Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK V

BUDAYA ALAM MINANGKABAU


TENTANG
MATA PENCAHARIAN DI DAERAH ASAL,RANTAU DAN RUMAH ADAT DI
MINANGKABAU

Oleh:

Aseb Yumiati : 1986206016


Salma Antasya : 1986206031
Sagita Melta

Dosen Pengampu :
Deri Wan Minto, M.Pd

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA SUMATERA BARAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah swt, karena berkat ridho
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mata Pencaharian
Di Daerah Asal,Rantau Dan Rumah Adat Di Minangkabau”, untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Budaya Alam Minangkabau .

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Padang, 26 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................4


B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. Pengertian mata pencaharian...................................................................................5


B. Jenis-jenis mata pencaharian...................................................................................5
C. Masalah dalam mencari mata pencaharian..............................................................9
D. Mata pencaharian di rantau......................................................................................9
E. Rumah dan rumah adat minangkabau......................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15
Daftar Pustaka................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti etnografi selalu tertarik dengan mata pencaharian suatu suku bangsa,karena
suatu mata pencaharian berhubungan erat dengan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Mata pencaharian suku bangsa yang masih tradisional umumnya
berupaberburu dan meramu, berladang , berternak , menangkap ikan , bertani menetap
(pertaniantadah hujan maupun yang sudah menggunakan irigasi). Selain memperhatikan
sitem produksi,antropologi juga memperhatikan distribusi modal, tenaga kerja dan
distribusi produksi.Penelitian antropologi pada sector industry dan perdagangan terbatas
kepada aspek kehidupan masyarakatnya, bukan pada aktivitas eknominya. Agar kehidupan
masyarakat tetap aman dantertib, maka perlu diorganisir dan diatur sedemikian rupa
sehingga kesatuan dan peratuan tetapterpelihara. Aturan tersebuh dapat berupa aturan
dalam keluarga , aturan tentang kekerabatan,pemerintahan dan adat istiadat lainnya yang
mengatur hubungan antar sesame anggotamasyarakat. Dalam menguraikan suku bangsa,
para antropolog tertarik pada organisasi dansusunan masyarakat, pembagian kerja ,
berbagai bentuk kerjasama (gotong royong), hubungandan sikap antaranggota masyarakat
terutama yang muda ke yang lebih tua, antara rakyatdengan pemimpinnya, atau sebaliknya
, sanksi social ,system kekuasaan , lapisan-lapisan dansebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud mata pencaharian?
2. Apakah Jenis-jenis mata pencaharian ?
3. Apa sajakah masalah dalam mencari mata pencaharian?
4. Mata pencaharian di rantau
5. Rumah dan rumah adat minangkabau

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mata pencaharian
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mata pencaharian
3. Untuk mengetahui masalah apasaja yang ada dalam mencari mata pencaharian
4. Untuk mengetahui mata pencaharian di rantau
5. Untuk mengetahui rumah dan adat minangkabau
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan
memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada ligkungan fisik , sosial dan budaya
yang terwujud sebagai kegiatanproduksi , distribusi dan konsumsi. atau, pekerjaan yang
menjadi pokok penghidupan (sumbuatau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang di
kerjakan untuk biaya sehari-hari, misalnya pencaharian penduduk desa itu bertani.Untuk
menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharianutama, sehingga
terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan
dengan suku bangsa lainnya, seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar idberbagai
pelosok tanah air banyak berusaha di dalam bidang perdagangan. Suku bangsa bugisdan
Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran nasional. Begitu pula suku-suku
bangsalainnya yang khas dalam bidang pertanian atau bergerak dalam bidang industri.

