman yang biasanya berada
di sekitar sumber air seperti tepi sungai, danau, dan pantai. Pola hidup menetap mempererat
hubungan sosial dalam kelompok. Kondisi ini menunjukkan pada hakikatnya manusia merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Pada masa bercocok tanam diperkirakan telah muncul sistem sosial masyarakat yang dipimpin
oleh seorang kepala suku. Sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati
untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat. Pemilihan kepala suku biasanya dilakukan dengan
menggunakan sistem primus interpares, yaitu orang yang utama atau paling berpengaruh di
dalam kelompok. Syarat-syarat untuk menjadi kepala suku antara lain harus memiliki kesaktian,
kewibawaan, dan jiwa keperwiraan.
Pada masa ini manusia berhasil membuat perlengkapan pertanian dan perkakas rumah tangga
yang lebih efektif dan efisien. Perlengkapan tersebut terbuat dari batu yang sudah diasah sehingga
memiliki permukaan halus dan tajam. Berikut beberapa perlengkapan yang dihasilkan pada masa
bercocok tanam dan beternak.
1) Beliung persegi menyerupai kapak berbentuk
persegi. Bagian yang tajam dari alat ini diasah miring.
Beliung persegi digunakan sebagai kapak untuk
memotong kayu dan cangkul untuk mengolah tanah.
2) Mata panah digunakan untuk keperluan berburu dan
menangkap ikan. Mata panah yang digunakan untuk
menangkap ikan biasanya terbuat dari tulang dan
dibentuk bergerigi.
3) Kapak lonjong memiliki penampang berbentuk Beliung persegi
lonjong. Bagian yang tajam diasah dari dua sisi dan Sumber: https://web.archive.org/web/202011022
34512/, https://regional.kompas.com/
diberi tangkai seperti kapak penebang kayu sekarang. read/2016/02/15/20465421/Ditemukan.
4) Gurdi dan pisau digunakan untuk memotong dan Beliung.sebelum.Ekskavasi.Manusia.
Prasejarah.Gorontalo, diunduh 9 Februari
melubangi kayu atau kulit. Alat-alat ini ditemukan di 2021
kawasan tepi danau.
5) Perhiasan terbuat dari batu kalsedon yang biasanya dibentuk menjadi gelang, kalung, dan
anting-anting.
6) Gerabah dibuat dari campuran tanah liat dan pasir. Barang-barang gerabah yang dihasilkan
antara lain berupa periuk, cawan, piring, dan pedupaan.
b. Kehidupan Ekonomi
Salah satu indikator kemajuan pada masa bercocok tanam dan beternak adalah sistem
pertanian. Sistem pertanian yang dikembangkan oleh manusia pada masa ini adalah berhuma atau
ladang berpindah. Apabila ladang yang ditanami mulai berkurang kesuburannya, mereka akan
meninggalkan dan membuka ladang baru di tempat lain.
Alat-alat yang digunakan manusia pada masa bercocok tanam masih terbuat dari batu, tulang
binatang, tanduk, dan kayu. Selain bercocok tanam, manusia pada masa ini memiara hewan ternak
seperti kuda, anjing, kerbau, sapi, kambing, dan babi. Kehidupan bercocok tanam dan beternak
disebut food producing atau menghasilkan makanan.
Pada masa bercocok tanam dan beternak, manusia mulai mengenal aktivitas perdagangan
dengan sistem barter. Sistem ini dilakukan dengan cara tukar-menukar barang. Meskipun masih
bersifat primitif, aktivitas barter dapat membantu manusia memenuhi kebutuhan sehari-hari,
terutama kebutuhan terhadap barang-barang yang tidak dihasilkan di daerahnya. Barang-barang
yang dipertukarkan tidak hanya hasil pertanian, tetapi hasil industri rumah tangga seperti gerabah,
perhiasan, ikan, dan garam. Aktivitas barter ini mendorong terbentuknya kelompok pedagang dan
pasar tradisional.
3. Kehidupan Manusia pada Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa dengan tingkat kebudayaan tertinggi pada masa praaksara.
Salah satu faktor penyebab kemajuan pada masa perundagian adalah terjadinya interaksi dengan
manusia lain di luar kelompoknya. Melalui interaksi ini terjadi proses transfer teknologi.
a. Kehidupan Sosial Budaya
Masa perundagian menandai tonggak sejarah kemunculan sistem pemerintahan sederhana.
Pada masa ini masyarakat mulai membentuk kelompok lebih besar dengan menguasai suatu wilayah.
Kelompok masyarakat tersebut dipimpin oleh seorang kepala suku terpandang yang bergelar datu
atau datuk. Ia memiliki kekuasaan mutlak di wilayahnya. Oleh karena itu, seluruh masyarakat di
wilayah tersebut harus patuh kepada kepala suku.
Pada masa perundagian masyarakat sudah mengenal sistem pembagian kerja berdasarkan
kemampuan tiap-tiap individu. Pembagian kerja tersebut disebabkan teknologi perundagian
memerlukan tenaga yang memiliki keahlian khusus. Oleh karena itu, pada masa ini golongan undagi
memiliki kedudukan terpandang dalam struktur sosial masyarakat. Mereka dapat membuat barang-
barang logam yang indah sebagai simbol status sosial. Barang-barang yang dihasilkan sebagai
berikut.
1) Nekara perunggu merupakan genderang perunggu
dengan membran satu. Alat ini berfungsi sebagai
sarana upacara seperti upacara memanggil roh
leluhur dan upacara memanggil hujan.
2) Moko merupakan nekara tipe pejeng dengan bentuk
dasarnya lonjong seperti genderang berbagai ukuran.
Alat ini berfungsi sebagai perlengkapan upacara dan
tari-tarian adat. Selain itu, moko digunakan sebagai
alat tukar dan simbol status sosial.
3) Kapak corong memiliki bentuk mirip dengan sepatu
karena bercorong. Kapak corong digunakan untuk Kapak corong
memotong kayu. Sumber: https://web.archive.org/web/20210217095618/
https://spkt.kemdikbud.go.id/kapak-corong-1,
4) Kapak perunggu bentuknya beraneka ragam seperti diunduh 3 Februari 2021
pahat dan jantung. Kapak perunggu berfungsi sebagai
alat upacara dan perkakas untuk bekerja.
5) Arca perunggu merupakan benda berbentuk manusia dan binatang.
6) Bejana perunggu berbentuk seperti kepis (wadah ikan para pemancing) dengan pola hias pilin
berganda di sisi luar.
7) Perhiasan dan manik-manik bentuknya berupa gelang tangan, gelang kaki, anting-anting,
kalung, bandul, dan cincin.
8) Senjata berwujud tombak dan pisau atau belati.
b. Kehidupan Ekonomi
Pada masa perundagian kegiatan ekonomi masyarakat sudah makin kompleks. Kegiatan
tersebut terdiri atas pertanian, peternakan, pertukangan, dan perdagangan. Kegiatan perdagangan
makin sering dilakukan meskipun masih menggunakan metode barter. Masyarakat pada masa
perundagian juga sudah mulai melakukan pertanian menetap berbasis sawah. Pertanian sawah
merupakan wujud kebudayaan pertanian yang tinggi. Selain memerlukan pengetahuan tentang
iklim, pertanian sawah membutuhkan pengelolaan tanah dan sistem irigasi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai