2017/2018
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUDAYAAN SUKU
BADUY”, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Produktif.
Makalah disusun berdasarkan hasil observasi yang diharapkan berguna untuk
mengembangkan kreatif, daya pikir dan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan.
Segala petunjuk, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang penulis terima dalam
menyusun maklah ini sangatlah besar artinya. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latara Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Suku Baduy.................................................................................................... 3
1.3 Pembagian Kelompok.................................................................................... 3
1.3.1 Kelompok tangtu (baduy dalam)............................................................... 3
1.3.2 Kelompok Masyarakat panamping (baduy luar)....................................... 4
1.3.3 Kelompok Baduy Dangka ........................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mata Penceharian.................................................................................... 5
2.2 Hukum di dalam Masyarakat Baduy..................................................... 5
2.3 Segi Berpakaian...................................................................................... 7
2.4 Bahasa..................................................................................................... 8
2.5 Kepercayaan............................................................................................ 9
2.6 Tarian...................................................................................................... 10
2.7 Pernikahan.............................................................................................. 11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mata Penceharian
Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan menjual buah-buahan yang
mereka dapatkan dari hutan. Selain itu Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa,
masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali
dengan mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten.
Dari hal tersebut terciptanya interaksi yang erat antara masyarakat Baduy dan penduduk
luar. Ketika pekerjaan mereka diladang tidak mencukupi, orang Baduy biasanya berkelana ke
kota besar sekitar wilayah mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat dengan
jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk mejual madu dan kerajinan tangan mereka
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Perdagangan yang semula hanya dilakukan dengan barter
kini sudah menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya dan buah-
buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi
sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya,
Cibengkung, dan Ciboleger.
Hasil pertanian mereka berupa beras bisanya mereka simpan di lumbung padinya yang ada di
setiap desa. Selain beras meraka juga memabuat kerajinan tangan seperti tas koja yang
bahannya terbuat dari kulit kayu yang di anyam. Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan
tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma dan
berkebun, mengolah gula aren dan tenun. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan
tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam
keranji, serta madu hutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang Baduy Dalam tidak mau di masuki budaya dari luar sedangkan Baduy Dalam
sudah mau mengikuti budaya dari luar meskipun sedikit.
Orang Baduy tidak mengenal poligami dan perceraian. Mereka hanya diperbolehkan
untuk menikah kembali jika salah satu dari mereka telah meninggal.
Di dalam proses pernikahan suku baduy pasangan yang akan menikah selalu dijodohkan
dan tidak ada yang namanya pacaran. Orang tua laki-laki akan bersilaturahmi kepada orang tua
perempuan dan memperkenalkan kedua anak mereka masing-masing.