B. Jenis-Jenis Mata Pencaharian


1. Mata Pencaharian Penduduk di Bidang Pertanian
a) Berburu dan meramu
Perburuan atau berburu adalah praktek mengejar, menangkap, atau membunuh
hewanliar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau memanfaatkan hasil
produknya (seperti kulit, susu, gading dan lain-lain). Berburu dan meramu
merupakan suatu mata pencaharian manusiayang paling tua, tetapi masa sekarang
sebagian besar manusia beralih ke mata pencaharianlain. Suku-suku bangsa yang
berburu dan meramu hanya tinggal sedikit, namun para ahliantropologi masih tetap
perhatian terhadap suatu bentuk mata pencaharian tersebut, untukdapat menganalisa
azas masyarakat dan kebudayaan manusia secara historikal. Dalam hal inipara ahli
antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti hak rakyat
danmilik atas wilayah berburu, sumber-sumber air, perangkap-perangkap, alat
transportasi, dan lain-lain.
b) Beternak
Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal pentin
mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara-negara berternak
merupakansuatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu mempunyai hukum yang
tegas mengenaiperlakuan terhadap binatang ternak.Sistem peternakan diperkirakan
telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasianjing, kambing, dan
domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika
manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini
pula,domba dan kambing yang semula hanya diambil dagingnya mulai dimanfaatkan
susu dan wool nya. Setelah itu manusia ajuga memelihara sapi dan kerbau untuk
diambil kulit dan susunyaserta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.
Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain. Beternak
secara tradisional sebagai suatu mata pencaharian pokok yang dikerjakan
dengancara besar-besaran. Sepanjang sejarah, suku-suku bangsa peternak
menunjukan sifat-sifatagresif. Hal ini karena mereka secara terus menerus harus
menjaga keamanan binatang ternak mereka terhadap serangan atau pencurian.
Bangsa-bangsa peternak biasanya hidup mengembara sepanjang musim semi dan
musim panas. Dalam hal mempelajari masyarakatpeternak, ilmu antropologi juga
menaruh perhatian terhadap masalah-masalah seperti tanah peternakan dan modal,
tenaga kerja, produksi dan teknologi produksi, dan lain-lain.
c) Bercocok tanam diladang
 Bercocok tanam disini dimaksudkan bercocok tanam diladang, merupakan suatu
bentuk matapencaharian manusia yang lambat laun akan hilang karena diganti
dengan bercocok tanammenetap.
 Para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal,
susunankelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam berladang,
teknologi dan cara-caraproduksi, masalah pembagian, distribusi dan penjualan
hasil-hasil ladang.
Bercocok tanam masuk kedalam unsur sistem mata pencaharian hidup karena
bercocok tanamdilakukan untuk mencari atau memenuhi kebutuhan pangan dan
dalam perkembangannya tidakhanya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka
sendiri saja tapi untuk memenuhikebutuhan hidup mereka guna melangsungkan
hidup. Selain itu bercocok tanam jugamerupakan suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dansejenisnya sehingga merupakan
wujud ideal kebudayaan dan sebagai suatu kompleks aktivitasserta kelakuan
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Kepandaian dalam bercocok tanam merupakan suatu peristiwa yang hebat dalam
prosesperkembangan kebudayaan manusia sehingga peristiwa itu disebutnya suatu
revolusikebudayaan. Bercocok tanam tidak terjadi begitu saja tapi muncul dengan
cara berangsur-angsur diberbagai tempat didunia. Hidup bercocok tanam dalam
perkembangan kebudayaanmanusia timbul sesudah masa berburu, usaha bercocok
tanam yang pertama mungkin dimulaidengan aktivitas mempertahankan tumbuhan-
tumbuhan ditempat-tempat tertentu dariserangan binatang serangga atau burung dan
juga membersihkan tumbuh-tumbuhanuntuk makanan atau terhadap rumput-
rumputan yang merusak.
d) Menangkap ikan
Manusia zaman purba yang kebetulan hidup didekat sungai, danau, atau laut,
telahmemanfaatkan sumber daya alam yang penting itu untuk keperluan hidupnya.
Dalammempelajari suatu masyarakat yang berdasarkan mata pencaharian mencari
ikan. Para ahliantropologi menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti, sumber
alam, dan modal, tenagakerja, teknologi produksi dan konsumsi distribusi dan
pemasaran.
Sumber alam dan modal, menyangkut hal-hal seperti hak terhadap daerah-daerah
tertentudalam sungai, danau atau pantai dan juga soal yang menyangkut misalnya
hak atas tempat berlabuh perahu dll. Hal yang terpenting dalam soal modal adalah
hak milik atas alat-alatmenangkap ikan, jerat, jala, dsb, dan sudah tentu hak milik
perahu dan alat-alat berlayar.
e) Bercocok tanam menetap dengan irigasi
Bercocok tanam menetap dengan irigasi pertama-tama timbul dibeberapa daerah
didunia yangterletak didaerah perairan sungai-sungai besar karena sangat subur
tanahnya. Banyak sukubangsa yang melakukan bercocok tanam di ladang. Sekarang
juga mulai berubah menjadipetani menetap. Perubahan ini karena penduduk
mencapai kepadatan yang tinggi. Hal ini dapatdimengerti karena bercocok tanam
diladang sangat banyak memerlukan tanah bagi tiap-tiapkeluarga.
2. Mata Pencaharian Penduduk di Bidang Non Pertanian
Adapun bidang non pertanian meliputi perdagangan , pertambangan,
perindustrian,pariwisata, dan jasa.
a) Perdagangan
perdagangan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan menjual dan
membeli baranguntuk memperoleh keuntungan. Perdagangan dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
 Perdaganganbesar
 perdagangan sedang/ menengah
 perdagangan kecil.
b) Pertambangan
Pertambangan adalah usaha mengambil mineral mineral yang bermanfaat yang ada
di dalambumi untuk kesejahteraan manusia. Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan
yang dilakukanuntuk mengetahui letak mineral dalam lapisan bumi, mengetahui
jumlah dan mutu suatuminerak, serta memperkirakan persyaratan dalam
mengambilnya. Eksploitasi adalah kegiatanpenambangan bahan galian dari
tempatnya dan usaha pengolahannya.Barang barang tambang dikelompokan menjadi
lima, yaitu :
 Bahan tambang energi migas, yaitu minyak dan gas bumib.
 Bahan tambang energi non migas, seperti batu bara dan gambut
 Bahan tambang mineral logam, seperti timah putih,bauksit, nikel, tembaga, besi,
dll.d. Batuan , seperti intan, batu gamping, kaolin, pasir kuansa, marmer,
lempung, dansebagainya.
c) Perindustrian
Industri adalah usaha pengelolaan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi menggunakan sarana dan peralatan. Berdasarkan besar modal, peralatan
yang digunakan,dan jumlah tenaganya, indusri dapat digolongkan kedalam 4
macam, yaitu : indusri rumahtangga, industri kecil, industri sedang, dan industri
besar.
d) Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaanobjek dam daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang
tersebut. Manfaatpariwisata bagi pemerintah, rakyat, dan kepentingan pelestarian
lingkungan :
 Pariwisata menambah pemasukan devisa negara dan kesejahteraan rakyat.
 Semakin terbuka lapangan kerja, khususnya bidang pelayanan.
 Semakin dikenal kebudayaan Indonesiad. Ikut melestarikan keseimbangan
lingkungan hidup.
 Terpeliharanya kelestarian lingkungan budaya.
e) Jasa
Jasa adalah suatau perbuatan, keinginan, atau usaha yang dilakukan dengan baik
sehinggaberguna bagi orang lain. Contoh : bidang transportasi, pendidikan,
kesehatan,keamanan,pengiriman barang, perawatan kecantikan, penitipan barang
umum.Transportasi adalah proses penganglutan orang atau barang dari satu tempat
ke tempat lain.Komunikasi adalah proses menghubungkan atau menyampaikan
berita. Jenis jenis kegiatansektor transportasi dan komunikasi yang ada di Indonesia
adalah : perhubungan darat,perhubungan air, perhubungan udara, telekomunikasi

C. Masalah Dalam Mata Pencaharian


Dalam mencari mata pencaharian berbagai jenis masalah yang perlu di hadapi dalamhal
ini , masalah dapat di bagi dalam dua kategori , yaitu : masalah individu dan
masalahkelompok. Dalam masalah individu mencari mata pencaharian, karena factor
individu tersebutyang kurang memahami perubahan zaman atau kurangnya ilmu
pengetahuan tentang tehnologi, dan kurang siap dalam perubahan zaman , factor individu
yang kurang terampil sehinggaindividu tersebut kurang bisa di terima dalam lapangan
pekerjaan. Dan masalah kelompokdalam mencari mata pencaharian, seperti suatu
kelompok tidak menerima kelompok ras kulithitam untuk masuk dalam perusahaannya
dan mengucilkan kelompok tersebut sehingga terjadidiistergrasi social. Faktor ekonomi
juga membuat masyarakat kurang memiliki ketrampilankarena masyarakat yang memiliki
ekonomi rendah akan tidak mementingkan pendidikan olehkarena itu banyak masyarakat
yang bodoh karena tidak tersentuh pendidikan.

D. Mata pencariana di rantau


Berdasarkan kajian kemasyarakatan, merantau dapat diartikan dengan orang yang
meninggalkan teritorial asal dan menempati teritorial baru. Dirantau mereka mencari mata
pencaharian baru untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Didaerah rantau pun para
perantau akan dihadapkan pada sistem sosial kemasyarakatan baru yang sedikit banyaknya
akan berbeda dengan daerah asalnya. Yang hal ini akan mempengaruhi pula pada sistem
dan struktur keluarga yang dibentuknya di perantauan.
Di daerah rantau, si perantau pastinya akan berdampingan, berinteraksi, berakulturasi
dengan etnis, suku lain. Dalam tatanan pemikiran normal, semakin lama sebuah keluarga
dan generasi hidup di perantauan, maka akan makin jauh mereka tercabut dari akar
budayanya. Masyarakat Minangkabau yang diakui sebagai masyarakat perantau juga
mengalami hal tersebut. Namun tetap saja akan ada nilai-nilai, norma kedaerahan mereka
akan ada dan terus terpatri.
Disaat kita ingin mengetahui tentang sejarah budaya merantau masyarakat minang,
tidak sasih kalau kita tidak melihat tulisan dari Mochtar Naim “Merantau Pola Migrasi
Suku Minangkabau” . Namun ada beberapa hal baru yang patut di tambahkan untuk
mengetahui budaya merantau minang dalam tahun-tahun terakhir (1990-an-2000-an).
Karena dalam kajian Muchtar Naim, pola merantau orang minang ikut dipengaruhi oleh
trauma politik yang dialami masyarakat minang setelah munculnya perjuangan meminta
keadilan oleh masyarakat luar Jawa yang disebut dengan gerakan PRRI (Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia) 1958, yang di cap sebagai pemberontak oleh
pemerintah pusat sehingga harus di habiskan “ harus di habiskan sampai ke akar-akarnya”.
Dengan mengerahkan 2.110 tentara dari pusat (jakarta) A.H Nasution “Menyelesaikan”
masalah PRRI dengan berbagi jalan. Hal ini menekan perasaan, hargadiri dan
kemerdekaan orang Minang. Sehingga ini menjadi sebuah monetum penting dalam
perjalanan sejarah perjalanan hidup orang minang sehingga banyak yang memilih
merantau.
Untuk mempertegas eksistensi budaya merantau orang minang dewasa ini sebenarnya
ada beberapa point lagi yang dapat di tambahkan sebagai hal yang mempengaruhi
kepergianny ke negeri rantau, yaitu:
1. Melanjutkan budaya merantau.
Merantau yang telah berkembang dari generasi ke generasi menyebabkan munculnya
berbagai cerita, kisah tentang keberhasilan dan mapanan ekonomi para perantau,
menyebabkan generasi muda ikut dipengaruhi secara emosi. Mereka pun ingin
mencapai cerita-cerita kesiksesan itu dengan pergi merantau.
Sang mamak, kakak, saudara, teman, yang telah merintis usaha dirantau pun
memberikan peluang bagi kemponakan, adik untuk bisa membantu, dan
mengembangkan usaha dirantau, sehingga si keponakan, adik akhirnya di bawa
kenegeri orang.
2. Pengaruh Pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri, daerah Sumatera barat merupakan daerah yang menghasilkan
beribu sarjana di berbagai bidang keahlian ditiap tahunnya. Mereka dituntut untuk
mampu memperlihatkan kemampuan, kompetensi dan daya saing yang tinggi agar bisa
mempraktekan ilmunya di dunia usaha yang sangat terbatas di Sumatera Barat.
Sementara itu di daerah rantau, tenaga, ilmu mereka banyak dibutuhkan dan dicari. Hal
ini menyebabkan sarjana tamatan Sumatera Barat memilih keluar dari daerah ini, agar
peluang kerja yang mereka ingin kan dapat terbuka lebih luas.
Masyarakat Minangkabau sejara kajian historis dan kebudayaan memang masyarakat
yang relatif mementingkan pendidikan, mereka tidak hanya menuntut ilmu di Sumatera
Barat. Banyak juga diantaranya yang keluar daerah ini untuk menuntut ilmu. Baik
didalam maupun diluar negeri. Pengaruh dari pendidikan diluar daerah, akan membuat
mereka makin terbuka dengan dunia luar, persahabatan, relasi, dan peluang kerja di luar
daerah pun merka dapatkan sehingga sebagian besar mereka yang telah selesai
memperoleh pendidikan di luar Sumatera Barat pun, mencari pekerjaan diluar teritorial
Minangkabau.
3. Makin sempitnya peluang usaha di daerah asal.
Sumatera Barat dalam segi peluang dunia usaha sudah makin sempit dan terbatas, “dak
ado galeh yang dak dijua urang di Sumabar lai” sehingga untuk mengembangkan
bidang usaha yang diharapkan bisa dapat berkembang dengan maksimal, banyak orang
yang memilih daerah lain.
Dari segi pendapatan daerah, yang relatif terbatas juga mempengaruhi keuntungan
dunia usaha di Ranah Minang. Ibarat kan berjualan kain, kalau menjual baju yang sama
kualitas dan mereknya di Bukittinggi mendapatkan untung dari penjualannya Rp.
10.000,- tapi kalau dijual di luar (Riau, Jambi,dll) bisa mendapat untung Rp. 25.000,-.
Ini juga mempengaruhi para pedagang untuk keluar dari Sumbar.

E. Rumah dan rumah adat di minangkabau


Rumah Gadang merupakan salah satu rumah adat yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah tradisional adat Minangkabau. Minangkabau
merupakan salah satu kelompok etnis yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Rumah
Gadang utama biasanya dibangun di atas tanah yang cukup luas dan milik keluarag induk
secara turun temurun.
Tidak jauh dari kompleks rumah Gadang, biasanya didirikan surau keluarga yang
berfungsi sebagai tempat berkumpul pada pemuda atau sebagai tempat untuk
menyelanggarakan segala bentuk kegiatan sosial dan keagamaan. Dikutip dari buku Cerita
Rakyat dari Sumatera Barat 3 (2001) Navis A.A, Rumah Gadang juga disebut dengan
nama lain oleh masyarakat Sumatera Barat adalah Rumah Bagonjong atau juga menyebut
dengan nama Rumah Baanjung.
Sehingga antara ujung gonjong rumah Gadang yang satu dengan gonjong rumah Gadang
yang lain dekat sekali, seakan bergesekan.
1. Arsitek rumah Gadang
Bentuk arsitek bangunan rumah Gadang berupa bangunan balok segi empat, yang
mengembang ke atas dan mengecil ke bawah. Garis melintang dari bangunan rumah
Gadang melengkung tajam di sebelah dua tepinya, menyerupai tanduk kerbau. Bentuk
yang menyerupai tanduk tersebut sebagai simbol kemenangan. Bentuk atap
melengkung dan runcing ke atas yang disebut gonjong.
Karena atapnya berbentuk gonjong, maka rumah Gadang juga dikenal dengan sebuat
rumah bagonjong. Biasanya atap rumah Gadang dibuat dari ijuk yang dapat bertahan
hingga puluhan tahun.
2. Fungsi rumah Gadang
Rumah Gadang yang dibangun memiliki beberapa ketentuan atau fungsi yang bisa
digunakan.
Berikut fungsi-fungsi rumah Gadang:
a) Sebagai monumen Minangkabau Rumah Gadang sebagai bukti hasil kebudayaan
sebuah suku yang sangat tinggi.
Rumah Gadang sebagai bukti hasil kebudayaan sebuah suku yang sangat tinggi.
Fungsi monumen bisa digambarkan dengan ungkapan Minang, "Rumah Gadang
sembilan ruang, salanda kudo balari, sapakiak budak maimbau, Sajariah kubin
malayang. Gonjongnya rabuang mambasuik, Antiang-antiangnyo disemba alang,
Parabuangnyo si ula gerang, Batatah timah-timah puriah, Barasuak tareh limpato,
Cucurannyo alang babega, Saga tasusun bak bada mudiak. Parannyo si bianglalo,
batatah aie ameh, salo manyalo aie perak. Jariaunyo puyuah balari, indah sungguah
dipandang mato, tagamba dalam sanubari,".
b) Sebagai lembaga adat dan lambang suatu kaum, lambang kehidupan dan kerukunan
suatu kaum Fungsi rumah sebagai lembaga adat dan lambang suatu kaum, lambang
kehidupan dan kerukunan suatu kaum meliputi sebagai berikuta:
 Tempat tinggal sebuah keluarga besar dengan beberapa keluarga inti
 Tempat bermusyarawarah atau bermufakat bagi kaum atau keluarga
 Tempat melaksanakan upacara, seperti upacara penobatan penghulu, atau upacara
perkawinan
 Tempat merawat anggota keluarga.
3. Bagian-bagian rumah Gadang
Bangunan rumah Gadang terdiri atas lanjar (ruangan dari depan ke belakang) dan ruang
(berjajar dari kiri ke kanan). Lanjar tapi merupakan lanjar kehormatan tempat laki-laki
diadakan upacara adat dan perjamuan. Ruang tengah merupakan tempat makan
keluarga. Anjuang (ruangan yang ditinggikan di sebelah ujung), tempat kehormatan
bagi penghulu waktu upacara adat. Juga sebagai tempat penyimpanan benda pusaka dan
barang berharga milik kaum. Ruang dapur terpisah di bagian belakang.
4. Bahan pembuatan rumah Gadang
Rumah Gadang merupakan rumah milik bersama sebuah kaum (keluarga besar). Dalam
pembangunan rumah di atas tanah kaum dilakukan secara gotong royong. Dikutip dari
buku Ornamen Minangkabau: Dalam Perspektif Ikonografi (2017) karya Ahmad
Bahrudin, tapi yang bertanggung jawab dalam proses pembangunannya adalah tukang
kayu. Tukang yang dikatakan sebagai tukang ahli adalah tukang yang dapat
memanfaatkan setiap bahan yang tersedia menurut kondisi atau biasanya disebut indak
tukang mambuang kayu (tidak tukang membuang kayu). Karena setiap kayu ada
manfaatnya dan dapat digunakan secara tepat jika tukangnya adalah tukang ahli.
Berikut bahan-bahan dalam membuat rumah Gadang:
a) Kayu
Kayu merupakan unsur terpenting dalam membangun rumah Gadang, khususnya
untuk tonggak tuo.
Tonggak tuo merupakan penentu kokoh tidaknya rumah Gadang, maka kayu yang
digunakan adalah kayu pilihan yang penggadaannya selalu didasarkan pada adat
istiadat masyarakat.
b) Ijuk
Ijuk digunakan untuk membuat atap rumah.
c) Jerami
Selain ijuk , jerami juga digunakan untuk membuat atap rumah.
d) Bambu
Bambu digunakan untuk membuat dinding pada bagian belakang rumah.
e) Papan
Papan merupakan kayu yang dibelah tipis sekitar 3-5 centimeter (cm) dan digunakan
untuk membuat dinding.
f) Pemilihan tempat
Rumah Gadang dimiliki bersama suatu kaum, maka tanah yang digunakan adalah
tanah kaum lokasi di mana tanah kaum berada. Menentukan arsitektur bangunan
yang boleh dibangun, seperti rumah Gadang bergonjong empat atau lebih hanya
boleh didirikan pada perkampungan yang berstatus Nagari atau koto, untuk ukuran
dusun hanya boleh bergonjang dua dan di teratak tidak boleh didirikan rumah
bergonjong. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam kehidupan sehari-hari, suatu masyarakat terdapat berbagai macamkebudayaan
termasuk mata pencaharian mereka dan berbagai jenis cara memotivasi kerja ,sehingga
harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masyarakat itu sendiri , agar merekabias
bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara perlahan sehingga mereka
bisamenjadikan suatu kebiasaan atau pola dalam menjalani hidup mereka . Dengan
demikian suatumata pencaharian dan motivasi kerja ada dalam masyarakat akibat dari
keaadan social dangeografi masyarakat secara umum.
B. Saran
Sebaiknya di dalam zaman yang penuh dengan tehnologi ini , sebagai masyarakat
kitaharus cerdas dalam melakukan kegiatan apapun , di dalam mencari mata pencaharian
jugacarilah mata pencaharian yang baik dan benar yang tidak melanggar hukum.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/312174/sistem-mata-pencarianBuku Strategi dan Perubahan
Sosial
https://idtesis.com/pengertian-motivasi-kerja-menurut-para-ahli/Wikipedia
https://arifakbarmuhamad.wordpress.com/2011/08/01/unsur-unsur-dan-tipe-motivasi

Anda mungkin juga menyukai